Uts Filsum
Uts Filsum
NPM : 11522016
KELAS : 1PA28
1. Jelaskan perbedaan obyek material dan obyek formal psikologi dan cabang filsafat
yang disebut kritik ilmu atau filsafat ilmu!
Jawab : Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran penyelidikan,
sedangkan objek formal adalah metode untuk memahami objek material. Kritik ilmu
yang disebut filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang filsafat yang menyibukkan diri
dengan teori pembagian ilmu,metode yang digunakan dalam ilmu,tentang dasar
kepastian dan jenis keterangan yang diberikan yang tidak termasuk bidang ilmu
pengetahuan melainkan merupakan tugas filsafat.
2. Filsafat Yunani dianggap khas dibanding dengan filsafat bangsa2 lain. Jelaskan
dengan singkat kekhasan tersebut!
Jawab : karena pada zaman ini orang memiliki kebebasan untuk berpendapat
atau mengungkapkan ide-idenya. Pada masa itu, Yunani dipandang sebagai gudang
ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani sudah tidak lagi mempercayai mitos-mitos.
3. Jelaskan mengapa filsafat awal Yunani disebut sebagai cara berpikir yang
mengatasi cara berpikir mitologis? Apa kelebihan filsafat dibanding mitologi?
Jawab : Filsafat merupakan pengetahuan rasional yang berbicara mengenai fakta
sedangkan mitologi hanya sekedar omongan belaka atau mitos yang tidak jelas
adanya.
4. Jelaskan mengapa filsuf-filsauf sofisme menekankan kemampuan berpidato,
berargumentasi dan beretorika?
Jawab : Agar tindakan yang dilakukan atau disebabkan oleh kekuatan dirinya
tidak dapat dijadikan alasan untuk menyalahkan atau bahkan menghukum orang
yang dianggap pelaku.
10. Jelaskan solusi yang ditawarkan Immanuel Kant bagi kontroversi antara kaum
empiris dan rasionalis mengenai sumber pengetahuan!
Jawab : Berusaha mengadakan penyelesaian atas pertikaian kaum empiris dan
rasionalis dengan filsafatnya yang dinamakan Kritisisme (aliran yang kritis).
Perpaduannya antara rasionalisme da empirisme yang ia sebut dengan kritisisme, ia
mengatakan bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk - bentuk yang ditentukan
oleh perangkat indrawi kita, maka hanya dalam bentuk - bentuk itulah kita
menggambarkan eksistensi segala hal.