Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA KUALITATIF

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metode Penelitian Kualitatif
Yang diampu oleh Imam Athoir Rokhman, M. Pd.I.

Oleh:
Muhammad Ihyanto (2018.77.01.1252)
Ahmad Nur Muhyiddin Halim (2018.77.01.1240)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MA’HAD ALY AL - HIKAM MALANG
April 2020
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif ............................................................3
B. Analisis Data Kualitatif ..................................................................................9
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang  digunakan untuk


mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah,
swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya,
dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi
kesejahteraan bersama. Menurut Sugiyono, (2008: 205) “ Masalah dalam
penelitian kualitatif bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau
berganti setelah peneliti berada dilapangan”.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998: 15). Bogdan dan
Taylor (Moleong,2007: 3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
masalah yang akan diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak
awal sampai akhir penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan
penelitian sama, (2) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian
berkembang yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan dan tidak
terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan, (3)
masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga
harus diganti masalah sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama
dan judulnya harus diganti.
Pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu tahap
yang sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan
menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena

1
itu, pada tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan secara cermat sesuai
dengan prosedur dan ciri-ciri penelitian yang akan digunakan.
Pada penelititan, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode
pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible,
sehingga hasil penelitiannya kurang bisa/tidak bisa dipertanggungjawabkan
keakuratannya.
Setelah melakukan proses pengumpulan data, hasil dari data tersebut harus
dianalisis untuk memberikan arti dari hasil yang telah didapatkan. Proses analisis
data diawali dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Dalam penelitian
analisis data merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
2. Bagaimana analisis data kualitatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data kualitatif.
2. Untuk mengetahui analisis data kualitatif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian


naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang
digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain
riset. 
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang
bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi interview dan
observasi berperanserta, sedangkan metode noninteraktif meliputi observasi
takberperanserta, tehnik kuesioner,  mencatat dokumen, dan partisipasi tidak
berperan.
Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan
data, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.

1. Teknik Wawancara  
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka  (face to face relation ship)

3
antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber
informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan
interview bebas terpimpin (Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu
pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa
yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview
terpimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan
dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan
keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah mulai dengan pertanyaan mudah, mulai dengan informasi
fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi
sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan
positif, dan kontrol emosi negatif.
2. Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat
situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas
yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan
interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan
terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar
pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu,
perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu

4
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
a. Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b. Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan
terus terang kepada sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga
mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si
peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar
dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti
menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan
penenlitian.
c. Observasi tak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada
observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan
diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan
atau  discovery.
3. Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang
berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986:
38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti
sumber tertulis  bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan,

5
artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara
seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut,
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang
lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber
apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997;
104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama  dalam arti
luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;
kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis
saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan
sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya
bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,  gambar (foto), dan karya-karya
monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia atau human resources, melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi
ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen,
foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh para peneliti
kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat menjawab
pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?; Apa yang
dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa dokumen itu
ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution, 2003; 86).
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan
kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan /
menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada
diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition of qualitative
research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person

6
narrative produce by an individual which describes his or her own actions,
experience, and beliefs”.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam
penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan
dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai; b) penggunaan bahan ini
tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya; c) banyak
yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang
berguna bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan latar belakang
yang lebih luas mengenai pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan triangulasi
untuk mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian
historis.
4. Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling
umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam
kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang
dapat digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton
meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d)
triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari
pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik
suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
a. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha

7
menggunakan berbagai sumber yang ada. Teknik triangulasi model ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
b. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun
kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh
peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti  dapat dilakukan dengan
menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki
pengetahuan yang mencukupi.
c. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data
sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006:
93).                                                 
d. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton
dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini,
peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan
permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang
mantap.
Focus Group Discussion
    Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang
umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna
sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap permaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang
terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk
menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus masalah
yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas
metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara
mendalam  atau observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud
menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini

8
terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per
satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta
responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok.
Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A
ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke moderator, dst.
Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,
disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan
A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi
oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis.

B. Analisis Data Kualitatif

Menurut Patton, 1980 menjelaskan bahwa analisis data adalah proses


mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan
analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan
tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha
untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke
dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi
tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan
oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data
bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang terkumpul
banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar,
foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan
analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan
data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantif.

9
1. Teknik Analisa Data Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumuskan di dalam proposal. Karena datanya kuantitatif maka teknik
analisa data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Misalnya akan
menguji hidpotesis hubungan antara dua variabel, bila ditanya ordinal maka
statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank, sedangkan bila datanya
interval atau ratio maka yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product
Moment. Bila akan menguji signifikansi komparasi data dua sampel, dan datanya
interval atau ratio dugunakan t-test dua sampelm, bila datanya nominal dugunakan
Chi Kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis komparatif lebih dari dua
sampel, datanya interval, maka digunakan analisis varian.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakana teknik pengumpulan data yang bermacam-macam(triangulasi), dan
dilakukan dengan terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan dilakukan terus
menerus seperti itu maka akan mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali.
Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif(walaupun tidak
menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada
pola yang jelasm sehingga sering mengalami kesulitan di dalam menganalisis,
seperti yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman(1984) seperti yang dikutip
Sugiyono bahwa yang paling sulit dan serius dalam analisis data kualitatif adalah
karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis, selanjutnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah data
itu diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data
yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata
hipotesis tersebut diterima, maka hipotesisi itu berkembang menjadi teori.
Nasution seperti yang dikutip oleh Sugiyono mengatakan bahwa analisis
data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjuan ke lapangan, dan berlanjut terus sampai penulisan hasil

10
penelitian. Dan kenyataannya banyak analisis data pada penelitian kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai
pengumpulan data.
Ada beberapa model analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu ;
a.   Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan cara mengidentifikasi satu atau unit data,
yaitu satuan terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila
dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Sesudah satuan diperoleh, langkah
berikutnya adalah membuat koding, yaitu membuat kode pada setiap satuan agar
supaya tetap dapat ditelusuri data satuannya, berasal dari sumber mana.
b.  Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dan penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan
Huberman menyatakan bahwa yang paling penting dalam penyajian data pada
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dalam mendisplaykan data, huruf besar, huruf kecil, dan angka disusun ke
dalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami, selanjutnya setelah dilakukan
analisis secara mendalam, ternyata ada hubungan yang interaktif antara tiga
kelompok tersebut.
Dalam perakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena
fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis sehingga apa yang ditemukan
pada saat memasuki lapangan dengan setelah berlangsung agak lama di lapangan
akan mengalami perkembangan data. Dan setelah dibuktikan ternyata hipotesis
yang telah dibuat didukung oleh data di lapangan, maka hipotesis itu terbukti dan
akan menjadi teori.

c.  Conclusion Drawing/Verification


Langkah ketiga dalam anlisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal,  yang dikemukakan masih bersifat sementara,

11
dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang lebih kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Teknik pengambilan data merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian, karena data merupakan unsur untuk memperoleh kesimpulan dan
jawaban dari apa yang diteliti. Ketika proses tersebut keliru secara teknis, maka
akan menghasilkan kesimpulan yang keliru. Sehingga penting kemudian untuk
mengetahui teknik pengambilan data.
Menurut Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan data,
yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan gabungan /triangulasi. Pendapat
lain menambahkan dengan Focus Group Discussion (FGD).
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis, selanjutnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah data
itu diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Ada beberapa model analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu ;
reduksi data, penyajian data (data display), conclusion drawing/verification.
B. Saran
            Dengan mengetahui tentang tehnik pengumpulan data dan analisis data
kualitatif, diharapkan mahasiswa dalam melakukan penelitian mengikuti sesuai
panduan yang sudah ditentukan para pakar peneliti. Dengan prosedur yang sudah
ditetapkan akan melahirkan kualitas penelitian yang dapat mendorong mutu hasil
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

13
Arikunto, Suharsini, Prof. Dr., Prosedur Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya,
2006.
Miles, Huberman, M.B., A.M,  Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Baru.
Jakarta:  UIPress, 1992.
Margono, Drs. S ., Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,
2005.
Moleong, Prof. Dr. Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosda
Karya, 2008.
Nazir, Moh., Ph. D, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.
Sugiyono, Prof. Dr., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alvabeta, 2008.
http://cakraq.blogspot.com/2017/10/makalah-metode-pengumpulan-dan-
analisis.html

14

Anda mungkin juga menyukai