Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EKONOMI SYARI’AH

BAHASA MELAYU DAN PANTUN SEBAGAI WARISAN UNTUK DUNIA

Dosen Pengampu :
Abu Bakar, S.IP.,M.Si
Disusun Oleh Kelompok 3
 Mardian Saputra
NIMKO : 1215220146
 Hanijah
NIMKO :
Ayub Salman
NIMKO :

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
Kampus STAI Natuna Kompleks Gerbang Utaraku - Ranai Natuna
2022 M / 1444 H

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat…………………………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian dari Bahasa Melayu dan pantun sebagai warisan budaya untuk
dunia

B.Sejarah dan perkembangan Bahasa Melayu dan Pantun sebagai warisan


budaya untuk dunia

C.Tantangan bahasa Melayu dan Pantun terhadap perkembangan dunia, dan


cara mengatasinya

D. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Bahasa Melayu dan Pantun, dan
penginplementasian dalam kehidupan sehari-hari

E.Inovasi dan pengembangan yang dapat dilakukan untuk menjaga relevansi


Bahasa Melayu dan pantun di dunia pada era modern saat ini

BAB III PENUTUP


A.Penutup
B.Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAN

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Tamadun
Melayu dengan judul “Bahasa Melayu Dan Pantun Sebagai Warisan untuk
Dunia”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Tamadun Melayu. Makalah ini mengupas kebenaran yang mendalam mengenai
Bahasa Melayu dan Pantun Sebagai Warisan untuk Dunia.
Terimakasih kami ucapkan kepada selaku Abu Bakar, S.IP.,M.Si
pengampu mata kuliah Tamadun Melayu. Tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman dan seluruh pihak yang turut membantu dan
mendukung kinerja kelompok kami.
Kami sadar sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan segala kerendahan
hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca
untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain
di waktu mendatang.
Ranai, 25 April 2023

Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa Melayu dan pantun merupakan bagian dari warisan budaya Melayu yang
memiliki peran penting bagi bangsa Melayu dan dunia. Bahasa Melayu
merupakan bahasa resmi di tiga negara di Asia Tenggara, yaitu Malaysia,
Singapura, dan Brunei Darussalam. Bahasa Melayu juga menjadi bahasa
pengantar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta diakui sebagai bahasa
internasional oleh UNESCO. Sementara itu, pantun adalah bentuk puisi
tradisional Melayu yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh
UNESCO pada tahun 2017.Bahasa Melayu adalah bahasa yang dipertuturkan oleh
rakyat Melayu di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan
Brunei Darussalam. Bahasa Melayu juga dikenal sebagai bahasa Melayu-
Indonesia atau bahasa Melayu Riau, karena banyak diucapkan oleh masyarakat di
Riau, Sumatera. Bahasa Melayu memiliki peran penting sebagai bahasa resmi
negara Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.Selain Bahasa Melayu,
warisan penting dari budaya Melayu adalah pantun. Pantun merupakan bentuk
puisi tradisional Melayu yang biasanya terdiri dari empat baris, di mana baris
pertama dan kedua disebut sebagai sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat
disebut sebagai isi. Pantun sering digunakan dalam acara-acara adat seperti
pernikahan, pertunangan, atau dalam hubungan romantis. Pantun juga dijadikan
sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral atau nilai-nilai budaya Melayu
kepada masyarakat. Namun, di era globalisasi saat ini, bahasa dan budaya Melayu
dihadapkan pada berbagai tantangan seperti perkembangan teknologi dan
pengaruh budaya asing. Hal ini dapat berdampak pada penurunan kepedulian
terhadap warisan budaya Melayu, termasuk bahasa Melayu dan pantun. Oleh
karena itu, penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan bahasa Melayu
dan pantun sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi bagi dunia.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian dari Bahasa Melayu dan pantun sebagai warisan budaya untuk
dunia

2.Bagaimana sejarah dan perkembangan Bahasa Melayu dan Pantun sebagai warisan
budaya untuk dunia

3.Apa tantangan Bahasa Melayu dan Pantun terhadap perkembangan dunia, dan
bagaimana cara mengatasinya

4.Apa saja nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Bahasa Melayu dan Pantun,
dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat menginplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari

5Apa saja inovasi dan pengembangan yang dapat dilakukan untuk menjaga relevansi
Bahasa Melayu dan pantun di dunia pada era modern saat ini?

C. TUJUAN
1.Mengetahui pengertian dari Bahasa Melayu dan pantun sebagai warisan budaya
untuk dunia

2.Mengetahui sejarah dan perkembangan Bahasa Melayu dan Pantun sebagai


warisan budaya untuk dunia

3.Mengetahui tantangan Bahasa Melayu dan Pantun terhadap perkembangan dunia,


dan bagaimana cara mengatasinya
4.Mengetahui nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Bahasa Melayu dan
Pantun, dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat menginplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari

5.Mengetahui inovasi dan pengembangan yang dapat dilakukan untuk menjaga


relevansi Bahasa Melayu dan pantun di dunia pada era modern saat ini?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Melayu dan pantun sebagai warisan budaya untuk dunia

Bahasa Melayu adalah bahasa yang digunakan di berbagai negara Asia Tenggara,
termasuk Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, dan wilayah lainnya. Bahasa
Melayu merupakan salah satu bahasa resmi di negara-negara tersebut dan
memiliki sejarah panjang serta kaya akan tradisi dan budaya.Secara etimologis,
Bahasa Melayu berasal dari kata Melayu yang bermakna "pengaruh laut", merujuk
pada karakteristik masyarakat pesisir yang memiliki hubungan erat dengan
kegiatan pelayaran dan perdagangan maritim.Bahasa Melayu memiliki dialek-
dialek yang berbeda tergantung pada wilayah dan negara penggunaannya, seperti
dialek Melayu Indonesia, Melayu Malaysia, Melayu Brunei, dan Melayu
Singapura. Namun, secara umum, Bahasa Melayu memiliki tata bahasa yang
relatif sederhana dengan kata-kata dasar yang banyak diambil dari bahasa
Sanskerta, Arab, dan bahasa-bahasa lain yang ada di wilayah tersebut.Bahasa
Melayu telah menjadi bahasa komunikasi penting di Asia Tenggara dan
digunakan dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, politik,
perdagangan, dan kebudayaan. Selain itu, Bahasa Melayu juga diakui oleh
UNESCO sebagai bahasa yang layak untuk pengajaran dan penerjemahan di
seluruh dunia.Dalam budaya Melayu, Bahasa Melayu juga memiliki nilai yang
penting sebagai identitas nasional dan simbol kekayaan budaya. Bahasa Melayu
menjadi unsur penting dalam sastra dan puisi Melayu, seperti pantun, syair, dan
gurindam, yang merupakan bagian dari warisan budaya Asia Tenggara. Pantun
adalah bentuk puisi rakyat tradisional yang berasal dari berbagai negara di Asia
Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Pantun biasanya
terdiri dari empat baris dalam satu bait, dengan irama dan rima yang khas.Setiap
baris pada pantun biasanya terdiri dari 8-12 suku kata, dan baris kedua dan
keempat berima dengan pola yang sama. Pantun sering kali digunakan untuk
menyampaikan pesan, nasihat, atau perasaan, baik dalam situasi formal atau tidak
formal.Pantun terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua
baris pertama pada bait pantun, yang berfungsi sebagai pengantar atau permulaan
dari pantun itu sendiri. Isi adalah dua baris terakhir pada bait pantun, yang
mengungkapkan pesan atau makna dari pantun tersebut.
Contoh pantun yang terkenal adalah sebagai berikut:
"Durian runtuh di negeri sendiri
Bau baunya nangkep di hidung sepi
Sediakan payung sebelum hujan
Sediakan bekal sebelum berjalan"
Pantun sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada acara-
acara pernikahan, pertemuan resmi, atau bahkan dalam percakapan antar teman.
Selain itu, pantun juga dianggap sebagai warisan budaya penting dan memiliki
nilai seni yang tinggi.Bahasa Melayu dan pantun,merupakan warisan budaya
penting bagi dunia.Bahasa Melayu memiliki nilai sejarah dan kultural yang kaya,
dan telah menjadi bahasa resmi di beberapa negara Asia Tenggara. Sedangkan
pantun, sebagai bentuk puisi rakyat tradisional, menjadi salah satu simbol dari
keanekaragaman budaya Asia Tenggara. Warisan budaya ini menjadi bagian
penting dari identitas budaya masyarakat Melayu dan menjadi wadah penting
untuk menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal, menghargai keberagaman budaya,
serta memperkuat jalinan sosial antarindividu dan antarbudaya. Oleh karena itu,
Bahasa Melayu dan pantun perlu terus dipelajari, dilestarikan, dan dikembangkan
untuk diwariskan kepada generasi berikutnya dan untuk diapresiasi oleh dunia
internasional Penggunaan Bahasa Melayu dan pantun harus terus dipertahankan
dan diperkaya oleh generasi muda, sehingga kedua warisan budaya ini dapat terus
dijaga keberadaannya dan bermanfaat bagi kehidupan sosial dan budaya di masa
depan.

B.sejarah dan perkembangan Bahasa Melayu dan Pantun sebagai warisan budaya
untuk dunia

Bahasa Melayu adalah salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di Asia
Tenggara dan Samudra Pasifik. Bahasa ini telah memiliki sejarah dan
perkembangan yang panjang, yang dimulai sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu.
Bahasa Melayu telah menjadi bahasa perdagangan yang penting di wilayah ini,
dan juga menjadi bahasa resmi di beberapa negara seperti Malaysia, Indonesia,
dan Brunei.Sejarah Bahasa Melayu dimulai pada abad ke-7 Masehi, ketika
wilayah-wilayah di Asia Tenggara mulai berinteraksi dengan dunia luar melalui
perdagangan. Bahasa Melayu pada awalnya hanya digunakan sebagai bahasa
lisan, tetapi kemudian mulai ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa dan
aksara Kawi. Bahasa Melayu menjadi bahasa perdagangan yang penting di
wilayah ini, dan terus berkembang seiring dengan adanya interaksi antara budaya-
budaya yang berbeda. Bahasa Melayu juga banyak dipengaruhi oleh bahasa-
bahasa lain seperti Arab, Sanskerta, dan Mandarin.Selama abad ke-13 hingga ke-
14 Masehi, kerajaan-kerajaan Melayu mulai muncul di wilayah ini, dan bahasa
Melayu menjadi bahasa resmi di kerajaan-kerajaan ini. Bahasa Melayu pada masa
ini juga berkembang menjadi bahasa sastra, dan karya-karya sastra dalam bahasa
Melayu mulai banyak dihasilkan. Pada abad ke-19, seiring dengan masuknya
penjajah Barat ke wilayah ini, bahasa Melayu mengalami perubahan besar.
Bahasa Melayu mulai dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam sistem
pendidikan dan administrasi, dan tata bahasa Melayu pun diubah sesuai dengan
tata bahasa Barat.Perkembangan bahasa Melayu terus berlanjut hingga kini, dan
bahasa ini menjadi bahasa resmi di beberapa negara di wilayah ini. Bahasa
Melayu juga telah menjadi bahasa pengantar dalam beberapa forum internasional
seperti ASEAN.
Sejarah Pantun dimulai pada masa Kerajaan Melayu Kuno, di mana Pantun
menjadi sarana untuk mengungkapkan gagasan, nilai-nilai, dan pandangan hidup
orang Melayu. Pantun menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan
etika kepada masyarakat, serta menjadi bentuk keindahan dalam bahasa dan sastra
Melayu.Pada awalnya, Pantun ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dengan
menggunakan aksara Pallawa dan aksara Kawi. Seiring dengan perkembangan
bahasa Melayu dan pengaruh budaya Arab dan India, Pantun mulai ditulis dalam
aksara Arab dan kemudian dalam aksara Latin. Pantun yang ditulis dalam aksara
Arab biasanya dikenal sebagai "Pantun Berisi" atau "Pantun Seloka", sementara
Pantun yang ditulis dalam aksara Latin disebut sebagai "Pantun Jenaka".Selama
berabad-abad, Pantun terus berkembang dan menjadi bagian integral dari
kebudayaan Melayu. Pantun digunakan dalam berbagai situasi, seperti dalam
upacara pernikahan, pertemuan adat, dan acara hiburan. Pantun juga digunakan
sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan cinta, rindu, dan kegelisahan.Di
Indonesia, Pantun juga memiliki peran penting dalam sastra Melayu. Beberapa
karya sastra Melayu terkenal seperti Hikayat Abdullah dan Serat Centhini juga
menggunakan Pantun sebagai bagian integral dari karya sastra tersebut.Meskipun
Pantun telah menjadi bagian dari kebudayaan Melayu selama berabad-abad,
bentuk dan gaya Pantun terus berkembang seiring dengan waktu. Saat ini, Pantun
masih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian penting
dari warisan budaya Melayu.Dalam konteks global, Bahasa Melayu dan Pantun
menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya dan menarik bagi dunia. Bahasa
Melayu sebagai bahasa yang digunakan oleh banyak orang di wilayah Asia
Tenggara dan Samudra Pasifik, memiliki peran penting dalam menghubungkan
budaya-budaya yang berbeda di wilayah ini. Pantun sebagai bentuk puisi
tradisional yang unik dan indah, menjadi salah satu budaya Melayu yang menjadi
kebanggaan dan nilai tambah bagi dunia.

C. Tantangan Bahasa Melayu dan Pantun terhadap perkembangan dunia, dan cara
mengatasinya

Tantangan Bahasa Melayu dan Pantun dalam perkembangan dunia adalah terkait
dengan pemertahanan dan pengembangan bahasa dan budaya yang kaya dalam
konteks globalisasi dan teknologi yang semakin canggih. Beberapa tantangan
yang mungkin dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh budaya asing: Pengaruh budaya asing melalui media sosial, film,
musik, dan lain sebagainya dapat mengancam keberadaan bahasa dan budaya
tradisional.

2. Kurangnya pemahaman bahasa dan kebiasaan tradisional: Generasi muda


mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahasa Melayu dan
kebiasaan tradisional seperti pantun, sehingga potensi terjadinya kehilangan dan
terkikisnya kebudayaan lokal.

3. Kurangnya dukungan dan perhatian: Bahasa dan budaya tradisional mungkin


kurang mendapat perhatian dan dukungan dari pihak pemerintah atau institusi
pendidikan, sehingga kurangnya dukungan dapat menghambat perkembangan dan
pemertahanan bahasa dan budaya tradisional.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil antara


lain:

1. Meningkatkan pemahaman tentang bahasa dan budaya tradisional: Melalui


pendidikan formal dan informal, generasi muda dapat diberi pemahaman yang
lebih baik tentang bahasa Melayu dan budaya tradisional, seperti pantun.

2. Mendorong penggunaan bahasa Melayu dan budaya tradisional: Melalui


dukungan dari pemerintah dan institusi pendidikan, penggunaan bahasa Melayu
dan budaya tradisional dapat didorong dan dipromosikan.
3. Mengintegrasikan bahasa dan budaya tradisional dalam kehidupan sehari-hari:
Bahasa dan budaya tradisional dapat diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti dalam seni, sastra, musik, dan lain sebagainya.

4. Mempromosikan penggunaan teknologi dalam mempertahankan bahasa dan


budaya tradisional: Dengan adanya teknologi, seperti media sosial dan platform
digital, penggunaan bahasa dan budaya tradisional dapat dipromosikan dan
diperkuat secara global.

Dengan cara-cara tersebut, diharapkan bahasa Melayu dan budaya tradisional


seperti pantun dapat terus berkembang dan dipertahankan di tengah
perkembangan dunia yang semakin maju.

D. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Bahasa Melayu dan Pantun, dan
penginplementasian dalam kehidupan sehari-hari

Bahasa Melayu dan Pantun merupakan bagian penting dari budaya Melayu yang
kaya dan beragam. Dalam Bahasa Melayu dan Pantun, terdapat beberapa nilai
budaya yang terkandung, antara lain:

1. Menghormati orang lain: Nilai ini tercermin dalam Bahasa Melayu dan Pantun
yang banyak menggunakan kata-kata sopan, seperti "tolong", "terima kasih",
"maaf", dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dapat
mengimplementasikan nilai ini dengan cara menghormati orang lain dengan cara
memberikan salam, berbicara dengan sopan, serta menghargai perbedaan
pendapat.

2. Kebijaksanaan: Nilai kebijaksanaan tercermin dalam Pantun yang biasanya


memuat nasihat-nasihat bijak dan cerdas. Nilai ini dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara berpikir secara bijak sebelum mengambil
keputusan, serta mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan diambil.
3. Kerja keras: Nilai ini tercermin dalam Bahasa Melayu dan Pantun yang sering
menggunakan kata-kata seperti "usaha", "kerja keras", "berjuang", dan
sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengimplementasikan nilai
ini dengan cara bekerja keras dan berusaha mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Keadilan: Nilai keadilan tercermin dalam Bahasa Melayu dan Pantun yang
mengajarkan untuk berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status
atau kedudukan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat
mengimplementasikan nilai ini dengan cara memperlakukan semua orang dengan
adil dan tidak melakukan diskriminasi terhadap siapapun.

5. Kerendahan hati: Nilai kerendahan hati tercermin dalam Bahasa Melayu dan
Pantun yang mengajarkan untuk tidak sombong dan merendahkan diri. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita dapat mengimplementasikan nilai ini dengan cara tidak
sombong dan merendahkan diri, serta menerima kritik dan saran dengan terbuka.

6. Persaudaraan: Nilai persaudaraan tercermin dalam Bahasa Melayu dan Pantun


yang mengajarkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama, serta
saling membantu dan mendukung satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita dapat mengimplementasikan nilai ini dengan cara menjalin hubungan yang
baik dengan sesama, serta membantu dan mendukung orang lain ketika mereka
membutuhkan bantuan.
Dalam keseluruhan, nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Bahasa Melayu dan
Pantun sangat penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,
karena dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijak,
lebih adil, serta dapat memperkuat hubungan dengan orang lain.

E. Inovasi dan pengembangan yang dapat dilakukan untuk menjaga relevansi Bahasa
Melayu dan pantun di dunia pada era modern
Bahasa Melayu dan pantun adalah warisan budaya yang kaya dan penting bagi
masyarakat di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan
Brunei. Untuk menjaga relevansi Bahasa Melayu dan pantun di dunia pada era
modern saat ini, berikut adalah beberapa inovasi dan pengembangan yang dapat
dilakukan:

1. Memperkenalkan Bahasa Melayu dan pantun pada platform digital

Dalam era digital, Bahasa Melayu dan pantun dapat dipromosikan melalui media
sosial dan platform digital lainnya, seperti blog, podcast, dan video. Dengan
memanfaatkan teknologi ini, Bahasa Melayu dan pantun dapat diakses oleh lebih
banyak orang di seluruh dunia dan menginspirasi orang untuk belajar dan
mengeksplorasi budaya Melayu.

2. Mendorong penulisan karya sastra berbahasa Melayu

Menulis karya sastra adalah cara yang bagus untuk memperkaya dan memperluas
Bahasa Melayu. Dengan mendorong penulis untuk menulis karya sastra dalam
bahasa Melayu, maka akan dapat menumbuhkan minat pada Bahasa Melayu,
meningkatkan kekayaan kosakata, dan memperkenalkan budaya Melayu pada
dunia.

3. Mengadakan festival Bahasa Melayu dan pantun

Mengadakan festival Bahasa Melayu dan pantun dapat menjadi sarana untuk
mempromosikan dan memperkenalkan Bahasa Melayu dan pantun pada dunia.
Festival tersebut dapat diadakan di berbagai tempat, seperti sekolah, kampus,
komunitas, atau bahkan di level internasional. Selain itu, festival ini juga dapat
menjadi ajang untuk mempertunjukkan keindahan dan kreativitas pantun kepada
masyarakat luas.
4. Mengembangkan aplikasi pendidikan Bahasa Melayu dan pantun

Aplikasi pendidikan Bahasa Melayu dan pantun dapat menjadi alat yang berguna
untuk mempelajari Bahasa Melayu dan pantun secara interaktif. Aplikasi tersebut
dapat dirancang untuk semua tingkatan pendidikan, mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Dalam aplikasi tersebut, terdapat banyak fitur, seperti kuis, permainan,
dan latihan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Melayu
dan menulis pantun.

5. Mempertahankan tradisi lisan dan seni pertunjukan pantun

Seni pertunjukan pantun, seperti berbalas pantun, masih sangat populer di


masyarakat Melayu. Untuk menjaga relevansi Bahasa Melayu dan pantun di era
modern saat ini, tradisi lisan dan seni pertunjukan pantun perlu dipertahankan dan
ditingkatkan. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat dapat mempromosikan
dan mendukung kegiatan-kegiatan yang memperkuat dan memperluas tradisi lisan
dan seni pertunjukan pantun.

6. Menggunakan media sosial dan teknologi digital sebagai sarana untuk


mempromosikan Bahasa Melayu dan pantun kepada generasi muda. Dalam era
digital, banyak anak muda yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris dalam
percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan Bahasa
Melayu dengan cara yang lebih menarik dan terkoneksi dengan dunia digital.
Misalnya dengan membuat aplikasi mobile untuk belajar Bahasa Melayu,
membuat konten video atau audio yang menarik tentang pantun di platform media
sosial, atau membuat kuis online tentang Bahasa Melayu dan pantun.

7. Mengembangkan pantun dengan tema-tema yang relevan dengan isu-isu global


dan sosial. Pantun awalnya digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan moral
dan etika kepada masyarakat. Dalam era modern, pantun juga dapat digunakan
untuk menggambarkan isu-isu yang lebih global, seperti perubahan iklim,
kesetaraan gender, dan keanekaragaman budaya. Hal ini dapat membuat pantun
menjadi lebih relevan dan menarik bagi generasi muda yang ingin memahami isu-
isu penting di dunia.

8. Mengadakan acara atau festival pantun secara online atau offline. Acara ini
dapat menjadi ajang untuk mempromosikan Bahasa Melayu dan pantun kepada
masyarakat, khususnya generasi muda. Acara ini juga dapat menjadi ajang untuk
para pencipta pantun untuk berkompetisi dan menghasilkan pantun-pantun baru
yang relevan dengan era modern.

9. Melakukan riset dan pengembangan terhadap Bahasa Melayu dan pantun. Riset
ini dapat dilakukan untuk menemukan cara baru dalam mengajarkan Bahasa
Melayu dan pantun, atau untuk menemukan pola baru dalam pantun yang dapat
membuatnya lebih menarik dan relevan di era modern.

10. Menjalin kerja sama dengan institusi dan organisasi internasional untuk
mempromosikan Bahasa Melayu dan pantun. Kerja sama ini dapat dilakukan
dengan cara mengadakan pertukaran budaya atau mengadakan acara bersama
dengan organisasi internasional yang bergerak di bidang bahasa dan budaya.

Dengan melakukan inovasi dan pengembangan seperti yang telah disebutkan di


atas, diharapkan Bahasa Melayu dan pantun dapat tetap relevan di era modern dan
terus dijaga keberadaannya sebagai warisan budaya yang berharga.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahasa Melayu dan pantun adalah bagian penting dari warisan budaya Melayu
yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Bahasa Melayu
telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan budaya dan sastra di
Asia Tenggara dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh
UNESCO.Pantun, sebagai jenis puisi tradisional Melayu, juga memainkan peran
penting dalam mempertahankan warisan budaya ini. Namun, bahasa Melayu dan
pantun menghadapi tantangan dalam era modernisasi dan globalisasi. Oleh karena
itu, upaya untuk mempromosikan dan melestarikan bahasa Melayu dan pantun
harus terus dilakukan dengan menggunakan teknologi dan mengajak generasi
muda untuk menghargai warisan budaya mereka.Dalam rangka menjaga dan
melestarikan bahasa Melayu dan pantun, perlu adanya kerjasama dan kesadaran
bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan. Dengan cara ini,
bahasa Melayu dan pantun dapat terus hidup dan berkembang di era yang semakin
modern dan global. Dengan menjaga dan mempertahankan bahasa Melayu dan
pantun sebagai warisan budaya yang berharga, kita dapat memperkaya keragaman
budaya dunia dan menghormati identitas budaya setiap bangsa.

B.SARAN

Terdapat beberapa saran yang dapat diberikan untuk menjaga dan


memperkenalkan Bahasa Melayu dan pantun sebagai warisan untuk dunia:

1. Mengajarkan Bahasa Melayu pada tingkat internasional: Pemerintah dan


lembaga pendidikan dapat mengajarkan Bahasa Melayu pada tingkat
internasional, seperti kursus Bahasa Melayu online atau pelajaran Bahasa Melayu
pada universitas luar negeri. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran global tentang
Bahasa Melayu dan juga meningkatkan minat orang asing dalam belajar Bahasa
Melayu.

2. Mengadakan acara seni dan budaya yang menampilkan pantun: Acara seni dan
budaya yang menampilkan pantun dapat digelar di tingkat nasional maupun
internasional. Contohnya seperti pementasan pantun dalam acara kebudayaan di
negara-negara lain, atau mengadakan festival pantun yang diikuti oleh peserta dari
seluruh dunia. Hal ini dapat membantu mempromosikan seni pantun dan menarik
perhatian orang untuk mempelajari pantun.

3. Menulis buku tentang pantun dan Bahasa Melayu: Menulis buku tentang pantun
dan Bahasa Melayu dapat membantu menyebarkan pengetahuan tentang keduanya
ke seluruh dunia. Buku-buku ini dapat berisi sejarah pantun dan Bahasa Melayu,
serta contoh-contoh pantun dalam Bahasa Melayu dan terjemahan ke bahasa lain.
Buku ini dapat menjadi bahan bacaan yang menarik bagi orang yang ingin
mempelajari pantun dan Bahasa Melayu.

4. Memperkenalkan pantun melalui media sosial: Media sosial dapat digunakan


untuk memperkenalkan pantun kepada orang lain. Contohnya, dapat dibuat akun
media sosial yang mengunggah pantun-pantun dalam Bahasa Melayu dan
menerjemahkannya ke dalam bahasa-bahasa lain. Hal ini dapat membantu
memperkenalkan pantun ke seluruh dunia dan mempromosikan Bahasa Melayu.

DAFTAR PUSTAKA
Hamidy, U.U. Bahasa Melayu dan Kreativitas Sastra di Daerah Riau. Pekanbaru:
Unri Prees, 1994.

Melebek, Abdul Rashid dan Amat Juhari Moain. Sejarah Bahasa Melayu. Kuala
Lumpur: Utusan Publications dan Distributor SDN BHD, 2005.
Spat, C. Bahasa Melayu Tata Bahasa Selayang Pandang. Jakarta: Balai
pustaka,1989.
Zahari, Musril. Menjunjung Bahasa persatuan, sebuah kumpulan karangan.
Jakarta: Gria Media Prima, 2011.

Anda mungkin juga menyukai