Anda di halaman 1dari 2

Doa sebelum belajar....

‫ﷲ اﻟﱠﺮْﺣَﻤِﻦ اﻟﱠﺮِﺣْﯿِﻢ‬
ِ ‫ِﺑْﺴــــــــــــــــــِﻢ‬

‫ َواْرُزْﻗﻨِْﻲ ﻓَْﮭًﻤﺎ َواْﺟﻌَْﻠﻨِْﻲ ِﻣَﻦ اﻟ ﱠ‬،‫ب ِزْدﻧِﻲ ِﻋْﻠًﻤﺎ‬


‫ﺼﺎِﻟِﺤْﯿَﻦ‬ ِ ّ ‫َر‬
Artinya: " Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku, dan berilah aku karunia untuk dapat
memahaminya, dan jadikanlah aku termasuk golongannya orang-orang yang saleh

UJI KLINIS TERBATAS SEDIAAN JAMU TEMULAWAK BENTUK KAPSUL DAN


INSTAN SEBAGAI ANTIHEPATOTOKSIK
DI PUSKESMAS JETIS

Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan berupa tanaman yang diketahui
secara empiris atau penelitian berkhasiat obat. Salah satunya adalah temulawak yang
termasuk dalam keluarga jahe (Zingiberaceae). Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)
merupakan tanaman obat asli Indonesia. Sedikitnya ada 97 tumbuhan di Indonesia yang
secara tradisional digunakan sebagai obat hepatitis. Beberapa jenis tumbuhan obat tersebut
yang biasa digunakan untuk pengobatan hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma
xanthorhiza ), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran
(Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar
alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella
asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), dan
jombang (Taraxacum officinale).

Uji klinis fase 3 untuk jamu temulawak dalam bentuk sediaan kapsul diuji atas dasar
prinsip-prinsip metodologi ilmiah yang ketat. Mengingat hasil yang diperoleh dari uji klinik
fase 3 ini harus memberi kesimpulan definitif mengenai ada/tidaknya kemanfaatan klinis
obat, maka diperlukan metode pembandingan yang terkontrol (controlled clinical trial).
Namun dalam penelitian ini tidak digunakan obat standar pembanding, oleh karena sampai
saat ini belum ditemukan obat antihepatotoksik yang efektif tanpa efek samping.

Subjek penelitian uji klinis tahap 3 dilakukan terhadap pasien yang datang ke Puskesmas
karena mengalami gangguan kesehatan. Subyek penelitian menggunakan kriteria inklusi dan
eksklusi. Kriteria inklusi (pasien yang dapat disertakan dalam penelitian) adalah:
- Pasien yang menunjukkan gejala sakit
- Pasien diketahui menggunakan obat-obatan yang
keras terus menerus (penderita darah tinggi, diabetes mellitus, gangguan jiwa
seperti sizoprenia )
- Pasien diketahui sebagai peminum minuman keras (beralkohol)
- Pasien menunjukkan hasil analisis kadar SGPT/SGOT tinggi
Cara dan Analisis
- Sebelum perlakuan seluruh subyek diperiksa darah dan urin rutin
- Semua subyek diberi perlakuan dengan minum jamu temulawak 2 x sehari 1 kapsul/
sachet.
- Setelah perlakuan selama dua minggu, semua subyek diperiksa darah dan urin rutin
- Setelah perlakuan selama empat minggu, semua subyek diperiksa darah dan urin rutin
Darah yang diperiksa: Hb, SGOT, SGPT, Leucocyt
Urin yang diperiksa: urea, kreatinin
Pemeriksaan dilakukan di laboratorium klinik Parahita di Yogyakarta

Penelitian tidak dapat dilakukan secara serentak, namun didasarkan pada kunjungan
pasien dan kesediaannya mengikuti penelitian ini. Dari jumlah tersebut pasien yang
mengikuti kegiatan sampai selesai dengan data lengkap sebanyak 56 pasien, mengikuti
sampai selesai tetapi data tidak lengkap karena pemeriksaan terakhir tidak datang sebanyak
15 pasien, yang mengikuti setengah jalan sebanyak 33 pasien. Secara lengkap data hasil
pemeriksaan SGPT, SGOT, data darah lengkap, serta urin lengkap terdapat pada lampiran.
Oleh karena itu data pasien yang dapat dianalisis secara lengkap sebanyak 56 pasien. Pasien-
pasien yang tidak datang tersebut beberapa di antaranya telah dihubungi dan umumnya sudah
merasa sehat, sehingga tidak perlu datang periksa di puskesmas.

Pemeriksaan terhadap pasien selama mengkonsumsi jamu temulawak dilaksanakan


dalam tiga tahap. Tahap 1 pada saat pasien datang ke Puskesmas karena mengalami keluhan
sakit, selanjutnya diperiksa kesehatannya dan diminta kesediaannya untuk mengikuti
program. Selanjutnya pasien diminta untuk minum jamu temulawak 2x sehari satu kapsul.
Dua minggu setelah minum jamu temulawak diminta kembali untuk periksa kesehatannya
tahap 2, dan dilanjutkan dua minggu lagi untuk pemeriksaan tahap 3.

Penyakit hati/ lever sulit di deteksi pada keadaan dini, oleh karena lever merupakan
organ yang sangat cepat mengalami regenerasi. Di samping itu lever masih berfungsi
meskipun kerusakannya hampir 90%. Subyek penelitian yang digunakan sebagai responden
adalah pasien yang datang ke Puskesmas Jetis dengan keluhan suatu penyakit, dengan
persyaratan inklusi pasien yang menunjukkan gejala sakit, pasien diketahui menggunakan
obat-obatan yang keras terus menerus.

Uji klinis fase 3 dapat diketahui jumlah pasien yang menunjukkan ketidaknormalan
meliputi kadar SGPT/SGOT tinggi, hematologi, serta urin mengalami penurunan setelah satu
bulan minum jamu temulawak.

ُ ‫ا َﻟﻠﱣُﮭﱠم أ َِرﻧَﺎ اْﻟَﺣﱠق َﺣﻘ;ﺎ َواْرُزْﻗﻧَﺎ اِﺗ ّـﺑَﺎَﻋﮫ ُ َوأ َِرﻧَﺎ اْﻟﺑَﺎِطَل ﺑَﺎِطﻼً َواْرُزْﻗﻧَﺎ اْﺟِﺗﻧَﺎﺑَﮫ‬

Artinya: "Ya Allah, tunjukkanlah terhadap kami kebenaran sehingga kami bisa mengikutinya
serta tunjukkanlah terhadap kami kejelekan sehingga kami bisa menjauhinya."

Anda mungkin juga menyukai