Anda di halaman 1dari 9

Makalah Aborsi

Kelompok 2 XI IPS-2
Keisya Mumek
Mikayla Tilaar
Senjitsu Aditirta
Marsha Runtu
Mathew Lambe
Zefanya Warikie
Priskila sasikil
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Aborsi". Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 18 Mei 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
BAB 2 ............................................................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Aborsi .............................................................................................................. 5
2.2 Dampak Aborsi .................................................................................................................. 5
2.3 Alasan seseorang melakukan aborsi .................................................................................. 6
2.4 Pandangan Gereja dan Negara Mengenai Aborsi .............................................................. 7
BAB 3 ............................................................................................................................................. 9
PENUTUP....................................................................................................................................... 9
PENDAHULUAN
BAB 1

1.1 Latar Belakang


Aborsi adalah tindakan mengakhiri masa kehamilan sebelum waktunya. Permasalahan
aborsi sudah menjadi rahasia umum, masalah ini juga menjadi topik yang kontroversial. Hal ini
dikarenakan aborsi yang sudah menjadi hal yang dapat terjadi dimana saja dan bisa dilakukan oleh
berbagai kalangan, khususnya mereka yang belum terikat perkawinan dan mengalami kehamilan
di luar nikah. Kehamilan yang tidak diinginkan tersebut memiliki korelasi dengan kasus aborsi,
karena dengan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan tersebut maka mereka akan mencari
jalan agar janin tersebut tidak terlahir dan tentunta jalan yang ditempuh adalah tindakan aborsi.
Meskipun tindakan aborsi di Indonesia dianggap illegal namun kenyataan di lapangan
membuktikan bahwa banyak orang yang melakukan praktik aborsi dengan bantuan tenaga medis.
Adanya tenaga medis yang melakukan praktik aborsi tidak terlepas dari tingginya permintaan
aborsi di kalangan masyarakat. Alasan seseorang memilih untuk melakukan tindakan aborsi juga
bisa karena factor kesehatan maupun ekonomi.
Tindakan dan upaya untuk melakukan aborsi menjadi salah satu hal yang menimbulkan
perdebatan antara pihak pro dan kontra aborsi. Pihak pro-aborsi beranggapan bahwa perempuan
mempunyai hak penuh atas tubuhnya dan perempuan berhak untuk menentukan sendiri mau
meneruskan kehamilannya atau mau menghentikannya. Sedangkan bagi pihak kontra-aborsi
beranggapan bahwa janin merupakan makhluk hidup yang mempunyai hak untuk hidup, bagi
mereka tindakan aborsi sama saja dengan Tindakan menghilangan nyawa seseorang. Mereka juga
memiliki pandangan bahwa kehidupan yang diberikan kepada setiap manusia hanya boleh di cabut
oleh pemberi kehidupan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


• Apa yang dimaksud dengan aborsi?
• Apa dampak dari tindakan aborsi?
• Apa alasan seseorang melakukan aborsi?
• Bagaimana pandangan gereja dan negara mengenai aborsi?

1.3 Tujuan Penulisan


• Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aborsi
• Untuk mengetahui dampak dari Tindakan aborsi
• Untuk mengetahui alasan seseorang melakukan aborsi
• Untuk mengetahui pandangan gereja dan negara mengenai aborsi

PEMBAHASAN
BAB 2

2.1 Pengertian Aborsi


Secara sederhana kata aborsi adalah mati (gugurnya) hasil konsepsi.
Aborsi dengan Bahasa ilmiah Abortus Provocatus merupakan tindakan penghentian
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum 20 minggu kehamilan).
Aborsi berasal dari kata bahasa Latin Abortio yaitu pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
secara premature pada umur dimana janin itu belum bisa hidup di luar kandungan. Secara
medis aborsi berarti berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai
20 minggu.
Kata pengguguran dan keguguran memiliki perbedaan makna dalam aborsi.
Perbedaan tersebut terletak pada Tindakan sengaja atau tidak sengajanya seseorang
melakukan aborsi. Menggugurkan kandungan berarti pihak yang terkait dengan sengaja
menggugurkan janinya dengan cara yang ia usahakan, sedanngkan keguguran merupakan
proses hilangnya atau keluarnya janin dalam kandungan karena pendarahan akibat jatuh
atau lain sebagainya.
Dalam dunia kedokteran dikenal tiga (3) macam aborsi, yaitu aborsi Spontan,
aborsi buatan (Abortus Provocatus Criminalis), dan aborsi terapeutik (Abortus
Provocatus Therapeuticum). Aborsi spontan/alamiah merupakan pengguguran tanpa
tindakan apapun, biasanya disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel
sperma. Aborsi buatan (Abortus Provocatus Criminalis) merupakan pengguguran
kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
sebagai suatu Tindakan yang di sengaja dan di sadari oleh calon ibu maupun pelaksana
aborsi (dokter atau bidan). Aborsi terapeutik merupakan Tindakan pengguguran
berdasarkan alasan kesehatan, baik fisik maupun psikis.

2.2 Dampak Aborsi


Sama seperti tindakan medis lain, aborsi juga memiliki resiko. Ada beberapa cara
untuk melakukan aborsi, mulai dari meminum obat-obatan tertentu hingga melalui
prosedur operasi. Aborsi dengan menggunakan obat-obatan dapat menyebabkan janin
tidak melekat dan tumbuh di dinding rahim, efek obat yang digunakan untuk aborsi juga
akan menyebabkan rahim berkontraksi. Apapun cara yang di tempuh untuk melakukan
aborsi, bahaya dan komplikasi selalu akan mengintai. Tindakan-tindakan aborsi dapat
mengakibatkan berbagai hal negative pada tubuh kita baik fisik maupun psikologis.
Dari segi fisik:
1. Pendarahan atau infeksi,
2. Pembekuan darah di rahim,
3. Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh gelembung udara
4. Infeksi di rahim yang dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan kemandulan.
5. Kematian

Dari segi psikologis:


1. Depresi,
2. Frustasi
3. Kekosongan jiwa.

2.3 Alasan seseorang melakukan aborsi


Di Asia Tenggara WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi di lakukan setiap tahunnya,
diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Ada banyak alasan seseorang memilih
untuk melakukan tindakan aborsi. Antara lain sebagai berikut:
1. Kehamilan yang tidak di inginkan, dalam kasus ini adalah ‘hamil di luar nikah’
2. Masalah ekonomi, biasanya Sebagian wanita memilih untuk melakukan aborsi karena
mempunyai kesulitan pada membiayai kebutuhan saah hamil dan saat melahirkan.
3. Mementingkan karir, kondisi ini biasanya terjadi karena seseorang takut karir nya akan
menurun atau terganggu saat melahirkan seorang anak.
4. Hamil di usia yang terlalu tua, biasanya saat memasuki umur yang sudah terbilang tua
kehamilan tersebut dapat membahayakan nyawa wanita tersebut.
5. Tidak siap menjadi ibu, hal ini biasanya terjadi pada pasangan muda yang belum siap
untuk melahirkan
6. Adanya indikasi gangguan medis pada usia dini kehamilan
7. Adanya penyakit genetic yang dapat menyulitkan bayi saat lahir
8. Kehamilan akibat pemerkosaan hingga mengalami dampak psikologis
2.4 Pandangan Gereja dan Negara Mengenai Aborsi
• Pandangan Gereja:
Gereja Katolik menentang segala bentuk prosedur aborsi atau pengguguran kandungan.
Gereja Katolik memandang bahwa aborsi bertentangan dengan rencana Allah, maka bisa
dikatakan orang yang melakukan aborsi sama saja dengan melawan Allah dalam tata
keselamatan dunia. Allah sendiri mengatakan agar manusia beranak cucu (Kejadian 1:28). Allah
menghendaki agar supaya ada kehidupan baru, generasi baru sebagai penerus karya keselamatan-
Nya. Sejak awal Gereja Katolik tetap mempertahankan pandangannya bahwa aborsi harus
dilarang karena tidak sesuai dengan kehendak Allah dimana Allah menghendaki kehidupan
bukan kematian.
Allah mengenal dan punya rencana yang indah bagi manusia. Dalam kutipan Alkitab
(Yeremia 1:4-5) Allah berkata “Sebelum Aku mengenal engkau dari dalam rahim ibumu, Aku
telah mengenal engkau, dan sebelum engkau lahir dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau. Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bang bangsa-bangsa”. Dari kutipan Kitab
Suci ini, kita mengetahui bahwa Allah mengenal dan mengasihi kita dari dalam rahim. Alasan
mendasar penolakan Gereja terhadap aborosi adalah soal martabat manusia. Secara iman, aborsi
melukai martabat manusia sebagai ciptaan Allah yang secitra dengan-Nya. Selain itu dari sisi
kemanusiaan, Gereja meyakini aborsi sebagai pelanggaran atas hak manusia untuk hidup.
Gereja selalu membela kehidupan anak di dalam kandungan. Melalui Konsili Vatikan II,
Gereja menyebutkan aborsi sebagai tindak kejahatan yang durhaka. Konsili Vatikan II
mengatakan: “Sebab Allah, Tuhan kehidupan telah mempercayakan kehidupan mulia untuk
melestarikan hidup manusia, supaya di jalankan dengan cara yang layak baginya. Maka
kehidupan sejak pembuahan harus dilindungi dengan cermat” (Gaudium et spes, art. 51). Oleh
karena itu, Gereja mengutuk dan menghukum setiap orang yang melakukan aborsi , karena
mereka menggugurkan kandungan denga sadar dan sengaja, yang berarti juga membunuh janin
yang tidak bersalah. Gereja memberikan hukuman eks-komunikasi (pengucilan dari
keanggoataan Gereja secara otomatis) kepada pelaku aborsi, sebagaimana diuraikan dalam Kitab
Hukum Kanonik “Barang siapa melakukan pengguguran kandungan dan berhasil, terkena eks-
komunikasi” (KHK, kanon 1398).
Pengajaran Alkitab dan Gereja Katolik menyatakan, “Kehidupan manusia adalah sakral
karena sejak dari awalnya melibatkan tindakan penciptaan Allah” (Evangelium Vitae 53).
Kehidupan seperti halnya kematian adalah sesuatu yang menjadi hak Allah, dan manusia tidak
berkuasa untuk ‘mempermainkannya’. Perbuatan aborsi menetang hukum alam dan hukum
Allah. Gereja menghormati Allah Pencipta yang memberikan kehidupan itu. Tindakan
melindungi kehidupan ini merupakan bukti nyata dari iman kita kepada Kristus, yang adalah
Sang Hidup dan pemberi hidup itu sendiri.

• Pandangan Negara
Secara umum kegiatan aborsi yang dilakukan di Indonesia merupakan tindakan illegal.
Namun aturan mengenai aborsi sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 2009 tentang
kesehatan. Dimana dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan mengenai hal hal yang dilarang dan
diperbolehkan dalam melakukan aborsi. Dalam tata cara pelaksanaan aborsi yang di tetapkan oleh
negara di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pelatihan dan
Penyelenggaraan Pelayanan Aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat
perkosaan. Pada pasal 75 ayat (1) UU Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk
melakukan aborsi. Setelah itu dalam pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan bahwa adanya larangan
terhadap Tindakan aborsi dapat dikecualikan dengan berdasarkan pada;

1. Terdapat indikasi darurat medis yang telah ditedeksi pada usia dini kehamilan
2. Mengancan nyawa ibu dan janin
3. Terdapat penyakit genetic/cacat bawaan maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
dapat menyulitkan kehidupan bayi ketika hidup di luar kandungan
4. Adanya kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.

Ancaman pidana ditunjukan kepada setiap pelaku aborsi illegal dan telah dituliskan secara
tegas dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini tidak boleh sembarang orang dapat
melakukan tindakan aborsi. Pada pasal 194 UU Kesehatan diatur dengan jelas bahwa setiap orang
yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 75 ayat (2) dapat di pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
dengan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pelaku aborsi illegal diatur dalam Pasal 299 KUHP tentang kejahatan kesusilaan,
sedangkan pasal 346 sampai 349 tentang kejahatan terhadap nyawa. Tindakan pidana oleh dokter
dapat dijerat pasal 349 Undang-Undang Hukum Pidana pasal (15). Dalam hal ini diadakan
penambahan pidana terhadap tindakan yang dilakukan dokter, bidan atau juru obat karena mereka
dianggap lebih mengetahui tentang tindakan aborsi yang dilarang atau yang tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yangs sudah ada, selain itu perlu diadakan pencabutanhak untuk menjalankan
praktik, karena dianggap telah menyalahgunakan profesinya ke jalan yang tidak seharusnya.
Atas dasar yang di berlakukan KUHP dan Undang-Undang Kesehatan tahun 1992, yaitu
dalam aborsi yang berindikasi medis yang dilakukan oleh Tim ahli tidak perlu mengadakan
persetujuan lebih dulu kepada pihak Pengadilan Negeri, karena tim ahli medis sudah mempunyai
surat khusus/dasar hukum dan wewenang yang kuat. Dalam pelaksanaan aborsi tim ahli sudah
memperhitungkan hal-hal mana yang perlu dilakukan davlam aborsi. Tim medis sudah memiliki
kekuatan yang sah dan kuat serta terlindungi di dalam tugasnya dalam hal yang berhubungan
dengan aborsi demi keselamatan jiwa pasien.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aborsi merupakan perbuatan yang berkaitan dengan janin, yaitu pengguguran janin ibu
hamil yang di keluarkan secara paksa. Aborsi sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu aborsi Spontan,
aborsi buatan (Abortus Provocatus Criminalis), dan aborsi terapeutik (Abortus Provocatus
Therapeuticum). Ada banyak alasan seseorang melakukan aborsi, alasan yang paling sering
dikarenakan seseorang mengalami kehamilan di luar nikah. Terdapat banyak dampak negative
dari Tindakan aborsi, seperti kemandulan, depresi. dan sebagainya
Dalam sudut pandang gereja dapat disimpulkan bahwa aborsi merupakan Tindakan yang
bertentangan dengan Gereja, karena kehidupan merupakan anugerah dari Tuhan yang harus
dihargai dan tidak boleh di hilangkan secara semena-mena. Dalam sudut pandang Negara, pada
dasarnya aborsi ini dilarang, namun pada Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, dijelaskan di dalam pasal 75 yang pada intinya mengatakan aborsi boleh dilakukan
apabila kehamilan tersebut mengancam keselamatan ibu atau janin dalam keadaan darurat dan
kehamilan bagi korban pemerkosaan.

3.2 Saran
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini, di antaranya:
1. Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan tentang pemahaman mengenai
legalisasi aborsi menurut Uundang-Undang Hukum Pidana dan Udang-Undang tentang
Kesehatan.
2. Perlunya pendampingan dan pengawasan yang lebih baik dari pihak keluarga agar tidak
mengalami kehamilan di luar nikah yakni yang menjadi salah satu alasan seseorang
melakukan tindak aborsi.
3. Perlunya penyuluhan tentang aborsi, agar banyak orang dapat mengetahui bahwa terdapat
banyak dampak negative dari tindakan aborsi.

Anda mungkin juga menyukai