1. Tugas: Sebutkan dan jelaskan tahapan dalam pengendalian mutu Pendidikan! a. Planning atau Perencanaan Planning ini adalah tahap awal dalam menjalankan proses manajemen. Perencanaan sangat diperlukan agar dapat mencapai cita-cita atau goals organisasi. Di tahap ini, manajer perlu memikirkan cara apa yang dipilihnya serta strategi yang diterapkan dalam menjalankan produksi atau aktivitas organisasi.
b. Organizing atau Pengorganisasian
Tahap berikutnya adalah pengorganisasian yang dilakukan membagi tugas kepada beberapa sumber daya yang ada. Tujuannya agar mampu untuk mengatur sumber daya yang ada serta memudahkan koordinasi menjadi lebih baik. Dengan adanya pengorganisasian ini membuat organisasi bisa melakukan aksi nyata untuk menentukan tugas dan memfasilitaasi personelnya dengan sumber daya yang lengkap untuk memudahkan proses tersebut.
c. Actuating atau Pengarahan/Kepemimpinan
Berikutnya dalam proses manajemen adalah kepemimpinan. Tujuan dibentuknya actuating agar bisa memotivasi semangat bekerja untuk karyawan serta dapat menjalankan tindakan sesuai dengan arahan pemimpin.
Fungsi dari manajemen ini adalah memberikan motivasi bagi
setiap pihak serta mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.
Selanjutnya, kepemimpinan ini mampu meningkatkan
kesadaran dalam bekerja, membimbing, dan mengarahkan sehingga kinerja karyawan berjalan dengan efektif. Tentunya proses ini harus didasarkan dengan kebijakan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
d. Controlling atau Pengawasan/Pengendalian
Jelaskan proses manajemen yang terakhir, maka jawabannya adalah pengendalian atau controlling. Pengendalian tersebut merupakan proses manajemen dengan melakukan evaluasi sambil membandingkan antara tindakan nyata dengan rencana yang sudah dibuat.
Dengan melakukan pengendalian ini memudahkan kinerja
menjadi lebih terkendali dan merencanakan perubahan ke arah yang lebih baik.
2. Kuis: bagaimana kriteria sekolah dikatakan bermutu?
Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan. Bukan hanya berdasar fasilitas yang dimiliki sekolah, melainkan juga komitmen warga sekolah dalam menjalankan rencana yang telah disusun. Misalnya, Harus Ada Lingkungan Kelas yang Hangat dan Mendukung. Ini dianggap sangat penting. Sebab tanpa adanya hubungan yang akrab antara semua warga sekolah (termasuk guru, murid, staf, dan karyawan lain), tidak akan bisa menghasilkan tugas-tugas sekolah yang berkualitas. Lebih dari semua itu, harus pula terbangun rasa saling percaya di antara seluruh warga sekolah, bukan justru saling menyimpan rasa curiga.