Anda di halaman 1dari 16

POLA PEWARISAN GANDA ALEL

( Laporan Praktikum Genetika)

Oleh :

Siti Nurlela Wati

2017061020

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Mengenal Keragaman Ciri Suatu Sifat

Tanggal praktikum : Kamis,9 September 2021

Tempat Praktikum : Laboraturium Botani 1

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui makna alel ganda dan mekanismenya.

Nama : Siti Nurlela Wati

NPM : 2017061020

Jurusan :Biologi

Fakultas :Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung,9 September 2021

Menyetuhui,

Asisten

Aura Priscilla Sabatini

NPM:1817021009
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat
(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada
dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Selain system ABO dan Rh, masih ada lagi macam
penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang
terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Dan pada makalah ini kami akan membahas penggolongan darah ABO, MN,
dan Rh.

Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunanyang


ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yangditemukan
oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukanoleh
Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alel
ganda.Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal alel ganda IAIB dan
I, harusdipahami tentang pengertian tentang antigen, zat anti (antibodi) dan
aglutinasi.

Masyarakat luas sudah tidak asing lagi dengan kata golongan darah
atautransfusi darah atau bahkan tak heran dengan berbagai variasi warna bulu
padakelinci. Namun pengetahuan mereka hanya sebatas itu tanpa mengetahui
apahubungannya dengan alel ganda yang terdapat pada gen.Gen ganda adalah
suatu seri gen yang menentukan pewarisan secarakuantitatif. Beberapa sifat
pada manusia, hewan maupun tumbuhan seringkaliditentukan oleh adanya
gen ganda. Misalnya tinggi badan, pigmentasi kulit, panjang tongkol jagung
dan sebagainya.Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada manusia melainkan
padahewan dan tumbuhan pun alel ganda itu ada. Tetapi ada perbedaan antara
alel ganda pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Maka dari itu, penting bagi
kami untuk melakukan praktikum mengenai alel ganda.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui arti dari alel ganda.
2. Untuk mengetahui mekanisme pewarisan dari alel ganda.
3. Untuk mengetahui system gologan darah.
II.TINJAUAN PUSTAKA

Perkawinan erat kaitannya dengan genetika seseorang, dikarenakan sifat


genetika yang diturunkan merupakan hasil dari adanya sistem perkawinan.
Dalam kaitannya dengan substansi genetik, perkawinan akan mempengaruhi
karakteristik anak, karena kromosom akan selalu berpasangan, di mana satu
bagian kromosom berasal dari ibu dan satu bagian lainnya berasal dari ayah
(Glinka, 2008).

Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus
(tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen yang menempati atau
terletak pada lokus yang sama pada kromosom homolognya yang mempunyai
tugas berlawanan untuk suatu sifat tertentu. Alel ganda adalah beberapa alel
lebih pada satu gen yang menempati lokus sama pada kromosom
homolognya.Di dalam suatu lokus, terdapat sepasang atau lebih alel. Bila
terdapat sepasang alel dalam suatu lokus, maka disebut alel tunggal. Bila
terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut alel ganda.

Darah merupakan bagian penting dari sistem transport tubuh, karena secara
umum sistem transport tubuh manusia terdiri dari jaringan yang berbentuk
cair (Depkes RI, 2009). Ryouka (2011, dalam Nofiansyah, 2014)
mengemukaan, perbedaan jenis karbohidrat dan protein adalah yang men-
jadikan ciri khas dan pembeda pada masing-masing individu sehingga
terbentuk penggolongan darah jenis A B O. Sasmita (2008, dalam
Nofiansyah, 2014) mengemukakan, perbedaan substansi protein di dalam
darah telah diatur secara genetik dan diwariskan secara autosom kodominan
dalam sistem alel ganda yang terdapat dalam kromosom. Berdasarkan
pewarisan genetik tersebut, ekspresi gen yang terdapat dalam suatu kromosom
akan menghasilkan protein yang selanjutnya akan berperan sebagai penentu
golongan darah. Apabila saat proses pewarisan ini terjadi gangguan kecil pada
DNA maka akan mempengaruhi substansi-substansi lainnya (Sacher &
McPerson, 2004). Golongan darah ABO pada manusia, misalnya, ditentukan
oleh tiga alel pada satu gen tunggal : IA, IB, dan i. Golongan darah seseorang
yang sebagai fenotip mungkin salah satu dari empat tipe : A, B, AB, atau O.

Golongan darah merupakan salah satu substansi genetik yang ada dalam tubuh
manusia. Masing-masing orang tua akan mewariskan salah satu alel golongan
darahnya kepada anak mereka. Ketika sejumlah gen asli mengalami mutasi
maka akan membentuk alel, jika mutasi berlangsung sekali maka jumlah alel
akan terbentuk berjumlah dua, namun apabila mutasi terjadi berulang-ulang
maka jumlah alel yang terbentuk lebih banyak sehingga disebut dengan alel
ganda. Sistem penggolongan darah juga berdasarkan pada pembentukan alel
ganda. (Hulse, 1963; Suryo, 1994). Sejak sistem golongan darah AB0
diperkenalkan oleh Landsteiner pada 1901, diketahui bahwa masing-masing
individu akan memiliki salah satu dari empat golongan darah yang ada yakni
golongan darah A, B, AB atau 0 (Basak, 2014).
III. METODELOGI

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu yang digunakan pada praktikum ini adalah kamis,9 september
2021 secara daring dirumah masing-masing pukul 15.00 WIB- Selesai.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya
sebagai berikut: Tusuk gigi berwarna (Kuning, merah, dan hijau).
C. Prosedur Kerja
Adapun lcara kerja dari praktikum ini adalah :
1. Warna tusuk gigi menggambarkan 3 alel pada sistem golongan
darah ABO. Warna hijau untuk alel golongan darah A, warna
merah untuk alel golongan darah B, dan kuning untuk alel
golongan darah O. Dan ada 16 tusuk gigi pada setiap warna.
2. Taruh dua tusuk gigi hijau di bujursangkar orangtua yang
sebelah kiri (♀) dan dua tusuk gigi merah pada bujursangkar
orangtua yang sebelah kanan (♂).
3. Setiap orangtua hanya menyumbangkan satu alel kepada
setiap anak. Satu orangtua hanya dapat menyumbang satu alel
dari golongan darah A, jadi taruh satu tusuk gigi hijau pada
bujursangkar anak. Demikian juga orangtua yang lainnya dari
golongan darah B, jadi taruh satu tusuk gigi merah pada
bujursangkar anak yang sama. Catat apa golongan darah anak
tersebut.
4. Dengan cara yang sama seperti di atas (no.3), buatlah sistem
golongan darah ABO dari ke 6 alel dari semua kemungkinan
genotip di atas bujursangka dalam lembar kerja yang tersedia.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Kombinasi alel pada golongan darah sistem ABO

Perkawinan :
♀ ♂

X
Hasil pengamatan golongan darah orang tua dan anak:
Orang Anak
tua
Golongan Genotip Kemungkinan gol.
darah darah
AXA IA IA x IA IA 100 % A Homozigot
IAIA x I AIO 50% A Homozigot,50% A
Heterozigot
A O A O
I I xI I 25% A Homozigot,50% A
Heterozigot,25% O Homozigot.
A A B B
AXB I I xI I 100% AB
IAIO x I BIO 25% AB,25%A Heterozigot,25%
B Homozigot,25% O Homozigot.
IAIO x IBIB 50% AB,50% B Heterozigot
A A B O
I I xI I 50% AB,50% A Heterozigot.
A A A B
A X AB I I xI I 50% A Homozigot,50% AB
IAIO x IAIB 25% A Homozigot,25% AB,25%
A Heterozigot,25% B Heterizigot.
AXO IAIA x IOIO 100% A Heterozogot.
A O A O
I I xI I 50% A Heterozigot,50% O
Homozigot
B B B B
BXB I I xI I 100% B Homozigot
IBIB x IBIO 50% B Homozigot,50% B
Heterozigot.
IBIO x IOIO 25% B Homozigot,50% B
Heterozigot,25% O Homozigot.
B X AB IBIB x IAIB 50% B Homozigot,50% AB
B O A B
I I xI I 25% B Homozigot,25% AB,25%
A Heterozigot,25% B Heterozigot
B B O O
BXO I I xI I 100% B Heterozigot
B O B O
I I xI I 50% B Heterozigot,50% O
Homozigot.
A B A B
AB X AB I I xI I 100%AB
AB X O IAIB x IOIO 50% AB,50% O Homozigot.
O O O O
OXO I I xI I 100% O Homozigot.

B. Pembahasan

Dari tabel pengamatan bahwa system golongan darah ABO . Penggolongan


darah A, B, AB dan O didasarkan pada jenis antigen dalam eritrosit. Interaksi
I AIA memunculkan golongan darah A, I BIB memunculkan golongan darah B,
I OIO memunculkan golongan darah O sementara I AIB sama-sama bersifat
dominan sehingga memunculkan golongan darah AB ketika berinteraksi.
Sementara itu, karena IA bersifat dominan terhadap I A, mereka akan
menghasilkan golongan darah A, begitupula jika I B berinteraksi dengan I O,
yang muncul adalah golongan darah B yang bersifat dominan.

Pada peristiwa kecelakan pesawat Adam Air beberapa waktu yang lalu
terdapat sepasang suami istri yang kaya raya sebagai salah satu korban.
Kemudian ada seorang pemuda mengaku sebagai anak dari pasangan
tersebut dan menuntut hak waris atas kekayaannya. Dari hasil pemeriksaan
forensic didapatkan data golongan darah si suami A, dan si istri B,
sedangkan si pemuda O.

Bisa dengan melakukan tes DNA bila masih tersisa sampel kedua sepsang
suami istri tadi,kemudian bias melakukan analisis data berdasarkan golongan
darah tersebut yang telah diketahui Suami memiliki golongan darah A dan
Istri memiliki golongan darahnya B maka sebagai berikut:
Perkawinan orang yang bergolongan darah A homozigot dan B homozigot
P: genotip IA I A X IB I B

Fenotip golongan A golongan B

Gamet: IA I B
F1 : 100% IA I B
F2:

IAIA x I BIB 100% AB


IAIO x I BIO 25% AB,25%A Heterozigot,25%
B Homozigot,25% O Homozigot.
IAIO x IBIB 50% AB,50% B Heterozigot

Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas bahwa


Akan memiliki keturunan dengan persentase 25% AB,25% A,25% B dan 25%
O. Jadi si pemuda bias jadi anaknya karena memiliki golongan darah O
dengan persentase 25% O Homozigot ,namun tidak menutup kemungkinan
bahwa dia juga bukan anak dari sepasang suami istri tersebut.

Jika sel darah seseorang memiliki antigen A, maka orang tersebut


bergolongan darah A. Jika sel darah seseorang memiliki antigen B, maka
orang tersebut bergolongan darah B. Jika sel darah seseorang memiliki
keduanya, maka orang tersebut bergolongan darah AB. Jika sel darah
seseorang tidak memiliki keduanya, maka orang tersebut bergolongan darah.
sel-sel darah merah (eritrosit), apabila dicampur dengan serum dari beberapa
orang akan mengalami penggumpalan, tetapi tidak dengan semua orang.
Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah
adanya reaksi antigen antibodi beberapa individu akan menggumpal
(beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat.

Alel IA dan IB masing-masing mengendalikan pembentukan antigen A dan


antigen B, sedangkan alel i tidak membentuk antigen. Antigen atau
aglutinogen adalah glikoprotein yang tedapat pada membran sel-sel darah
merah. Perbedaan antara antigen A dan antigen B hanya pada residu
gulanya,yaitu masing-masing asetil galaktosianin dan galaktosa.
Penggumpalan sel-sel darah merah pada proses transfusi terjadi karena
terbentuknya antibodi aglutinin pada serum darah penerima sebagai reaksi
terhadap antigen darah donor. Antibodi yang terbentuk dalam serum adalah
anti-A padagolongan darah B, anti-B pada golongan darah A dan terbentuk
keduanya padagolongan darah O atau tidak terbntuk antibodi pada golongan
darah AB. Anti-A menggumpalkan antigen A dan anti-B menggumpalkan
antigen B.

Kombinasi antigen dengan antibodi yang berbeda akan menentukan golongan


darah seseorang, yaitu golongan A, B, AB, dan O. Proses penggumpalan antar
golongan darah dipengaruhi oleh kandungan aglutinogen atau antigen
(antibody generator) serta aglutinin (antibody) pada darah-darah tersebut. Gen
penentu golongan darah terletak pada kromosom autosom dan diberi simbol I
(Isohemaglutinogen) sehingga alel-alelnya disimbolkan, IA menghasilkan
antigen A, IB menghasilkan antigen B, dan “i” yang tidak menghasilkan
antigen. Golongan darah dikendalikan oleh gen I (iso aglutinogen) yang
memiliki tiga macam alel, IA , IB , dan IO . Alel I A mengendalikan
pembentukan antigen A dan alel IB mengendalikan pembentukan antigen B.
Adapun alel “i” tidak membentuk antigen. Alel “i” bersifat resesif terhadap
alel IA dan IB . Alel IA dan IB bersifat kodominan, dua gen tersebut
terekspresikan dan tidak ada yang dominan.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Beberapa alel lebih pada satu gen yang menempati lokus sama pada
kromosom homolognya.Di dalam suatu lokus, terdapat sepasang atau
lebih alel. Bila terdapat sepasang alel dalam suatu lokus, maka disebut
alel tunggal. Bila lebih dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka
disebut alel ganda.
2. Setiap manusia memiliki system penggolongan darah yang berbeda-
beda A,B,dan O
3. Setiap parental mewariskan kepada keturunanya dengan sifat
Homozigot pada turunan pertamannya dan pada keturunan keduanya
akan mengalami hasil Heterozigot.
4. Penggolongan darah A, B, AB dan O didasarkan pada jenis antigen
dalam eritrosit. Interaksi I AIA memunculkan golongan darah A,
I BIB memunculkan golongan darah B, I OIO memunculkan golongan
darah O sementara I AIB sama-sama bersifat dominan sehingga
memunculkan golongan darah AB ketika berinteraksi. Sementara itu,
karena IA bersifat dominan terhadap I A, mereka akan menghasilkan
golongan darah A, begitupula jika I B berinteraksi dengan I O, yang
muncul adalah golongan darah B yang bersifat dominan.
DAFTAR PUSTAKA

A.F,Andi,2018,GENETIKA 1 Arif Memahami Kehidupan,Badan Penerbit UNM,hal-


84-87,Makassar.

Atmojo, Widhi Fajar,dkk,2016, HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH


DENGAN RETARDASI MENTAL PADA SISWA DI SLB, jurnal
Keperawatan Jiwa, Volume 4 No 2, Hal 104 - 113, ISSN 2338-2090, FIKKes
Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa
Tengah.

DEPKES RI,2019

Raditya,Ainur,2016, Distribusi Golongan Darah AB0 pada Masyarakat Tengger,


AntroUnairdotNet, Vol.V/No.3/Oktober 2016, hal 412 ,Departemen
Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas
Airlangga,Surabaya,Jawa Timur.

Y.Efendi,2020,Genetika dasar 1,UAI,Solo,Jwa Tengah.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai