Anda di halaman 1dari 2

Pikiran Mempengaruhi Bahasa

Pikiran berasal dari kata dasar pikir. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pikir
artinya akal budi, ingatan, angan-angan, kata dalam hati, kemudian mendapat tambahan -an
menjadi kata pikiran. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, bahasa artinya
system lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk
bekerja sama, beriteraksi dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga diartikan sebagai rangkaian
bunyi yang mempunyai makna tertentu.
Pikiran ,bahasa, dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat, masing-masing
kontrak tersebut mencerminkan satu konstrak yang lain ( Frawley dalam Forrester,1996).
Keterkaitan antara bahasa dan pikiran terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi cara
pandang manusia terhadap dunia, serta mempengaruhi pikiran individu pemakai bahasa
tersebut ( Whorf dalam Rahkmat,2000). Keterkaitan antara bahasa dan pikiran di
mungkinkan karena berpikir adalah upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk
mendapatkan satu kesimpulan melalui media bahasa.
Sekitar 2.500 tahun yang lalu Aristoteles beragumen bahwa kategori pikiran
menentukan kategori bahasa. Banyak alasan yang memperkuat argument tersebut, walaupun
Aristoteles sendiri tidak bisa memperlihatkan alasan-alasan tersebut. Adapun alasan yang
dapat dikemukakan antara lain, kemampuan manusia berpikir muncul lebih awal ditinjau dari
aspek evolusi dan berlangsung belakangan dari aspek perkembangannya dibandingkan
kemampuan menggunakan bahasa.

Beberapa ahli mencoba memaparkan bentuk hubungan antara bahasa dan pikiran, atau
lebih disempitkan lagi, bagaimana pikiran mempengaruhi bahasa :
1. Teori Jean Piaget
Teori ini mengungkapkan pendapat yang sebaliknya dengan teori Sapir-
Whorf, Konsep Sapir dan Whorf mengundang beberapa keberatan karena dasar yang
dipakai sebagai bentuk keberatan tersebut adalah bahwa pikiran yang sama dapat
diekspresikan dalam beberapa cara. Manusia dapat mengatakan apa saja yang
dimauinya dalam sebuah bahasa sehingga antara bahasa dengan bahasa lainnya
memiliki karakter yang pararel. 
Manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi bahasa
mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan dan
menarik kesimpulan. 
Dikemukakan oleh Piaget sarjana Perancis, yaitu bahwa justru pikiranlah
yang membentuk bahasa, tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Bahasa adalah
representasi dari pikiran.
Melalui observasi yang dilakuakan oleh Piaget terhadap perkembangan aspek
kognitif anak akan mempengaruhi bahasa yang digunakannya. Semakin tinggi aspek
tersebut maka semakin tinggi bahasa yang digunakannya. 
Jean Piaget juga mengemukakan teori perkembangan kognisi yang
menyatakan jika seorang mampu menggolong-golongkan sekumpulan benda-benda
dengan berbagai cara yang berlainan sebelum anak itu dapat menggolongkan benda-
benda tersebut dengan menggunakan kata-kata (bahasa) yang serupa dengan benda-
benda tersebut, maka perkembangan kognisi dapat diterangkan telah terjadi sebelum
dia dapat berbahasa.

Anda mungkin juga menyukai