Anda di halaman 1dari 100

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI (PROTEIN, VITAMIN C, ZAT BESI)

DAN POLA MENSTRUASI DENGAN STATUS ANEMIA REMAJA PUTRI


DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma IV Kesehatan Bidang Gizi

OLEH :

CLARA IFTITAH
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.15.005

PROGRAM STUDI D-IV GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI (PROTEIN, VITAMIN C, ZAT BESI)
DAN POLA MENSTRUASI DENGAN STATUS ANEMIA REMAJA PUTRI
DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma IV Kesehatan Bidang Gizi

OLEH :

CLARA IFTITAH
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.15.005

PROGRAM STUDI D-IV GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019

i
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu hal), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(Q.S Al-Insyirah 6-7).
 Hasil adalah bukti akhir sebuah proses. Apa yang kau peroleh esok hari adalah hasil dari
apa yang kau kerjakan hari ini.
 Jangan terlalu banyak bergantung pada orang lain, bahkan bayangan mu sendiri
meninggalkan mu di kegelapan (Ibnu Taymiyah).

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :

 Allah SWT, yang selalu ada dan telah memberikan begitu banyak nikmat, beribu kata
tidak pernah cukup untuk mengungkapkan rasa syukur Hamba ya Allah.
 Kedua Orangtua dan Nenek ku tercinta, yang tidak pernah berhenti memberikan doa
dan dukungan. Keberadaan kalian selalu memberikan kenyamanan dan rasa aman.
Skripsi ini baru untuk wisuda pertamaku. Semoga kalian senantiasa sehat untuk tetap
ada di wisuda berikutnya dan di moment-moment terindah dalam hidup ku ini.
I Love so much much much...
 Calon pendamping hidup dunia-akhirat yang sampai saat ini masih dirahasiakan Allah
SWT, semoga kamu tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan menyenangkan.
 Sepupu ku tersayang Dewi Masyitoh dan sahabat lama ku Putri Pahurian. Terima kasih
sering kali menjadi obat pelipur lara, yang pertama dihubungi untuk bercerita baik saat
bahagia ataupun saat sedih. Semangat Skripsweet juga buat kalian.
 Sahabat-sahabatku “Kemper Squad” (Kakak, Bunda, Ncep, Adek, dan Odi), Terima
kasih telah mewarnai 4 tahun ini dengan warna-warni yang cerah, selalu bersatu walau
berbeda. Mari kita teruskan perjuangan para wanita hebat 
 Dosen Pembimbing (Pak Yulianto dan Ibu Manuntun), Terima kasih untuk semua ilmu,
saran, motivasi dan bimbingannya.
 Dosen Penguji (Ibu Hana dan Ibu Mardiana), Terima kasih untuk semua saran dalam
kesempurnaan Skripsi ini.
 Seluruh Dosen dan Staff Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Gizi yang ku hormati,
Terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan dan sangat berguna untuk bekal hidupku
nanti.
 Teman-teman seperjuangan PKL RSU Kabupaten Tangerang, PPG-MIGM Desa
Triwikaton, dan Puskesmas Alang-Alang Lebar.
 Keluarga besar Odema. Terima kasih untuk semangat dan dukungannya.
 Semua teman seperjuangan, Gizi angkatan 2015, perjuangan kita tak berakhir disini
kawan, mari lanjutkan perjuangan ini. Sukses buat kita semua.
 Almamaterku Tercinta 

v
ABSTRAK

PROGRAM STUDI D-IV GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
SKRIPSI, 02 Mei 2019

CLARA IFTITAH

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI (PROTEIN, VITAMIN C, ZAT BESI)


DAN POLA MENSTRUASI DENGAN STATUS ANEMIA REMAJA PUTRI
DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG.

(xv, 50 halaman, 19 tabel, 2 bagan, 7 lampiran)

Diperkirakan 30% penduduk dunia mengalami penyakit anemia, terutama


pada usia remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri disebabkan oleh
meningkatnya kebutuhan akibat menstruasi setiap bulan, apalagi jika mengalami
kekurangan asupan energi, protein dan zat gizi mikro lain seperti vitamin C,
vitamin E, dan Zink. Anemia dapat menyebabkan kesegaran dan kebugaran
tubuh menurun, mudah lelah, konsentrasi belajar rendah sehingga menyebabkan
prestasi dan semangat belajar menurun, juga dapat menyebabkan daya tahan
tubuh rendah sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Prevalensi anemia
pada siswa-siswi SMA Negeri 6 Palembang sebesar 47,1% sebanyak 48 siswa
yang mengalami anemia.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan asupan protein, vitamin C,
zat besi dan pola menstruasi dengan status anemia di SMA Negeri 6 Palembang.
Jumlah populasi sebanyak 205 orang, didapatkan sampel sebanyak 56 orang.
Jenis penelitian bersifat analitik dengan rancangan Cross Sectional. Dilakukan
dengan cara Simple Random Sampling. Data univariat meliputi asupan protein,
vitamin C, zat besi dan pola menstruasi. Data dianalisis secara Univariat dan
Bivariat dengan Chi square.
Hasil analisis univariat menunjukkan sebesar 42,9% responden
mengalami anemia, asupan protein baik 71,4%, asupan vitamin C baik 53,6%,
asupan zat besi kurang 73,2%, dan pola menstruasi teratur 75%. Hasil bivariat
menunjukkan ada hubungan antara asupan protein, vitamin C, dan zat besi
dengan status anemia ((p value = 0,000), (p value = 0,000), (p value = 0,013)).
Tidak ada hubungan pola menstruasi dengan status anemia (p value = 0,369).
Diharapkan pihak sekolah dan Puskesmas mengadakan penyuluhan
kepada siswa-siswi agar dapat terbentuk perilaku makan yang baik dan
seimbang guna mengurangi kejadian penyakit anemia pada remaja.

Kepustakaan : 49 (1999 – 2017)


Kata Kunci : Anemia, asupan protein, asupan vitamin C, asupan zat besi, dan
pola menstruasi.

vi
ABSTRACT

PROGRAMS STUDY DIPLOMA IV NUTRITION


POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH PALEMBANG
SKRIPSI, MAY 2nd 2019

CLARA IFTITAH

THE CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL INTAKE (PROTEIN,


VITAMIN C, IRON SUBSTANCE) AND MENSTRUAL PATTERNS WITH
ADOLESCENT TEEN ANEMIA STATUS OF SMA NEGERI 6
PALEMBANG.

(xv, 50 pages, 19 tables, 2 charts, 7 attachments)

It is estimated that 30% of the world population experiences anemia,


especially in adolescence and pregnant women. Anemia in young women is
caused by the increasing need for menstruation every month, especially if you
experience a lack of energy, protein and other micronutrients such as vitamin C,
vitamin E, and Zink. Anemia can cause a decrease in fitness and fitness, easy
fatigue, low concentration of learning which causes achievement and enthusiasm
to learn to decline, it can also cause low immune system so it is susceptible to
infectious diseases. Anemia prevalence in Palembang State High School 6
students was 47.1% with 48 students having anemia.
The aim of the study was to determine the relationship of protein intake,
vitamin C, iron and menstrual patterns with anemia status in Palembang State
High School 6. The total population is 205 people, obtained a sample of 56
people. This type of research is analytical with Cross Sectional design. Done by
Simple Random Sampling. Univariate data includes protein intake, vitamin C, iron
and menstrual patterns. Data were analyzed by Univariate and Bivariate by Chi
square.
The results of univariate analysis showed that 42.9% of respondents had
anemia, good protein intake 71.4%, good intake of vitamin C 53.6%, iron intake
was 73.2%, and regular menstrual patterns were 75%. Bivariate results showed
that there was a important correlation between protein intake, vitamin C, and iron
with anemia status ((p value = 0,000), (p value = 0,000), (p value = 0.013)).
There was no correlation between menstrual patterns and anemia status (p value
= 0.369).
It is expected that schools and health centers conduct counseling to
students so that good and balanced eating behaviors can be formed to reduce
the incidence of anemia in adolescents.

Literature : 49 (1999 - 2017)


Keywords : Anemia, protein intake, vitamin C intake, iron intake, and
menstrual pattern.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT disertai shalawat dan


salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, karena atas
rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Vitamin C, Zat Besi) dan Pola
Menstruasi dengan Status Anemia Remaja Putri di SMA Negeri 6
Palembang”. Penulisan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV (Empat) bidang Gizi di
Politeknik Kesehatan Palembang.
Dalam penulisan Skripsi ini disadari sepenuhnya bahwa tanpa
adanya bimbingan, bantuan, dorongan, serta petunjuk dari semua pihak
tidak mungkin ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
Yang Terhormat :
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Palembang.
2. Ibu Susyani, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi dan Ketua
Program Studi D-IV Gizi Politeknik Kesehatan Palembang.
3. Bapak Yulianto, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Utama.
4. Ibu Manuntun Rotua, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping.
5. Ibu Hana Yuniarti, SKM, M.Kes dan Ibu Mardiana, SE.M.Kes selaku
Penguji.
6. Semua pihak yang ikut berperan dalam penyusunan Skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari


sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
kesempurnaan yang lebih baik.

viii
Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
apa yang kita lakukan mendapat Ridho Allah SWT. Aamiin.

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
PANITIA SIDANG. .....................................................................................iii
PANITIA UJIAN AKHIR PROGRAM...........................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................................v
ABSTRAK... ...............................................................................................vi
KATA PENGANTAR.................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................x
DAFTAR TABEL. ...................................................................................xviii
DAFTAR BAGAN. ...................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.. ........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................3
1. Tujuan Umum.........................................................................3
2. Tujuan Khusus .......................................................................3
D. Hipotesis Penelitian....................................................................4
E. Manfaat Penelitian......................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5
A. Telaah Pustaka...........................................................................5
1. Remaja dan Masalah Kesehatan............................................5
2. Hemoglobin............................................................................6
3. Anemia...................................................................................7
4. Asupan Zat Gizi....................................................................14
5. Pola Menstruasi....................................................................19
6. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Anemia................................21
7. Hubungan Pola Menstruasi dan Anemia................................21

x
B. Kerangkan Teori.......................................................................22
C. Kerangka Konsep.....................................................................23
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................23
1. Variabel Penelitian................................................................23
2. Definisi Operasional..............................................................23
BAB III METODE PENELITIAN................................................................26
A. Ruang Lingkup..........................................................................26
B. Jenis dan Rancangan Penelitian...............................................26
C. Populasi dan Sampel................................................................26
1. Populasi................................................................................26
2. Sampel..................................................................................26
D. Besar Sampel............................................................................27
E. Cara Pengambilan Sampel........................................................27
F. Jenis dan Cara Pengambilan Data............................................28
1. Jenis Data.............................................................................28
2. Cara Pengambilan Data........................................................28
3. Alat Pengumpul Data.............................................................29
G. Pengolahan dan Analisis Data...................................................30
a. Pengolahan Data...................................................................30
b. Analisis Data..........................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................32
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian........................................32
1. Sejarah Ringkas SMA Negeri 6 Palembanng.........................32
2. Visi dan Misi SMA Negeri 6 Palembang.................................34
3. Identitas Sekolah....................................................................34
4. Indentitas Kepala Sekolah......................................................35
5. Fasilitas..................................................................................35
6. Kondisi Ketenagaan...............................................................36
7. Keadaan Siswa dan Kelas.....................................................37
8. Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler SMA Negeri 6 Palembang.....37

xi
B. Gambaran Umum Sampel..........................................................37
1. Kejadian Anemia di SMA Negeri 6 Palembang......................37
2. Usia Sampel...........................................................................38
3. Konsumsi Tablet Tambah Darah............................................39
C. Analisis Data..............................................................................39
1. Analisis Univariat....................................................................39
a. Status Anemia....................................................................39
b. Asupan Protein...................................................................40
c. Asupan Vitamin C...............................................................40
d. Asupan Zat Besi.................................................................41
e. Pola Menstruasi..................................................................41
2. Analisis Bivariat......................................................................42
a. Hubungan asupan protein dengan status anemia..............42
b. Hubungan asupan vitamin C dengan status anemia..........44
c. Hubungan asupan zat besi dengan status anemia............46
d. Hubungan pola menstruasi dengan status anemia............47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................49
A. Kesimpulan...............................................................................49
B. Saran........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................51
LAMPIRAN..............................................................................................55

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ambang batas Hemoglobin..................................................................6


2. Angka Kecukupan Protein yang Dianjurkan.......................................14
3. Angka Kecukupan Vitamin C yang Dianjurkan...................................16
4. Angka Kecukupan Zat Besi yang Dianjurkan......................................19
5. Sarana dan Prasarana Sekolah..........................................................36
6. Ketenegaan Sekolah...........................................................................36
7. Jumlah Siswa......................................................................................37
8. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia di SMA Negeri 6 Palembang.38
9. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia...................................38
10. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Konsumsi Tablet Tambah
Darah..................................................................................................39
11. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Anemia..................40
12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Protein.................40
13. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Vitamin C............41
14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Zat Besi...............41
15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Menstruasi................42
16. Distribusi Hubungan Antara Asupan Protein Dengan Status
Anemia...............................................................................................42
17. Distribusi Hubungan Antara Asupan Vitamin C Dengan Status
Anemia...............................................................................................44
18. Distribusi Hubungan Antara Asupan Zat Besi Dengan Status
Anemia...............................................................................................46
19. Distribusi Hubungan Antara Pola Menstruasi Dengan Status
Anemia...............................................................................................47

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Kerangkan Teori.................................................................................22
2. Kerangka Konsep...............................................................................23

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Perhitungan Besar Sampel.................................................................55
2. Cara Pengambilan Sampel.................................................................56
3. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden.............................57
4. Kuesioner Penelitian...........................................................................58
5. Form Food Recall...............................................................................60
6. Dokumentasi.......................................................................................61
7. Ouput SPSS.......................................................................................63

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anemia adalah salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia


khususnya pada negara-negara berkembang, diperkirakan 30%
penduduk dunia mengalami penyakit anemia. Anemia biasanya terjadi
pada masyarakat terutama pada usia remaja dan ibu hamil. Anemia
yang dialami oleh remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi
(WHO, 2013).
Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, remaja
membutuhkan asupan zat gizi yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Batas usia remaja adalah dari usia 10-19 tahun.
Menurut data dari hasil Riskesdas tahun 2013, kejadian anemia
di Indonesia yaitu sebesar 21,7%, penderita anemia berusia 15-24
tahun yaitu sebesar 18,4%. Sementara prevalensi pada perempuan
tidak hamil berusia 15 tahun atau lebih adalah sebesar 22,7%
(Kemenkes RI, 2013).
Jumlah remaja putri usia 15-18 tahun yang mengalami anemia
terjadi peningkatan, pada tahun 2014 di Sumatera Selatan sebanyak
571 orang dan tahun 2015 sebanyak 1060 orang (Dinkes Sumsel,
2016).
Data kejadian anemia pada wanita usia subur di Kota
Palembang yang tercatat pada tahun 2006 adalah sebesar 28,9%
(Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2006).
Remaja putri dengan usia 10-19 tahun yang telah memasuki
masa pubertas dan mengalami menstruasi, dalam kondisi ini mereka
akan membutuhkan lebih banyak zat gizi bagi tubuhnya. Pada usia ini,
remaja mengalami pertumbuhan dan penambahan berat badan yang
sangat cepat (Marmi, 2014).

1
Selain itu, kehilangan zat besi sebanyak 12,5-15 mg atau 0,4-
0,5 terjadi setiap harinya pada saat menstruasi sehingga, anak remaja
putri akan rentan mengalami penyakit anemia (WHO, 2011).
Penyebab utama anemia adalah rendah jumlah dan kualitas zat
besi yang dikonsumsi, adanya zat pelancar dan penghambat
penyerapan zat besi dalam tubuh. Disamping itu anemia pada remaja
putri disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akibat menstruasi
setiap bulan, apalagi jika mengalami kekurangan asupan energi,
protein dan zat gizi mikro lain seperti vitamin C, vitamin E, dan Zink
(Almatsier, 2009).
Seseorang yang mengalami anemia dapat menyebabkan
mudah lelah, kesegaran dan kebugaran tubuh menurun, konsentrasi
belajar rendah sehingga menyebabkan prestasi dan semangat belajar
menurun, disamping itu juga dapat menyebabkan daya tahan tubuh
rendah sehingga mudah terserang penyakit infeksi (Permaesih, 2005).
SMA Negeri 6 Palembang merupakan salah satu SMA Negeri
yang terletak di Jl. Sersan Sani Basuki Rahmat, Palembang. SMA
Negeri 6 Palembang merupakan SMA berprestasi baik dari segi
intelektual maupun dalam kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi
sehingga siswi di sekolah ini selalu dipadatkan oleh aktivitas yang ada
di sekolah dan telah diketahui dengan adanya penelitian terdahulu
pada Tahun 2017 yang menyatakan bahwa di SMA Negeri 6
Palembang ini banyak yang mengalami anemia. Prevalensi anemia
pada siswa-siswi SMA Negeri 6 Palembang sebesar 47,1% sebanyak
48 siswa yang mengalami anemia (Inggrid, 2017).

B. RUMUSAN MASALAH
Besarnya pengaruh anemia terhadap kesehatan, terutama
pada remaja putri yang merupakan salah satu kelompok yang berisiko
tinggi serta dampaknya terhadap kemampuan intelektual remaja di
bangku pendidikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

2
berikut : “Bagaimana Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Vitamin C,
Zat Besi) dan Pola Menstruasi dengan Status Anemia Remaja Putri di
SMA Negeri 6 Palembang ?“

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Diketahui Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Vitamin C,
Zat Besi) dan Pola Menstruasi dengan Status Anemia Remaja Putri
di SMA Negeri 6 Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui status anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6
Palembang.
b. Diketahui asupan zat gizi protein pada remaja putri di SMA
Negeri 6 Palembang.
c. Diketahui asupan zat gizi vitamin c pada remaja putri di SMA
Negeri 6 Palembang.
d. Diketahui asupan zat gizi besi pada remaja putri di SMA Negeri
6 Palembang.
e. Diketahui pola menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 6
Palembang.
f. Diketahui hubungan asupan zat gizi protein dengan status
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
g. Diketahui hubungan asupan zat gizi vitamin c dengan status
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
h. Diketahui hubungan asupan zat gizi besi dengan status anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
i. Diketahui hubungan pola menstruasi dengan status anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.

3
D. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Ada hubungan antara asupan zat gizi protein dengan status
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
2. Ada hubungan antara asupan zat gizi vitamin C dengan status
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
3. Ada hubungan antara asupan zat gizi zat besi dengan status
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
4. Ada hubungan antara pola menstruasi dengan status anemia pada
remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan ilmu yang didapat di Bangku Kuliah melalui
penerapan di lapangan tentang Hubungan asupan zat gizi
(protein, vitamin c, zat besi) dan pola menstruasi dengan status
anemia remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan referensi bagi pihak institusi dan mahasiswa dalam
kegiatan penelitian serta menambah wawasan dan pengetahuan.
3. Bagi SMA Negeri 6 Pelembang
Memberi informasi, data serta masukan tentang hubungan
asupan zat gizi (protein, vitamin c, zat besi) dan pola menstruasi
dengan status anemia remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang,
upaya pencegahan dan penanganannya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Remaja dan Masalah Kesehatan

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin


adolescence (kata bendanya, adolecentia yang berarti remaja)
yang berarti “tubuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Adolescence
juga mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik padangan ini diungkapkan oleh
plaget. Dalam terminology, remaja berarti mendekati kematangan
secara fisik, akal, dan jiwa serta sosial (Pudiastuti, 2010).
Menurut WHO (1995), dalam Tim Penulis Poltekkes Depkes
Jakarta I (2010) mengatakan usia remaja adalah antara 10-18
tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja
terbagi atas :
a. Masa remaja awal 10-13 tahun.
b. Masa remaja tengah 14-16 tahun.
c. Masa remaja akhir 17-19 tahun.

Masa remaja adalah masa yang paling penting dalam daur


hidup manusia, karena remaja akan mengalami perkembangan
fisik, psikososial dan kognitif yang sangat cepat. Peningkatan
kebutuhan zat gizi pada masa remaja berkaitan dengan percepatan
pertumbuhan yang dialaminya, dimana zat gizi yang masuk
kedalam tubuhnya digunakan untuk peningkatan berat badan dan
tinggi badan yang disertai dengan meningkatnya jumlah dan ukuran
jaringan sel tubuh (Pratiwi, 2015).
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita anemia. Di Indonesia prevalensi anemia cukup tinggi.

5
Oleh karena itu, sasaran program perbaikan gizi pada kelompok
remaja putri dianggap strategis dalam upaya memutus simpul siklus
masalah gizi. Pada umumnya anemia lebih sering terjadi pada
wanita atau remaja putri dibandingkan dengan pria, yang sangat
disayangkan adalah penderita tidak mengetahui dan menyadarinya.
Bahkan ketika tahu pun masih menganggap anemia sebagai
masalah yang masih sepele (Husna, 2013).

2. Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu protein tetramerik eritrosit,
mengangkut O2 kejaringan dan mengembalikan CO2 dan proton ke
paru-paru. Hemoglobin juga diartikan sebabai protein yang kaya
akan zat besi. Memiliki afinitas (data gabung) terhadap oksigen dan
dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah
merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan (Pearce, 2009).

Tabel 1. Ambang Batas Hemoglobin

Kelompok Usia Hemoglobin (g/dl)

Anak usia 6-59 bulan 11,0

Anak usia 5-11 tahun 11,5

Anak usia 12-14 tahun 12,0

Wanita yang tidak hamil (>15 tahun) 12,0

Wanita hamil 11,0

Laki-laki (>15 tahun) 13,0

Sumber : Departemen Kesehatan RI (2002) dalam Zulaekah (2007)

Menurut Widayanti (2008), hemoglobin memiliki kegunaan


antara lain, yaitu :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan-jaringan tubuh.

6
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke
seleuruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan
bakar.
c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai
hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang, untuk
mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak,
dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin.
Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan
darah yang disebut anemia.

Apabila terjadi gangguan pada hemoglobin dapat


menyebabkan beberapa penyakit seperti anemia yang disebabkan
karena tidak tersedia zat-zat gizi dalam tubuh yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah. Zat-zat yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah ialah protein (Kesumasari, 2012).

3. Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan kekurangan sel darah
merah (eritrosit), pada umumnya sebagai akibat dari
kekurangan zat besi dari konsumsi makanan, atau kehilangan
darah yang berlebihan dan tidak mampu diganti dari konsumsi
makanan. Anemia gizi besi diartikan sebagai anemia yang
disebabkan kekurangan zat besi sebagai penyebab utamanya
(Aritonang, 2011). Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini
yaitu anemia gizi dan non gizi. Anemia non gizi adalah keadaan
kurang darah akibat pendarahan seperti luka karena
kecelakaan, mestruasi, atau penyakit darah yang genesis
seperti thalasemia, hemofilia, dan lainnya. Sedangkan anemia
gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari

7
nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah atau beberapa
unsur makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya
defiensi tersebut (Arisman, 2009).
Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari
zat besi, vitamin B12, vitamin B6, vitamin C, dan tembaga
dapat mengakibatkan anemia. Anemia karena gizi paling umum
disebabkan oleh kekurangan zat besi atau asam folik (Health
Media Nutrition Series, 2006).
Anemia defiensi besi adalah anemia yang timbul akibat
berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena
cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Bakta I
Made, dkk, 2009).
Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi besi
menurut Arisman (2009), yaitu :
1) Kehilangan darah secara kronis. Pada wanita, terjadi
kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah
yang keluar selama menstruasi sangat banyak (banyak
wanita yang tidak sadar kalau darah haidnya terlalu
banyak). Sepanjang usia produktif, wanita akan mengalami
kehilangan darah akibat peristiwa haid. Beberapa penelitian
telah membuktikan, bahwa jumlah darah yang hilang
selama satu periode haid berkisar antara 20-25cc. Jumlah
ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5-15
mg/bulan, atau kira-kira sama dengan 0,4-0,5 mg sehari.
Jika jumlah tesebut bertambah dengan kehilangan basal,
jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1,25mg per hari.
2) Asupan dan serapan tidak adekuat.
3) Peningkatan kebutuhan terutama asupan zat besi harian
diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui

8
tinja, air kencing, dan kulit. Kehilangan basis ini diduga
sebanyak 14µg/kgBB/hari.

b. Jenis Anemia
Menurut Wirakusumah (1999) secara morfologis, jenis
anemia dapat dikelompokkan berdasarkan makro dan mikro
yaitu ukuran sel dan kromik yang merupakan kandungan
hemoglobin menjadi :
1) Makrositik Normokrom
Ukuran dan sel darah merah bertambah besar atau
lebih dari normal, sedangkan warna sel darah merah normal
karena kandungan atau konsentrasi hemoglobin normal.
Biasanya terjadi pada anemia megaloblastik akibat
kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
2) Normositik Normokrom
Ditandai dengan ukuran dan bentuk sel darah merah
tidak berubah atau normal sedangkan warna sel darah
merah normal karena kandungan atau konsentrasi
hemoglobinnya normal. Penyebabnya adalah
meningkatnya volume plasma secara berlebihan, penyakit
hemolitik, gangguan endoktrin, ginjal dan hati.
3) Normositik Hipokrom
Ditandai dengan mengecilnya ukuran dan bentuk sel
darah merah, sedangkan warna sel darah merahnya juga
berkurang atau konsentrasi kandungan hemoglobin
berkurang. Penyebab adalah defisiensi zat besi, gangguan
sintesis globulin, porfirin, dan heme serta gangguan
metabolisme lainnya.

9
c. Tahap Terjadinya Anemia
Muctadi, dkk (1993) mengatakan bahwa anemia gizi besi
terjadi melalui beberapa tingkatan yaitu :
1) Kurang besi laten, merupakan keadaan dimana banyaknya
cadangan besi berkurang dibawa normal, namun besi
didalam sel darah dan jaringan masih tetap normal.
2) Anemia kurang besi dini, merupakan keadaan dimana
penurunan besi cadangan berlangsung sampai habis atau
hampir habis, tetapi besi di dalam sel darah dan jaringan
masih tetap normal.
3) Anemia kurang besi lanjut, merupakan perkembangan lebih
lanjut dari anemia kurang besi dini, dimana besi didalam sel
darah merah sudah mengalami penurunan, tetapi besi
didalam jaringan tetap normal.
4) Kurang besi dalam jaringan, yang terjadi setelah besi dalam
jaringan juga berkurang. Dengan demikian pada tingkatan
ini, semua kompertemen besi dalam tubuh telah terganggu.

Pada tahap awal, simpanan zat besi yang berbentuk


ferritin, dan hemosiderin menurun dan absorbsi besi meningkat.
Daya ikat besi (iron binding capacity) meningkat seiring dengan
menurunnya simpanan zat besi dalam plasma. Selanjutnya, zat
besi yang tersedia untuk pembentukan sel-sel darah (sistem
eritropoesis) didalam sum-sum tulang berkurang. Terjadi
penurunan jumlah sel darah merah dalam jaringan. Pada tahap
akhir, hemoglobin menurun (hypocromic) dan eritrosit mengecil
maka terjadilah anemia gizi besi (Wirakusumah, 1999).

10
d. Patofisiologi Anemia
Anemia digolongkan menjadi tiga kelompok menurut
Wulan (2011), yaitu sebagai berikut :
1) Anemia karena kehilangan darah
Anemia karena kehilangan darah akibat pendarahan
yaitu banyaknya sel-sel darah merah yang hilangnya dari
tubuh seseorang. Akibat dari kecelakaan dimana
pendarahan mendadak dan banyak jumlahnya, yang
disebut pendarahan eskternal. Pendarahan dapat pula
disebabkan karena racun binatang yang menyebabkan
penekanan terhadap pembuatan sel-sel darah merah.
Selain itu ada juga pendarahan kronis yang terjadi sedikit
demi sedikit tetapi terus menerus. Pendarahan ini
disebabkan oleh kanker pada saluran pencernaan, peptic
ulcer, wasir yang dapat menyebabkan anemia.
2) Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah
Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah
dapat terjadi karena bibit penyakit atau parasit yang masuk
kedalam tubuh, seperti malaria atau cacing tambang, hal ini
dapat menyebabkan hemolitik. Bila sel-sel darah merah
rusak dalam tubuh zat besi yang ada didalam tidak hilang
tetapi dapat digunakan kembali untuk membentuk sel-sel
darah merah yang baru dan pemberian zat besi pada
anemia jenis ini kurang bermanfaat. Sedangkan asam folat
sangat diperlukan untuk pengobatan anemia hemolitik ini.
3) Anemia karena gangguan pada produksi sel-sel darah
merah
Sumsum tulang mengganti sel darah merah yang tua
dengan sel darah merah yang baru sama cepatnya dengan
banyaknya sel darah merah yang dipertahankan selalu
cukup banyak didalam sel darah merah, dan untuk

11
mempertahankannya diperlukan cukup banyak zat gizi.
Apalagi tidak tersedia zat gizi dalam jumlah yang cukup
akan terjadi gangguan pada produksi sel-sel darah merah,
dapat timbul karena kurangnya zat gizi penting seperti zat
besi, asam folat, asam pantotenat, vitamin B12, protein
kobalt, dan thiamin, yang kekurangannya biasa disebut
“anemia gizi”. Selain itu juga kekurangan eritrosit, infiltrasi
sumsum tulang, kelainan endoktrin dan penyakit ginjal
kronis dan sirosis hati.

e. Tanda dan Gejala Anemia


Menurut Arisman (2008) tanda dan gejala anemia
defisiensi besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas,
seperti : pucat, mudah lelah, berdebar dan sesak napas.
Kepucatan bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku dan
konjungtiva palpebra. Tanda yang khas meliputi anemia,
angular stomatis, disfagia, hipoklorida, koilonikia dan pafofagia.
Tanda yang kurang khas berupa kelelahan, anoreksia,
kepekaan terhadap infeksi meningkat, kelainan pelaku tertentu,
kinerja intelektualserta kemampuan kerja menurun (Yamin,
2012).
Menurut Asyirah (2012) tanda dan gejala anemia antara
lain :
1) Lemah, letih, lesu, mudah lelah.
2) Wajah tampak pucat.
3) Sering pusing.
4) Nafsu makan berkurang.
5) Sulit konsentrasi dan mudah lupa.
6) Sering sakit.
7) Napas pendek (pada anemia berat).

12
f. Akibat Anemia
Gunatmaningsih (2007) menyatakan dampak anemia
pada remaja putri dapat mengakibatkan pengaruh yang buruk,
yaitu :
1) Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2) Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal.
3) Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena
penyakit infeksi.
4) Menurunkan tingkat kebugaran.
5) Rendahnya produktifitas dan prestasi.

Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada


remaja putri dan apabila remaja putri nantinya hamil, maka ia
tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga
janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya
anemia ini dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko
kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka
kamatian perinatal (Hayati, 2010 dalam Sihotang dan Nunung,
2012). Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi
besi, maka remaja putri perlu dibekali dengan pengetahuan
tentang anemia defisiensi besi itu sendiri (Dharmadi, dkk, 2011
dalam Sihotang dan Nunung 2012).

g. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada


Remaja Putri
Menurut Listiana (2016) menyatakan faktor-faktor yang
behubungan dengan anemia pada remaja putri, yaitu :
1) Pendapatan keluarga.
2) Pendidikan ibu.
3) Kebiasaan minum teh.
4) Indeks massa tubuh.

13
5) Pengetahuan.
6) Sikap.
7) Kejadian infeksi.
8) Asupan suplemen zat besi.
9) Keadaan menstruasi.

4. Asupan Zat Gizi


a. Asupan Protein
Protein merupakan suatu zat gizi yang sangat penting
bagi tubuh karena tak hanya sebagai zat bahan bakar tetapi
juga zat pengatur dan pembangun. Asupan protein yang
adekuat sangat penting untuk mengatur integritas, fungsi dan
kesehehatan manusia dengan menyediakan asam amino
sebagai prekusor molekul esensial yang merupakan komponen
dari semua sel dalam tubuh. Protein berperan penting dalam
transportasi zat besi di dalam tubuh. Oleh krena itu, kurangnya
asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi
terhambat sehingga akan terjadi defisiensi besi. Di samping itu
makanan yang tinggi protein terutama yang berasal dari hewani
banyak mengandung zat besi dalam bentuk heme yang lebih
mudah diabsorbsi dibandingkan dengan protein yang berasal
dari nabati yang mengandung zat besi dalam bentuk non heme
(Purwaningtyas, 2011).

Tabel 2. Angka Kecukupan Protein yang Dianjurkan


(Perorang Perhari)

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Protein (g)


Laki – laki 16-18 tahun 66
Perempuan 16-18 tahun 59
Sumber : LIPI, 2013. Angka Kecukupan Gizi

14
Berdasarkan Cut off point kecukupan protein terdapat
dua kategori menurut Supariasa (2016), yaitu :
- Baik : ≥ 80% AKG.
- Kurang : < 80% AKG.

b. Asupan Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan larut air, dimana pada
manusia tergolong esensial karena tidak dapat disintesis dari
tubuh. Hal ini terjadi karena manusia tidak mempunyai enzim L-
gulonolakton oksidase. Fungsi utama vitamin C adalah untuk
pembentukan protein kolagen melalui proses hidroksilasi.
Selain itu memiliki sifat umum yang penting sebagai antioksidan
yang mempengaruhi redoks-potensian. Beberapa enzim secara
khusus membutuhkan vitamin C sebagai proses hidrolasi yang
menggunakan molekul oksigen dan mempunyai kofaktor Fe ++
atau Cu++. Dalam reaksi tersebut asam askorbat mempunyai
tiga peranan : (1) sebagai sumber elektron untuk mereduksi
oksigen (misalnya sebagai kosubstrat); (2) sebagai zat
pelindung untuk memelihara status reduksi besi (Fe); (3) fungsi
vitamin C dalam metabolisme Fe, terutama mempercepat
(melalui proses kilasi) penyerapan Fe usus dan
pemindahannya kedalam darah. Vitamin C juga terlibat dalam
mobilisasi simpanan Fe terutama hemosiderin dalam limpa
(Linder, 2010).
Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat besi non
heme sampai empat kali lipat, yaitu dengan mengubah besi feri
menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi
(Pratiwi, 2015).
Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-
sayuran, serta sedikit padan makanan hewani dan serealia.
Makanan yang paling banyak mengandung vitamin C adalah

15
buah jeruk (citrus), rosehip, black current, broccoli, kubis dan
hijauan lobak (turnip green), juga dari keluarga kubis,
strawberry dan watercress juga merupakan sumber yang baik,
bahkan kentang cukup banyak mengandung vitamin C. Vitamin
C sangat tidak stabil pada pH netral atau alkali, teurtama
terhadap panas, tetapi sangat stabil terhadap asam, dan cukup
stabil dalam keadaan dingin (Linder, 2010).

Tabel 3. Angka Kecukupan Vitamin C yang Dianjurkan


(Perorang Perhari)

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Vitamin C (mg)


Laki – laki 16-18 tahun 90
Perempuan 16-18 tahun 75
Sumber : LIPI, 2013. Angka Kecukupan Gizi
Berdasarkan Cut off point kecukupan vitamin C terdapat
dua kategori menurut Supariasa (2016), yaitu :
- Baik : ≥ 80% AKG.
- Kurang : < 80% AKG.

c. Asupan Zat Besi


Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-
5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai
beberapa fungsi esensial di dalam tubuh. Walaupun terdapat
luas di dalam makanan banyak penduduk dunia mengalami
kekurangan besi, termasuk di Indonesia (Almatsier, 2009). Besi
merupakan trace element vital yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin, dan enzim.
Besi dalam tubuh tidak terdapat dalam bentuk logam bebas
(free iron), tetapi selalu berikatan dengan protein tertentu
(Bakta I Made, dkk, 2009).

16
Zat besi merupakan zat utama yang diperlukan dalam
hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa
hemoglobin (Hb), ketika tubuh kekurangan zat besi (Fe),
produksi hemoglobin akan menurun. Penurunan hemoglobin
sebetulnya akan terjadi jika cadangan zat besi dalam tubuh
benar-benar habis. Faktor-faktor risiko defisiensi zat besi pada
wanita karena cadangan zat besi dalam tubuh lebih sedikit
sedangkan kebutuhannya lebih tinggi antara 1-2 mg zat besi
secara normal. Untuk wanita golongan umur 13-29 tahun
kebutuhan zat besi normalnya adalah 26 mg/hari (Pratiwi,
2015).
Zat besi mempunyai banyak fungsi adalah untuk
pertumbuhan anak, untuk memproduksi hemoglobin dan
mencegah anemia, untuk respirasi sel dan mengangkut
oksigen, dan reseistensi terhadap stress dan penyakit.
Besi dalam makanan dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu :
1) Besi heme yang bersumber dari hemoglobin dan myoglobin
yang hanya terdapat dalam bahan makanan hewani seperti
daging, ikan, dan unggas. Biovailabilitas besi heme ini
sangat tinggi yaitu 20-30% atau lebih dapat diabsorbsi.
Derajat absorbsi besi heme ini hampir tidak dipengaruhi
oleh susunan menu atau diet makanan, dan hanya sedikit
dipengaruhi oleh status besi orang yang mengkonsumsinya
2) Besi non heme yang pada umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-
kacangan, buah-buahan dan serealia dan sedikit terdapat
didalam daging, ikan, dan telur. Derajat absorbsi besi non
heme sangat bervariasi dan sangat tergantung pada
kualitas dan diversifikasi menu makanan.

17
Kekurangan zat besi terjadi dalam tiga tahap : (1) terjadi
bila simpanan besi berkurang, yang terlihat dari penurunan
feritin dalam plasma 12µg/l. Pada tahap ini belum terlihat
perubahan fungsional pada tubuh. (2) telihat dengan habisnya
simpanan besi, menurunnya jenuh transferin hingga kurang
dari 16% pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfin,
yaitu bentuk precursor hem. Pada tahap ini nilai hemoglobin di
dalam darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini
dapat mengganggu metabolisme energi, sehingga
menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja. (3) terjadi
anemia defisiensi besi, dimana kadar hemoglobin total turun
dibawah nilai normal yaitu 12 g/dl (Almatsier, 2009).
Selain itu kekurangan besi pada umumnya mempunyai
tanda-tanda seperti pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang
nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya
kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh, kemapuan
mengatur suhu tubuh menurun (Almatsier, 2009).
Menurut Lozzoff (1998) dalam Almatsier (2001),
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara defisiensi besi
dengan fungsi otak. Defisiensi besi berpengaruh negatif
terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem
neurotransmitter (pengantar syaraf) akibatnya, kepekaan
reseptor syaraf dopamin berkurang yang dapat berakhir
dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi, daya
ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa
sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan
mengatur suhu tubuh juga menurun.

18
Tabel 4. Angka Kecukupan Zat Besi yang Dianjurkan

(Perorang Perhari)

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Fe (mg)


Laki – laki 16-18 tahun 15
Perempuan 16-18 tahun 26
Sumber : LIPI, 2013. Angka Kecukupan Gizi
Berdasarkan Cut off point kecukupan zat besi terdapat
dua kategori menurut Supariasa (2016), yaitu :
- Baik : ≥ 80% AKG.
- Kurang : < 80% AKG.

5. Pola Menstruasi
Salah satu penyebab terjadinya anemia defisiensi zat besi
adalah kehilangan darah yang disebabkan salah satunya akibat
menstruasi pada wanita setiap bulannya. Pola menstruasi pada
remaja putri meliputi siklus menstruasi dan lama menstruasi. Siklus
menstruasi adalah jarak antara mulainya menstruasi yang lalu
dengan menstruasi berikutnya. Remaja putri yang mengalami
siklus menstruasi pendek menyebabkan jumlah darah yang keluar
secara komulatif menjadi lebih banyak dan dapat menyebabkan
anemia (Wliyati dan Riyanto, 2012).
Lama menstruasi adalah waktu yang dialami seorang wanita
selama proses menstruasi. Perbedaan lama menstruasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor psikologis,
lingkungan, usia, serta ketidakseimbangan hormon. Wanita
dengan lama menstruasi terlalu lama menyebabkan darah yang
keluar secara komulatif lebih banyak sehingga memungkinkan
terjadinya anemia (Fauziah, 2012).
Menstruasi adalah proses keluarnya darah pada dinding
rahim (endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya

19
yang keluar melalui vagina. Menstruasi juga sebagai persiapan
tubuh wanita untuk mengandung anak atau hamil (Waryana,
2010).
Siklus menstruasi adalah serangkaian periode dari
perubahan yang terjadi berulang-ulang pada uterus dan organ-
organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan berakhir pada
saat monopouse. Menurut Dian Purwitaningtyas Kirana (2011), yang
dikatakan pola menstruasi teratur berkisar dari 25-32 hari dengan
menstruasi pendek <25 hari dan menstruasi panjang >32 hari.
Pada siklus menstruasi, endometrium dipersiapkan secara teratur
untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadi ovulasi. Untuk
mengetahui apakah fungsi ovarium normal atau tidak maka
dilakukan pemeriksaan urine 24 jam. Ovulasi terjadi dibawah
pengaruh secara ritmik hormon-hormon ovarium. Siklus mentruasi
dipengaruhi FSH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis
yang menimbilkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang
dalam ovarium. Umumnya satu folikel de Graaf yang membuat
esterogen. Esterogen ini menekan produksi FSH sehingga lobus
anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang
kedua yakni LH (Waryana, 2010).
Tiga masa utama siklus menstruasi menurut Pudiastuti
(2010), yaitu :
a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu
itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-
hormon ovarium paling rendah. Pada fase ini endometrium
terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini
berlangsung selama 3-4 hari.
b. Masa poliferasi sampai pada hari keempat belas. Pada waktu
endometrium tubuh kembali disebut juga endometrium
mengadakan poliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat

20
belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut
ovulasi. Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada
endometrium ±3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5
sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
c. Masa sekresi. Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-
28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian
dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang
diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

6. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Anemia


Dalam penelitian Farida (2007) kejadian anemia yang terjadi
pada siswi yang mengalami kekurangan energi, protein, zat besi,
vitamin A, dan vitamin C lebih besar dibandingkan siswi dengan
tingkat konsumsi energi, protein, zat besi, vitamin A, dan vitamin C
yang baik, sedangkan menurut penelitian Kirana (2010)
menunjukkan ada kolerasi positif antara asupan zat gizi maka
semakin tinggi pula nilai kadar homoglobin yang berarti status
anemia semakin sedikit.

7. Hubungan Pola Menstruasi dan Anemia


Menurut Riskesdas (2013), melalui pemeriksaan kadar
hemoglobin didapatkan bahwa kejadian anemia pada wanita
sebesar 23,9% sedangkan pada laki-laki sebesar 18,4%. Hal ini
disebabkan karena jumlah zat gizi yang dikeluarkan dari dalam
tubuh wanita dua kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan
laki-laki karena adanya menstruasi (Indriantika, 2009).
Menurut penelitian Kirana (2010) yang menyatakan tidak
adanya hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia
pada remaja. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang

21
dilakukan Andriana (2010) yang menyatakan terdapat hubungan
yang bermakna antara pendarahan (haid) dengan kejadian anemia.

B. Kerangkan Teori

SOSIAL EKONOMI

(Pendidikan dan Pendapatan)

Asupan Zat Gizi Asupan Zat


Makro (Protein) dan Pendorong
Mikro (vitamin A, (vitamin C) dan Zat
B6, B12, Riboflavin, penghambat (fitat,
asam folat, besi, tanin, serat,
seng) polifenol, oksalat)

Karakteristik
Status Penyakit KADAR Individu (Variasi
( Infeksi dan Parasit) Biologis, Umur,
HEMOGLOBIN Jenis kelamin,
Ras, Pola
menstruasi)

ANEMIA

Bagan 1. Kerangka Teori

Sumber : Siti Zulaekah, 2007. Efek suplementasi besi, vitamin C dan


pendidikan gizi terhadap perubahan kadar hemoglobin
anak Sekolah Dasar yang anemia di Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo. Tesis Universitas Diponogoro.
Semarang.

22
C. Kerangka Konsep

Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menyusun kerangka


konsep “Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Vitamin C, Zat Besi) dan
Pola Menstruasi dengan Status Anemia Remaja Putri di SMA Negeri 6
Palembang”.

Asupan Protein

Asupan Vitamin C

Asupan Zat Besi STATUS ANEMIA

Pola Menstruasi

Bagan 2. Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
a. Variabel Dependen : Status Anemia.
b. Variabel Independen : Asupan zat gizi (protein, vitamin C, zat
besi) dan pola menstruasi.

2. Definisi Operasional

a. Status Anemia
Dilihat dari keadaan yang menggambarkan sel darah
merah atau hemoglobin kurang dari normal.
Alat ukur : Hemoglobin Meter.
Cara ukur : Digital Haemometer.

23
Hasil ukur : 1) Tidak Anemia (≥ 12 g/dl).
2) Anemia (<12 g/dl).
(WHO, 2011).
Skala ukur : Ordinal.

b. Asupan Protein
Rata-rata asupan protein perhari yang berasal dari
makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 3 hari dengan
menggunakan metode Food Recall, kemudian dibandingkan
dengan AKG dan dikalikan dengan 100%. Dengan asupan
protein minimal 47,2 gram.
Alat ukur : Form Food Recall.
Cara ukur : Wawancara.
Hasil ukur : 1) Baik : ≥ 80% AKG.
2) Kurang : < 80% AKG.
(Supariasa, 2016).
Skala ukur : Ordinal.

c. Asupan Vitamin C
Rata-rata asupan vitamin C perhari yang berasal dari
makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 3 hari dengan
menggunakan metode Food Recall, kemudian dibandingkan
dengan AKG dan dikalikan dengan 100%. Dengan asupan
vitamin C minimal 60 mg.
Alat ukur : Form Food Recall.
Cara ukur : Wawancara.
Hasil ukur : 1) Baik : ≥ 80% AKG.
2) Kurang : < 80% AKG.
(Supariasa, 2016).
Skala ukur : Ordinal.

24
d. Asupan Zat Besi
Rata-rata asupan zat besi perhari yang berasal dari
makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 3 hari dengan
menggunakan metode Food Recall, kemudian dibandingkan
dengan AKG dan dikalikan dengan 100%. Dengan asupan zat
besi minimal 20,8 mg.
Alat ukur : Form Food Recall.
Cara ukur : Wawancara.
Hasil ukur : 1) Baik : ≥ 80% AKG.
2) Kurang : < 80% AKG.
(Supariasa, 2016).
Skala ukur : Ordinal.

e. Pola Menstruasi
Pola menstruasi adalah teratur atau tidaknya remaja
putri mendapatkan menstruasi setiap bulannya, yang diukur
dengan menanyakan tanggal menstruasi tiga bulan terakhir.
Alat ukur : Kuesioner.
Cara ukur : Wawancara.
Hasil ukur : 1) Pendek : < 25 hari.
2) Teratur : 25- 32 hari.
3) Panjang : >32 hari.
(Dian Purwitaningtyas Kirana, 2011).
Skala ukur : Ordinal.

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Palembang


Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 09 – 24 Januari 2019

B. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian bersifat analitik dengan menggunakan
rancangan penelitian Cross Sectional, dimana variabel independen
dan variabel dependen diukur sekali dalam waktu yang bersamaan.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi yang diambil adalah seluruh siswi putri kelas XI
SMA Negeri 6 Palembang yang berjumlah 205 siswi.
2. Sampel
Penentuan sampel adalah siswi kelas XI yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih dan menjadi anggota sampel penelitian. Sampel yang
terpilih kemudian dimintakan ijin orang tua dan kesediaan untuk
diikutkan dalam penelitian.
a) Kriteria inklusi sampel:
 Siswi berusia 16-18 tahun.
 Berjenis kelamin perempuan.
 Siswi tidak dalam berpuasa.
 Telah mengalami menstruasi.
 Bersedia menjadi sampel penelitian.

26
b) Kriteria eksklusi :
 Pindah dari lokasi yang tidak memungkinkan untuk ikut
dalam penelitian.
 Dalam proses penelitian menderita sakit kronis (seperti
diare, TBC dan penyakit lain yang mengharuskan kontrol
rutin) dan menderita kelainan darah.

D. Besar Sampel
Perhitungan besar sampel menggunakan rumus sebagai
berikut :

Keterangn :
= Perentase kesalahan yang dikehendaki 10 %.
= Derajat kepercayaan 95 % (1,96).

p = Prevalensi anemia remaja (0,471).


q = 1-p.
n = Jumlah sampel.
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel, didapatkan
sebanyak 49 siswi dengan lost to follow up 10% menjadi 54 siswi
dalam penelitian ini (Perhitungan Besar Sampel Minimal Seperti pada
Lampiran 1).

E. Cara Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Proportional
Random Sampling (Notoatmodjo, 2011), dapat dilihat di lampiran 2.
Dari hasil perhitungan didapat jumlah sampel kelas, kemudian
diteruskan dengan Simple Random Sampling dengan cara diundi
untuk menentukan sampel disetiap kelas.

27
F. Jenis dan Cara Pengambilan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari
wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner
meliputi : identitas siswi, asupan zat gizi (protein, vitamin c, zat
besi), pola menstruasi, serta kadar hemoglobin darah.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari SMA Negeri 6
Palembang meliputi : gambaran umum SMA Negeri 6
Palembang, fasilitas yang ada di sekolah, jumlah tenaga
pengajar, jumlah siswa dan data kepustakaan lain yang
menunjang penelitian yang diperoleh dari arsip-arsip sekolah.

2. Cara Pengambilan Data


a. Tahap Persiapan
1) Pertama membuat surat pengantar untuk penelitian dari
kampus untuk direktorat.
2) Setelah mendapat surat izin penelitian dari direktorat
kemudian dilanjutkan ke Badan Kesehatan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) Provinsi Sumatera Selatan untuk
mendapatkan izin penelitian.
3) Setelah keluar surat izin penelitian dari Kesbangpol
Provinsi Sumatera Selatan kemudian dilanjutkan ke Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk
mendapatkan izin penelitian ke SMA Negeri 6 Palembang.
4) Kemudian surat tersebut dilanjutkan ke SMA Negeri 6
Palembang.
5) Setelah diperoleh izin untuk melakukan penelitian,
penelitian dipersiapkan surat keterangan ketersediaan
menjadi responden penelitian, form recall 1x24 jam.
6) Hari pertama dilakukan skrinning yaitu pemeriksaaan
kadar Hemoglobin awal kepada siswi kelas XI yang

28
bersedia untuk menentukan siswi yang anemia sebanyak
162 siswi. Data kadar Hemoglobin akhir diperoleh dengan
menggunakan Hemoglobin meter oleh tenaga ahli yaitu
analis kesehatan.
7) Siswi yang memenuhi kreteria dijadikan sebagai sampel
penelitian setelah terlebih dahulu diminta persetujuan dan
kesediaannya dengan menandatangani surat pernyataan.
b. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan 5
enumerator dari alumni gizi, tahap pelaksanaan sebagai
berikut :
1) Sampel didapatkan sebanyak 56 siswi, sampel yang telah
diperiksa kadar Hemoglobin.
2) Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan pertama
berupa asupan zat gizi (protein, vitamin c, dan zat besi)
dan pola menstruasi.
3) Data asupan zat gizi diperoleh melalui form recall 1x24
jam dan data pola menstruasi melalui kuesioner melalui
wawancara langsung kepada responden.

3. Alat Pengumpul Data


Alat pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Kuesioner tentang indentitas siswi dan pola mentruasi.
b. Form Food Recall tentang asupan gizi (protein, vitamin c, zat
besi).
c. Alat digital hemometer untuk pemeriksaan kadar hemoglobin.

29
G. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
1) Editing (pengeditan data)
Mengedit atau editing adalah kegiatan meneliti kembali
apakah isian pada lembar kuesioner asupan gizi (protein,
vitamin c, zat besi) dan pola menstruasi sudah cukup baik dan
dapat segera diproses lebih lanjut.
2) Coding (pengkodean)
Mengkonversikan data yang terkumpul selama
penelitian kedalam bentuk simbol yang cocok untuk keperluan
analisis. Data yang diperoleh diklasifikasikan dalam bentuk
kode atau angka.
3) Entry Data (pemasukan data)
Memindahkan data-data yang telah selesai dicoding dan
editing lalu dimasukkan kedalam tabel. Data tersebut terdiri
dari :
- Data identitas responden.
- Data kadar hemoglobin responden.
- Data asupan zat gizi (protein, vitamin c, zat besi)
responden berdasarkan hasil metode Form Food Recall
- Data pola menstruasi responden.
4) Cleaning Data (pembersihan data)
Proses untuk menguji kebenaran data sehingga data
yang masuk benar-benar bebas dari kesalahan.

b. Analisis Data
Data yang sudah diolah kemudian dianalisis secara
Univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis
Bivariat dengan menggunakan uji statistik.

30
1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan
masing-masing variable dependen dan variebel independen,
data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.
2) Analisis Bivariat
Analisis dilakukan dengan membuat tabel silang
dengan masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat, untuk memperoleh gambaran variabel bebas yang
diduga ada hubungan dengan variabel terikat.
Uji statistik yang digunakan dalam analisis bivariat ini
adalah Uji Chi Square dengan menggunakan sistem
komputerisasi dengan tingkat kepercayaan 95%.
Keputusan statistik diambil dengan melihat nilai p pada
tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut :
- Nilai p ≥ 0.05 (α) dinyatakan hasilnya tidak ada hubungan
yang bermakna,
- Nilai p < 0.05 (α) dinyatakan hasilnya ada hubungan yang
bermakna.

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Sejarah Ringkas SMA Negeri 6 Palembang


SMA Negeri 6 Palembang didirikan di atas tanah seluas
10.000 M2 (1 Ha) dengan SK Pendirian Sekolah No. 0219/6/1981
pada tanggal 4 Juli 1981, status tanahnya berasal dari hibah
KODAM II Sriwijaya. Tanah tersebut berlokasi di Jalan Sersan Sani
Basuki Rahmat Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning
Palembang Sumatera Selatan.
Pada tanggal 18 Juli 1981 SMAN 6 Palembang mulai dibuka
dengan jumlah siswanya saat itu sebanyak 216 orang (3 kelas),
yang sekarang tahun 2018 jumlah siswa mencapai 1041 orang (30
kelas) dan telah menjadi sekolah unggulan lokal berbasis Imtaq.
Selama 30 tahun SMAN 6 Palembang banyak menghasilkan
lulusan / alumni yang tersebar di berbagai perguruan tinggi ternama
seperti UI, STAN, UGM, ITB, UNSRI, UNPAD, STPDN, AKMIL,
AKPOL, UUM Malaysia dll. Ini semua merupakan perjuangan keras
dari tenaga edukatif yang sekarang sudah berjumlah 65 orang
dibantu staf TU 18 orang termasuk di dalamnya tenaga honorer,
pengelola perpustakaan, pengelola lab dan petugas kebersihan.
Tanggal 1 September 1995 terbit Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 482/C/KEP/I/1995
menetapkan SMAN 6 berstatus type B. Kemudian Tim Akreditasi
yang melakukan evaluasi pada tanggal 14 Juli 2006, selanjutnya
pada tanggal 7 Nopember 2007 terbitlah Sertifikat dari Badan
Akreditasi Sekolah Nasional yang menetapkan SMAN 6 Palembang

32
berstatus Terakreditasi A (Amat Baik) dengan nilai 91,23, lalu
Terakreditasi A yang kedua pada tahun 2011 dengan nilai 92.
Pada tahun 2002, SMA Negeri 6 Palembang ditetapkan
sebagai Sekolah Model Keagamaan dengan mendapatkan
penghargaan nasional juara 2 tingkat SMA penyelenggara Kegiatan
Keagamaan dan terakhir dikukuhkan dengan SK Walikota
Palembang No. 58.a Januari 2010 sebagai Sekolah Unggulan Lokal
Berbasis Imtaq.
Berikut ini secara berurutan photo dokumentasi para Kepala
Sekolah yang telah banyak berjasa dalam kepemimpinannya sejak
dari awal berdiri hingga sekarang menjadi sekolah unggulan:
a. Amri Basri, BA (Tahun 1981 - 1988).
b. H. A. Jambak (Tahun 1988 - 1993).
c. Muhammad Daud (Tahun 1993 - 1995).
d. Drs. Said Yosdi (Tahun 1995 - 1996).
e. Drs. Daud Makmun (Tahun 1996 - 1998).
f. Iskandar, S.Pd (Tahun 1998 - 2002).
g. Drs. Somat (Tahun 2002 - 2005).
h. Dra. Hj. Darmi Hartati (Tahun 2005 - 2010).
i. Drs. Edwardi Bachri (Tahun 2010 - 2011).
j. Drs. H. Pujiono Rahayu, MM (Tahun 2011 - 2015).
k. Hj. Maryati, S.Pd,. MM (Tahun 2015 - Sekarang).

Perjalanan panjang SMAN 6 dalam meraih prestasi tidak


hanya dalam bidang Imtaq saja tetapi berjalan seimbang dengan
kegiatan Iptek-nya, hal ini dibuktikan dengan kemampuan
siswanya pada tahun 2007 dapat meraih NEM tertinggi di Sumatera
Selatan sesuai dengan Visinya yaitu Unggul dalam Iman, Ilmu dan
Budaya dalam Suasana Islami, serta memiliki misi yang berdimensi
pada tiga komponen yakni generasi ber-IQ, ber-EQ dan ber-SQ
yang berkualitas baik tapi unggul.

33
Bidang Imtaq dan keagamaan mulai dirintis dan dibina lebih
baik lagi sejak tahun 2001 dan berlanjut hingga sekarang yang
semakin terlihat menunjukkan peningkatan berbagai aktifitas dan
prestasi sebagai sekolah model keagamaan dan akhirnya menjadi
sekolah unggulan berbasis imtaq.

2. Visi dan Misi SMA Negeri 6 Palembang


a. VISI : UNGGUL DALAM IMAN, ILMU DAN BUDAYA
ISLAMI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN.
Indikator Visi :
1) Unggul dalam prestasi akademik.
2) Unggul dalam persaingan masuk Perguruan Tinggi Negeri
Favorit.
3) Unggul dalam prestasi ekstrakurikuler.
4) Unggul dalam Wiyata Mandala.
5) Unggul dalam kepribadian.
6) Unggul dalam pengamalan Agama.

b. MISI :
1) Menumbuhkan dan mengintensifkan penghayatan dan
pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,
kreatif dan bermakna.
3) Melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
4) Menciptakan suasana lingkungan yang hijau , asri ,
nyaman dan menyenangkan.
5) Membentuk karakter peserta didik dalam suasana
lingkungan yang kondusif.

3. Identitas Sekolah
Nama sekolah : SMA Negeri 6 Palembang.

34
NSS : 301116001046.
NPNS : 10603853.
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani Basuki Rahmat
Palembang 30127.
Telepon / Fax (0711) 811824.
Kelurahan/ Kecamatan : Talang Aman / Kemuning.
Status Sekolah : Negeri.
Akreditasi : A (Amat Baik / 2011).
Tahun didirikan : 1981.
Tahun beroperasi : 1981.
Status Tanah : Hibah Kodam II Sriwijaya.
Status Gedung : Milik Negara.
Kabupaten / Kota : Palembang.
Propinsi : Sumatera Selatan.

4. Indentitas Kepala Sekolah


Nama Lengkap : Hj. Maryati, S.Pd,.MM.
NIP : 19670312 199003 2 003.
Pangkat/Golongan : Pembina, IV/a.
Pendidikan Terakhir : S.2.
Jurusan : Manajemen Pendidikan.
Kepala Sekolah TMT : 27 April 2015.

5. Fasilitas
a. Sarana dan Prasarana :
1) Luas Bangunan : 2468 m2.
2) Luas Pekarangan : 3745 m2.
3) Luas Kebun Sekolah : 922 m2.
4) Lapangan Olah Raga : 2284 m2.
5) Dan lain-lain : 581 m2.
Jumlah 10.000 m2.

35
Tabel 5. Sarana dan Prasarana Sekolah
No Uraian Jumlah No Uraian Jumlah
1. Sarana belajar terdiri dari 11. Ruang UKS 1
- Ruang belajar / lokal 29 12. Ruang Kesenian 1
- Laboratorium Fisika 1 13. Musholla 1
- Laboratorium Kimia 1 14. Gudang 1
- Laboratorium Biologi 1 15. Kantin 2
- Laboratorium PAI 16. Pos Jaga 1
2. Perpustakaan 1 17. Tempat Parkir 1
3. Ruang Kepala Sekolah 1 18. WC Guru / Pegawai 4
4. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 19. WC Siswa 33
5. Ruang Guru 1 20. WC Musholla 4
6. Ruang BK / BP 1 21. Tempat Wudhu Putri 1
7. Ruang Tata Usaha 1 22. Tempat wudhu Putra 1
8. Ruang Koperasi siswa 1
9. Ruang OSIS 1
10. Ruang Paskib 1

6. Kondisi Ketenagaan :
Tabel 6. Ketenegaan Sekolah

Uraian Jumlah Pendidikan Golongan


Kepsek 1 orang Guru Guru
Wakil Kepsek 6 orang S.2 : 14 IV : 21 orang
Kep Tata Usaha 1 orang S.1 : 43 orang III : 21 orang
Guru Tetap 57 orang D III/Sarmud : 1 orang II : 1
Guru Tidak Tetap 8 orang Pegawai Pegawai
Pegawai Tetap 2 orang SD : 3 org, SMA/STM : 5 org III : 1 orang
Pegawai Tdk Tetap 16 orang D3 : 1, S1 : 6 II : 1 orang

36
7. Keadaan Siswa dan Kelas
Tabel 7. Jumlah Siswa

Tingkat Pendidikan L P Total


Tingkat 12 151 197 348
Tingkat 11 131 205 336
Tingkat 10 153 203 356
Total 435 605 1040

8. Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler SMA Negeri 6 Palembang


a. Rohis h. Palang Merah Remaja (PMR)
b. Voli i. Tari
c. Pramuka j. Paduan Suara
d. Basket k. Paskibra
e. Sepak Bola l. Kelompok Ilmiah Remaja
f. Karate m. English Club
g. Tekwondo n. Dan lain-lain

B. Gambaran Umum Sampel


Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI MIA 1 hingga
XI IPS 10 di SMA Negeri 6 Palembang berusia 15 hingga 17 tahun
yang diambil secara acak, jumlah sampel yang didapat sebanyak 56
sampel.
1. Kejadian Anemia di SMA Negeri 6 Palembang.
Pengambilan data kejadian anemia diperoleh dengan
melakukan skrining terlebih dahulu. Dari 205 siswi kelas XI hanya
162 siswi yang bersedia dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin,
44 siswi tidak bersedia karena mempunyai rasa takut dengan
jarum.

37
Tabel 8

Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia di SMA Negeri 6 Palembang

Status Anemia n %
Tidak Anemia 88 54,3
Anemia 74 45,7
Jumlah 162 100,0

Setelah dilakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin diperoleh


sebanyak 74 remaja putri yang menderita anemia (45,7%). Adapun
nilai Hemoglobin terendah sebesar 8 g/dL dan nilai Hemoglobin
tertinggi sebesar 14,9 g/dL serta rata-rata kadar Hemoglobin siswi
sebesar 12,08 g/dL.

2. Usia Sampel
Tabel 9

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia

Usia n %
15 Tahun 13 23,2
16 Tahun 40 71,4
17 Tahun 3 5,4
Jumlah 56 100,0

Tabel 9, menunjukkan bahwa sebagian besar (71,5%) usia


responden adalah 16 tahun, dan sebagian kecil (5,4%) usia
responden adalah 17 tahun dengan rata-rata usia 15,82 tahun.

38
3. Konsumsi Tablet Tambah Darah

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Responden Menurut


Konsumsi Tablet Tambah Darah

Status Anemia
Konsumsi Tablet Total
Tidak Anemia Anemia
Tambah Darah
n % n % n %
Ya 18 64,3 10 35,7 28 100
Tidak 14 50 14 50 28 100
Total 32 24 56

Tabel 10, menunjukkan bahwa responden yang berstatus


anemia banyak terdapat pada responden yang tidak
mengkonsumsi tablet tambah darah sebanyak 14 orang (50%),
dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi tablet
tambah darah sebanyak 10 orang (35,7%).
Siswa yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah
beralasan karena mereka terkadang lupa dan takut untuk
mengkonsumsinya.

C. Analisis Data
1. Analisis Univariat
a. Status Anemia
Hasil pemeriksaan hemoglobin dikelompokkan menjadi
anemia dan tidak anemia, nilai minimum 8,0 g/dl, maksimum
14,9 g/dl dan rata-rata 12,03 g/dl. Data distribusi frekuensi
responden menurut status anemia dapat dilihat pada tabel 11.

39
Tabel 11

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Anemia


Status Anemia n %
Tidak Anemia 32 57,1
Anemia 24 42,9
Jumlah 56 100,0

Tabel 11, menunjukkan bahwa responden dengan kadar


Hb di atas normal melebihi setengah sampel sebanyak 32 orang
(57,1%), sedangkan kadar Hb di bawah normal sebanyak 24
orang (42,9%).

b. Asupan Protein
Berdasarkan hasil wawancara responden, diperoleh hasil
nilai rata-rata 56,43 gram. Data distribusi frekuensi asupan
protein dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Protein

Asupan Protein n %
Baik 40 71,4
Kurang 16 28,6
Jumlah 56 100,0

Tabel 12, menunjukkan bahwa responden yang memiliki


asupan protein baik lebih banyak dibandingkan yang kurang
yaitu 40 orang (71,4%) dan yang kurang 16 orang (28,6%).
Sumber protein hewani yang sering dikonsumsi responden
adalah ayam, telur dan ikan.

c. Asupan Vitamin C
Berdasarkan hasil wawancara responden, diperoleh hasil
nilai rata-rata 59,39 mg. Data distribusi frekuensi asupan protein
dapat dilihat pada tabel 12.

40
Tabel 13

Distribusi Frekuensi Responden Menurut


Asupan Vitamin C

Asupan Vitamin C n %
Baik 30 53,6
Kurang 26 46,4
Jumlah 56 100,0

Tabel 13, menunjukkan bahwa sebagian besar


responden memiliki asupan vitamin C baik sebanyak 30 orangi
(53,6%) dan responden yang asupan vitamin C kurang
sebanyak 26 orang (46,4%).

d. Asupan Zat Besi


Berdasarkan hasil wawancara responden, diperoleh hasil
nilai rata-rata 17,41 mg. Data distribusi frekuensi asupan protein
dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Asupan Zat Besi

Asupan Zat Besi n %


Baik 15 26,8
Kurang 41 73,2
Jumlah 56 100,0

Tabel 14, menunjukkan bahwa sebagian besar


responden memiliki asupan zat besi kurang sebanyak 41 orang
(73.2%)dan responden yang asupan zat besi baik sebanyak 15
orang (26,8%).

e. Pola Menstruasi
Berdasarkan hasil wawancara responden, diperoleh hasil
nilai minimum 21 hari, maksimum 43 hari dan rata-rata 30,34
hari. Data distribusi frekuensi asupan protein dapat dilihat pada
tabel 15.

41
Tabel 15

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pola Menstruasi

Pola Menstruasi n %
Pendek 2 3,6
Teratur 42 75,0
Panjang 12 21,4
Jumlah 56 100,0

Tabel 15, menunjukkan bahwa sebagian besar


responden memiliki pola menstruasi teratur yaitu 42 orang
(75%) dan sebagian kecil responden yang memiliki pola
menstruasi pendek yaitu 2 orang (3,6%). Karena banyak
diantara siswi mengatakan bahwa setiap bulannya sering terjadi
kemunduran tanggal datang bulannya, sehingga sedikit siswa
yang mengalami pola menstruasi pendek yaitu 2 orang (3,6%).

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui gambaran
hubungan antara variabel independent dan dependent.
a. Hubungan asupan protein dengan status anemia
Tabel 16

Distribusi Hubungan Antara Asupan Protein


Dengan Status Anemia

Status Anemia
Asupan Tidak Total p-value
Anemia
Protein Anemia
n % n % n %
Baik 30 75 10 25 40 100
0,000
Kurang 2 12,5 14 87,5 16 100
Total 32 24 56

Tabel 16, menunjukkan bahwa responden yang berstatus


anemia banyak terdapat pada responden dengan asupan

42
protein kurang yaitu sebanyak 14 orang (87,5%), dibandingkan
responden dengan asupan protein baik yaitu sebanyak 10 orang
(25%). Dari data ini terlihat ada kecenderungan bahwa semakin
kurang asupan protein akan semakin rendah kadar
hemoglobinnya.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan protein
dengan status anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6
Palembang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Sri Utami, dkk (2013) tentang hubungan asupan zat gizi dengan
kejadian anemia pada anak sekolah dasar di Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara didapatkan hasil (p = 0,000) tetapi
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Novitasari,
2014) tentang asupan protein di SMA Batik Surakarta
didapatkan hasil (p = 0,077). Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara asupan protein dengan kadar hemoglobin.
Berdasarkan data yang didapat, kurangnya asupan
protein pada responden disebabkan oleh kebiasaan makanan
responden yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan karena
kebanyakan responden hanya makan 2x sehari (makan siang
dan malam). Responden hanya mengonsumsi salah satu
makanan yang mengandung protein hewani dan protein nabati
banyak tidak diminati karena responden mengaku lebih suka
mengkonsumsi lauk hewani seperti ayam, ikan, telur.
Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Proverawati,
2011), salah satu fungsi protein yaitu berperan dalam
pengengkutan besi ke sumsum tulang untuk membentuk
molekul homoglobin yang baru. Zat besi merupakan unsur
penting tubuh dan diperlukan untuk produksi sel darah merah.
Zat besi merupakan salah satu komponen heme, bagian dari

43
hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang mengikat
oksigen dan memungkinkan sel darah merah untuk mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh. Jika zat besi tidak cukup di dalam
tubuh, maka zat besi bisa habis maka akan terjadi kekurangan
sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalamnya akan
berkurang sehingga mengakibatkan anemia.

b. Hubungan asupan vitamin C dengan status anemia


Tabel 17

Distribusi Hubungan Antara Asupan Vitamin C


Dengan Status Anemia

Status Anemia
Asupan Tidak Total p-value
Anemia
Vitamin C Anemia
n % n % n %
Baik 25 83,3 5 16,7 30 100
0,000
Kurang 7 26,9 19 73,1 26 100
Total 32 24 56

Tabel 17, menunjukkan bahwa responden yang berstatus


anemia banyak terdapat pada responden dengan asupan
vitamin C kurang yaitu sebanyak 19 orang (73,1%),
dibandingkan dengan responden dengan asupan vitamin C baik
yaitu sebanyak 5 orang (16,7%).
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara vitamin C
dengan status anemia pada remaja putri di SMA Negeri 6
Palembang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Dian Purwitaningtyas Kirana (2011) tentang Hubungan Asupan
Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri di SMA N 2 Semarang didapatkan nilai (p = 0,026)

44
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan vitamin
C dengan kejadian anemia. Tetapi tidak sejalan dengan
penelitian (Farid, 2016) tentang asupan vitamin C dengan kadar
hemoglobin didapat nilai statistik (p = 1,000), dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dengan
kadar hemoglobin.
Dapat diketahui bahwa asupan vitamin C memberikan
pengaruh terhadap status anemia, hal ini disebabkan karena
ada faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada
responden dengan asupan vitamin C kurang yaitu responden
jarang mengonsumsi buah-buahan dan kebanyakan responden
makan buah tidak bersamaan dengan makan utama.
Kekurangan vitamin C terjadi akibat asupan makanan
sumber vitamin C yang kurang, ditambah dengan belum
banyaknya remaja yang mengonsumsi tablet vitamin C. Vitamin
C sangat berpengaruh terhadap pembentukan kadar
hemoglobin karena vitamin C membantu dalam memperkuat
daya tahan tubuh, membantu melawan infeksi dan membantu
dalam penyerapan zat besi (Novitasari, 2014).
Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat besi non
heme sampai empat kali lipat, yaitu dengan mengubah besi feri
menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi
(Pratiwi, 2015).

45
c. Hubungan asupan zat besi dengan status anemia
Tabel 18

Distribusi Hubungan Antara Asupan Zat Besi


Dengan Status Anemia

Status Anemia
Asupan Zat Tidak Total p-value
Anemia
Besi (Fe) Anemia
n % n % n %
Baik 13 86,7 2 13,3 15 100
0,013
Kurang 19 46,3 22 53,7 41 100
Total 32 24 56

Tabel 18, menunjukkan bahwa responden yang berstatus


anemia banyak terdapat pada responden dengan asupan zat
besi kurang yaitu sebanyak 22 orang (53,7%), dibandingkan
dengan responden dengan asupan zat besi baik yaitu sebanyak
2 orang (13,3%).
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,013 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan zat besi
dengan status anemia remaja putri di SMA Negeri 6 Palembang.
Hasil uji ini sejalan denga penelitian yang dilakukan Dian
Purwitaningtyas Kirana (2011) tentang Hubungan Asupan Zat
Gizi dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri di SMA N 2 Semarang didapatkan nilai (p = 0,000)
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan zat besi
dengan kejadian anemia. Tetapi tidak sejalan dengan peneltian
yang dilakukan (Farid, 2016) tentang hubungan zat besi dengan
kadar hemoglobin didapat hasil statistik (p = 1,000) disimpulkan
tidak ada hubungan kadar hemoglobin dengan asupan zat besi.
Dapat diketahui bahwa asupan zat besi memberikan
pengaruh terhadap kejadian anemia, hal ini disebabkan karena
ada faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yang rendah

46
(anemia) pada responden, antara lain tingkat asupan zat besi
kurang dari 26 mg pada remaja perempuan dan asupan zat besi
heme yang dikonsumsi kurang pada penderita anemia.
Hal ini terjadi karena zat besi merupakan komponen
utama yang memegang peranan penting dalam pembentukan
darah (hemopoiesis) yaitu mensintesis hemoglobin. Hal ini
menunjukkan bahwa kurangnya asupan zat besi memungkinkan
untuk menderita anemia. Pada dasarnya etiologi kekurangan zat
besi disebabkan oleh keseimbangan negatif antara masukan
dan pengeluaran zat besi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan zat besi adalah asupan zat besi, simpanan zat
besi, dan kehilangan zat besi. Pada wanita yang menstruasi,
kebutuhan ini dapat meningkat hingga 1,4 mg (Gibney, 2008).

d. Hubungan pola menstruasi dengan status anemia


Tabel 19

Distribusi Hubungan Antara Pola Menstruasi


Dengan Status Anemia

Status Anemia
Pola Tidak Total p-value
Anemia
Menstruasi Anemia
n % n % n %
Pendek 1 50 1 50 2 100
Teratur 22 52,4 20 47,6 42 100 0,369
Panjang 9 75 3 25 12 100
Total 32 24 56

Tabel 19, menunjukkan bahwa responden yang berstatus


anemia banyak terdapat pada responden dengan pola
menstruasi teratur yaitu sebanyak 20 orang (47,6%),
dibandingkan dengan responden dengan pola menstruasi
pendek yaitu sebanyak 1 orang (50%).

47
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,369 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pola
menstruasi dengan status anemia pada remaja putri di SMA
Negeri 6 Palembang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Dian Purwitaningtyas Kirana (2011) tentang
Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA N 2 Semarang
didapatkan nilai (p = 0,789) dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia dan
dari sejalan dari penelitian Kirana (2010) yang menyatakan tidak
ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia
pada remaja. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan (Andriana, 2010) yang menyatakan terdapat
hubungan yang bermakna antara pendarahan (haid) dengan
kejadian anemia.
Menstuasi merupakan pengelaran darah secara periodik,
cairan dan lapisan endometrium dari uterus dengan jumlah
darah bervariasi (Waryana, 2010). Banyaknya darah yang
keluar berpengaruh pada kejadian anemia karena wanita tidak
mempunyai persediaan zat besi yang cukup dan absorbsi zat
besi yang rendah kedalam tubuh sehingga tidak dapat
menggantikan zat besi yang hilang selama menstruasi (Adhisti,
2011).

48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswi
kelas XI MIA 1 hingga XI IPS 10 di SMA Negeri 6 Palembang dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Responden dengan status anemia ditemukan sebesar (42,9%).
2. Asupan protein responden dengan kategori baik ditemukan
sebesar (71,4%).
3. Asupan vitamin C responden dengan kategori baik ditemukan
sebesar (53,6%).
4. Asupan zat besi responden dengan kategori kurang ditemukan
sebesar (73.2%).
5. Pola menstruasi responden dengan kategori teratur ditemukan
sebesar (75%).
6. Ada hubungan antara asupan protein dengan status anemia pada
responden di SMA Negeri 6 Palembang. (Nilai p = 0,000).
7. Ada hubungan antara asupan vitamin C dengan status anemia
pada responden di SMA Negeri 6 Palembang. (Nilai p = 0,000).
8. Ada hubungan antara asupan zat besi (Fe) dengan status anemia
pada responden di SMA Negeri 6 Palembang. (Nilai p = 0,013).
9. Tidak ada hubungan antara pola menstruasi dengan status anemia
pada responden di SMA Negeri 6 Palembang. (Nilai p = 0,369).

49
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi Pihak Sekolah
Diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan petugas
kesehatan terutama petugas gizi dan petugas Promkes (Promosi
Kesehatan) di Puskesmas terdekat agar :
a. Mengadakan penyuluhan/edukasi gizi setiap bulannya. Kegiatan
ini dapat berupa materi dan penyuluhan serta kegiatan tanya
jawab seputar materi gizi, bahaya anemia pada remaja
sehingga terbentuklah perilaku makan yang baik dan seimbang.
b. Perlu adanya pengawasan dan pembinaan dari pihak sekolah
utamanya tenaga pendidik kepada petugas kantin untuk
menyediakan jajanan yang sehat dan bergizi serta mengurangi
penyediaan makanan siap saji.
2. Bagi Responden
Hendaknya responden lebih banyak membiasakan
komsumsi menu makanan yang seimbang untuk memenuhi
kebutuhan gizi terutama yang berhubungan dengan pembentukan
hemoglobin di dalam darah seperti sumber protein, zat besi, dan
vitamin C contohnya ayam, telur, ikan, kacang-kacangan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
3. Bagi Puskesmas
Untuk kelancaran program, sebaiknya Puskesmas
memberikan penyuluhan terlebih dahulu kepada siswa-siswi agar
dapat mengkonsumsi tablet tambah darah yang berikan.
4. Bagi Peneliti Lain
Untuk melanjutkan penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kadar hemoglobin diharapkan agar lebih
mengembangkan jenis variabel yang diteliti.

50
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Andriana. 2010. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian
anemia siswi di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor tahun 2010.
Skripsi UIN Jakarta.
Arisman. 2008. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Aritonang, Irianton. 2011. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Status Gizi
Optimal. Yogyakarta: Leutika dengan CEBioS
Asyirah. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Bajeng, Kabupaten Gowa. Universitas
Indonesia [Skripsi].
Bakta I M, Suega K, Dharmayuda TG. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi 5. Jakarta: Internal Publishing
Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta: 2013.
Dian Purwitaningtyas Kirana. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA
Negeri 2 Semarang. Artikel Penelitian. Universitas Diponogoro.
Available : http://eprints.undip.ac.id/32594/
(Diakses : 18 Agustus 2018)
Dinkes Palembang. 2006. Profil Kesehatan Kota Palembang. Palembang:
Dinas Kesehatan Palembang.
Farida, Ida. 2007. Determinan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus tahun 2006. Tesis Undip.
Available:
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:njgNH2vvjcMJ:isjd.p
dii.lipi.go.id/admin/jurnal
(Diakses : 6 Juli 2018)

51
Gunatmaningsih, Dian. 2007. Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. E-Jurnal. Available:
lib.unnes.ac.id/1102/1/2676.pdf.
(Diakses : 29 Mei 2018)
Health Media Nutrition Series. 2006. Wanita dan Nutrisi. Jakarta: Bumi
Aksara
Husna, Umniyyatih. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Anemia dengan Pola Makan di Madrasah Aliyah
Keagamaan (MAK) Al Mukmin Sukoharjo. E-Jurnal. Available:
stikespku.com/digilib/files/disk1/2/stikespku-umniyyatih-55-1-
b20100108.pdf.
(Diakses : 21 Mei 2018)

Indriantika, Fitria dan Soekatri, Moesijanti. 2009. Hubungan antara


kelebihan berat badan dengan status hemoglobin pada siswi
sekolah menengah atas atau sederajat di DKI Jakarta. Jurnal
Akademik Jakarta.
Inggrid. 2017. Hubungan asupan teh, zat besi (Fe), protein, vitamin C, dan
serat dengan kadar hemoglobin (Hb) pada siswa siswi sma Negeri
6 Palembang Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Kemenkes
Palembang Jurusan Gizi
Kemenkes RI. 2010. Penuntun Hidup Sehat. Available:
http:www.depkes.go.id/resources/download/promosikesehatan/buk
u-penuntun-hidup-sehat.pdf.
(Diakases : 21 Mei 2018)

Kesumasari, C. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahannya.


Yogyakarta: Kalika
Linder., Maria C. 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
LIPI, 2013. Angka Kecukupan Gizi
Listiana, Akma. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Di Smkn 1
Terbanggi Besar Lampung Tengah. Akademi Kebidanan Panca
Bhakti Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan
Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

D Muchtadi, NS Palupi, M Astawan. 1993. Metabolisme zat gizi. Jakarta:


Pustaka sinar harapan. Available:
https://scholar.google.co.id/citations?user=s05zcxcAAAAJ&hl=en

52
(Diakses : 18 juni 2018)
Notoatmojo, Soekidjo. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Permaesih, Dewi dan Herman, Susilowati, 2005. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Anemia pada Remaja. E-jurnal. Available:
ejournal.litbang.depkes.go.id
(Diakses : 19 April 2018)

Pratiwi, Eka. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Siswi


MTS Ciwandan Cilegon-Banten Tahun 2015. E-Jurnal. Available:
Repository.uinjkt.ac.id/bitstream/123456789/29680/1/EKAPRATIWI
-FKIK.pdf.
(Diakses : 22 Mei 2018)
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2010. Tiga Fase Penting pada Wanita. Jakarta:
PT. Elex Media.
Purwaningtyas. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi
dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMAN 2 Semarang.
Skripsi. Program Studi Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponogoro. Semarang. Available:
http://eprints.ums.ac.id/28870/20/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
(Diakses : 22 Juni 2018)
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.
Jakarta: Balitbang Kemenkes RI. Available:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Risk
esdas%202013.pdf
(Diakses : 17 juli 2018)
Sihotang, Sophie Devita dan Nunung Febriany. 2012. Pengetahuan dan
Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi di SMA Negeri
15 Medan. Jurnal Kesehatan USU. Available:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j%q=&esrc=s&source=web&cd
=2&cad=rja&ved=0CDIQFjAB&url=http%3A%2Fjurnal.usu.ac.id
(Diakses : 22 Mei 2018)
Sri Utami, dkk. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian
Anemia Pada Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara. Ejurnal Keperawatan. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Manado.

53
Supariasa, I.D.N., Bakri, B dan Fajar, I. 2016. Penilaian Status Gizi (Edisi
2). Jakarta: EGC
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
WHO. 2011. Anemia remaja putri
WHO. 2013. anaemia.
http://www.who.int/topics/anaemia/en/
(Diakses : 20 April 2018).
Widayanti, Sri. 2008. Analisis Kadar Hemoglobin pada Anak Buah Kapal
PT. Salam Pasific Indonesia Lines Di Belawan Tahun 2007.
Available: E-Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas.
Wirakusumah, Emma S. 1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi.
Jakarta: PT. Trubus
Wliyati dan Riyanto. 2012. Faktor Terjadinya Anemia Remaja Putri di SMA
Negeri Kota Metro. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Tanjungkarang.
Volume V, Nomor 2

Wulan, Ningtyas Arum. 2011. Peningkatan Pengetahuan Siswa Tentang


Anemia Melalui Pengetahuan di SMPN 37 Semarang Tahun 2011.
E-Jurnal. Available:
digilid.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-
gdl-arumwulann-5862.
(Diakses : 28 Mei 2018)
Yamin, Tentri. 2012. Hubungan Pengetahuan, Asupan Gizi dan Faktor
Lain yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja
Putri di SMA Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2012. Available:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318026-S-Tenri%20Yamin.pdf.
(Diakses : 29 Mei 2018)
Zulaekah. 2007. Efek suplementasi besi, vitamin c dan Pendidikan gizi
terhadap perubahan kadar Hemoglobin anak sekolah dasar yang
anemia Di kecamatan kartasura kabupaten sukoharjo. Tesis
Universitas Diponogoro. Semarang.

54
LAMPIRAN 1 : PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

Perhitungan Besar Sapel :

Jadi, total sampel yang diambil sebanyak 49 siswi, dengan lost to


follow up 10% menjadi 54 siswi yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

55
LAMPIRAN 2 : CARA PENGAMBILAN SAMPEL

1. MIPA =

MIPA 1 =

MIPA 2 =

MIPA 3 =

MIPA 4 =

MIPA 5 =

MIPA 6 =

MIPA 7 =

2. IPS =

IPS 1 =

IPS 2 =

IPS 3 =

56
LAMPIRAN 3 : SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI
RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...................................
Tempat, Tanggal Lahir : ...................................
Alamat : ...................................

Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden dan


bersedia diambil data pribadi, data fisik serta kadar hemoglobin pada
penelitian dengan judul “Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Vitamin
C, Zat Besi) dan Pola Menstruasi dengan Status Anemia Remaja Putri
di SMA Negeri 6 Palembang” yang dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Palembang Prodi D-IV Gizi atas nama Clara Iftitah.

Palembang, Januari 2019


Responden

(....................................)

57
LAMPIRAN 4 : KUESIONER PENELITIAN

Data Identitas Responden


Nama : ...................................
Umur : ...................................
Kelas : ...................................

Data Pendukung
1. Kadar Hemoglobin :
2. Apakah anda mengkonsumsi suplemen (tablet tambah darah) ?
1. Ya
2. Tidak
3. Apakah ketika melakukan pemerikasaan kadar hemoglobin anda
sedang mengalami menstruasi?
1. Ya
2. Tidak

Pola Menstruasi
1. Umur berapa pertama kali mengalami menstruasi?
a. Kurang dari 11 tahun
b. 11 – 15 tahun
c. Lebih dari 15 tahun
2. Berapa lama biasanya mengalami menstruasi?
a. 3 – 8 hari
b. Kurang dari 3 hari
c. Lebih dari 8 hari
3. Bagaimana frekuensi menstruasinya?
a. 1 kali sebulan
b. 2 kali sebulan
c. 2 – 3 kali sebulan

58
4. Tuliskan tanggal menstruasi yang anda alami selama tiga bulan
terakhir :
a. Bulan Juni
b. Bulan Juli
c. Bulan Agustus

59
LAMPIRAN 5 : FORM FOOD RECALL

Data Identitas Responden


Nama : ...................................
Umur : ...................................
Kelas : ...................................
Hari / Tanggal :
Waktu
Makanan Berat
Makan
Menu Bahan Makanan URT Gram

60
LAMPIRAN 6 : DOKUMENTASI

61
62
LAMPIRAN 7 : OUTPUT SPSS

A. GAMBARAN UMUM SAMPEL


1. Usia Sampel.

Statistics
umur sampel
Valid 56
N
Missing 0
Mean 15.82

umur sampel

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

15 13 23.2 23.2 23.2

16 40 71.4 71.4 94.6


Valid
17 3 5.4 5.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

2. Konsumsi Tablet Tambah Darah.

Statistics
konsumsi tablet tambah darah

Valid 56
N
Missing 0

konsumsi tablet tambah darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 28 50.0 50.0 50.0

Valid Tidak 28 50.0 50.0 100.0

Total 56 100.0 100.0

63
B. ANALISIS DATA
1. Analisis Univariat.
a. Status Anemia.

Statistics
kadar hemoglobin

Valid 56
N
Missing 0
Mean 12.039
Minimum 8.0
Maximum 14.9

status anemia sampel

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Anemia 32 57.1 57.1 57.1

Valid Anemia 24 42.9 42.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

kadar hemoglobin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

8.0 1 1.8 1.8 1.8

8.7 1 1.8 1.8 3.6

9.4 1 1.8 1.8 5.4

9.5 1 1.8 1.8 7.1

9.6 1 1.8 1.8 8.9

9.7 1 1.8 1.8 10.7


10.4 3 5.4 5.4 16.1

10.7 1 1.8 1.8 17.9


Valid
10.9 1 1.8 1.8 19.6

11.0 3 5.4 5.4 25.0

11.1 1 1.8 1.8 26.8

11.2 3 5.4 5.4 32.1

11.3 1 1.8 1.8 33.9

11.5 1 1.8 1.8 35.7

11.6 2 3.6 3.6 39.3

11.7 1 1.8 1.8 41.1

64
11.9 1 1.8 1.8 42.9

12.0 1 1.8 1.8 44.6

12.1 6 10.7 10.7 55.4

12.2 1 1.8 1.8 57.1

12.4 1 1.8 1.8 58.9

12.5 1 1.8 1.8 60.7

12.7 1 1.8 1.8 62.5

12.8 1 1.8 1.8 64.3

12.9 5 8.9 8.9 73.2

13.0 2 3.6 3.6 76.8

13.1 3 5.4 5.4 82.1

13.2 1 1.8 1.8 83.9

13.3 1 1.8 1.8 85.7

13.5 1 1.8 1.8 87.5

14.1 1 1.8 1.8 89.3

14.4 1 1.8 1.8 91.1

14.5 1 1.8 1.8 92.9

14.6 1 1.8 1.8 94.6

14.8 1 1.8 1.8 96.4

14.9 2 3.6 3.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

65
b. Asupan Protein.

Statistics
asupan protein

Valid 56
N
Missing 0
Mean 56.43
Minimum 24
Maximum 91

AKG Protein

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 40 71.4 71.4 71.4

Valid Kurang 16 28.6 28.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

c. Asupan Vitamin C.

Statistics
asupan Vit C

Valid 56
N
Missing 0
Mean 59.393
Minimum 45.7
Maximum 67.8

persen akg vit c

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 30 53.6 53.6 53.6

Valid Kurang 26 46.4 46.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

66
d. Asupan Zat Besi.

Statistics
asupan Fe

Valid 56
N
Missing 0
Mean 17.414
Minimum 10.5
Maximum 24.0

AKG Fe

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 15 26.8 26.8 26.8

Valid Kurang 41 73.2 73.2 100.0

Total 56 100.0 100.0

e. Pola Menstruasi.

Statistics
hari menstruasi sampel

Valid 56
N
Missing 0
Mean 30.34
Minimum 21
Maximum 43

pola menstruasi sampel

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Pendek 2 3.6 3.6 3.6

Teratur 42 75.0 75.0 78.6


Valid
Panjang 12 21.4 21.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

67
hari menstruasi sampel

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

21 1 1.8 1.8 1.8

22 1 1.8 1.8 3.6

25 3 5.4 5.4 8.9

26 2 3.6 3.6 12.5

27 5 8.9 8.9 21.4

28 5 8.9 8.9 30.4

29 7 12.5 12.5 42.9

30 8 14.3 14.3 57.1

31 6 10.7 10.7 67.9

Valid 32 6 10.7 10.7 78.6

33 4 7.1 7.1 85.7

34 2 3.6 3.6 89.3

35 1 1.8 1.8 91.1

37 1 1.8 1.8 92.9

38 1 1.8 1.8 94.6

39 1 1.8 1.8 96.4

41 1 1.8 1.8 98.2

43 1 1.8 1.8 100.0

Total 56 100.0 100.0

68
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Asupan Protein dengan Status Anemia.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

AKG Protein * 56 100.0% 0 0.0% 56 100.0%


status anemia
sampel

AKG Protein * status anemia sampel Crosstabulation

status anemia sampel Total

Tidak Anemia Anemia

Count 30 10 40
Baik
AKG % within AKG Protein 75.0% 25.0% 100.0%
Protein Count 2 14 16
Kurang
% within AKG Protein 12.5% 87.5% 100.0%
Count 32 24 56
Total
% within AKG Protein 57.1% 42.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 18.229 1 .000
b
Continuity Correction 15.766 1 .000
Likelihood Ratio 19.442 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 17.904 1 .000
N of Valid Cases 56

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.86.
b. Computed only for a 2x2 table

69
b. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Anemia.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

persen akg vit c * 56 100.0% 0 0.0% 56 100.0%


status anemia
sampel

persen akg vit c * status anemia sampel Crosstabulation

status anemia sampel Total

Tidak Anemia Anemia

Count 25 5 30
Baik
AKG % within persen akg vit c 83.3% 16.7% 100.0%
vit c Count 7 19 26
Kurang
% within persen akg vit c 26.9% 73.1% 100.0%
Count 32 24 56
Total
% within persen akg vit c 57.1% 42.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 18.098 1 .000
b
Continuity Correction 15.868 1 .000
Likelihood Ratio 19.162 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 17.775 1 .000
N of Valid Cases 56

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.14.
b. Computed only for a 2x2 table

70
c. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Anemia.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

AKG Fe * status 56 100.0% 0 0.0% 56 100.0%


anemia sampel

AKG Fe * status anemia sampel Crosstabulation

status anemia sampel Total

Tidak Anemia Anemia

Count 13 2 15
Baik
% within AKG Fe 86.7% 13.3% 100.0%
AKG Fe
Count 19 22 41
Kurang
% within AKG Fe 46.3% 53.7% 100.0%
Count 32 24 56
Total
% within AKG Fe 57.1% 42.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 7.292 1 .007
b
Continuity Correction 5.738 1 .017
Likelihood Ratio 8.087 1 .004
Fisher's Exact Test .013 .007
Linear-by-Linear Association 7.162 1 .007
N of Valid Cases 56

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.43.
b. Computed only for a 2x2 table

71
d. Hubungan Pola Menstruasi dengan Status Anemia.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pola menstruasi * 56 100.0% 0 0.0% 56 100.0%


status anemia
sampel

pola menstruasi sampel * status anemia sampel Crosstabulation

status anemia sampel Total

Tidak Anemia Anemia

Count 1 1 2
Pendek
% within pola menstruasi 50.0% 50.0% 100.0%
pola
Count 22 20 42
menstruasi Teratur
% within pola menstruasi 52.4% 47.6% 100.0%
sampel
Count 9 3 12
Panjang
% within pola menstruasi 75.0% 25.0% 100.0%
Count 32 24 56
Total
% within pola menstruasi 57.1% 42.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-


sided)
a
Pearson Chi-Square 1.993 2 .369
Likelihood Ratio 2.088 2 .352
Linear-by-Linear Association 1.715 1 .190
N of Valid Cases 56

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is .86.

72
no nama hb energy protein fat carbohydr. iron Vit. C AKG Persen AKG
kcal g g g mg mg PROTEIN Fe Vit C PROTEIN Fe Vit C
1 MSL 12.4 1057.4 23.5 25.3 154 16.2 56.3 59 26 75 39.8% 62.3% 75.1%
2 NY 9.5 1336.2 32.9 46.7 192.4 12.7 49.6 59 26 75 55.8% 48.8% 66.1%
3 CR 10.9 1541.6 38.7 36.8 260.6 11.9 61.2 59 26 75 65.6% 45.8% 81.6%
4 AL 13.1 1721.8 60.2 38.3 277.7 21.8 63.5 59 26 75 102.0% 83.8% 84.7%
5 AI 9.6 1645.9 47 64.8 212.6 12.8 52.7 59 26 75 79.7% 49.2% 70.3%
6 DA 13.1 2247.3 90.5 65.8 318.3 22.6 67.8 59 26 75 153.4% 86.9% 90.4%
7 AN 9.4 1155.9 46.1 43.1 146.5 12.3 50.1 59 26 75 78.1% 47.3% 66.8%
8 SA 13.3 1665.7 79.7 71 171.1 22 62 59 26 75 135.1% 84.6% 82.7%
9 AE 10.7 1358 37.8 27.4 232.5 11.3 59.4 59 26 75 64.1% 43.5% 79.2%
10 KT 14.8 1925.9 64.9 47.6 301.4 21.3 66.6 59 26 75 110.0% 81.9% 88.8%
11 AP 12.1 1822.9 72.1 98.7 157.9 21.6 60.5 59 26 75 122.2% 83.1% 80.7%
12 MLJ 12 1813.6 53.1 53.6 269.4 17.2 45.7 59 26 75 90.0% 66.2% 60.9%
13 MOA 11.7 1545.7 46 47 233.5 11.8 65.9 59 26 75 78.0% 45.4% 87.9%
14 AD 11.1 1209.6 24.7 60.2 139.5 10.5 60.2 59 26 75 41.9% 40.4% 80.3%
15 RY 14.1 1549.2 66.1 39.7 223.2 19.7 62.3 59 26 75 112.0% 75.8% 83.1%
16 OA 12.9 1568.3 59.5 31 253.3 20.3 58.7 59 26 75 100.8% 78.1% 78.3%
17 SB 14.4 1722.2 65.2 35.8 278.3 18.8 59.9 59 26 75 110.5% 72.3% 79.9%
18 MSY 11.2 1493.1 40.5 54.1 210.1 12.4 54.9 59 26 75 68.6% 47.7% 73.2%
19 KTK 12.1 1882.9 68 53.1 277.5 20.8 60 59 26 75 115.3% 80.0% 80.0%
20 NP 12.9 1994.9 59.7 80 257.1 21.1 61.1 59 26 75 101.2% 81.2% 81.5%
21 KA 12.1 1914.5 69.3 69.2 250.2 20.9 62.1 59 26 75 117.5% 80.4% 82.8%
22 THR 14.9 2009.4 75.3 73.5 260.3 22.1 67.2 59 26 75 127.6% 85.0% 89.6%
23 AS 12.5 2033.5 54.3 59.7 312.6 17.5 65.6 59 26 75 92.0% 67.3% 87.5%
24 AY 13.5 1871.1 71 74 224.7 19.9 62.4 59 26 75 120.3% 76.5% 83.2%
25 SYK 12.1 1593.1 54.4 84.7 153.3 18 60.3 59 26 75 92.2% 69.2% 80.4%
26 RSN 12.2 1969.9 85.5 76.7 233 23.2 60.5 59 26 75 144.9% 89.2% 80.7%
27 ATK 12.8 1394.7 62.6 62.7 141.3 20.7 61.9 59 26 75 106.1% 79.6% 82.5%
28 DA 13.2 1930.4 49.7 65.1 274.6 18.6 62 59 26 75 84.2% 71.5% 82.7%
29 FTY 14.5 1794.6 68.3 61.4 237 21.1 65.5 59 26 75 115.8% 81.2% 87.3%
30 FZL 12.7 1417.9 50.2 44.2 209.1 11.9 54.4 59 26 75 85.1% 45.8% 72.5%
31 MR 11 1031.5 38.4 23.2 161.9 11.7 52.3 59 26 75 65.1% 45.0% 69.7%
32 TTS 12.9 1873.6 84 48 271.1 22.8 61 59 26 75 142.4% 87.7% 81.3%
33 FS 14.6 1502.5 58 54.2 200.2 19.1 63.4 59 26 75 98.3% 73.5% 84.5%
34 YA 12.9 1593.7 54.4 70.5 185 18.5 50.9 59 26 75 92.2% 71.2% 67.9%
35 MLJ 11.2 1417.1 50.2 35.2 222 12.3 55.5 59 26 75 85.1% 47.3% 74.0%
36 AKN 11.3 1495.5 53.5 48.3 213.1 17.9 59 59 26 75 90.7% 68.8% 78.7%
37 DS 13 1808.7 75 63 229.9 20.2 64.3 59 26 75 127.1% 77.7% 85.7%
38 AH 13 1663 58.9 84.2 165.9 19.9 65 59 26 75 99.8% 76.5% 86.7%
39 AAL 13.1 1482.7 53 34.9 232.8 18.4 57.5 59 26 75 89.8% 70.8% 76.7%
40 VO 11.5 1963.9 57.9 59.7 291.2 18.6 59.8 59 26 75 98.1% 71.5% 79.7%
41 RA 11 1226.7 49.9 40.4 169.3 12.4 58.3 59 26 75 84.6% 47.7% 77.7%
42 SM 12.1 1452.1 59.9 57.7 170.8 13 65.1 59 26 75 101.5% 50.0% 86.8%
43 SC 12.9 1430.1 52.8 41.5 205.4 11.7 65.7 59 26 75 89.5% 45.0% 87.6%
44 FHA 10.4 1422.5 54.2 61.6 161.9 18.6 57 59 26 75 91.9% 71.5% 76.0%
45 SN 11 1502.6 60 55.6 189.8 20.7 54.8 59 26 75 101.7% 79.6% 73.1%
46 DR 11.9 1681.5 39.3 82.9 197.3 13.1 61.2 59 26 75 66.6% 50.4% 81.6%
47 TS 14.9 2194.8 85.6 43.1 354.3 23.4 62.4 59 26 75 145.1% 90.0% 83.2%
48 AIA 11.2 1747.3 88 76.8 168.1 24 54.8 59 26 75 149.2% 92.3% 73.1%
49 ARD 12.1 1567.9 46.7 42.9 229 12.7 60.4 59 26 75 79.2% 48.8% 80.5%
50 AUD 11.6 1079.9 46.5 35.2 139.7 17.9 58.2 59 26 75 78.8% 68.8% 77.6%
51 CAZ 8 689.5 30.5 30.9 69 11.1 56.1 59 26 75 51.7% 42.7% 74.8%
52 PH 10.4 1537.9 67.1 42.5 215.6 21.3 54.9 59 26 75 113.7% 81.9% 73.2%
53 ATK 10.4 1221.2 57.5 49.7 134.8 19 61.4 59 26 75 97.5% 73.1% 81.9%
54 LH 8.7 1194.8 49 40.8 153.5 18.1 58.1 59 26 75 83.1% 69.6% 77.5%
55 SR 9.7 1010.9 34.4 30 147 12.7 50.7 59 26 75 58.3% 48.8% 67.6%
56 AZZ 11.6 1391.4 38.4 31.5 236.3 13.1 57.9 59 26 75 65.1% 50.4% 77.2%
12 1578.045 56.42679 53.13393 213.8911 17.41429 59.39286

Anda mungkin juga menyukai