13 Juknis Hibah Uang Autentifikasi
13 Juknis Hibah Uang Autentifikasi
08-030101
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
PT : REN-06
PETUNJUK TEKNIS
tentang
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ………………………………………………………………...... 3
2. Maksud dan Tujuan ……………………………………….................. 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ………………………………........... 4
4. Dasar ………………………………………………………………….... 4
5. Pengertian ………………..……………………………………............ 5
6. Umum …………………………………………………......................... 5
7. Tujuan dan Sasaran ……………………………………….................. 5
8. Sifat ……………………………….……………………………............. 5
9. Peranan ………………………………………..……………………….. 5
10. Organisasi…………………..…………………………………….......... 6
11. Tugas dan Tanggung Jawab............................…………………...... 8
12. Syarat Personel .............................................................................. 12
13. Teknis ………………………………………………………………....... 12
14. Sarana dan Prasarana ……………………………………….............. 18
15. Faktor-Faktor yang Memengaruhi ………………………………...... 18
BAB VI PENUTUP
24. Keberhasilan…………………………………………………………... 49
25. Penyempurnaan……………………………………………………..... 49
i
LAMPIRAN A PENGERTIAN……………………………………………………….............. 50
LAMPIRAN B SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS TENTANG
PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG DILINGKUNGAN
TNI AD ..................................................................................................... 54
LAMPIRAN C SKEMA ALIRAN PENGESAHAN PENERIMAAN HIBAH LANGSUNG
UANG ....................................................................................................... 55
LAMPIRAN D FORMAT KAJIAN PENERIMAAN HIBAH UANG ................................... 56
LAMPIRAN E FORMAT SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH
LANGSUNG (SPTMHL) ........................................................................... 61
LAMPIRAN F FORMAT SURAT PERMOHONAN NOMOR REGISTER HIBAH ............ 63
LAMPIRAN G FORMAT RINGKASAN HIBAH ............................................................... 65
LAMPIRAN H FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING .............................................................................................. 69
LAMPIRAN I FORMAT LAPORAN PENERIMAAN DAN PENATAUSAHAAN HIBAH
UANG ....................................................................................................... 71
ii
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
tentang
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 1 Oktober 2018
a.n. Kepala Staf Angkatan Darat
Dankodiklat,
tertanda
Distribusi: AM. Putranto, S.Sos
Letnan Jenderal TNI
A dan B Angkatan Darat
Autentikasi
Tembusan: Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat,
1.
1. Kasum TNI
2. Irjen TNI
3. Dirjen Renhan Kemhan RI Erry Herman, M.P.A.
4. Asrenum Panglima TNI Brigadir Jenderal
5. Kapusjarah TNI
2
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018
PETUNJUK TEKNIS
tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:
1) Bab I Pendahuluan.
6) Bab VI Penutup.
BAB II
KETENTUAN UMUM
8. Sifat.
9. Peranan. Petunjuk teknis ini berperan sebagai pedoman bagi seluruh Satuan di
lingkungan TNI AD (kecuali Satker Badan Layanan Umum/BLU) dalam melaksanakan
pengelolaan penerimaan hibah uang.
6
10. Organisasi.
PENANGGUNG JAWAB
Keterangan:
: Garis Komando
b. Susunan Organisasi.
1) Tingkat Pusat.
d) Tim Pengkaji :
e) Tim Penerima :
2) Tingkat Kotama/Balakpus.
d) Tim Pengkaji :
e) Tim Penerima :
3) Tingkat Satker.
d) Tim Pengkaji :
e) Tim Penerima :
a. Tingkat Pusat.
1) Penanggung jawab:
2) Pengendali:
4) Tim Pengkaji:
5) Tim Penerima:
b. Tingkat Kotama/Balakpus.
1) Penanggung jawab:
2) Pengendali:
4) Tim Pengkaji:
5) Tim Penerima:
c. Tingkat Satker.
1) Penanggung jawab:
2) Tim Pengkaji:
3) Tim Penerima:
12. Syarat Personel. Agar tercapai pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan
TNI AD yang tertib, transparan dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku, maka
personel yang dilibatkan memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
13. Teknis. Pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD secara teknis
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
2) tidak disertai ikatan politik, serta tidak memiliki muatan yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan negara; dan
b. Klasifikasi Hibah.
b) Hibah Langsung.
c) Pemerintah Daerah;
f) perorangan.
14
c. Bentuk Hibah Uang yang Diterima TNI AD. Bentuk hibah uang yang
diterima TNI AD adalah hibah langsung berbentuk uang untuk kegiatan.
3) hibah dapat diperoleh secara langsung dari pihak pemberi hibah dalam
bentuk uang dan barang/jasa; dan
h. Tataran Kewenangan:
a) Kasad:
c) Dan/Ka Satker:
1) Dokumen Induk.
l) Memo Persetujuan.
j. Sanksi.
14. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan pengelolaan penerimaan hibah langsung uang untuk kegiatan,
antara lain:
a. Sarana:
b. Prasarana:
1) ruang rapat;
3) ruang distribusi.
a. Faktor Internal:
b. Faktor Eksternal:
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
16. Umum. Pengelolaan penerimaan hibah langsung uang untuk kegiatan di lingkungan
TNI AD perlu dikelola dan ditatausahakan oleh Satker penerima hibah dengan tertib,
transparan, dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku.
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Kotama/Balakpus:
c) Tingkat Satker:
(b) surat-menyurat;
a) Tingkat Pusat:
b) Tingkat Kotama/Balakpus:
c) Tingkat Satker:
1) Perjanjian Hibah.
i akun;
iii. eselon I;
d. Pengakhiran.
BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Pengamanan Personel:
1) Perencanaan:
2) Persiapan:
3) Pelaksanaan:
4) Pengakhiran:
b. Pengamanan Materiil:
1) Perencanaan:
2) Persiapan:
3) Pelaksanaan:
4) Pengakhiran:
c. Pengamanan Berita:
1) Perencanaan:
2) Persiapan:
3) Pelaksanaan:
4) Pengakhiran:
d. Pengamanan Kegiatan:
1) Perencanaan:
2) Persiapan:
3) Pelaksanaan:
4) Pengakhiran:
a. Perencanaan:
b. Persiapan:
c. Pelaksanaan:
d. Pengakhiran:
BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
22. Pengawasan.
a. Perencanaan.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
b. Persiapan.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
c. Pelaksanaan.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
d. Pengakhiran.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
23. Pengendalian.
a. Perencanaan.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
b. Persiapan.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
c. Pelaksanaan.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
d. Pengakhiran.
1) Tingkat Pusat:
2) Tingkat Kotama/Balakpus:
3) Tingkat Satker:
BAB VI
PENUTUP
24. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk Teknis
tentang hibah uang di lingkungan TNI AD oleh seluruh pihak terkait akan sangat
berpengaruh terhadap terwujudnya pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah
uang yang tertib, transparan dan akuntabel di lingkungan TNI AD.
25. Penyempurnaan. Hal-hal yang dianggap perlu dan berkaitan dengan adanya
kebutuhan untuk penyempurnaan petunjuk teknis ini agar disarankan kepada Kasad melalui
Dankodiklatad sesuai dengan mekanisme umpan balik.
tertanda
PENGERTIAN
3. Bendahara Umum Negara (BUN). BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk
melaksanakan Fungsi BUN (dhi Menteri Keuangan)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). CaLK adalah salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan
Arus Kas (LAK) dalam rangka pengungkapan yang memadai.
8. Hibah. Hibah adalah setiap penerimaan atau pemberian uang tunai, uang untuk
membiayai kegiatan, barang/jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah
yang tidak perlu dibayar kembali.
9. Hibah Langsung. Hibah langsung adalah hibah yang dilaksanakan tidak melalui
mekanisme perencanaan dan/atau dibelanjakan secara langsung tanpa melalui pencairan
dana dari KPPN namun tetap diregistrasikan dan ditatausahakan.
51
10. Hibah Terencana. Hibah terencana adalah hibah yang dilaksanakan melalui
mekanisme perencanaan.
11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa BUN
Daerah yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kemkeu.
12. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPB). Kanwil DJPB
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Perbendaharaan Kemkeu.
13. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran Kemhan dan TNI.
15. Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN). Kuasa BUN adalah pejabat yang
diangkat oleh BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
APBN dalam wilayah kerja yang ditetapkan.
16. Kuasa BUN di Daerah. Kuasa BUN di Daerah adalah Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.
17. Kuasa BUN Pusat. Kuasa BUN Pusat adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan.
18. Naskah Perjanjian Hibah (NPH). NPH adalah kesepakatan tertulis mengenai hibah
antara TNI AD dengan pemberi/penerima hibah yang dituangkan dalam dokumen perjanjian
pemberian hibah atau dokumen lain yang dipersamakan.
20. Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang. Pengelolaan penerimaan hibah uang adalah
segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan hibah langsung dalam bentuk uang meliputi antara lain
pengadministrasian, penatausahaan, pengesahan, dan pelaporan.
21. Pendapatan Hibah. Pendapatan hibah adalah hibah yang diterima oleh TNI AD dalam
bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang
tidak perlu dibayar kembali, yang atas pendapatan hibah tersebut, TNI AD mendapat manfaat
secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas TNI AD.
22. Pendapatan Hibah Langsung. Pendapatan hibah langsung adalah hibah yang
diterima langsung oleh TNI AD yang pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, sehingga pengesahannya harus dilakukan oleh
Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.
Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara Lembaga untuk pengelolaan hibah langsung dalam
bentuk uang.
24. Rekening Penyaluran Dana Hibah. Rekening Penyaluran Dana Hibah adalah
Rekening Lainnya dalam bentuk giro pemerintah yang digunakan untuk menyalurkan dana
hibah yang berasal dari Rekening Penampungan Dana Hibah Langsung.
25. Rekonsiliasi. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang
diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber
yang sama.
27. Satuan Kerja (Satker). Satuan Kerja adalah Unit satuan pengelolaan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan untuk mengelola keuangan
dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada Kemhan dan TNI.
28. Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL). SPHL adalah surat yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa BUN Daerah untuk mengesahkan pendapatan hibah yang
pencairannya tidak melalui Kuasa BUN dan/atau belanja yang bersumber dari hibah yang
pencairannya tidak melalui Kuasa BUN.
29. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL). SP2HL adalah surat yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pendapatan hibah yang pencairannya tidak melalui
Kuasa BUN dan/atau belanja yang bersumber dari hibah yang pencairannya tidak melalui
Kuasa BUN.
32. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL). SPTMHL adalah
surat pernyataan tanggung jawab penuh atas pendapatan hibah yang pencairannya tidak
melalui Kuasa BUN.
33. Surat Perintah Tanggungjawab Mutlak (SPTJM). SPTJM adalah Pernyataan yang
diterbitkan/dibuat oleh Kuasa PA yang memuat jaminan atau pernyataan bahwa seluruh
pengeluaran telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan
kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.
53
34. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA). UAKPA adalah unit terkecil
penyusun Laporan Keuangan, biasanya merupakan satuan kerja yang dikepalai oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).
35. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA). UAPA adalah unit setingkat
Menteri/Pimpinan Lembaga yang merupakan Entitas Pelaporan dengan kewajiban
menyampaikan Laporan Keuangan kepada DPR dan LK yang dihasilkan akan diberi opini oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
tertanda
tentang
JUKMIN
tentang
HIBAH
DI LINGKUNGAN ANGKATAN DARAT
JUKNIS
tentang
PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG
DI LINGKUNGAN TNI AD
tertanda
KANWIL
DJPB KPPN
Penerbitan Permohonan Ijin
Nomor Register Buka Rekening
1 2
4 3
KANWIL
KPPN
Pengajuan SP2HL DJPB
Pengesahan Revisi DIPA
tertanda
Kopstuk Satuan
Lambang
Kotama/Satuan
KAJIAN
TENTANG
Jakarta, 2018
57
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum.......................................................................................................... 3
2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ...................................................................... 4
4. Umum.......................................................................................................... 5
5. Landasan Teori ........................................................................................... 5
6. Landasan Yuridis ......................................................................................... 6
7. Landasan Operasional ................................................................................ 6
8. Umum.......................................................................................................... 7
9. Data/Fakta Yang Didapatkan ....................................................................... 7
10. Faktor-Faktor yang Berpengaruh ................................................................. 8
11. Analisa ........................................................................................................ 8
BAB V PENUTUP
Kopstuk Satuan................
..........................................
KAJIAN
TENTANG
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. (Fakta, data atau permasalahan) yang berkaitan dengan disusunnya kajian rencana
penerimaan hibah dihadapkan kondisi saat ini.
c. (Solusi dari permasalahan di atas) perlunya disusun kajian rencana penerimaan hibah
uang yang dimaksud.
b. Tujuan. Tujuan disusunnya petunjuk ini agar dapat memberikan gambaran bagi
pimpinan tentang rencana penerimaan hibah uang yang dimaksud.
a. Pendahuluan.
b. Landasan Pemikiran.
c. Data/Fakta Permasalahan.
e. Penutup
59
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
4. Umum. Dalam setiap membuat kajian maka diperlukan dasar atau landasan pemikiran
sebagai piranti analisis maupun pijakan bertindak. Landasan pemikiran tersebut dapat bersifat
teoritis, yuridis, maupun operasional dengan maksud mendapatkan kebenaran legal dan akademis,
disamping memberikan arah dalam proses pemecahan masalah.
BAB III
DATA/FAKTA PERMASALAHAN
a. Deskripsi Umum. Berisi tentang data rencana hibah yang akan diterima antara lain
identitas pemberi dan penerima hibah, penanda tangan, batas waktu penarikan hibah,
jumlah hibah, peruntukan hibah, rencana penatausahaan, ketentuan dan persyaratan.
b. Kondisi Yang Dihadapi Satuan Saat ini. Berisi tentang kebutuhan anggaran dengan
memperhatikan tugas-tugas, TOP dan DSPP satuan saat ini.
11. Permasalahan dan Analisa. Menganalisa penerimaan hibah uang yang akan
dilaksanakan dihadapkan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya yang tertuang
dalam landasan teori, landasan yuridis dan landasan operasional sehingga diperoleh analisa legal,
solid, faktual, dan akuntabel tentang dapat/layak atau tidaknya penerimaan hibah yang akan
dilaksanakan serta fungsi/manfaat, keuntungan dan kerugiannya bagi satuan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
12. Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa dalam rencana
penerimaan hibah uang dapat disimpulkan tentang pertimbangan menerima atau menolak hibah
uang yang dimaksud.
13. Saran. Guna memperlancar terlaksananya kegiatan rencana penerimaan hibah uang
yang dimaksud dapat memberikan saran masukan kepada pimpinan/penanggung jawab kegiatan.
BAB V
PENUTUP
14. Penutup. Demikian kajian tentang rencana penerimaan hibah uang yang dimaksud,
sebagai bahan masukan dan saran kepada pimpinan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
Jakarta, 2018
Asisten/Kabalak/Kasubdit/Dirbin/Kabag/Kasi
Selaku
Ketua Pengkaji,
………………………….
.....................................................
tertanda
(KOPSTUK SATKER)
Bertanggungjawab penuh atas segala penerimaan hibah berupa .................. (6) yang diterima
langsung dari:
Pemberi Hibah : ................................. (7)
Digunakan dalam rangka ....................... (9) ................tanpa melalui KPPN dengan rincian
sebagai berikut:
No Pendapatan Belanja
...(10)... .....(11).... ....(12).... .....(13).... ....(14)....
Bukti-bukti/BAST*) terkait hal tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada
Satuan Kerja .............. (15) untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional.
............, ...........................(16)
Nama .................(17)
Pangkat NRP.............(18)
62
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)
6. (6) Diisi uraian bentuk hibah, antara lain: Hibah bentuk uang/barang/jasa/surat berharga;
11. (11) Diisi kode Akun Pendapatan sesuai Bagan Akun Standar;
Kode
No Uraian
Akun
a. 431131 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Perorangan
b. 431132 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Lembaga/Badan Usaha
c. 431133 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Pemerintah Daerah
d. 431139 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Lainnya
13. (13) Diisi kode Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar;
14. (14) Diisi uraian Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar;
16. (16) Diisi kota tempat Dan/Ka Satker dan tanggal penerbitan SPTMHL;
tertanda
(KOPSTUK SATKER)
Nomor : ..................
Sifat : ..................
Lampiran : ..................
Yth. ..............(1).................
2. Ringkasan hibah;
..........(5)...., ................(6)........
...................(7).........................
..............(8)..............................
Pangkat NRP ...........................
Tembusan:
................(9).....................
64
1. (1) Diisi Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen untuk Hibah langsung luar negeri atau
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi .............. untuk Hibah
langsung dalam negeri:
2. (2) Diisi nama proyek/kegiatan hibah sesuai perjanjian hibah atau dokumen yang
dipersamakan;
4. (4) Diisi nama dan alamat instansi beserta nomor telepon/fax Pemohon nomor register
hibah;
7. (7) Diisi jabatan penandatangan surat permohonan nomor register hibah, dapat diisi
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/pejabat setingkat pada K/L atau Kepala
Satuan Kerja penerima hibah selaku PA/KPA;
8. (8) Diisi nama, pangkat dan NRP pejabat penandatangan surat permohonan nomor
register hibah; dan
9. (9) Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan surat permohonan nomor register hibah,
termasuk kepada unit pada K/L yang memiliki tugas dan fungsi menyusun Laporan Keuangan
K/L.
tertanda
(KOPSTUK SATKER)
RINGKASAN HIBAH
c. Diterushibahkan ...............(14c).....................
No Kepada Nilai
1.
2.
17. Tanggal Efektif/Effective Date : ............ (17) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
18. Tanggal Batas Waktu Pengefektifan/
Date Effective Limit : ............ (18) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
19. Tanggal Batas Penarikan/
Closing Date : ............ (19) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
20. Tanggal Penutupan Rekening/
Date of Closing Account : ............ (20) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
21. Biaya : ............ (21) ............
No Uraian I II III IV V
1. Jenis biaya
2. Besar biaya
3. Jatuh tempo
22. Ketentuan pengiriman NoD ........ (22) ........ : Ada Tidak ada
23. Persyaratan Pengefektifan/
Conditions Precedent For Effectiveness : ........... (23) ...........
Nama ......................
Pangkat NRP..........................
67
1. (1) Diisi dengan nama proyek sesuai yang tertulis dalam perjanjian hibah;
2. (2) Diisi dengan jumlah hibah sesuai yang tertulis dalam perjanjian hibah;
3. (3) Diisi dengan mata uang sesuai yang tertulis dalam perjanjian hibah;
8. (8) Diisi dengan nama Eselon I/Satker penerima dan pengelola hibah;
9. (9) Jelas;
11. (11) Diisi dengan jenis peruntukkan pembiayaan dari hibah, misal bantuan program,
bantuan proyek, technical assistance;
15. (15) Diisi dengan sektor yang dibiayai dalam hibah, misal infrastruktur, pendidikan,
kesehatan dsb;
16. (16) Dalam hal proyek di berbagai lokasi, disebutkan lokasi dan alokasi dana per provinsi
dan kabupaten/kota;
20. (20) Diisi dengan tanggal penetapan penutupan rekening sesuai dengan ketentuan
pemberi hibah;
68
2. Diisi dengan besarnya rate yang ditetapkan dalam perjanjian hibah; dan
3. Diisi dengan saat jatuh tempo yaitu saat pembayarannya sesuai yang telah
disepakati dalam perjanjian hibah (jika ada).
22. (22) Diisi penjelasan bahwa dalam perjanjian hibah telah diatur/belum tentang ketentuan
pencantuman ketentuan pengiriman NoD oleh pemberi hibah;
23. (23) Diisi dengan keterangan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk
pengefektifan hibah tersebut (jika ada); dan
tertanda
(KOPSTUK)
............., .....(1)............. 20......
Nomor : ........(2)...........
Klasifikasi : ........(3)...........
Lampiran : ........(4)...........
Perihal : Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening
di
........(6).........
4. Demikian disampaikan, atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih
Nama ..........(14)............
Pangkat NRP..........................
70
11. (11) Diisi TNP atau Non TNP, apabila Non TNP maka ditambahkan mekanisme
penggunaan bunga/nisbah dan/atau jasa giro Rekening;
12. (12) Penjelasan penyaluran dana Rekening, mulai dari setoran pertama hingga penerima
akhir dana Rekening;
13. (13) Jabatan pemohon persetujuan pembukaan Rekening, yaitu KPA atau Dan/Ka Satker;
dan
tertanda
(KOPSTUK)
..............., .....(1)...................... 20......
Nomor : ........(2)...........
Klasifikasi : ........(3)...........
Lampiran : ........(4)...........
Perihal : ........(5)...........
Kepada
Yth. ...........(6)..................
di
.........(7)..........
u.p. .......(8).......
1. Dasar:
...................(11).........................
..............(12)..............................
Pangkat/NRP..........................
Tembusan:
................(13).....................
72
BATAS
NOMOR NO & NO &
PENERIMA PEMBERI NOMOR & URIAN NILAI NOMOR AKHIR NOMOR NILAI NILAI NILAI
NO REVISI TGL TGL KET
HIBAH HIBAH TGL NPH KEGIATAN HIBAH REGISTER PENARIKAN REKENING REVISI SPHL SP3HL
DIPA (DS) SPHL SP3HL
DANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2
..............(16).............
3
Dst
JUMLAH
...................(17).........................
..............(18)..............................
Pangkat/NRP...............................
73
2. (2) Diisi nomor surat laporan penerimaan dan penatausahaan hibah uang;
6. (6) Diisi Kepala Staf Angkatan Darat untuk laporan tingkat Kotama/Balakpus atau
Pang/Dan/Gub/Dir dan Ka Kotama/Balakpus untuk laporan tingkat Satker;
8. (8) Diisi Asrena untuk laporan tingkat Kotama/Balakpus atau Asren/Sekretaris untuk
laporan tingkat Satker;
12. (12) Diisi nama, pangkat dan NRP pejabat yang berwenang;
16. (16) Tabel cukup jelas atau diisi Nihil apabila tidak ada hibah uang yang diterima di
satuan/jajarannya;
18. (18) Diisi nama, pangkat dan NRP pejabat yang berwenang.
tertanda