Pembimbing:
Penyusun
Ariyanto Wibowo 01131806302
David Sugiarto 011318166302
Berliana Prastiti 011318066312
Medyaris Marini 011318186305
Berty Mitsu Yudhianty 011318116309
Nindya Shinta 011318056304
MKDU PPDS - 1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR/RSUD Dr. SOETOMO
2013
I. Pendahuluan.
Sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) atau sudden deafness atau
tuli mendadak didefinisikan sebagai kehilangan pendengaran sensorineural
yang lebih dari 30 dB pada 3 frekuensi berturut turut dalam onset 3 hari, sering
unilateral dan bersifat idiopatik. Etiologi SSNHL masih belum diketahui
secara pasti namun terdapat banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli
sebagai faktor resiko terjadinya SSNHL.
Diperkirakan angka kejadian dari SSNHL berkisar antara 5 sampai 20
kasus per 100.000 dengan 400 kasus baru setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Distribusi yang hampir sama terjadi pada perempuan dan laki–laki. . Terdapat
127 kasus SSNHL di poli audiologi THT-KL RSUD Dr. Soetomo periode
tahun 2005 sampai dengan 2009.
Diagnosis SSNHL ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan audiometri. SSNHL mempunyai tiga karakteristik yaitu bersifat akut,
tuli sensorineural dan etiologi tidak diketahui. Karakteristik tambahan dapat
berupa vertigo, tinitus dan tidak adanya keterlibatan saraf kranialis.
Penatalaksanaan SSNHL meliputi pemberian steroid, antivirus, antikoagulan,
vasodilator, dan terapi konservatif lainnya. Kesulitan dalam mendiagnosis
karena hilangnya kemampuan mendengar merupakan gejala untuk banyak
penyakit menyebabkan perencanaan penatalaksanaan yang rasional menjadi
terhambat. Penanganan harus dilakukan sedini mungkin karena penanganan
yang terlambat akan menyebabkan tuli yang permanen.
Sekitar 32 – 56% kasus SSNHL dapat sembuh spontan. Faktor
prognosis untuk pemulihan tergantung dari beberapa faktor meliputi umur
pasien, riwayat vertigo, derajat tuli, konfigurasi audiometrik, dan lama waktu
antara onset dan terapi. Beberapa studi melaporkan vertigo sebagai salah satu
faktor prognosis SSNHL tetapi pengaruh vertigo terhadap SSNHL masih
diperdebatkan.
1
III. Formulasi Pertanyaan Klinis dalam PICO Penelusuran Bukti.
2
Nama & Tahun Jurnal:
Clinical and Experimental Otorhinolaryngology Vol. 3, No. 4: 199-202,
December 2010 DOI 10.3342/ceo.2010.3.4.199
VI. Relevansi PICO Pertanyaan Klinis dengan PICO Jurnal
3
VII. Disain Penelitian, Fokus dan Worksheet yang digunakan untuk telaah
kritis dari Jurnal yang diperoleh.
Disain Penelitian: retrospective study
Fokus Jurnal: prognosis
Worksheet yang digunakan pada telaah kritis: prognosis
4
apakah dilakukan BPPV. (Material and Methods…
penyesuaian untuk faktor Page 200)
prognosis yang penting?
5
poorer than 45 dB; moderate im
provement, more than 15 dB of
gain and final hearing level be-
tween 25 and 45 dB; and complete
improvement, hearing level better
than 25 dB regardless of the size of
the gain. (Material and Methods…
Page 200)
Importancy
Telaah Importancy
Jawaban Sesuai Worksheet
Prognosis
Apakah kemaknaan YA
statistik & kemaknaan *) SSNHL with BPPV showed worse pre-
klinis dari hasil penelitian treatment hearing results than SSNHL without
tergambar dengan baik? BPPV (P =0.01) (Results…Page 200)
*) Overall hearing outcome showed complete
improvement in 112 patients (37.5%),
moderate improvement in 33 patients (11.1%),
slight improvement in 33 patients (11.1%), and no
improvement in 120 patients (40.2%).
In SSNHL with BPPV, 68.4% (26/38) of patients
showed profound hearing loss (>90 dB HL of
pre-treatment PTA).
Only 7.9% of patients showed good recovery in
SSNHL with BPPV while 54.6% of patients
showed good recovery in SSNHL without BPPV.
(Results...Page 200-201)
Pengukuran apa yang After excluding the non-significant factors,
digunakan dan seberapa multivariate analysis of potential prognostic
dampak perlakuannya? factors demonstrated that BPPV, age, CP, and
(PR, OR, RR, HR ?) pre-treatment PTA levels were associated with
6
hearing outcome (Table 3). BPPV, canal paresis
and age older than 60 had a worse outcome with
adjusted odds ratios (aOR) of 0.43, 0.04, 0.15,
respectively. On the other hand, pre-treatment
PTA levels ≤90 were significantly correlated with
better hearing out-come (aOR=3.38).
(Results…Page 201)
Mungkinkah dampak
terjadi karena kebetulan?
P-value ?
Interval kepercayaan (CI)?
Applicability
7
2. Apakah pasien anda cukup mirip dengan Ya
pasien dalam penelitian?
3. Apakah intervensi/indikator/indeks dalam Ya
penelitian ini dapat diterapkan untuk
manajemen pasien di lingkungan anda?
4. Apakah outcomes penelitian ini penting bagi Ya
pasien anda?
5. Akankah potensi manfaat lebih besar Ya
dibanding potensi merugikan bila
intervensi/indikator/indeks ini diaplikasikan
pada pasien anda?
6. Apakah hasil penelitian ini dapat Ya
diintegrasikan dengan nilai-nilai serta harapan
pasien anda?
IX. Kesimpulan