Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Materi Kelas XII

Sejarah Indonesia

Untuk Semester Pertama

 Salah satu pemberontakan yang terjadi pada saat masa disintegrasi bangsa adalah
Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta atau biasa
disebut PRRI/Permesta. Hal ini terjadi akibat adanya kekecewaan dan ketidakpuasan
terhadap pemerintah pusat.
 Kecemburuan sosial terjadi pembangunan dianggap tidak berimbang dari pemerintah pusat.
Hal tersebut menimbulkan pergolakan di Sumatera dan Sulawesi. Pergolakan tersebut
semakin memanas setelah beberapa perwira militer turut serta dalam aksi ketidakpuasan
tersebut.
 Gerakan separatis ini memunculkan dewan di setiap gerakannya.

Nama Dewan Pemimpin


Dewan Benteng (Sumatera Tengah) Kolonel Achmad Husein
Dewan Gajah (Sumatera utara) Kolonel Maludin Simbolon
Dewab Garuda (Sumatera Selatan) Letkol Barlian
 Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah melakukan pemberontakan pada 1926 di Banten.
Pemberontakan tersebut ditujukan pada pemerintah kolonial. Meskipun pemberontakan
tersebut mengalami kegagalan, PKI terus tumbuh. Pasca Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, PKI menjadi salah satu partau besar di indonesia. Dalam perkembangannya, PKI
memiliki keinginan mendirikan negara komunis di Indonesia.

Pada 24 mei 1946, dibentuk staf pendidikan


Politik dan Tentara (Pepolit) yang
sebelumnya bernama Badan Pendidikan
Tentara.
Pepolit berkedudukan di bawah Kementrian
Pertahanan dan dipimpin oleh Menteri
Pertahanan Amir Syarifuddin. Dalam
perkembangannya, pepolit dimanfaatkan
untuk kepentingan politik Amir Syarifuddin
yang cenderung bercorak komunis sehingga
Latar Belakang munculnya pemberontakan ditolak oleh TNI.
PKI di Madiun 1948 Amir Syarifuddin membentuk Biro
Pertahanan dan dikukuhkannya Dewan
Penasihat Pimpinan Tentara.
Keberadaan bagian TNI di masyarakat jadi
alat dan kepentingan politik komunis Amir
sendiri. Dengan keadaan sendiri malah
memunculkan dualisme di bidang
pertahanan.
Hasil perjanjian Renville yang menyebabkan
jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin yang
digantikan oleh Drs. Mohammad Hatta
Kedatangan tokoh Komunis Musso pada
Agustus 1948 turut membaw perubahan
kebijakan komunis di Indonesia. Musso
adalah tokoh PKI yang pada 1926 melarikan
diri ke luar negeri setelah PKI ketika itu
gagal melakukan pemberontakan terhadap
pemerintah Belanda.

 Alasan gerakan DI/TII dikumandangkan oleh Kartosuwiryo adalah karena kekecewaan


sekelompok masyarakat terhadap hasil Perudingan Renville yang berakibat semakin
sempitnya wilayah Indonesia.
 Kartosuwiryo bersama pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang berjumlah sekitar 400.000
orang menolak hijrah, mereka tetap memilih bertahan di Jawa Barat. Akibatnya, bentrokan
antara pasukan TNI dan pasukan Kartosuwiryo pun sering terjadi.
 Pada 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo resmi mengumumkan berdirinya Negara Islam Indonesia
(NII) dengan Kartosuwiryo sendiri sebagai presiden NII. Gerakan ini cukup besar dan
membuat kegaduhan bukan hanya di Jawa Barat saja. Akan tetapi di daerah lain kena
imbasnya seperti di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, hingga Aceh.

Gerakan DII/TII di beberapa Wilayah Pemimpin


DI/TII JABAR Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo
DI/TII JATENG Amir Fatah
DI/TII SULAWESI SELATAN Kahar Muzakkar
DI/TII KALIMANTAN SELATAN Ibnu Hadjar
DI/TII ACEH Daud Beureuh
 Gerakan DI/TII di Aceh muncul akibat adanya penurunan status daerah Istimewa Aceh
pascakembalinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1950. Aceh yang semula
daerah istimewa setingkat provinsi dengan Daud Beureuh sebagai gubernur menjadi
keresidenan di bawah provinsi Sumatera Utara. Akibatnya rakyat Aceh pun kecewa. Merea
beranggapan peran rakyat Aceh pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup
besar. Salah satunya dengan memberikan sumbangan pesawat Seulawah yang menjadi
pesawat pertama di Indonesia.
 Cara pemerintah untuk menetralisir terjadinya disintegrasi bangsa adalah dengan
memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa, keinginan kuat memperkuat NKRI yang
sudah dijalin sedemikian rupa, hembusan semangat para pahlawan nasional untuk bisa
mempertahankan NKRI dan terakhir adalah bersikap waspada kepada pihak yang ingin
memecah persatuan Indonesia.
 Hubungan PKI dengan kasus yang ada di Tanjung Morawa adalah sama-sama melibatkan
rakyat yang sudah diperalat oleh mereka, yaitu Para Petani yang sudah terdoktrin harus
berurusan dengan kepolisian.
 Aksi-aksi PKI adalah meneror para perwira yang mengancam mereka, melancarkan aksi
kudeta, serta mensabotase radio yang ada di Jakarta seperti Radio Republik Indonesia (RRI).
Peristiwa ini bukan hanya terjadi di Jakarta saja, melainkan terjadi juga di wilayah
Yogyakarta.

 Salah satu kabinet yang ada pada masa demokrasi Liberal adalah kabinet Djuanda yang
biasa disebut Zaken Kabinet
 Kabinet Natsir merupakan kabinet pertama yang berada pada masa demokrasi liberal.
Namun, kabinet ini harus diturunkan dari kekuasaannya oleh parlemen melalui mosi tidak
percaya, berikut beberapa alasan disepakatinya mosi tidak percaya terhadap Kabinet Natsir.
Kegagalan dalam perundingan terkait masalah Irian Barat dengan Belanda, kegagalan
meredam gerakan separatis serta timbulnya konflik antara kabinet dan parlemen akibat
adanya mosi Hadikusumo tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah periode
Hatta yang dianggap tidak demokratis. Sikap parlemen yang mendukung mosi tersebut
menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri dari Kabinet.
 Salah satu keberhasilan kabinet Burhanuddin Haraharap berhasil melaksanakan pemilu
tahun 1955. Pemilu pertama pada 29 september 1955 ini untuk memilih anggota DPR dan
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pemilu pertama ini diikuti
oleh 27 partai politik dan sekitar 70 partai politik yang mendaftar. Hasil pemilu menunjukkan
empat partai pemenang pemilu, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
 Faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
adalah karena pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai. Akibatnya, partai
politik saling beradu kepentingan dan rasa persaingan antargolongan membuat anggotanya
lebih mengutamakan kepentingan partai mereka sendiri.
 Karena kepentingan yang saling berbenturan itu, tidak ada kabinet yang dapat
melaksanakan programnya sehingga tuntutan dari parlemen juga tidak tercapai. Apabila
sudah begitu, kabinet-kabinet sering jatuh akibat mendapatkan mosi tidak percaya dari
kelompok oposisi yang kuat di parlemen.
 Masing-masing kabinet yang terbentuk juga tidak bisa menjalankan program mereka dengan
baik karena kerap terjadi gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, APRA, RMS, dan Andi Azis.
 pada 5 juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden 5 juli 1959 sebagai upaya
untuk mengatasi situasi politik yang semakin kacau. Konstituante hasil pemilu 1955 dianggap
gagal dalam menyusun UUD yang baru.

Isi dari Dekrit Presiden


 Pembubaran Konstituante
 Berlakunya UUD 1945 bagi seluruh bangsa Indonesia dan tidak berlakunya UUDS
1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS
 Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959 ini, berakhirlah masa Demokrasi Liberal.
 Hasil pemilu pertama pada tahun 1955 menunjukkan empat partai pemenang pemilu, yaitu
PNI, NU, Masyumi, dan PKI

Kehidupan Ekonomi dan Politik pada masa Demokrasi Terpimpin


 Demokrasi Terpimpin pada awalnya didefinisikan sebagai sebuah sistem demokrasi yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (sila ke-4
Pancasila). Namun, dalam pelaksanaannya,terjadi penyimpangan, misalnya ketimpangan
dalam trias politika. Kekuasaan lembaga eksekutif-dipimpin oleh Presiden Sukarno sebagai
Pemimpin Besar Revolusi- Ternyata jauh lebih besar dibandingkan dengan legislatig dam
yudikatif. Bahkan, eksekutif dapat mengatur kewenangan legislatif dan yudikatif.
 Penyimpangan yang terjadi begitu banyak pada masa demokrasi liberal. Dari mulai defisit
keuangan, krisis, dan masalah kondisi perekonomian yang buruk disebabkan faktor-faktor
seperti hasil KMB yang tak adil bagi Indonesia, belum pulihnya perekonomian Indonesia
pasca dijajah oleh kolonial yang sering berganti-ganti, gangguan keamanan dari gerakan
separatis, dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang tidak diimbangi dengan kebijakan-
kebijakannya.
 Solusi pemerintah Indonesia untuk mencegah dengan yang namanya inflasi adalah dengan
membuat ORI (Oeang Republik Indonesia) dan pemotongan nilai mata uang (sanering).
Tindakan ini didasari peraturan Pengganti UU No. 3 tahun 1959.
 Kebijakannya adalah mengubah uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50, uang
Rp. 1000 menjadi Rp. 100, dan Pembekuan simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
 Pada 28 maret 193, pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon) yang
berisi 14 peraturan pokok perekonomian. Tujuan dari pembentukan Dekon adalah
menciptakan perekonomian yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari unsur
imperialisme untuk mencapai sistem ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
 Melalui Dekon, Indonesia berusaha mandiri dalam mencari kebutuhan modal
perekonomiannya karena kondisi Indonesia saat itu yang sudah dikucilkan negara-negara
lain akibat kebijakan-kebijakan konfrontasinya.
 Presiden Soekarno menyatakan pendapatnya bahwa saat ini terdapat dua kekuatan utama
di dunia, yaitu Oldefos (The Old Estabilished Forces) dan Nefos (New Emergencing Forces).
Oldefos terdiri dari negara-negara imperialis. Sementara Nefos terdiri atas negara-negara
berkembang yang terus berjuang menentang imperialisme dan kapitalisme.
 Pada 17 agustus 1959, Presiden Sukarno menyampaikan pidato peringatan kemerdekaan
Indonesia yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”. Pidato tersebut menjadi
landasan pelaksanaan demokrasi terpimpin sekaligus dijadikan GBHN (Garis Besar Haluan
Negara)) dengan nama Manifesto Politik Republik Indonesia.
 Berikut kabinet-kabinet yang memimpin pada masa demokrasi liberal secara berurutan;

Kabinet Natsir ( 6 september 1950- 21 Maret 1951)


Kabinet Sukiman (27 april 1951- 3 april 1952)
Kabinet Wilopo (3 April 1952- 3 juni 1953)
Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (31 juli 1953- 12 Agustus 1955)
Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)
Kabinet Ali Sastroamidjoyo II (20 maret 1956- 4 maret 1957)
Kabinet Djuanda (9 April 1957- 5 juli 1959)

 Salah satu keberhasilan yang dilakukan oleh K abinet Ali Sastroamidjoyo I adalah
melaksananan Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 sebagai upaya penyelenggaraan
Politik bebas aktif Indonesia
 Pengertian Orde Baru adalah suatu tatanan perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali pada pelaksanaaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Orde Baru juga merupakan tatanan pemerintahan yang ingin memperbaiki dan
mengoreksi kesalahan-kesalahan serta penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila
dan UUD 1945 yang terjadi pada masa Orde Lama.
 Kabinet Sukiman dianggap menyimpang dari politik luar negeri bebas aktif Indonesia. Hal ini
karena kabinet ini melaksanakan penandatanganan nota bantuan ekonomi dan militer
Mutual Security Act (MSA) antara Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo dan Duta Besar AS
Merle Cochran. Penandatanganan tersebut menunjukkan Indonesia seakan lebih condong ke
Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Hal ini menjadi salah satu penyebab Kabinet
Sukiman mendapatkan mosi tidak percaya dari parlemen
 Kehidupan ekonomi pada masa demokrasi liberal masih mengalami hambatan masalah
dikarenakan hanya mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan saja sebagai komoditas
ekspor. Akibatnya kebergantungan terhadap kedua bidang tersebut sangat tinggi.
Pemasukan yang minim memaksa Indonesia mengalami defisit mencapai 5,1 Milyar rupiah.
 Berikut beberapa alasan yang membuat Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit presiden
tahun 1959

 Kegagalan Konstituante pada pemilu 1955


 Pergantian kabinet yang terlalu cepat
 Pergolakan daerah dan gerakan separatis yang semakin menjamur
 Demokrasi liberal yang bak menja di boomerang. Banyak pemerintah yang terlalu
mementingkan partainya dibandingkan kepentingan bangsa dan negara
 Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dilakukan berdasarkan
Penetapan Presiden no. 3 tahun 1959. DPAS memiliki 43 anggota yang diketuai oleh
Presiden Sukarno dengan Roeslan Abdulgani sebagai wakil ketuanya.
 Tugas utama DPAS adalah mengajukan usulan-usulan kepada presiden dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan presiden. Tugas tersebut menjadi rancu karena presiden sendiri
menjadi ketua DPAS.
 Pada 11 maret 1966, Presiden Sukarno mengeluarkan surat perintahkepada Mayjen Suharto
untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna menyelamatkan kondisi negara
yang sedang genting. Selanjutnya, surat perintah 11 maret atau Supersemar dibawa oleh
Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir Jenderal Amir Machmud dan Brigadir Jenderal M.
Yusuf kepada Mayjen Soeharto.
 Peranan Mayjen Soearto dalam menumpas PKI adalah dengan mencari bangkai para
pahlawan serta merebut RRI dari tangan gerakan separatis yang mengancam bangsa dan
negara ini.
 Pembanguan bidang prasarana menyangkut bidang irigasi (Pertanian), perhubungan, dan
pendidikan. Selama pelita I sudah banyak jaringan irigasi yang diperbaiki maupu dibangun.
Selama pelaksanaan Pelita I sampai V, pembangunan prasarana semakin meningkat.
 Fusi partai (peleburan) dilakukan untuk penyederhanaan pada partai politik. Selanjutnya
pemilu hanya diikuti oleh tiga partai saja. Yaitu Partai Persatuan Pembangunan (hasil fusi
NU, PSII, Partai Muslimin dan Perti), PDI (Hasil fusi Partai Khatolik, PNI, Partai Kristen
Indonesia, Murba, dan IPKI), dan terakhir adalah Golkar.
 Selama orde baru, partai Golkar selalu mendominasi karena partai yang pro pemerintah
yang dijalankan oleh Suharto.
 Tri Tuntutan Rakyat (disingkat Tritura) adalah 3 tuntutan kepada pemerintah yang
diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
(KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi
Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi
Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita
Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh
Tentara Nasional Indonesia (TNI).
 Latar belakang terjadinya hal ini ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran
Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan.
Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga
barang naik sangat tinggi terutama bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada
tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam
Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:
 Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
 Perombakan kabinet Dwikora
 Turunkan harga pangan

 Pada tanggal 12 Maret 1966 pasca turunnya Supersemar, dikeluarkanlah surat keputusan
yang berisi pembubaran dan larangan PKI beserta ormas-ormasnya di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 18 Maret 1966 pengemban Supersemar segera bertindak mengamankan
beberapa menteri yang diduga tersangkut dalam G30S/PKI. Selanjutnya pada tanggal 27
maret 1966 pengemban Supersemar membentuk kabinet Dwikora yang disempurnakan
lagi untuk menjalankan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai