Anda di halaman 1dari 16

Periodisasi

Perkembangan Demokrasi Pancasila

Oleh:
KELOMPOK 12
Zuhriatul Fitria Zamzamni (E1S017097)
Viranda Putri Khairna (E1S018091)
Siti Rosidah (E1S018079)
Ulyatin Safitri (E1S018088)

SMA NEGERI 1 MATARAM


2019
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas kelompok mata
pelajaran PPKn.
Makalah ini menjelaskan bagaimana perkembangan demokrasi Pancasila
dari masa ke masa di Indonesia. Oleh sebab itu penjelasan mengenai indicator
Negara demokrasi dan periodisasi perkembangan demokrasi Pancasila di
Indonesia akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi perbaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, 1 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA .………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………. 2
D. Manfaat Penulisan …………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Indikator Negara Demokrasi ….………...……................................... 3
B. Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila di Indonesia……… 4
1. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945—1949 4
2. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949—1959 5
3. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949—1965 6
4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965—1998 7
5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998—
Sekarang ………………………………………………………… 8
BAB III PENUTUP ……………….………………………………………... 10
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 10
B. Saran ………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah
prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis
lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Berawal dari kemenangan negara-negara Sekutu (Eropa Barat dan
Amerika Serikat) terhadap Negara-negara Axis (Jerman, Italia & Jepang)
pada Perang Dunia II (1945), dan disusul kemudian dengan keruntuhan Uni
Soviet yang berlandaskan paham Komunisme di akhir Abad XX, maka
paham Demokrasi yang dianut oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika
Utara menjadi paham yang mendominasi tata kehidupan umat manusia di
dunia dewasa ini.
Suatu bangsa atau masyarakat di Abad XXI ini baru mendapat
pengakuan sebagai warga dunia yang beradab (civilized) bilamana menerima
dan menerapkan demokrasi sebagai landasan pengaturan tatanan kehidupan
kenegaraannya. Sementara bangsa atau masyarakat yang menolak demokrasi
dinilai sebagai bangsa/masyarakat yang belum beradab (uncivilized).
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi.
Di Asia Tenggara Indonesia adalah negara terbaik yang menjalankan
demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Di
dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga
saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia
terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu

1
dengan lainnya. Paham demokrasi ini sering berubah dari masa ke masa
sesuai dengan situasi dan kondisi Indonesi pada saat itu. Hal ini menjadi
sangat penting untuk diketahui dan dihayati oleh rakyat Indonesia agar dapat
menerapkan demokrasi Pancasila yang sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini rumusan masalah yang akan
dikaji sesuai dengan judul yang diangkat yaitu “Periodisasi Perkembangan
Demokrasi Pancasila.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja indikator dari sebuah negara demokrasi?
2. Bagaimana periodisasi perkembangan demokrasi Pancasiladi Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah
ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui indikator dari sebuah negara demokrasi.
2. Untuk mengetahui periodisasi perkembangan demokrasi Pancasila di
Indonesia.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat utama penulisan pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok dari mata pelajaran PPKn.
2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam
pembelajaran PPKn.
3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam penelitian
sejenis pada masa yang akan datang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Indikator Negara Demokrasi


Menurut Affan Gaffar, ada lima indikator untuk menentukan apakah
suatu negara dapat dikatakan sebagai negara yang demokratis, yakni sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas
Artinya bahwa, dalam negara demokrasi setiap pemegang jabatan
yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan
kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya, ucapan atau kata-
katanya, serta perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang, bahkan
yang akan dijalaninya.
2. Rotasi kekuasaan
Artinya bahwa, dalam negara demokrasi peluang akan terjadinya
rotasi kekuasaan harus ada dan dilakukan secara teratur dan damai
3. Rekrutmen politik yang terbuka
Artinya bahwa, dalam negara demokrasi setiap orang yang memenuhi
syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai
peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untyk mengisi jabatan
politik tersebut
4. Pemilihan umum
Artinya bahwa, dalam negara demokrasi memerlukan sebuah sarana
untuk melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekrutmen politik yaknimelalui
pemilu.
5. Pemenuhan hak-hak dasar
Artinya bahwa, dalam negara demokrasi setiap warga negara dapat
menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas.

3
B. Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila di Indonesia
Periodisasi adalah pembabakan waktu yang berurutan sesuai dengan
waktu kejadian. Dengan demikian periodisasi demokrasi berarti pembabakan
demokrasi berdasarkan waktu kejadiannya Demokrasi di Indonesia telah
mengalami beberapa kali pergantian dari masa ke masa. Adapun periodisasi
perkembangan demokrasi di Indonesia yakni sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945—1949
Pada periode awal, demokrasi tercermin melalui komitmen para
pendiri bangsa untuk menyumbangkan pemikirannya dalam rangka
penyusunan dasar negara, seperti Muhammad Yamin memasukkan asas
peri kerakyatan, dan Ir. Soekarno memasukkan asas mufakat atau
demokrasi ke dalam bakal dasar negara Indonesia yang diberi nama
Pancasila. Pada masa revolusi kemerdekaan ini, pelaksanaan demokrasi
baru terbatas pada berfungsinya pers yang mendukung revolusi
kemerdekaan. Adapun elemen-elemen demokrasi yang lain belum
sepenuhnya terwujud karena pada saat itu pemerintah dan rakyat harus
memusatkan seluruh energinya untuk mempertahankan kemerdekaan dan
menjaga kedaulatan negara.
Pada periode ini partai-partai politik juga tumbuh dan berkembang
dengan cepat. Namun fungsinya yang paling utama adalah ikut serta
memenangkan revolusi kemerdekaan dengan cara menanamkan kesadaran
untuk bernegara serta semangat anti penjajahan. Selain itu pemilihan
umum belum dapat dilaksanakan walaupun sudah menjadi salah satu
agenda politik.
Adapun hal-hal mendasar bagi perkembangan demokrasi di Indonesia
untuk masa selanjutnya telah direncanakan pada periode ini, meliputi:
a) Pemberian hak-hak politik secara menyeluruh
Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia, semua warga negara yang
sudah dianggap dewasa memiliki hak politik yang sama tanpa adanya
diskriminasi yang bersumber dari ras agama, suku, dan kedaerahan.

4
b) Presiden secara konstitusional memiliki kemungkinan untuk menjadi
diktator, namun dibatasai kekuasaannya ketika KNIP dibentuk untuk
menggantikan parlemen.
c) Dengan maklumat presiden dimungkinkan terbentuknya sebuah partai
politik yang kemudian menjadi peletak dasar sistem kepartaian di
Indonesia
2. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949—1959
Pada periode ini terjadi dua kali pergantian Undang- Undang Dasar
(UUD). Pertama, pergantian UUD 1945 dengan konstitusi RIS (Republik
Indonesia Serikat) pada rentang waktu 27 Desember 1949 sampai dengan
17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini bentuk negara kita berubah dari
kesatuan menjadi serikat dan sistem pemerintahan juga berubah dari
presidensil menjadi quasi parlementer. Kedua, pergantian konstitusi RIS
dengan UUDS 1950 pada rentang waktu 17 Agustus 1950 sampai dengan
5 Juli 1959 dalam rentang waktu ini bentuk negara kembali berubah
menjadi negara kesatuan dan sistem pemerintahannya tetap parlementer.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada periode ini Indonesia
menganut demokrasi parlementer.
Adapun perwujudan masa demokrasi parlementer dalam kehidupan
politik di Indonesia meliputi :
a) Parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik
yang berjalan. Contohnya yaitu parlemen dapat mengeluarkan mosi
tidak percaya pada pemerintah yang sedang berjalan.
b) Akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat
tinggi. Hal ini terjadi karena berfungsinya parlemen dan media massa
sebagai alat kontra sosial
c) Kehidupan kepartaian memperoleh peluang yang sebesar-besarnya
untuk berkembang secara maksimal. Pada periode ini Indonesia
menganut sistem multi partai.

5
d) Walaupun pemilihan umum (Pemilu) hanya diadakan sekali yaitu pada
1955, namun pemilihan umum tersebut benar-benar dilaksanakan
dengan prinsip demokrasi.
e) Hak-hak dasar masyarakat tidak dikurangi sama sekali walaupun tidak
semua warga negara bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
Contohnya seperti adanya hak untuk berserikat dan berkumpul serta
kebebasan pers
f) Daerah- daerah memperoleh otonomi yang cukup dengan asas
desentralisasi
Pelaksanaan demokrasi parlementer hanya bertahan selama 9 tahun
karena presiden menganggap bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat gotong
royong. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan demokrasi
parlementer mengalami kegagalan yaitu :
a) Munculnya konsepsi presiden untuk membentuk pemerintahan yang
bersifat gotong royong
b) Dewan konstituante mengalami jalan buntu untuk mencapai
kesepakatan dalam merumuskan ideologi nasional
c) Dominannya politik aliran sehingga membawa konsekuensi terhadap
meluasnya konflik
d) Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah
3. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959—1965
Pada periode ini situasi keamanaan nasional sudah sangat
membahayakan persatuan dan kesatuan nasional. Hal ini disebabkan oleh
kinerja dewan konstituante yang berlarut-larut membawa Indonesia ke
dalam berbagai macam persoalan politik. Oleh karena itu, untuk
mengeluarkan bangsa dari persoalan ini, presiden Soekarno mengeluarkan
dekrtinya pada tanggal 5 Juli 1959. Dalam dekrit tersebut, presiden
menyatakan pembubaran dewan konstituante dan kembali kepada Undang-
Undang Dasar 1945 (UUD’45). Dekrit presiden inilah yang mengakhiri era
demokrasi parlementer, kemudian masuk era baru yaitu demokrasi

6
terpimpin. Maksud konsep terpimpin ini dalam pandangan presiden Ir.
Soekarno adalah dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
Adapun karakteristik yang utama dari perpolitikan pada era demokrasi
terpimpin yakni sebagai berikut :
a) Mengaburnya sistem kepartaian
b) Dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPRGR) maka peranan lembaga legislatif dalam sistem politik
nasional menjadi lemah.
c) Hak dasar manusia menjadi sangat lemah
d) Kebebasan pers berkurang
e) Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah dimana daerah-daerah memiliki otonomi
yang terbatas
4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965—1998
Pada periode ini masa transisi dimulai karena dipilihnya Jenderal
Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Era yang kemudian
dikenal denga Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama
pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia. Orde Baru dipandang mampu mengeluarkan bangsa
ini keluar dari keterpurukan. Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya
terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada perubahan yang substantif dari
kehidupan politik Indonesia. Dalam periode ini lembaga kepresidenan
merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya, baik yang bersifat
suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun bersifat
infrastruktur (LSM, partai politik, dan sebagainya). Selain itu juga,
Presiden Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh
siapa pun seperti Pengemban Supersemar, Mandataris, MPR, Bapak
pembangunan, dan Panglima tertinggi ABRI.

7
Karena kekuasaan tersebut membuat pelaksanaan Demokrasi
Pancasila masih jauh dari harapan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
karakteristik Demokrasi Pancasila masa Orde Baru meliputi :
a) Rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan sangat kecil terjadi.
b) Rekrutmen politik bersifat tertutup.
c) Pemilihan umum pada masa pemerintahan Orde Baru dilangsungkan
sebanyak enam kali dengan frekuensi yang teratur setiap lima tahun
sekali.
d) Pelaksanaan hak dasar warga negara seperti pengekangan kebebasan
pers terulang kembali.
5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998—Sekarang
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa pemerintahan
Orde Baru pada akhirnya membawa Indonesia pada krisis multidimensi
yang diawali dengan badai krisis moneter yang tidak kunjung reda.
Akibatnya pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto
terperosok ke dalam kondisi yang diliputi oleh berbagai tekanan politik,
baik dari luar maupun dalam negeri. Dari dunia internasional, terutama
Amerika Serikat, secara terbuka meminta Presiden Soeharto mundur dari
jabatannya sebagai presiden Dari dalam negeri timbul gerakan massa yang
dimotori oleh mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mundur dari
jabatannya. Tekanan dari massa mencapai puncaknya ketika tidak kurang
dari 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR yang
mengakibatkan proses politik nasional praktis lumpuh.
Akhirnya pada hari kamis tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto
bertempat di Istana Merdeka Jakarta menyatakan berhenti sebagai Presiden
dan dengan menggunakan pasal 8 UUD 1945, Presiden Soeharto segera
mengatur agar Wakil Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di
hadapan Mahkamah Agung. Hal ini merupakan jalan baru demi
terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati diliputi oleh
kontrovesi tentang status hukumnya, pemerintah Presiden Habibie mampu

8
bertahan selama satu tahun. Dalam masa pemerintahan Habibie ini muncul
beberapa indikator pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
a) Diberikannya ruang kebebasan pers
b) Diberlakukannya sistem multipartai dalam pemilu tahun 1999
Dua hal tersebut merupakan fondasi yang kuat bagi pelaksana
demokrasi Indonesia pada masa selanjutnya. Demokrasi yang diterapkan
negara kita pada era reformasi ini adalah Demokrasi Pancasila. Tentu saja
dengan karakteristik yang berbeda dengan Orde Baru dan sedikit mirip
dengan demokrasi parlementer tahun 1950-1959, seperti :
a) Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari sebelumnya
b) Rotasi kekuasaan dilaksanakan mulai dari pemerintah pusat sampai
pada tingkat desa
c) Pola rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara
terbuka
d) Sebagian besar hak dasar rakyat dapat terjamin seperti adanya
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan pers, dan sebagainya

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada
tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara Indonesia (the Founding
Fathers) melalui UUD telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan berada
di tangan rakyat. Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal
kemerdekaan hingga saat ini, paham demokrasi perwakilan yang dijalankan
di Indonesia sering berganti dari masa ke masa dengan berbagai model dan
cirri khas masing-masing
Periodisasi perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari
pelaksanaan demokrasi yang pernah ada di Indonesia ini. Pelaksanaan
demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain:
1) Pelaksanaan Demokrasi Periode 1945—1949 (Revolusi)
2) Pelaksanaan Demokrasi Periode 1949—1959 (Orde Lama Liberal)
3) Pelaksanaan Demokrasi Periode 1959—1965 (Orde Lama Terpimpin)
4) Pelaksanaan Demokrasi Periode 1965—1998 (Orde Baru)
5) Pelaksanaan Demokrasi Periode 1998—Sekarang (Reformasi)

B. Saran
Sudah sepantasnya kita sebagai negara yang berdemokrasi bisa
menghargai pendapat orang lain. Kita sebagai warga negara harus ikut
menciptakan negara yang berdemokrasi. Kelebihan dan kekurangan pada
masing-masing masa demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan
pelajaran berharga bagi kita. Harapan dari adanya demokrasi yang mulai
tumbuh adalah ia memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan
umat dan juga bangsa. Di samping itu demokrasi juga diharapkan bisa
menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan kepentingan rakyat
banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan.

10
Demokrasi di Indonesia memberikan harapan akan tumbuhnya
masyarakat baru yang memiliki kebebasan berpendapat, berserikat, berumpul,
berpolitik dimana masyarakat mengharap adanya iklim ekonomi yang
kondusif. Oleh sebab itu, untuk menghadapi tantangan dan mengelola
harapan ini agar menjadi kenyataan maka dibutuhkan kerjasama antar
kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa berkembang ke arah yang
lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:


Kemdibud.
Krisi Yanto. 2009. Makalah Perkembangan Demokrasi di Indonesia. dalam
https://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah-perkembangan-
demokrasi-di-indonesia/. diakses pada 1 September 2019 pukul 17.23.

12
17

Anda mungkin juga menyukai