Accelerating Coffee Trade 2023
Accelerating Coffee Trade 2023
1. Pendahuluan
2. Pangsa Pasar Ekspor Kopi
1
2
3. Kebijakan Pemerintah (KEMENTAN) tentang Produksi Kopi
3.1 Dasar Hukum
3.2 Kebijakan Kementerian Pertanian
5. Kesimpulan
1. Pendahuluan
Sehubungan dengan program Pemerintah tentang peningkatan ekspor kopi Indonesia
ke pangsa pasar non-tradisional di antaranya di negara-negara Kawasan Teluk dan
khususnya negara Kerajaan Arab Saudi (SAUDI) bersama ini Tim Pokja (yang akan
dibentuk) menyampaikan beberapa pokok-pokok pemikiran dan usulan untuk
peningkatan ekspor kopi ke Saudi Arabia. Adapun sasaran kami adalah pemanfaatan
kerja sama dengan the Islamic Chamber of Commerce, Industry & Agriculture (ICCIA)
untuk peningkatan komoditas kopi sebagai salah satu andalan ekspor hasil produksi
para petani Indonesia.
Untuk itu kami telah melakukan koordinasi dengan jajaran Kementerian Pertanian
(KEMENTAN) guna menyusun rencana teknis optimalisasi peluang pasar (captive
market) dalam peningkatan ekspor komoditas kopi. Dalam hal ini KADIN siap membantu
aspek peningkatan penggunaan produk-produk dari Indonesia dalam rangka
peningkatan ekspor.
[belum ketemu yang terkini dan sesuai konteks untuk ekspor kopi]
Dalam menerapkan strategi untuk memasuki pasar Timur Tengah, ada lima
strategi yang akan dikembangkan yaitu :
penambahan jumlah eksportir yang mampu memenuhi permintaan pasar,
inovasi produk ekspor,
aktif memantau pengembangan pangsa pasar,
menyesuaikan harga ekspor agar lebih kompetitif,
menguasai ekosistem perdagangan komoditas (ekspor/impor) melalui kerja
sama dengan ICCIA, terutamanya tiga komoditas utama, yaitu kopi, teh, dan
kakao.
5. Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa kajian yang mendalam tentang upaya
meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia ke pasar Arab Saudi khususnya di
pangsa pasar katering Jemaah Haji Indonesia, KADIN menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:
Salah satu bentuk perubahan yang KADIN usulkan adalah pengadaan “Paket
Kelengkapan” agar dipasok dalam negeri mengingat semua barang yang
tercantum dalam paket tersebut adalah produksi Indonesia. Dengan
sendirinya pasokan yang dilakukan dalam negeri dapat memberi peluang
kepada perusahaan- perusahaan UKM untuk ikut dalam pengadaannya
sekaligus menghemat devisa.
KADIN, Kamar Dagang Saudi (dalam hal ini Makkah Chamber) dan ICCIA
perlu segera melakukan kerja sama untuk memastikan komoditas kopi dan
teh Indonesia dapat di prioritaskan dalam pengadaan makanan dan minuman
keperluan jemaah Haji dan Umroh Indonesia.
Dalam penunjukan perusahaan jasa katering, KADIN mengusulkan untuk
selanjutnya di tahun-tahun mendatang, setiap perusahaan katering Arab
Saudi yang ingin ikut sebagai kontraktor jasa katering harus memiliki mitra
perusahaan lokal yang berkedudukan di wilayah Indonesia. Hal ini bersifat
sangat strategis oleh karena semua persyaratan untuk penggunaan bahan-
bahan local dalam menu-menu sajian untuk Jemaah Haji benar-benar produk
local dan diekspor langsung dari Indonesia.
KADIN akan ikut membantu mengawasi kemampuan dan ketepatan rantai
pasok (supply chain) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia
dengan cara menyusun persyaratan-persyaratan yang ketat guna menjamin
pasokan kepada mitra mereka yang berada di Arab Saudi.