Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NEFAL FEBRIAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042717648

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4313 / KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ – UT JAKARTA

Masa Ujian : SABTU, 06 - MEI - 2023


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Soal
1. Ceritakanlan secara singkat budaya daerah yang anda anut dari keluarga, dan bagaimana
budaya daerah yang ada di sekitar tempat tinggal anda (maksimal 1 paragraf). Apakah ada
perbedaan budaya yang pernah anda alami dalam komunikasi antarpribadi sehari-hari? Dengan
menggunakan uraian mengenai budaya yang anda anut dan contoh dalam keseharian anda,
coba jelaskan bagaimana 2 dari 5 hal yang mempengaruhi efektifitas komunikasi berdasarkan
perbedaan budaya menurut Hofstede et al dalam Devito (2016)!
2. Di Indonesia terdapat banyak stereotipe yang diketahui oleh masyarakat. (a) Coba berikan 1
contoh stereotipe yang anda ketahui di lingkungan tempat tinggal anda! Dengan menggunakan
contoh tersebut, (b) jelaskan apa hubungan antara stereotip dengan persepsi dalam komunikasi
antarpribadi, dan (c) jelaskan apa pengaruh antara stereotipe dalam komunikasi antarpibadi!
3. Ari adalah ibu rumah tangga. Ari memiliki 4 anak yang masing-masing berusia 12,8,5 dan 2
tahun. Suami Ari bekerja sebagai pegawai di perusahaan swasta. Dari gambaran keluarga Ari,
(a) berikan 1 contoh yang mungkin terjadi dalam kehidupan keseharian Ari mengenai
hambatan dalam mendengarkan menurut De Vito (2013). Dengan menggunakan contoh yang
sudah anda sebutkan, jelaskan: (b). Apa peran mendengarkan dalam proses komunikasi
antarpribadi (c). Jelaskan bagaimana hambatan dalam mendengarkan dapat menjadi noise
dalam proses komunikasi antarpribadi.
Jawaban
1. Budaya di keluarga yang saya anut adalah budaya jawa tengah yaitu solo, yang notabene
mengenakan bahasa jawa tata krama serta mengedepankan nilai toleransi. Sedangkan
budaya disekitar tempat saya tinggal dijakarta ini beragam ada budaya sunda yang juga
mengedepankan nilai toleransi, sehingga tercipta keharmonisan dengan tetangga sekitar.
Karena perbedaan budaya ini kita bisa saling belajar menghargai satu sama lain dan
menerima keberagaman.
Apakah ada perbedaan budaya dalam komunikasi antarpribadi sehari hari? Tentu ada
seperti cara penyampaian bahasa daerah masing masing yang kadang diselingi bahasa
indonesia.
Menurut Hofstede et al dalam Devito (2016) 2 dari 5 hal yg mempengaruhi efektifitas
komunikasi yaitu :
a. Perbedaan kekuasaan (power distance), merupakan dimensi budaya yang menunjukkan
adanya ketidak sejajaran (inequality) bagi anggota yang tidak mempunyai kekuatan dalam
suatu institusi (keluarga, sekolah, dan masyarakat) atau organisasi (tempat bekerja).
Perbedaan kekuasaan ini berbeda-beda tergantung dari tingkatan sosial, tingkat
pendidikan, dan jabatan. Misalnya politisi dapat menyukai status dan kekuasaan, pebisnis
menyukai kesejahteraan dan kekuasaan, dan sebagainya. Ketidak sejajaran ini dapat
terjadi dalam masyarakat (perbedaan dalam karakteristik mental dan phisik, status sosial,
kesejahteraan, kekuasaan, aturan, hukum, dan hak), keluarga, sekolah, dan ditempat
kerja/organisasi (nampak pada struktur organisasi dan hubungan antara boss-subordinate).
Norma perbedaan kekuasaan berikatan dengan 1) tingkat ketidak sejajaran yang
diinginkan atau tidak diinginkan 2) tingkat ketergantungan dan kesaling tergantungan
dalam masyarakat. Nilai tentang ketidak sejajaran ini melekat pada nilai tentang
kekuasaan yang dipraktekkan dalam masyarakat. Perbedaan nilai yang dianut
menyebabkan perbedaan dalam mengartikan sesuatu yang ada. French dan Raven (1959)
mengklasifikasikan dasar kekuatan sosial dalam 5 tipe, yaitu: reward power, coercive
power, legitimate power (didasarkan pada aturan/hukum), referent power (didasarkan
pada kharisma seseorang) dan expert power. Adanya perbedaan kekuasaan ini mempunyai
konsekuensi pada sistem politik, kehidupan beragama, ideologi, dan pada organisasi.
Ukuran-ukuran yang digunakan oleh Hosftede dalam mengukur tingkat perbedaan
kekuasaan adalah:
a) Luasnya geografis (makin luas makin rendah tingkat perbedaan kekuasaan)
b) Besarnya populasi (makin besar makin tinggi tingkat perbedaan kekuasaan).
c) Kesejahteraan (makin sejahtera makin rendah tingkat perbedaan kekuasaan).
Tingkat kesejahteraan yang tinggi diwakili dengan ukuran-ukuran: kurangnya pertanian
tradisional, tehnologi lebih modern, lebih banyak kehidupan urban, mobilitas sosial lebih
banyak, sistem pendidikan lebih baik, dan lebih banyak masyarakat tingkat menengah.
b. Individualitas vs kolektivitas merupakan dimensi kebudayaan yang menunjukkan
adanya sikap yang memandang kepentingan pribadi dan keluarga sebagai kepentingan
utama ataukah sebagai kepentingan bersama di dalam suatu kelompok. Dimensi ini juga
dapat terjadi di masyarakat, dan organisasi. Dalam organisasi yang masyarakatnya
mempunyai dimensi Collectivism memerlukan ketergantungan emosional yang lebih
besar dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki dimensi Individualism (Hofstede:
1980 217). Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat individualisme diantaranya
adalah: tingkat pendidikan, sejarah organisasi, besarnya organisasi, tehnologi yang
digunakan dalam organisasi, dan subkultur yang dianut oleh organisasi yang
bersangkutan.
Sumber :
Hofstede, Geert, 1980, Culure’s Consequences, International Differences In Work Related
Values, Sage Publications, Beverly Hills, London
BMP SKOM4313 / KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
2. (a) Contoh stereotipe di lingkungan tempat tinggal saya adalah bahwa orang yang berasal
dari daerah tertentu dianggap lebih jujur dan terpercaya dibandingkan dengan orang dari
daerah lain. (b) Stereotipe dapat mempengaruhi persepsi dalam komunikasi antarpribadi
karena kita cenderung memiliki gambaran umum tentang kelompok orang tertentu
berdasarkan stereotipe yang ada. Ketika kita berinteraksi dengan seseorang dari kelompok
yang distereotipkan, kita mungkin sudah memiliki pandangan awal tentang bagaimana
mereka seharusnya bertindak atau berbicara. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana kita
memandang perilaku dan komunikasi mereka.
(c) Pengaruh stereotipe dalam komunikasi antarpribadi dapat menyebabkan terjadinya
prasangka atau diskriminasi yang tidak sehat. Jika kita terlalu percaya dengan stereotipe
tertentu, kita mungkin akan memiliki pandangan yang kurang adil dan tidak objektif
terhadap orang dari kelompok yang distereotipkan. Hal ini dapat mempengaruhi cara kita
berkomunikasi dan memperlakukan orang tersebut, serta berdampak negatif pada
hubungan antarpribadi.
Sumber :
DeVito, J. A. (2016). The interpersonal communication book (14th ed.). Pearson.
BMP SKOM4313 / KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
3. (a) Salah satu contoh hambatan dalam mendengarkan yang mungkin terjadi dalam
kehidupan keseharian Ari adalah gangguan dari anak-anak yang sedang bercanda atau
menangis. Anak-anak yang masih kecil bisa menjadi sumber gangguan saat Ari ingin
berbicara atau mendengarkan pembicaraan yang sedang berlangsung.
(b) Mendengarkan memainkan peran penting dalam proses komunikasi antarpribadi.
Mendengarkan yang baik dapat membantu kita memahami pesan yang disampaikan oleh
lawan bicara dengan lebih baik. Selain itu, mendengarkan juga dapat membantu
menciptakan hubungan yang baik dan membangun kepercayaan antara dua orang.
(c) Hambatan dalam mendengarkan dapat menjadi noise dalam proses komunikasi
antarpribadi karena mereka dapat mengganggu pemahaman kita terhadap pesan yang
disampaikan. Ketika kita tidak dapat mendengarkan dengan baik, kita mungkin akan salah
memahami atau bahkan tidak memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicara. Hal
ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik dalam hubungan antarpribadi.
Sumber :
DeVito, J. A. (2013). The essentials of human communication (1st ed.). Pearson.
BMP SKOM4313 / KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Anda mungkin juga menyukai