Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : Pembukaan Jalan Usaha Tani di Desa Tongoa


Lokasi : Desa Tongoa Kab. Sigi
Tahun Anggaran : 2023

A. PENDAHULUAN
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya pekerjaan pembangunan, Metode merupakan serangkaian cara yang
ditempuh untuk menyelesaikan proses pekerjaan pembangunan. Ketepatan metode yang diambil
dalam suatu pekerjaan menjadi jaminan berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan tersebut.
Dalam melaksanakan pekerjaan, metode digunakan sebagai acuan/step-by-step penyelesaian
pekerjaan. Jenis-jenis metode yang diambil berdasarkan beberapa pendekatan yang dinilai sangat
memungkinkan untuk dilaksanakan di lapangan. Penguasaan terhadap metode pekerjaan
merupakan gambaran bagi calon pelaksana yang benar-benar memahami tentang pekerjaan
tersebut.
Metode pelaksanaan pekerjaan harus bisa menjelaskan aspek-aspek per item pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Metode pekerjaan yang diambil juga harus bisa menciptakan hasil pekerjaan dengan
ketentuan tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Diharapkan dengan adanya metode pelaksanaan
pekerjaan yang berkualitas, menjadi jaminan kelancaran pekerjaan di lapangan.
Metode pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada Daftar Kuantitas dan Harga dan Rancangan Kerja
Syarat serta ketentuan yang lain sebagaimana tercantum pada Dokumen Pengadaan pekerjaan ini.

B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dijelaskan dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah
pekerjaan-pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada Lampiran Daftar Kuantitas Pekerjaan dan
Rancangan Kerja Syarat yang merupakan suatu kesatuan dalam Dokumen Lealang Pekerjaan ini.
1. Pekerjaan Persiapan
 Pembuatan Papan Nama Proyek
 Papan nama proyek digunakan sebagai papan informasi mengenai pekerjaan yang akan
kami laksanakan. Papan nama proyek ini akan kami buat dalam bentuk baliho cetak
dengan ukuran 1m panjang x 1m lebar dan akan kami pasang pada lokasi proyek yang
mudah dilihat/dibaca oleh masyarakat umum. Papan nama proyek ini berisi informasi
tentang :
o Nama pekerjaan

METODE PELAKSANAAN
o Nama kegiatan
o Instansi pengelola kegiatan (Dinas)
o Tahun anggaran
o Sumber anggaran
o Jumlah anggaran
o Pelaksana kegiatan
o Konsultan pengawas kegiatan

2. Pengukuran dan Pemasangan Patok Penanda


Patok penanda dipasang pada batas-batas pekerjaan sesuai dengan gambar rencana pekerjaan.
Patok-patok ini digunakan sebagai acuan untuk pekerjaan-pekerjaan lain. Patok penanda terbuat
dari kayu bulat diameter 3-5 cm dengan panjang yang muncul dipermukaan kurang lebih 1m dan
diberi warna merah pada ujung patok tersebut. Posisi perletakan patok dipastikan tidak
mengganggu pekerjaan dan pengguna jalan.

3. Dokumentasi
Dokumentasi dimaksudkan sebagai data dukung di lapangan bahwa pekerjaan sebagaimana yang
dilaporkan pada laporan kemajuan pekerjaan benar adanya. Dalam hal ini, pihak kami akan
menyediakan dokumentasi-dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari 0% hingga 100% dengan
interval pelaporan dokumentasi dalam kelipatan 10 (per 10%). Acuan persentase pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan perbandingan antara bobot pekerjaan terpasang dengan bobot pekerjaan
rencana.
1) Dokumentasi 0%
Dokumentasi 0% dimaksudkan untuk membuat perbandingan ketika nanti pekerjaan
dilaksanakan. Kondisi 0% adalah kondisi existing lapangan sebelum memulai pekerjaan.
Dokumentasi 0% diinput kedalam laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan minggu pertama
sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan pada minggu tersebut
2) Dokumentasi 10%, 20%, 30%, ...... hingga 90%
Dokumentasi 0%, 20%, 30%, ...... hingga 90% menunjukkan kemajuan pekerjaan yang akan
kami lakukan. Hasil dokumentasi ini akan dimuat didalam laporan progres kegiatan (laporan
bulanan) sesuai persentase bobot yang telah dicapai.
3) Dokumentasi 100%
Dokumentasi 100% adalah dokumentasi hasil pekerjaan akhir bila bobot pekerjaan telah
mencapai 100% termasuk masa pemeliharaan, PHO dan FHO. Dokumentasi ini adalah salah
satu bukti bahwa pekerjaan telah rampung dikerjakan.

METODE PELAKSANAAN
I. PEKERJAAN JALAN USAHA TANI/JALAN KANTONG PRODUKSI
A. PEKERJAAN JALAN
Pembukaan jalan usaha tani/jalan kantong produksi memerlukan langkah langkah pekerjaan
yang meliputi:
A. Penentuan As Jalan Prinsipnya adalah pengalihan dari bentuk gambar ke lapangan, namun tidak
membutuhkan alat ukur optis, karena tidak melakukan pengukuran situasi. Cara kerja penentuan
As jalan Penentuan as jalan dengan menancapkan patok di tepi jalan dan diberi nomor. Untuk tiap
patok meliputi jarak antara patok ke as jalan, dan jarak antar patok. Jarak tiap patok maksimum 50
meter.
B. Pembersihan lokasi
Dimaksudkan untuk membersihkan daerah milik jalan (damija) sebelum dilakukan pekerjaan
selanjutnya.
Langkah-kangkah yang ditempuh adalah :
Menentukan lebar damija yang akan dikerjakan dengan mengukur lebarnya. Dasarnya adalah AS
jalan. Buat patok-patok pembantu ditepi damija yang telah diukur, dan dihubungkan dengan tali
plastik. Membersihkan semak belukar dan penghalang-penghalang lain pada daerah tersebut.
Material hasil pembersihan dikeluarkan dari bagian jalan
C. Pekerjaan Galian
Pekerjan ini ditentukan dari hasil pengukuran patok tepi saat pembersihan lapangan. Tahapan
pengerjaannya adalah :
Plotkan gambar profil melintang jalan pada pekerjaan ini. Gali potongan melintang pada daerah
antara dua patok yang berdampingan selebar masing-masing 1 atau 2 meter. Buang sisa galian dan
disusun secara bertangga ditempat yang telah disyaratkan, dengan memperhatikan saran-saran
dari masyarakat.
D. Pekerjaan Timbunan
Pekerjan ini juga ditentukan dari hasil pengukuran patok tepi saat pembersihan lapangan. Tahapan
pengerjaannya adalah :
Sebelum ditimbun, permukaan tanah harus dibersihkaan dulu, dikupas permukaannya setebal
kurang lebih 20 cm, agar tanah timbunan dapat menempel bersatu ( rigid ) dengan tanah dasar yang
ada. Tanah dari daerah setempat sedapat mungkin digunakan. Penghamparan dilakukan lapis demi
lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm untuk tiap lapis. Lakukan pemadatan tiap kali
penghamparannya dengan alat steamper atau mesin gilas.

METODE PELAKSANAAN
E. Penyiapan Subgrade
Subgrade adalah tanah dasar di bagian bawah lapis perkerasan jalan. Sebelum kegiatan
penghamparan perkerasan dilakukan, bagian subgrade harus sudah dalam keadaan siap (kuat,
padat, bersih, dan dibentuk sesuai rencana).
Langkah-langkah pelaksanaannya :
Siapkan mal (penggaris) lengkung dan lurus yang sesuai dengan gambar penampang jalan untuk
menguji bentuk subgrade.
Galian tanah dilakukan langsung pembentukan permukaan tanahnya dengan cara mengupas
dengan alat cangkul, bila tanah dasar kurang padat, harus dipadatkan dulu dengan catatan
pemadatan dilakukan pada tanah dalam keadaan kadar air optimum (lembab, tapi tidak basah)
Tanah timbunan dilakukan pengeprasan dengan cangkul sesuai bentuk permukaan yang
dikehendaki, dan dilakukan setelah selesai pemadatan tanah timbunan. Permukaan akhir yang
dicapai harus dibentuk lagi sesuai kemiringan dan bentuk rencana.
F. Perkerasan Jalan
1. Tanah dasar jalan (subgrade) disiapkan lebih dulu, artinya yang kurang padat dipadatkan dan
dibersihkan.
2. Penghamparan dilakukan dengan cara berlapis-lapis, masing-msing ketebalannya sekitar 10 cm
dan dipadatkan secara manual.
3. Bahan untuk bahu jalan (tanah berpasir) dihampar lebih dulu sebelum melaksanakan
penghamparan lapis pondasi bawah, setelah itu kemudian dihamparkan material lapis pondasi
bawah.
4. Material bahan pondasi yang telah dihamparkan dilakukan pemadatan atau penggilasan dalam
keadaan kadar air optimum. Pelaksanaan gilasan dimulai dari kedua sisi luar perkerasan
menuju tengah dan sejajar dengan as jalan. Di bagian tikungan pemadatan dimulai dari tempat
sisi terendah (sisi bagian dalam) menuju sisi kebagian yang lebih tinggi. Jika mesin gilas tidak
tersedia, maka pemadatan dilakukan dengan alat timbrisan manual, serentak beberapa orang
selebar jalan. Untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan permukaan, lapis pondasi yang telah
selesai perlu dipertimbangkan ditutup dengan lapis penutup.

II. PEKERJAAN RABAT BETON


1. Material:
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

METODE PELAKSANAAN
a. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai
dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan
kerikil alam dengan ukuran 2/3. Penyimpanan harus sedemikian rupa, sehingga bebas
dengan kontabinasi dengan bahan-bahan yang dapat merusk.
b. Semen:
- Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratan dalam SNI 8
Bab 3-2.
- Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan
terlindung.
- Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini penyediaan jasa harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja.
c. Air
Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan
bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
2. Pelaksanaan
a. Proposal
Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus dengan komposisi 1Pc : 2Psr :
3Krl.
b. Pengecoran Beton
- Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan
bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga
harus bersih.
- Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak
cocokan pada ukuran, penyedian jasa diwajibkan memintah pertimbangan terlebih
dahulu dari Direksi.
- Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan kententuan dalam gambar. Jika
suatu diameter tidak terdapat pasaran, penyedia jasa diwajibkan membicarakan
terlebih dahulu dengan pihak Diresi.
- Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum
dalm RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam SK SNI T-15-1991-03 sebagai
syarat.
Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana pengecoran beton dapat
diberikan pada waktunya, penyedian jasa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang
rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya

METODE PELAKSANAAN
III. PEKERJAAN DRAINASE
1. Pekerjaan Saluran Lingkungan
Persyaratan Material dan Alat
Material Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih baru, tidak ada
bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup, serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan
SKSNI T-28-1991-0.3.
Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak mengandung lumpur.
Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil, tidak mengandung
lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak
diperkenankan menggunakan pasir laut.
Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran dan bahan organik
lainnya.
Batu kali/Batu Pecah untuk pasangan harus keras tidak keropos dam harus bersih dari
lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya sesuai dengan PBI 1971/1983 SNI 03-2816-1992.
Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak struktur
seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan unsur organik lainnya.
2. Peralatan
Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton Alat-alat pengaduk spesi
Keranjang dan peralatan lainnya
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan diwajibkan memeriksa gambar
kerja, kondisi lapangan dan diadakan pengukuran. Hasil galian harus rapih, dimensi,
kemiringan dan kedalaman harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar
tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu kontraktor harus menurap
dan menyokong agar galian tidak longsor. Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan
lapis demi lapis dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan menggunakan
stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk timbunan harus dibuang ketempat lain
yang ditentukan bersama- sama pengawas dan direksi. Sebelum diberi pasangan harus
dilaksanakan urug pasir yang dipadatkan dengan trimbisan seberat 5 kg dan disiram air
sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian yang akan diberi pasir urug
harus bersih dari segala kotoran dan benda organik lainnya. Pasangan dinding batu
kali/batu belah dibuat sesuai dengan type seperti gambar rencana. Pasangan batu
kali/batu belah dipasang dengan campuran 1pc : 4ps dengan ketebalan sesuai dengan

METODE PELAKSANAAN
gambar rencana. Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru dan memenuhi syarat. Adukan
beton untuk lantai saluran dibuat dengan perbandingan 1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran dilakukan
pada saat cuaca baik dan tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta
ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa. Pasangan dinding batu kali/batu belah dan lantai
cor beton diplester tebal 1,5 cm dengan campuran 1pc : 4ps dan diaci sesuai dengan gambar
rencana.

IV. Pekerjaan Duicker


Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan diwajibkan memeriksa gambar kerja,
kondisi lapangan dan diadakan pengukuran untuk menentukan kemiringan duicker, as duicker dan
kedalaman galian sesuai gambar rencana.
Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman harus sesuai dengan gambar
rencana. Galian harus dijaga agar tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila
perlu kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak longsor.
Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis dan diberi air secukupnya,
pemadatan dimungkinkan dengan menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk
timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama- sama pengawas dan direksi.
Sebelum diberi pasangan harus dilaksanakan urug pasir yang dipadatkan dengan trimbisan
seberat 5 kg dan disiram air sehingga padat. Tebal lapisan pasir urug 5 cm, permukaan galian
yang akan diberi pasir urug harus bersih dari segala kotoran dan benda organik lainnya.
Pasangan dinding batu kali/batu belah dibuat sesuai dengan type seperti gambar rencana.
Pasangan batu kali/batu belah dipasang dengan campuran 1pc : 4ps dengan ketebalan sesuai
dengan gambar rencana. Bahan-bahan yang dipergunakan harus baru dan memenuhi syarat.
Adukan beton untuk lantai saluran dibuat dengan perbandingan 1pc : 3ps : 5kr. Pengecoran
dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan. Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan
meminta ijin pengawas dan direksi untuk diperiksa.
Pasangan dinding batu kali/batu belah dan lantai cor beton diplester tebal 1,5 cm dengan
campuran 1pc : 4ps dan diaci sesuai dengan gambar rencana.
Sebelum memulai pekerjaan beton kontraktor harus memperlihatkan contoh material yang
dipakai dan atas biaya kontraktor harus dibuat pengetesan mutu beton pada laboratorium yang
ditunjuk terhadap material dan perbandingan campuran adukan (trial mix). Hasil tes tersebut
dibuat tertulis dan disetujui oleh pengawas dan direksi. Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak
bocor terutama pada saat pengecoran beton.

METODE PELAKSANAAN
Pembesian harus dengan jumlah, mutu dan diameter tulangan yang benar sesuai dengan
gambar, diikat kuat dengan kawat dan beri ganjal dengan beton deecking (2,5 cm).
Adukan beton dibuat dengan perbandingan 1pc : 2ps : 3 kr. Pengecoran dilakukan pada saat
cuaca baik dan tidak hujan dan dibantu dengan vibrator. Sebelum dilakukan pengecoran
kontraktor diwajibkan meminta ijin kepada pengawas dan direksi untuk diperiksa kesesuaian
tulangan dan dimensi beton.
Setelah selesai pengecoran beton dibiarkan mengering selama 28 hari dan selama proses
pengeringan beton selalau dibasahi atau digenangi dengan air. Bekisting baru dapat dibongkar
setelah mendapat persetujuan dari pengawas dan direksi.

V. As Built Drawing
Pihak kontraktor dengan petunjuk direksi diharuskan membuat As Built Drawing.
Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan bentuk/keadaan pelaksanaan oleh
kontraktor dan disetujui secara tertulis oleh direksi pekerjaan dari pihak direksi terhadap
pekerjaan terpasang (ukuran, bentuk, peil dan sebagainya).
Penyerahan As Built Drawing kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penataan
Bangunan dan Lingkungan Sulawesi Utara Sulawesi Utara sebelum pekerjaan 100% (penyerahan
pertama dan diserahkan dalam 3 rangkap (asli + copy).

VI. Lain-Lain
Kontraktor harus melapor kepada Kepala Desa/Lurah setempat sebelum mulai pelaksanaan
pekerjaan.
Kontraktor harus menghormati hari libur, upacara keagamaan dan perayaan resmi. Bila
keadaan mendesak sehingga pekerjaa harus tetap berlangsung, kontraktor harus melaporkan
pada aparat pemda setempat dan direksi. Untuk pekerjaan pada malam atau hari minggu, harus
ada ijin tertulis dari direksi.
Kerusakan-kerusakan dilingkungan sekitar pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus diperbaiki kembali.

METODE PELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai