Makalah Aborsi
Makalah Aborsi
Kelompok 2 XI IPS-2
Keisya Mumek
Mikayla Tilaar
Senjitsu Aditirta
Marsha Runtu
Mathew Lambe
Zefanya Warikie
Priskila sasikil
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Aborsi". Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
• Pandangan Negara
Secara umum kegiatan aborsi yang dilakukan di Indonesia merupakan tindakan illegal.
Namun aturan mengenai aborsi sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 2009 tentang
kesehatan. Dimana dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan mengenai hal hal yang dilarang dan
diperbolehkan dalam melakukan aborsi. Dalam tata cara pelaksanaan aborsi yang di tetapkan oleh
negara di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pelatihan dan
Penyelenggaraan Pelayanan Aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat
perkosaan. Pada pasal 75 ayat (1) UU Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk
melakukan aborsi. Setelah itu dalam pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan bahwa adanya larangan
terhadap Tindakan aborsi dapat dikecualikan dengan berdasarkan pada;
1. Terdapat indikasi darurat medis yang telah ditedeksi pada usia dini kehamilan
2. Mengancan nyawa ibu dan janin
3. Terdapat penyakit genetic/cacat bawaan maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
dapat menyulitkan kehidupan bayi ketika hidup di luar kandungan
4. Adanya kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
Ancaman pidana ditunjukan kepada setiap pelaku aborsi illegal dan telah dituliskan secara
tegas dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini tidak boleh sembarang orang dapat
melakukan tindakan aborsi. Pada pasal 194 UU Kesehatan diatur dengan jelas bahwa setiap orang
yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 75 ayat (2) dapat di pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
dengan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pelaku aborsi illegal diatur dalam Pasal 299 KUHP tentang kejahatan kesusilaan,
sedangkan pasal 346 sampai 349 tentang kejahatan terhadap nyawa. Tindakan pidana oleh dokter
dapat dijerat pasal 349 Undang-Undang Hukum Pidana pasal (15). Dalam hal ini diadakan
penambahan pidana terhadap tindakan yang dilakukan dokter, bidan atau juru obat karena mereka
dianggap lebih mengetahui tentang tindakan aborsi yang dilarang atau yang tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yangs sudah ada, selain itu perlu diadakan pencabutanhak untuk menjalankan
praktik, karena dianggap telah menyalahgunakan profesinya ke jalan yang tidak seharusnya.
Atas dasar yang di berlakukan KUHP dan Undang-Undang Kesehatan tahun 1992, yaitu
dalam aborsi yang berindikasi medis yang dilakukan oleh Tim ahli tidak perlu mengadakan
persetujuan lebih dulu kepada pihak Pengadilan Negeri, karena tim ahli medis sudah mempunyai
surat khusus/dasar hukum dan wewenang yang kuat. Dalam pelaksanaan aborsi tim ahli sudah
memperhitungkan hal-hal mana yang perlu dilakukan davlam aborsi. Tim medis sudah memiliki
kekuatan yang sah dan kuat serta terlindungi di dalam tugasnya dalam hal yang berhubungan
dengan aborsi demi keselamatan jiwa pasien.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aborsi merupakan perbuatan yang berkaitan dengan janin, yaitu pengguguran janin ibu
hamil yang di keluarkan secara paksa. Aborsi sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu aborsi Spontan,
aborsi buatan (Abortus Provocatus Criminalis), dan aborsi terapeutik (Abortus Provocatus
Therapeuticum). Ada banyak alasan seseorang melakukan aborsi, alasan yang paling sering
dikarenakan seseorang mengalami kehamilan di luar nikah. Terdapat banyak dampak negative
dari Tindakan aborsi, seperti kemandulan, depresi. dan sebagainya
Dalam sudut pandang gereja dapat disimpulkan bahwa aborsi merupakan Tindakan yang
bertentangan dengan Gereja, karena kehidupan merupakan anugerah dari Tuhan yang harus
dihargai dan tidak boleh di hilangkan secara semena-mena. Dalam sudut pandang Negara, pada
dasarnya aborsi ini dilarang, namun pada Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, dijelaskan di dalam pasal 75 yang pada intinya mengatakan aborsi boleh dilakukan
apabila kehamilan tersebut mengancam keselamatan ibu atau janin dalam keadaan darurat dan
kehamilan bagi korban pemerkosaan.
3.2 Saran
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini, di antaranya:
1. Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan tentang pemahaman mengenai
legalisasi aborsi menurut Uundang-Undang Hukum Pidana dan Udang-Undang tentang
Kesehatan.
2. Perlunya pendampingan dan pengawasan yang lebih baik dari pihak keluarga agar tidak
mengalami kehamilan di luar nikah yakni yang menjadi salah satu alasan seseorang
melakukan tindak aborsi.
3. Perlunya penyuluhan tentang aborsi, agar banyak orang dapat mengetahui bahwa terdapat
banyak dampak negative dari tindakan aborsi.