Rezim otoriter Orde Baru dibawah kepimimpinan Soeharto yang berkuasa lebih dari tiga
dekade tercatat sebagai era Pemerintahan terlama di Indonesia. Selama masa Pemerintahan
tersebut, pencapaian khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan telah mengukir banyak
prestasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,98% (World Bank, 2000). Namun di bidang
lainnya, sering terjadi berbagai macam kontroversi seperti konflik antar partai politik, kasus
pelanggaran HAM, dan praktik KKN yang menjadi ‘dosa’ selama Orde Baru. Lamanya Soeharto
berkuasa di era Pemerintahan Orde Baru tidak lain karena adanya dukungan kuat dari ABRI,
Birokrat, dan Golongan Karya (Rahmah, 2016).
Patron-klien antara Soeharto dengan tiga elemen ABG (ABRI, Birokrat, Golkar) menyusun
berbagai macam strategi untuk melanggengkan posisinya di tampuk kepemimpinan. Terutama
Golkar yang merupakan organisasi non-parpol menjadi mesin politik Soeharto dan memegang
peranan sangat penting. Golkar dibentuk pada 20 Oktober 1964 oleh golongan militer Angaktan
Darat yang kala itu berupa organisasi politik Sekber Golkar (Sekretariat Bersama Golongan
Karya). Golkar saat itu hadir untuk menciptakan kekuatan sosial-politik dengan asas Pancasila dan
untuk menandingi pengaruh PKI (Nisa et al., 2017). Golkar baru menguat saat presiden Soekarno
digantikan oleh Soeharto pada 1967 (Pinter politik, 2019).
Strategi kejayaan Golkar selama Orde Baru digapai melalui kebijakan yang dibuat oleh
Soeharto dengan memanfaatkan kalangan ABRI, kaum birokrat, dan pegawai negeri (Topik,
1981). Perlakuan istimewa Soeharto yang menguntungkan Golkar membuatnya semakin
merajalela dan menjadikan kekuatan Single Majority (Nisa et al., 2017). Begitu pun sebaliknya,
pimpinan Golkar yang merupakan orang terdekat Soeharto dari kalangan militer selalu
mengusungnya sebagai calon Presiden. Simbiosis mutualisme antara Soeharto dan Golkar itulah
yang menjadikan keduanya terus berjaya.
Dilansir situs Tirto (2019), kemenangan Golkar secara berturut-turut di setiap pemilu selalu
menempatkan perwakilannya sebanyak lebih dari 60% dari total kursi di DPR (Lihat Tabel 1).
Mengacu pada Bab II Pasal 2 UUD 1945 (sebelum amandemen), bahwa MPR terdiri atas anggota
DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum. Sehingga dominasi Fraksi Golkar
di tubuh DPR otomatis menjadikan kekuatan politik di tubuh MPR (Asshiddiqie & Manan, 2006).
Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 (sebelum amademen), Presiden kala itu masih
dipilih langsung oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Hal tersebut menyebabkan Soeharto
yang dicalonkan oleh Golkar selalu terpilih kembali dan diangkat menjadi presiden pada sidang
umum MPR.
Tabel 1. Hasil Pemilu Orde Baru
1
Suara Karya, 14 April 1982 hal 1 yang berjudul “Jangan Malu Dan Takut, Tunjukkan Identitas KORPRI Di Tengah –
Tengah Masyarakat”
menyatakan bahwa: “Kemenangan Golkar ini, maka fihak luar negeri akan bertambah jakin bahwa
stabilitas ekonomi dan politik bisa lebih mantap lagi”.2
Menurut Subkhan (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “GBHN dan Perubahan
Perencanaan Pembangunan Di Indonesia”, tahapan pembangunan yang disusun pada masa itu
telah meletakkan dasar-dasar dalam proses pembangunan berkelanjutan sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti tercermin dalam berbagai indikator ekonomi dan
sosial. Fokus utama Pemerintah dalam melakukan kebijakan ekonomi mengacu pada Trilogi
Pembangunan yang terdiri dari: (i) Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis; (ii) Pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi; dan (3) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Dilansir situs HM Soeharto (2014), Prestasi pembangunan oleh Soeharto meliputi: (1)
pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan rata-rata 7,2% pertahun selama periode tahun 1967-
1997; (2) peningkatan produksi beras pada tahun 1980-1989 sebanyak 28 juta ton dan
menjadikannya sebagai negara swasembada pangan; (3) pertumbuhan penduduk Indonesia
menurun 1,6% selama kurun waktu 1967-1996 melalui program KB; (4) meningkatnya pemasukan
modal dari luar negeri rata-rata 42,10% pertahun selama kurun waktu 1977-1997; dan masih
banyak pencapaian lainnya. Tak heran jika Golkar mengusulkan gelar untuk Soeharto sebagai
Bapak Pembangunan.
2
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam
Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 749-750.
Daftar Pustaka
Asshiddiqie, J., & Manan, B. (2006). Gagasan Amandemen UUD 1945 dan Pemilihan Presiden
Secara Langsung. xvi.
Nisa, N. I., Na’im, M., & Umamah, N. (2017). Strategy of Golongan Karya to be Winner in
Election Year 1971-1997. Jurnal Historica, 1(1), 141–151.
Pengkajian, B., Pertanian, T., & Timur, J. (2011). Di Jawa Timur. 21(1), 185–190.
Subkhan, I. (2014). GBHN dan Perubahan Perencanaan Pembangunan di Indonesia. Aspirasi,
5(2), 131–144.
Rahmah, G. S. (2016). “Kiprah politik Harmoko pada masa Orde Baru melalui Analisis biografi
(1983-1999)”. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.
Liddle, R. W. (1992). Pemilu-Pemilu Orde Baru: Pasang Surut Kekuasaan Politik. Jakarta:
LP3ES.
Suara Karya, 14 April 1982 hal 1 yang berjudul “Jangan Malu Dan Takut, Tunjukkan Identitas
KORPRI Di Tengah – Tengah Masyarakat”
Majalah Topik, (1981). Harapan Para Cendekiawan. Edisi Oktober (175):7-9
Bratakusumah, Deddy Supriady. 2003. Implikasi Perubahan UUD 1945 Terhadap Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (makalah tidak diterbitkan)
Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita, Jakarta: Antara Pustaka Utama,
2008
Tirto. (2019). Jurus ABG Membuat Golkar Sapu Bersih Pemilu Orde Baru. Diakses melalui
https://tirto.id/jurus-abg-membuat-golkar-sapu-bersih-pemilu-orde-baru-eeYR
HM Soeharto. (2014). Prestasi Pembangunan - Bidang Ekonomi – Soeharto. Diakses melalui
https://soeharto.co/prestasi-pembangunan-bidang-ekonomiprestasi-pembangunan-bidang-
ekonomi/
Kompas. (2019). Menurut Pakar Tata Negara, Ini Perbedaan MPR Orde Baru dan Sekarang.
Diakses pada https://nasional.kompas.com/read/2019/08/13/11563191/menurut-pakar-tata-
negara-ini-perbedaan-mpr-orde-baru-dan-sekarang?page=all
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah atau tugas terlampir
merupakan murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan atau digunakan untuk makalah atau tugas pada mata
pelajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nama : Adnan Yasir
NPM : 1906387221
Tanda Tangan :