Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pelatihan Karyawan Terhadap Pengembangan Karier Karyawan Di PT.

Telkom
Corporate University Bandung
(Survey Pada Karyawan Telkom di Regional 3 Bandung)

Dinda Putri Gumilang Sari

Prety Diawati

Abstract

Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Telkom Corporate University Bandung adalah lemahnya kemampuan
karyawan untuk bersaing di era global ini. Hal ini diindikasi oleh performa kerja karyawan yang kurang maksimal.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui gambaran mengenai Pelatihan, Pengembangan Karier dan pengaruh
Pelatihan terhadap Pengembangan Karier. Variabel Pelatihan memiliki 5 sub variabel yaitu rotasi jabatan, instruksi
kerja, magang, kepelatihan dan penugasan sementara, sedangkan variabel Pengembangan Karier memiliki 5 sub
variabel yaitu prestasi kerja, eksposur, pengunduran diri, kesetiaan organisasi serta mentor dan sponsor. Metode
yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan pengambilan sampel sejumlah 40 responden dan teknik
pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan kuesioner. Data diolah melalui uji validitas dan reliabilitas,
analisis deskriptif, regresi, uji F dan koefisien determinasi. Gambaran pelatihan karyawan berada pada kategori
cukup baik sedangkan gambaran pengembangan karier karyawan juga berada di kategori cukup baik, pengaruh
pelatihan karyawan terhadap pengembangan karier karyawan sebesar 63.7%. saran untuk PT. Telkom Corporate
University Bandung adalah dengan melakukan pelatihan yang lebih intensif dengan mendatangkan instruktur yang
lebih berpengalaman juga memberikan materi kepelatihan yang lebih menarik.

Kata kunci: Pelatihan, Pengembangan Karier

I. PENDAHULUAN dengan tidak mengalami suatu kendala. Melakukan


A. Latar Belakang Masalah pengembangan sumber daya manusia dengan
Sumber daya manusia dianggap semakin penting didorong pula oleh
perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan namun
seringkali permasalahan dalam sumber daya manusia
muncul. Perusahaan tidak akan mencapai tujuan jika pelatihan akan mewujudkan kinerja yang baik.
sumber daya manusia tersebut tidak memenuhi Pelatihan merupakan cara yang efektif untuk
standar yang diinginkan. Permintaan pasar di membuat para karyawan menjadi semakin lebih baik
Indonesia semakin banyak dan meningkat terus dan kinerja yang dihasilkannya akan sesuai dengan
menerus sehingga perlu juga adanya peningkatan dari apa yang diinginkan serta dibutuhkan oleh
sumber daya manusia. Pekerjaan sumber daya perusahaan tersebut. Salah satu perusahaan yang rutin
manusia menjadi terasa sangat berat akibat melakukan pelatihan untuk para karyawannya yakni
permintaan pasar yang tidak sesuai dengan perusahaan Telkom Corporate University indonesia,
kemampuan sumber daya manusia tersebut. Sumber Telkom Corporate University ialah anak perusahaan
daya manusia atau yang sering disingkat menjadi dari Telkom Indonesia. Pelatihan yang diberikan
SDM ini menjadi suatu alasan berhasilnya suatu untuk karyawan biasanya pelatihan dalam bentuk on
perusahaan. Perusahaan akan dikatakan berhasil jika the job training dimana pelatihan itu sendiri
sumber daya manusia yang dimilikinya mempunyai menurunkan karyawan langsung kelapangan sesuai
keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan apa dengan bidang yang mereka pegang masing-masing
yang diinginkan perusahaan, sehingga perusahaan dan tentunya dibimbing pula oleh para instruktur
tersebut akan bisa memenuhi permintaan pasar yang sudah ahli dibidangnya.
B. Rumusan Masalah mempersiapkan pegawai yang membutuhkan
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap”.
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
2. Pengembangan Karier Karyawan
1. Bagaimana Gambaran Pelatihan Karyawan di
PT. Telkom Corporate University Andrew E. Sikula (dalam Sedarmayanti, 2011:164)
2. Bagaimana Gambaran Pengembangan Karier berpendapat bahwa “Pengembangan karier adalah
Karyawan yang dilakukan PT. Telkom
suatu proses Pendidikan jangka panjang
Corporate University
3. Bagaimana Gambaran Pengaruh Pelatihan memanfaatka prosedur sistematis dan terorganisir,
Karyawan Terhadap Pengembangan Karier dimana personil manajerial mempelajari pengetahuan

Karyawan PT. Telkom Corporate University konseptual dan teoritis untuk tujuan umum”. Menurut
II. Kajian Pustaka mondy (dalam Mila, 2015:195) “Pengembangan
A. Kajian Pustaka karier meliputi aktivitas untuk mempersiapkan
1. Pelatihan Karyawan seorang individu pada kemajuan jalur karier yang
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki direncanakan”. Sedangkan menurut Handoko (dalam
performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu mila, 2015:195) “Pengembangan karier adalah

yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau satu peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk

pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaannya. mencapai rencana karier”. Menurut Simamora (dalam
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai mila, 2015:195) “Pengembangan karier adalah suatu
pelatihan, yakni: Menurut William M. Thornton proses dalam suatu pendekatan formal yang diambil
(dalam Sedarmayanti, 2011:163) “Pelatihan adalah perusahaan, bertujuan untuk memastikan bahwa
tindakan yang disengaja memberikan alat agar orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang
pembelajaran dapat dilaksanakan”. Sedangkan tepat tersedia pada saat dibutuhkan”.
menurut Edwin B. Flippo (dalam Sedarmayanti, III. Metode Penelitian

2011:164) “Pelatihan adalah proses pembantu A. Uji Validitas


Menurut Sugiyono (2012 : 120) instrumen yang
karyawan memperoleh efektifitas dalam pekerjaan
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
sekarang atau di masa yang akan dating melalui mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen
pengembangan kebiasaan, fikiran dan tindakan, tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
kecakapan, pengetahuan serta sikap”. Serta menurut seharusnya diukur. Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
Andrew E. Sikula (dalam Sedarmayanti, 2011:164) obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
“Pelatihan adalah suatu proses Pendidikan jangka oleh peneliti. Sugiyono (2012:255) berpendapat
pendek memanfaatkan prosedur yang sistematis dan bahwa “Suatu konstruk atau variabel dikatakan valid
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,30”.
terorganisir, dimana personil non manajerial
B. Uji Reliabilitas
mempelajari kemampuan dan pengetahuan teknis
Sugiyono (2012:183) berpendapat bahwa “Hasil
untuk tujuan tertentu. Keith Davis (dalam
penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data
Sedarmayanti, 2011:164) berpendapat bahwa
dalam waktu yang berbeda Uji reliabilitas untuk
“Pelatihan mempersiapkan orang untuk melakukan
mencari reliabilitas instrumen dengan rentang skor
pekerjaan mereka sekarang dan pengembangan
antara 1-5 menggunakan uji Cronbach’s“. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan realible jika 8 0.415 0.300 Valid

memberikan nilai cronbach Alpha> 0,60. 9 0.650 0.300 Valid


10 0.861 0.300 Valid
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, selanjutnya 11 0.668 0.300 Valid
disajikan rekapitulasi hasil pengujian validitas 12 0.827 0.300 Valid
13 0.311 0.300 Valid
instrument pada tabel 3.1
Sumber: Olah Data Peneliti 2017
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel
Pelatihan Karyawan (X)
Berdasarkan tabel 3.2 dengan bantuan software
t Titik
No. Instrumen
hitung Kritis
Kesimpulan SPSS 23.0 dapat dilihat untuk hasil uji validitas yang
1 0.458 0.300 Valid menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan
2 0.696 0.300 Valid
memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai kritis
3 0.696 0.300 Valid
4 0.640 0.300 Valid yaitu 0,300 yang artinya seluruh pernyataan tersebut
5 0.608 0.300 Valid layak digunakan sebagai intrumen penelitian atau
6 0.308 0.300 Valid
dengan kata lain item-item pernyataan tersebut
7 0.568 0.300 Valid
8 0.362 0.300 Valid dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam analisis
9 0.502 0.300 Valid berikutnya.
10 0.696 0.300 Valid
C. Teknik Analisis Data
11 0.458 0.300 Valid
12 0.696 0.300 Valid 1. Karakteristik Responden
13 0.696 0.300 Valid Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis
14 0.538 0.300 Valid
Sumber: Olah Data Peneliti 2017 data-data yang diperoleh dari data primer dan

Berdasarkan tabel 3.1 dengan bantuan software sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah

SPSS 23.0 dapat dilihat untuk hasil uji validitas yang hasil kuesioner yang disebarkan kepada 40 orang.

menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan Data tersebut merupakan data pokok dimana

memiliki nilai thitung yang lebih besar dari nilai kritis analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang

yaitu 0,300 yang artinya seluruh pernyataan tersebut analisisnya didapat dari hasil observasi di lapangan

layak digunakan sebagai intrumen penelitian atau dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan

dengan kata lain item-item pernyataan tersebut memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari

dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam analisis hasil kuisioner terdiri dari dua macam, yaitu data

berikutnya. responden dan data penelitian.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Data responden adalah seluruh identitas
Pengembangan Karier Karyawan (Y) responden yang dipandang relevan dengan
permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data
No. t Titik
Kesimpulan
Instrumen hitung Kritis penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari
1 0.731 0.300 Valid
jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan
2 0.815 0.300 Valid
3 0.536 0.300 Valid mengenai variabel penelitian. Variabel tersebut
4 0.861 0.300 Valid dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif
5 0.861 0.300 Valid
dan analisis verifikatif.
6 0.731 0.300 Valid
7 0.809 0.300 Valid
Data-data responden yang diperoleh melalui 3 Diatas 39 th 12 29,6 %

kuesioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang Jumlah 40 100 %


diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai
Sumber: Olah Data Kuesioner Peneliti 2017
data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat karakteristik
primer. Analisis data deskriptif bertujuan untuk
responden berdasarkan usia, bahwa karyawan di PT.
memberikan gambaran mengenai objek penelitian
Telkom Corporate University yang menjadi
berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari
responden dengan usia 23-28 tahun sebanyak 10
kelompok subjek yang diteliti.
orang atau sebesar 18,5% dari total responden,
a. Karakteristik Responden berdasarkan jenis
kemudian responden dengan usia 29-38 sebanyak 18
kelamin
orang atau sebesar 51,9% dari total responden, dan
Berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden
untuk usia diatas 39 tahun sebanyak 12 orang atau
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3
sebesar 29,6% dari total responden. Dyne dan
Tabel 3.3 Jenis Kelamin
Graham (dalam Saefuddin, 2017:137) menyatakan
No Jenis f %
Kelamin bahwa, “Karyawan yang memiliki usia pertengahan
cenderung lebih mempunyai rasa keingintahuan yang
1 Laki-laki 40 100 %
tinggi jika dibandingkan dengan yang berusia lebih
2 Perempuan - -
tua, sehingga meningkatkan loyalitas mereka pada
Jumlah 40 100 % organisasi”.
2. Teknis Analisis Deskriptif
Sumber: Olah Data Kuesioner Peneliti 2017 Teknik analisis data dalam penelitian ini
Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat karakteristik menggunakan analisis deskriptif. Sugiyono
responden berdasarkan jenis kelamin, bahwa jenis (2012:147) berpendapat bahwa Analisis deskriptif
kelamin laki-laki yang menjadi responden dalam adalah “Analisis yang digunakan untuk menganalisa
penelitian ini. Menurut Super dan Crites (dalam data dengan cara mendeskripsikan atau
Lidyawatie, 2010:133) salah satu faktor yang menggambarkan data yang telah terkumpul
mempengaruhi efektifitas bekerja adalah perbedaan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
jenis kelamin, artinya efektifitas pekerjaan pria akan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
berbeda dengan efektifitas pekerjaan wanita dalam generalisasi”.
mengerjakan suatu pekerjaan. Berdasarkan jawaban-jawaban kuesioner
b. Karakteristik Responden berdasarkan usia kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item
Berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden pernyataannya berdasarkan persentase sesuai dengan
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 langkah-langkah yang sudah di tentukan.
Tabel 3.4 Usia 3. Uji Hipotesis
No Usia f % Di dalam penelitian ini pegujian hipotesis
1 23-28 th 10 18,5 % dilakukan hanya dengan menggunakan uji F
(simultan), uji F digunakan untuk mengetahui
2 29-38 th 18 51,9 %
tingkat signifikansi pengaruh variabel independen
(pelatihan karyawan) secara bersama-sama b. Apabila nilai statistik F hitung > nilai
(simultan) terhadap variable dependen statistik F table, maka Ho ditolak Ha
(pengembangan karier karyawan). Hipotesis yang diterima.
digunakan dalam pengujian ini adalah: Persentase adalah nilai kumulatif item dibagikan
Ho: tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara dengan nilai frekuensinya dikalikan dengan
variabel bebas (pelatihan karyawan) terhadap 100%. Jumlah respondennya adalah 40
variable terikat (pengembangan karier karyawan). responden, dan nilai skala terbesar adalah 5,
Ha: terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sedangkan untuk skala pengukuran terkecil
variable bebas (pelatihan karyawan) terhadap adalah 1, sehinga diperoleh jumlah kumulatif
variable terikat (pengembangan karier karyawan). terbesar (40 × 5 = 200) dan jumlah kumulatif
Menurut Sugiyono (2012 : 192) untuk menguji terkecil adalah (100:500) × 100% = 20% dengan
uji F tes dengan rumus : nilai rentang = 100% - 20% = 80% jika dibagi 5
𝑅 ! (𝐾/1) kategori maka di dapat nilai interval persentase
𝐹=
(1 − 𝑅 ! )(𝑛 − 𝑘 − 1) sebesar 16%.
Keterangan : Tabel 3.5 Kategori Interprestasi Skor
F = besarnya F hitung Kategori
Persentase
N = jumlah sampel Persentase
Sangat tidak
K = jumlah variabel 20% - 36%
setuju
R2 = koefisien determinasi 36% - 52% Tidak setuju
Dasar pengambilan keputusannya adalah : 52% - 68% Ragu-ragu
1. Membandingkan hasil besarnya peluang 68% - 84% Setuju
melakukan kesalahan (tingkat signifikansi) yang 84% - 100% Sangat setuju
muncul, dengan tingkat peluang munclnya Sumber : Hasil Olahan Sendiri, 2017
kejadian (probabilitas) yang ditentukan sebesar IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
5% atau 0,05 pada output, guna mengambil 1. Analisis Deskriptif
keputusan menolak atau menerima hipotesis nol Tabel 4.1 menjelaskan hasil rekapitulasi
(Ho): mengenai tanggapan responden terhadap
a. Apabila signifikansi > 0,05 maka pelatihan karyawan (X) pada karyawan di PT.
keputusannya adalah menerima Ho dan Telkom Corporate University Bandung secara
menolak Ha keseluruhan yang dilihat dari indikator-indikator
b. Apabila signifikansi < 0,05 maka rotasi jabatan, intruksi kerja, magang,
keputusannya adalah menolak Ho dan kepelatihan (coaching), dan penugasan
menerima Ha sementara.
2. Membandingkan nilai statistik F hitung dengan Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Variabel X
nilai statistik F table: No. Sub Rata- Persentas
Variabel Rata Skor e (%)
a. Apabila nilai statistik F hitung < nilai Total
1 Rotasi 138 69.2
statistik F table, maka Ho diterima dan Ha jabatan
2 Intruksi 132 66.3
ditolak.
Kerja didapat adalah 1749. Persentase tertinggi dalam
3 Magang 134 66.8
variabel Y ini adalah indikator kesetiaan organisasi
4 Kepelatihan 137 68.3
(Coaching) dengan persentase 68.7%. Ini menunjukkan bahwa
5 Penugasan 137 68.5
Sementara variabel pelatihan karyawan di PT. Telkom
Rata – Rata (%) 67.8
Corporate University Bandung cukup baik secara
Sumber: Olah Data Peneliti 2017
keseluruhan. Persentase terendah untuk variabel Y
Berdasarkan garis kontinum pada gambar 4.1
pengembangan karier karyawan adalah indikator
dapat diartikan bahwa penilaian terhadap variabel
mentor dan sponsor yang memiliki persentase 65.5%.
pelatihan karyawan secara keseluruhan berada dalam
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
kategori cukup dengan skor total yang didapat adalah
Berdasarkan garis kontinum dari penelitian ini dapat
1912. Persentase tertinggi dalam variabel X ini
diartikan bahwa penilaian terhadap variabel
adalah indikator rotasi jabatan dengan persentase
pengembangan karier karyawan secara keseluruhan
69.2%. Ini menunjukkan bahwa variabel pelatihan
berada dalam kategori cukup dengan skor total yang
karyawan di PT. Telkom Corporate University
didapat adalah 1749. Persentase tertinggi dalam
Bandung cukup baik secara keseluruhan. Persentase
variabel Y ini adalah indikator kesetiaan organisasi
terendah untuk variabel X pelatihan karyawan adalah
dengan persentase 68.7%. Ini menunjukkan bahwa
indikator intruksi kerja yang memiliki persentase
variabel pelatihan karyawan di PT. Telkom
66.3%.
Corporate University Bandung cukup baik secara
Tabel 4.2 menjelaskan hasil rekapitulasi
keseluruhan. Persentase terendah untuk variabel Y
mengenai tanggapan responden terhadap
pengembangan karier karyawan adalah indikator
pengembangan karier karyawan (Y) pada karyawan
mentor dan sponsor yang memiliki persentase 65.5%.
di PT. Telkom Corporate University Bandung secara
Tabel 4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
keseluruhan yang dilihat dari indikator-indikator
Coefficientsa
prestasi kerja, eksposur, pengunduran diri, kesetiaan
Standardi
organisasi serta mentor dan sponsor.
zed
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Variabel Y Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
No. Sub Rata- Rata Persentase
Variabel Skor Total (%)
1 Prestasi 135 67.3 Model B Std. Error Beta T Sig.
Kerja 1 (Constant)
2 Eksposur 135 67.5 10.161 3.588 2.832 .007

3 Pengunduran 134 66.8 Pelatihan


Diri Karyawan .674 .083 .798 8.172 .000
4 Kesetiaan 137 68.7
Organisasi a. Dependent Variable: Pengembangan Karier
5 Mentor dan 131 65.5
sponsor Karyawan
Rata – Rata (%) 67.2
Sumber: Olah Data SPSS 23.0, 2017
Sumber: Olah Data Peneliti 2017
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas,
Berdasarkan garis kontinum pada gambar 4.2
diperoleh bentuk persamaan regresi linear sederhana
dapat diartikan bahwa penilaian terhadap variabel
sebagai berikut :
pengembangan karier karyawan secara keseluruhan
berada dalam kategori cukup dengan skor total yang 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Y = 10.161 + 0.674 X
Dimana : H1 : Ada hubungan linier antara pelatihan karyawan
Y = Pengembangan Karier Karyawan dengan pengembangan karier karyawan.
X = Pelatihan Karyawan Kriteria sebagai berikut :
Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat Jika sig penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
bahwa koefisien memiliki tanda positif yang berarti diterima.
perubahan yang positif pada variabel X (pelatihan Jika sig penelitian > 0,50 diterima dan H1 ditolak.
karyawan) akan membuat perubahan yang positif Haasil tabel 4.18 di atas dapat diketahui nilai f
pada variabel Y (pengembangan karier karyawan). hitung = 66.775 dan f tabel = 3.23. Jika f hitung > f
Demikian juga sebaiknya, perubahan yang negative tabel maka, pelatihan karyawan berpengaruh
pada pengembangan karier karyawan akan membuat terhadap pengembangan karier karyawan, dilihat dari
perubahan yang negative pula pada pelatihan hasil f hitung = 66.775 > f tabel 3.23 menunjukkan
karyawan. Pengembangan karier karyawan berada bahwa pelatihan karyawan berpengaruh terhadap
pada pada angka 0,000, artinya pengembangan karier pengembangan karier karyawan, dengan tingkat
karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap signifikan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
pelatihan karyawan. diterima, yang berarti ada pengaruh yang nyata
3. Uji F (signifikan) variabel X (pelatihan karyawan) terhadap
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Y (pengembangan karier karyawan).
secara bersama-sama antara variabel bebas (X = Berdasarkan dari analisis deskriptif menjelaskan
pelatihan karyawan) terhadap variabel terikat (Y = bahwa variabel X (pelatihan karyawan) dengan
pengembangan karier karyawan). Uji hipotesis indikator rotasi jabatan sangat berpengaruh secara
menggunakan uji F sebagaimana tertera dalam tabel signifikan terhadap pengembangan karier karyawan
dibawah ini : 4. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.4 Uji F Besarnya pengaruh X (Pelatihan karyawan)
ANOVA b
terhadap Y (Pengembangan karier karyawan) dapat
Sum of Mean diketahui dengan menggunakan analisis koefisien
Model Squares df Square F Sig.
1 Regress 824.930 1 824.930 66.77 .000a
determinasi atau singkat Kd yang diperoleh dengan
ion 5 mengkuadratkan koefisien korelasinya.
Residu 469.445 38 12.354
al Tabel 4.5 Uji Koefisien Determinasi Pelatihan
Total 1294.37 39 karyawan dengan Pengembangan karier karyawan
5 b
Model Summary
b. Dependent Variable: Pengembangan
Karier Karyawan
a. Predictors: (Constant), Pelatihan
Karyawan Std. Error
R Adjusted of the
Sumber: Olah Data SPSS 23.0, 2017 Model R Square R Square Estimate
Hipotesisnya sebagai berikut : 1
.798a .637 .628 3.51480
H0 : Tidak ada hubungan linier antara pelatihan
a. Predictors: (Constant), Pelatihan
karyawan dengan pengembangan karier karyawan Karyawan
Sumber: Olah Data SPSS 23.0, 2017
Berdasarkan hasil output menggunakan software tertinggi yang berada dalam kategori baik
SPSS 23.0 for windows dapat diperoleh koefisien sedangkan sub variabel mentor dan sponsor
determinasi, yaitu sebesar 0.637. Hasil tersebut memperoleh skor terendah yang berada dalam
merupakan pengkuadratan dari kefesien korelasi atau kategori cukup baik.
R, yaitu 0.798 × 0.798 = 0.637. Besarnya angka 3. Berdasarkan hasil penelitian variabel pelatihan
0.637 sama dengan 63.7%. Koefisien determinasi karyawan memiliki hubungan dengan variabel
sebesar 63.7% artinya pelatihan karyawan pengembangan karier dalam kategori kuat.
berpengaruh cukup kuat terhadap pengembangan 4. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh
karier karyawan. Sedangkan sisanya (100%-63.7% = positif dan signifikan antara pelatihan karyawan
36.3%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang dan pengembangan karier di PT. Telkom
tidak di teliti seperti kinerja karyawan dan kepuasan Corporate University Bandung. Dengan
kerja. pengaruh berada dalam kategori sangat kuat.
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan dari bab Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil
sebelumnya, serta pembahasan yang disertai dengan penelitian tentang pengaruh pelatihan karyawan
teori dan konsep yang mendukung mengenai terhadap pengembangan karier karyawan, maka
penelitian ini yang berjudul Pengaruh Pelatihan penulis akan memberikan beberapa saran yang
Karyawan Terhadap Pengembangan Karier sekiranya dapat bermanfaat bagi PT. Telkom
Karyawan Di PT. Telkom Corporate University Corporate University Bandung, yaitu:
Bandung, maka didapatkan kesimpulan sebagai 1. Memilih instruktur yang lebih berpengalaman,
berikut : melakukan brifieng terlebih dahulu dengan
panitia pelaksana sebelum memulai pelatihan
1. Berdasarkan hasil penelitian, Pelatihan Karyawan
agar saat dilaksanakanya pelatihan instruktur
dikategorikan cukup baik. Sub variabel dari
tidak salah memberikan instruksi, sehingga
pelatihan terdiri dari rotasi jabatan, instruksi kerja,
karyawan yang sedang mengikuti pelatihan tidak
magang, kepelatihan dan penugasan sementara.
merasa bingung dengan apa yang sudah
Sub variabel rotasi jabatan memperoleh skor
diinstruksikan.
tertinggi yang berada dalam kategori baik
2. Memberikan reward kepada para karyawan yang
sedangkan sub variabel instruksi kerja
memiliki performa kerja yang baik, mendapatkan
memperoleh skor terendah yang berada dalam
kesesuaian jabatan dengan kemampuan kerja
kategori cukup baik.
yang dimiliki agar para karyawan lebih
2. Berdasarkan hasil penelitian, Pengembangan
bersemangat dalam melakukan pekerjaan
Karier dikategorikan cukup baik. Sub variabel
sehingga kesetiaan terhadap perusahaan semakin
dari pengembangan karier terdiri dari rotasi
baik.
jabatan, eksposur, pengunduran diri, kesetiaan
3. Pelatihan dengan pengembangan karier saling
organisasi serta mentor dan sponsor. Sub
berhubungan, oleh karena itu jika PT. Telkom
variabel kesetiaan organisasi memperoleh skor
4. Corporate University Bandung ingin Rivai, Veitzal. 2010. Manajemen Sumber Daya
mengembangkan karier karyawan sebaiknya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta:
meningkatkan kembali program pelatihan yang Murai Kencana
akan dilaksanakan. Sastradipoera, Komaruddin. 2010. Menejemen
5. Pelatihan dengan pengembangan karier Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa-
berpengaruh positif, oleh karena itu sebaiknya Sigma
PT. Telkom Corporate University Bandung Sugiama, Gima. 2012. METODE RISET Bisnis dan
memperbaiki kesiapan untuk program pelatihan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta
yang akan dilaksanakan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian KOMBINASI
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Badriyah, Mila. 2015. Manajemen Sumber Daya Yogyakarta: Andi
Manusia. Bandung: Pustaka Setia Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya
Lidyawatie. 2010. Karakteristik Responden. Jakarta: Manusia. Bandung: Refika Aditama
Erlangga Sejarah PT. Telkom Corporate University (online),
Mubarok, Saefuddin. 2017. Manajemen Sumber (http://www.telkom.co.id, diakses 09 Juni
Daya Manusia. Bogor: In Media 2017)

Anda mungkin juga menyukai