Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
Rahmat dan Penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “
Kebersihan Lingkungan Sekolah “ ini. Dengan karya tulis ini, kita dapat belajar dan dapat
memahami cara hidup sehat dan aktif dalam kegiatan KBM di sekolah.

Kami sebagai penulis pastinya memiliki beberapa tujuan penting dalam


menyampaikan karya tulis ini. Diantaranya adalah : untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah, agar dapat menjaga kebersihan di ruangan kelas. Tujuan ini pastinya agar siswa –
siswi dapat mengikuti dan menerima pelajaran yang diberikan oleh Bapak / Ibu guru di SMK
NURUL ILMI ini dengan aktif dan semangat. Sehingga apa yang disampaikan oleh Bapak /
Ibu guru dapat diterima dan dicerna otak.

Dengan demikian, kita semuanya harus menjaga kebersihan lingkungan kita di SMK
NURUL ILMI. Karena apabila lingkungan bersih, maka setiap siswa akan dapat menghirup
oksigen yang bersih dan ramah lingkungan. Sehingga otak manusia dapat berfungsi di saat
pekarangan kelas dan sekolah bersih tanpa ada sampah atau sejenisnya.

SMK NURUL ILMI, 13 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang............................................................................................................. 1
B.    Tujuan penulisan laporan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A.   Teori ............................................................................................................................. 2

BAB III PENUTUP


A.    SARAN........................................................................................................................
B.    KESIMPULAN............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekolah, yang


isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi slogan tadi tidak kita
pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari
sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga
kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini
siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A
bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan
tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita
tidak nyaman.

B.  Tujuan Pembahasan

Pada topik kali ini, kami ingin membangun peran penting dalam menciptakan lingkungan
sehat. Karena, bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada disekeliling kita
akan dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai siswa dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik. Karena bila ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan
oleh karena itu otak dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna. Otak
dapat bekerja dengan cepat. Jika lingkungan sehat dan bersih, otak dapat bekerja melebihi
dari benda cepat apapun yang pernah ada. Karena otak memiliki berjuta – juta rangsangan
yang meliputi dan melindungi otak agar otak dapat bekerja dengan maksimal.

Setidaknya, dengan menjaga kebersihan, kita juga telah melestarikan dan menjaga maupun
menghargai bakat kita dalam Iptek. Karena orang sukses pasti berasal dari lingkungan yang
sehat dan bersih. Sehingga ia dapat berfokus pada pembelajaran yang ia terima.

1
BAB II 2

PEMBAHASAN

Kebersihan sekolah merupakan kewajiban bersama antara guru, siswa, dan semua
unsur yang ada di dalamnya.Lingkungan belajar tidaklah lepas dari keberadaan siswa dalam
belajar. Kebiasaan belajar siswa dipengaruhi oleh kebiasaan siswa dalam belajar di sekolah,
di rumah maupun di masyarakat. Kebiasaan belajar yang efektif berdampak pada lingkungan
belajarnya. Lingkungan belajar yang baik harus diikuti dengan penguatan yang diberikan oleh
guru dengan maksimal pula.Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang
produktif, di mana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu
pelajar untuk meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar
tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi
dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih dan sangat mendukung
timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung,
berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan
malas dan membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat
mempengaruhi minat belajar siswa. Dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan
salah satu faktor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala potensi
yang ada dalam dirinya. Di zaman sekarang, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah.
Kepedulian siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun. Sesuai dengan pengamatan
penulis lakukan pada bulan Mei 2015. Terlihat bahwa (1) banyaknya sampah di lingkungan
sekolah khususnya di dalam kelas, (2) siswa-siswi masih banyak membuang sampah
sembarangan,walaupun pagi hari sudah dibersihkan namun setelah istirahat kelas kembali
kotor dengan berbagai kertas, baik bungkusan makanan maupun kertas-kertas buku, (3)
kamar mandi dan toilet siswa yang kotor dan berbau, (4) kerapian pakaian dan tas yang masih
belum terlihat,(5) jajan di sembarang tempat yang jauh dari kata bersih. Padahal hampir
semua siswa mengetahui bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian seseorang.

Ketidak peduliaan akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat


memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan tidak nyaman atau tidak indah
dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan
manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar akan nyaman
Ada beberapa permasalahan penting yang harus kita bahas dalam makalah ini, diantaranya
adalah :

1)   Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa

Dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaan nya setiap hari.
Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan sekolah sekalipun. Bila
lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas termasuk ruangan kelas bersih dan ditata
sebaik – baiknya, maka motivasi belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat – sahabat
untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.

2)   Kebersihan lingkungan menjadi keunggulan sekolah

Kita tahu, bahwa kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh besar
bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang pasti menyelidiki situasi
maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga
nama baik sekolah, setiap penggerak – penggeraknya harus menjaga kebersihan dan
kenyamanan di sekolah serta keamanan disekolah. Terlebih dahulu bagi para siswa / siswi di
Smk Nurul Ilmi.

3)   Perilaku sebagai cermin sekolah

Dalam setiap aspek, perilaku suatu individu mempengaruhi karakter masa depannya.
Dengan demikian, sekolah dinilai oleh masyarakat setempat dengan melihat berbagai macam
karakteristik seseorang siswa maupun sekelompok orang siswa di Smk Nurul Ilmi. Inilah
yang disebut dengan cermin kepribadian. Yaitu memperlihatkan karakteristik seorang siswa
di Smk Nurul Ilmi.

4)   Kebersihan dapat memperlancar otak manusia

Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak besar bagi otak manusia.
Karena oksigen berupa O2 yang dihirup melalui paru – paru sebagian besar berfungsi untuk
memperlancar peredaran darah melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu
dikhawatirkan oleh manusia. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan
disekitarya.

5)   Penanaman pohon baik untuk lingkungan

Penanaman pohon kembali atau yang paling identik dengan penghijauan dapat
mempengaruhi besarnya jumlah oksigen yang dapat dihirup oleh manusia. Bila dilingkungan
sekolah ditanami pohon – pohon rindang, maka di tempat itu pasti banyak terdapat oksigen
yang bersih dan segar. Dan pohon – pohonan juga dapat mengurangi polusi dan sinar
matahari secara langsung
3
4

Manfaat menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Ketika lingkungan sekolah bersih, manfaatnya bukan hanya akan dirasakan oleh anak murid
maupun guru yang sering berkegiatan di sekolah tersebut, melainkan juga masyarakat.
Berikut beberapa manfaat menjaga kebersihan lingkungan sekolah dilihat dari subjeknya:

1. Bagi peserta didik

Seperti disinggung di atas, kebersihan lingkungan sekolah dapat meningkatkan kesehatan dan
semangat anak dalam belajar. Anak pun menjadi tidak mudah sakit sehingga tidak sering
absen di dalam kelas dan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.

2. Bagi guru dan warga sekolah lainnya

Kebersihan lingkungan sekolah dapat menaikkan nilai akademis siswa sehingga secara tidak
langsung juga menaikkan citra guru maupun reputasi sekolah itu sendiri. Selain itu, biaya
kesehatan yang harus dikeluarkan orangtua juga bisa berkurang karena anak beraktivitas di
lingkungan sekolah yang bersih.

3. Bagi masyarakat sekitar

Kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat menular ke masyarakat sekitar yang
diharapkan mencontoh pola hidup bersih warga sekolah tersebut. Masyarakat sekitar sekolah
juga tidak akan rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan buruknya kebersihan,
seperti diare hingga demam berdarah.

Teori-teori Belajar
Menurut Sukmadinata (2004 : 167) Teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran –
aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori
disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt - field.
1. Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi
tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-
potensi tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran
atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.

2. Teori behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku
yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang
kehidupan individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya molekul- molekul

3. Teori cognitif- gestalt- field


Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular
(menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan
keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda
dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui
(knowing) dan bukan respons.
Namun untuk memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu bagaimana prinsip
pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan paradigma top-down dan
paradigma bottom-up dalam berbagai lapisan. Diantaranya pada sistem pendidikan
pendekatan paradigma top-down berupa menentukan ketentuan untuk membudayakan peserta
didik sedangkan paradigma bottom-up menjamin aturan pokok dan tersedianya sumber daya.

Pada sistem pengelolaan menurut paradigma top-down harus mampu menunjukkan petunjuk
operasional sedangkan paradigma bottom-up hanya menyediakan informasi yang ada dan
mengatur sumber daya yang diperlukan tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya.
Pada paradigma top-down sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan petunjuk
dan mengawasi agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada. Namun menurut
paradigma bottom-up sistem belajar pembelajaran harus bisa merancang terlebih dahulu
pedoman yang akan dilaksanakan dan mengelola sumber belajar agar dapat menarik minat
siswa sehingga pengalaman belajar siswa yaitu mampu memecahkan masalah belajar.
Berbeda dengan paradigma top-down dimana pengalaman belajar siswa hanya merespon
pelajaran.

Setelah memahami mengenai paradigma top-down dan bottom-up maka seorang guru dalam
menggunakan media pendidikan yang efektif, harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan/ pengajaran. Pengetahuan tersebut menurut Oemar
Hamalik (1985: 16), dalam Asnawir & Usman (2002: 18):
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,
2. Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
3. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar,
4. Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan,
5. Nilai dan manfaat media pendidikan,
6. Memilih dan menggunakan media pendidikan,
7. Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,
8. Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan,
9 Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu media pendidikan
sangat penting sekali untuk menungjang pencapaian tujuan dari pendidikian itu sendiri.

Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi
antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan
rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons
terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu
berupa perubahan tingkah laku.Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke
Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik.
Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran
adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor
belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber
belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar
sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan bekas dan bila diolah
dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar; dan Peristiwa alam dan
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai
bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan
membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru berharap siswa
akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan
sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan (Asnawir & Usman, 2002: 109):
1. Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga;
2. Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas;
3. Mengusahakan mengoleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium), serangga
(insektarium), ikan dan binatang air (aquarium);
4. Menggunakan batu-batuan dan kerang-kerangan, semua ini dapat dijadikan sebagai
sumber pelajaran.

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna disebabkan para
siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Banyak
keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar
mengajar ( Sudjana & Rivai, 2002: 208):
1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-
jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi,
2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi
dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,
3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga
kebenarannya lebih akurat,
4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta,
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa
beraneka ragam seperti lingkungan social, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain,
dan Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada
dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di
sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.
Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi beberapa syarat tertentu
diantaranya :
1. Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran,
2. Dapat menarik perhatian siswa,
3. Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,
4. Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,
5. Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan
6. Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.

Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan
menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap perkembangan siswa. Kemudian informasi
mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa
penguasaan indikator yang telah ditetapkan, oleh peserta didik informasi hasil penilaian ini
dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian
pembelajaran, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil
penilaian proses dan hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati
(2007 :115)
Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang atau
mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar
keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur
dari segi prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil
belajar harus nampak dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat menumbuhkan minat dan merangsang
mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini sangat baik dan cocok dilakukan dalam
mata pelajaran biologi, karena pemahaman para siswa tentang biologi adalah ilmu hafalan dan
tidak bermanfaat bagi kehidupan dan juga akibat dari pengalaman belajar yang bersifat
verbalistis dan tidak pernah diajak belajar keluar kelas sedangkan dalam ilmu biologi harus
sesuai dengan apa yang ada dalam alam ini karena, biologi didalam Sekolah Menengah Atas
merupakan Mata pelajaran sains dimana siswanya dituntut untuk dapat memahami konsep
biologi dan mengembangkan daya nalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.

B. SARAN

Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu dilakukan
langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut,
guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi
tanggung jawab bersama.

Anda mungkin juga menyukai