Ringkasan Materi
Ringkasan Materi
Sejarah Indonesia
Salah satu pemberontakan yang terjadi pada saat masa disintegrasi bangsa adalah
Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta atau biasa
disebut PRRI/Permesta. Hal ini terjadi akibat adanya kekecewaan dan ketidakpuasan
terhadap pemerintah pusat.
Kecemburuan sosial terjadi pembangunan dianggap tidak berimbang dari pemerintah pusat.
Hal tersebut menimbulkan pergolakan di Sumatera dan Sulawesi. Pergolakan tersebut
semakin memanas setelah beberapa perwira militer turut serta dalam aksi ketidakpuasan
tersebut.
Gerakan separatis ini memunculkan dewan di setiap gerakannya.
Salah satu kabinet yang ada pada masa demokrasi Liberal adalah kabinet Djuanda yang
biasa disebut Zaken Kabinet
Kabinet Natsir merupakan kabinet pertama yang berada pada masa demokrasi liberal.
Namun, kabinet ini harus diturunkan dari kekuasaannya oleh parlemen melalui mosi tidak
percaya, berikut beberapa alasan disepakatinya mosi tidak percaya terhadap Kabinet Natsir.
Kegagalan dalam perundingan terkait masalah Irian Barat dengan Belanda, kegagalan
meredam gerakan separatis serta timbulnya konflik antara kabinet dan parlemen akibat
adanya mosi Hadikusumo tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah periode
Hatta yang dianggap tidak demokratis. Sikap parlemen yang mendukung mosi tersebut
menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri dari Kabinet.
Salah satu keberhasilan kabinet Burhanuddin Haraharap berhasil melaksanakan pemilu
tahun 1955. Pemilu pertama pada 29 september 1955 ini untuk memilih anggota DPR dan
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pemilu pertama ini diikuti
oleh 27 partai politik dan sekitar 70 partai politik yang mendaftar. Hasil pemilu menunjukkan
empat partai pemenang pemilu, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
Faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
adalah karena pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai. Akibatnya, partai
politik saling beradu kepentingan dan rasa persaingan antargolongan membuat anggotanya
lebih mengutamakan kepentingan partai mereka sendiri.
Karena kepentingan yang saling berbenturan itu, tidak ada kabinet yang dapat
melaksanakan programnya sehingga tuntutan dari parlemen juga tidak tercapai. Apabila
sudah begitu, kabinet-kabinet sering jatuh akibat mendapatkan mosi tidak percaya dari
kelompok oposisi yang kuat di parlemen.
Masing-masing kabinet yang terbentuk juga tidak bisa menjalankan program mereka dengan
baik karena kerap terjadi gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, APRA, RMS, dan Andi Azis.
pada 5 juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden 5 juli 1959 sebagai upaya
untuk mengatasi situasi politik yang semakin kacau. Konstituante hasil pemilu 1955 dianggap
gagal dalam menyusun UUD yang baru.
Salah satu keberhasilan yang dilakukan oleh K abinet Ali Sastroamidjoyo I adalah
melaksananan Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 sebagai upaya penyelenggaraan
Politik bebas aktif Indonesia
Pengertian Orde Baru adalah suatu tatanan perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali pada pelaksanaaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Orde Baru juga merupakan tatanan pemerintahan yang ingin memperbaiki dan
mengoreksi kesalahan-kesalahan serta penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila
dan UUD 1945 yang terjadi pada masa Orde Lama.
Kabinet Sukiman dianggap menyimpang dari politik luar negeri bebas aktif Indonesia. Hal ini
karena kabinet ini melaksanakan penandatanganan nota bantuan ekonomi dan militer
Mutual Security Act (MSA) antara Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo dan Duta Besar AS
Merle Cochran. Penandatanganan tersebut menunjukkan Indonesia seakan lebih condong ke
Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Hal ini menjadi salah satu penyebab Kabinet
Sukiman mendapatkan mosi tidak percaya dari parlemen
Kehidupan ekonomi pada masa demokrasi liberal masih mengalami hambatan masalah
dikarenakan hanya mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan saja sebagai komoditas
ekspor. Akibatnya kebergantungan terhadap kedua bidang tersebut sangat tinggi.
Pemasukan yang minim memaksa Indonesia mengalami defisit mencapai 5,1 Milyar rupiah.
Berikut beberapa alasan yang membuat Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit presiden
tahun 1959
Pada tanggal 12 Maret 1966 pasca turunnya Supersemar, dikeluarkanlah surat keputusan
yang berisi pembubaran dan larangan PKI beserta ormas-ormasnya di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 18 Maret 1966 pengemban Supersemar segera bertindak mengamankan
beberapa menteri yang diduga tersangkut dalam G30S/PKI. Selanjutnya pada tanggal 27
maret 1966 pengemban Supersemar membentuk kabinet Dwikora yang disempurnakan
lagi untuk menjalankan pemerintahan.