ABSTRAK
ABSTRAK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran kimia serta jenis instrumen
diagnostik multiple tier yang paling banyak digunakan. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic
literature review (SLR) dengan menganalisis hasil penelitian relevan dari basis data Google Scholar dan ERIC
sebanyak 47 artikel berdasarkan keseuaiannya dengan tema penelitian dalam kisaran waktu delapan tahun
terakhir (2015-2022). Melalui metode SLR dilakukan review artikel secara sistematis dengan mengikuti
langkah-langkah yang telah ditetapkan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi peserta didik
paling banyak terjadi pada materi larutan penyangga sebesar 28% dengan instrumen diagnostik yang paling
banyak digunakan yaitu instrumen diagnostik three tier multiplechoice sebesar 50%.
PENDAHULUAN
Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang bersifat abstrak dan kompleks sehingga
dalam pembelajarannya dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam (Sariati et al, 2020). Sebagian besar
peserta didik menganggap bahwa kimia merupakan salah satu pelajaran yang sulit dan membosankan
(Muderawan et al, 2019). Ditambah sebagian besar materi kimia terdiri dari konsep-konsep dan perhitungan
matematis yang membutuhkan kemampuan literasi dan numerik sehingga sebagian besar peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia (Priliyanti et al, 2021). Selain itu, peserta didik
juga mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep-konsep kimia yang diperolehnya dan berujung pada
rendahnya hasil belajar peserta
didik (Zakiyah et al, 2018).
Pembelajaran dikatakan bermakna apabila peserta didik mampu menghubungkan pengetahuan yang
dimilikinya dengan pengetahuan baru yang didapatkannya. Pengetahuan awal merupakan sebuah konsep yang
telah dimiliki oleh setiap peserta didik. Konsep awal inilah yang dibangun oleh peserta didik ketika memperoleh
informasi atau pengetahuan baru. Namun, peserta didik terkadang sering mengalami kesulitan atau kebingungan
saat mengasosiasikan atau menghubungkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan informasi baru yang
diperolehnya. Sehingga, pengetahuan yang dibangunnya terkadang keliru atau tidak sesuai dengan pengetahuan
yang disampaikan oleh para ahli dan akhirnya menimbulkan sebuah miskonsepsi. Menurut Suparno (dalam
Mukhlisa, 2021: 68), miskonsepsi adalah suatu konsepsi seseorang yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang
diakui oleh para ahli.
Setiap konsep atau materi dalam suatu pembelajaran memiliki keterkaitan satu sama lain. Oleh karena
itu, miskonsepsi peserta didik merupakan permasalahan krusial yang perlu mendapatkan perhatian lebih oleh
tenaga pendidik atau guru. Miskonsepsi perlu diidentifikasi dan dianalisis sebagai upaya awal untuk selanjutnya
dihilangkan atau direduksi, sebab dengan adanya miskonsepsi maka konsep selanjutnya dapat terganggu. Jika
pemahaman awal peserta didik telah tepat, maka peserta didik dapat memahami konsep lainnya. Begitupun
sebaliknya, jika pemahaman awal peserta didik kurang tepat maka akan mempengaruhi pemahaman konsep
yang lain.
Salah satu cara untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik yaitu dengan melakukan tes
menggunakan instrumen diagnostik. Instrumen diagnostik adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk
mendiagnosa atau mengidentifikasi kesalahan pemahaman konsep pada peserta didik yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan perbaikan (Ardiansyah et al, 2017: 104). Banyak jenis instrumen diagnostik yang
dikembangkan baik tes maupun non tes seperti unjuk kerja, wawancara, essay, pilihan ganda terbuka atau
tertutup. Adapun fokus pembahasan pada penelitian yaitu instrumen diagnostik berbentuk multiple tier yang
merupakan bentuk tes pilihan ganda yang terdiri dari beberapa tingkatan seperi two tier, trhree tier hingga four
tier.
Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan masih berupa hasil studi secara individu oleh peneliti
tertentu sehingga perlu dianalisis untuk lebih lanjut diperoleh informasi yang lebih komprehensif mengenai
miskonsepsi peserta didik dalam pembelajaran kimia dan instrumen diagnostik yang digunakan. Dengan begitu,
maka dapat menghasilkan suatu rekomendasi bagi para peneliti, pendidik dan calon pendidik kedepannya agar
dapat menerapkan instrumen diagnostik sehingga miskonsepsi peserta didik dapat didiagnosa atau diidentifikasi
lebih awal. Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan systematic review terhadap hasil-
hasil penelitian yang meneliti tentang miskonsepsi peserta didik dalam pembelajaran kimia dan instrumen
diagnostiknya.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review dengan mengidentifikasi dan
mereview jurnal secara sistematis. Fokus penelitian mengenai analisis atau identifikasi miskonsepsi peserta
didik dalam pembelajaran kimia dan instrumen diagnostik multiple tier dalam mengukur miskonsepsi kimia
peserta didik. Data yang dikumpulkan berasal dari basis data Google Scholar dan ERIC dalam kisaran waktu
delapan tahun terakhir yaitu dari 2015 hingga 2022. Adapun artikel yang direview sebanyak 47 artikel yang
diperoleh dengan menggunakan kata kunci miskonsepsi kimia, instrumen diagnostik multiple tier, dan
instrumen diagnostik dalam mengukur miskonsepsi kimia.
Artikel yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian merupakan artikel nasional dan
internasional yang terindeks Scopus dan Sinta. Kriteria pemilihan artikel yang direview berdasarkan: (1) fokus
pembahasan analisis atau identifikasi miskonsepsi kimia (2) instrumen diagnostik multiple tier (3) publikasi
artikel dalam 8 tahun terakhir (2015-2022), serta (4) Jurnal terindeks Scopus (Q1-Q4) dan Sinta (S1-S5). Oleh
karena itu, artikel yang tidak memenuhi kriteria tersebut tidak dipilih.
Langkah-langkah dalam systematic literature review menurut Siswanto (2010: 327) terdiri dari
(1) memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review question), (2) melakukan pencarian literatur
systematic review (conducting a systematic literature search), (3) melakukan skrinning dan seleksi artikel
penelitian yang cocok (screening and selecting appropriate research articles,) (4) melakukan analisis dan
sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative findings), serta (5) menyusun laporan
akhir (presenting findings).
Proses pencarian literatur melalui basis data Google Scholar dan ERIC diperoleh 95 artikel dan
dilakukan seleksi atau penyaringan sesuai kriteria pemilihan sehingga didapatkan 47 artikel terindeks Scopus
dan Sinta. Adapun proses seleksi atau penyaringan artikel untuk direview menggunakan standar Prisma dapat
dilihat pada Gambar 1.
K
No. Judul Jurnal Tahun Author K1 K3 K4 K5 Kualitas
2
Noor Fathi
Analisis Miskonsepsi Siswa
Maratusholihah, Sri
8 SMA pada Materi Hidrolisis 2017
Rahayu, dan
√ √ √ √ √ Layak
Garam dan Larutan Penyangga
Fauziatul Fajaroh
N. Nurhidayatullah
Miskonsepsi materi larutan
9 2018 dan Anti Kolonial √ √ √ √ √ Layak
penyangga
Prodjosantoso
Keefektifan Pembelajaran
POGIL dengan Strategi Konflik
Mafidatun Ni’mah,
10 Kognitif untuk Mengurangi 2020 √ √ √ √ √ Layak
Subandi, dan Munzil
Miskonsepsi pada Materi Laju
Reaksi Kelas XI SMA
perbaikannya dengan
pembelajaran model ECIRR
Subandi, dan Parlan
(Elicit, Confront, Identify,
Resolve, Reinforce)
Nur Romadhona
Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Lailatul Qodriyah,
Kelas XI SMA Negeri 4 Malang
Deni Ainur Rokhim,
17 pada Materi Hidrokarbon 2020
Hayuni Retno
√ √ √ √ √ Layak
Menggunakan Instrumen
Widarti, dan
Diagnostik Three Tier
Habiddin
Andi Ramdan Al
Analisis Miskonsepsi Peserta Qadri, Panji Mujahid
Didik Kelas XI SMAN 1 Gowa Alhaq, ,Nurul
24 pada Materi Larutan Penyangga 2019 Muthmainnah, Mirna √ √ √ √ √ Layak
Menggunakan Instrumen Three Ayu Irpadilla,
Tier Diagnostic Test. Herlina,Nur Aulia S
dan Aviva R Scholten
Analisis Kemampuan
Pemahaman Siswa pada Konsep M. Junaidi Maksum,
25 Larutan Penyangga 2017 Mangara Sihaloho √ √ √ √ √ Layak
Menggunakan Three Tier dan Akram La kilo
Multiple Choice Tes
Wulan
Analisis Miskonsepsi Asam Wahyuningtyas, Sri
Basa Menggunakan Instrumen Susilogati Sumarti,
28 2020 √ √ √ √ √ Layak
Multirepresentasi Diagnostic Endang
Test Berbasis Web Susilaningsih, dan
Nanik Wijayanti
Ni Ngh. Sangging
Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Apriadi, I Wayan
34 Kelas X Pada Topik Reaksi 2018 √ √ √ √ √ Layak
Redhana dan
Redoks
I Nyoman Suardana
Mian Maria
Stephanie, Dewi
Analisis Miskonsepsi pada
Fitriyani, Maria
Materi Larutan Penyangga
37
Menggunakan Two-Tier
2019 Paristiowati, √ √ √ √ √ Layak
Moersilah,
Diagnostic Test
Yusmaniar dan Yuli
Rahmawati
Penggunaan Multimedia
Interaktif dalam Fitria, Sigit
39 Meminimalisasi Miskonsepsi 2016 Priatmoko, dan √ √ √ √ √ Layak
Siswa pada Materi Pokok Kasmui
Larutan Penyangga
Margaretha Bhrizda
Identifikasi Miskonsepsi Materi Permatasari, M.
Kesetimbangan Kimia pada Muchson, Nurul
41 2022 √ √ √ √ √ Layak
siswa SMA Menggunakan Tes Hakimah, Deni Ainur
Three Tier Berbasis Web Rokhim, Herunata,
dan M.Yahmin
Eliminating Misconceptions on
Reaction Rate to Enhance Jusniar, Effendy,
44 Conceptual Understanding of 2021 Endang Budiasih dan √ √ √ √ √ Layak
Chemical Equilibrium Using Sutrisno
EMBE-R Strategy
Identifying Students’
Febriati Dian
Misconceptions of Acid-Base
Mubarokah, Sri
45 ConceptsmUsing a Three-Tier 2018 √ √ √ √ √ Layak
Mulyani dan Nurma
Diagnostic Test: A Case of
Yunita Indriyanti
Indonesia and Thailand
Misconceptions in Rate of
Jusniar, Effendy,
Reaction and their Impact on
46 2020 Endang Budiasih dan √ √ √ √ √ Layak
Misconceptions in Chemical
Sutrisno
Equilibrium
Analysis of Students
Misconception in Chemical Khairunnisa and AK.
47 2020 √ √ √ √ √ Layak
Equilibrium Material Using Prodjosantoso
Three Tier Test
PEMBAHASAN
12
10
10
8 7 7 7
6 6
6
4
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Gambar 2. Jumlah Publikasi Artikel Instrumen Diagnostik Multiple-Tier dalam Mengukur Miskonsepsi
Kimia Peserta Didik
Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 2 menunjukkan bahwa dalam rentang tujuh tahun terakhir, penelitian
mengenai miskonsepsi pada kimia dengan menggunakan instrumen diagnostik multiple-tier mengalami
kenaikan dan penurunan. Tahun 2020 sampai 2021 menjadi tahun dengan jumlah publikasi artikel terbanyak.
Salah satu penyebabnya dikarenakan pada tahun tersebut pembelajaran dilaksanakan secara daring karena
adanya pandemi corona virus disease (Covid-19) sesuai surat edaran Mendikbud No. 4 tahun 2020 bahwa
selama masa darurat Covid-19 maka pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh
(Handayani, 2020). Hal tersebut mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik tidak dapat
mengikuti pembelajaran secara maksimal serta kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran karena metode serta model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang kreatif (Mapada et al,
2022). Hal ini menunjukkan bahwa miskonsepsi kimia pada peserta didik masih potensial untuk diteliti.
Salah satu faktor internal miskonsepsi kimia peserta didik adalah ketidaksesuaian prakonsepsi peserta
didik dengan konsep yang disampaikan oleh para ahli. Penyebab ketidaksesuaian tersebut adalah setiap peserta
didik memiliki pemikiran dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang berbeda, sehingga mengakibatkan
pemikiran dan penalaran peserta didik menjadi berbeda dengan konsep atau pemikiran ilmuwan [3],[5],[28].
Sedangkan, faktor eksternal yang sering menyebabkan miskonsepsi peserta didik adalah metode pembelajaran
yang diberikan oleh guru masih dalam metode tradisional atau ceramah [21],[27]. Metode tersebut, membuat
peserta didik lebih cenderung menghafal, sehingga mereka tidak memahami konsepnya. Pemahaman konsep
merupakan hal yang penting pada pembelajaran fisika, karena fisika banyak menjelaskan fenomena dalam
kehidupan sehari-hari [27]. Karena hal tersebut, peserta didik mudah mengalami miskonsepsi pada fisika.
Metode untuk mereduksi miskonsepsi
Tabel 5. Metode untuk mereduksi miskonsepsi
Metode Reduksi Miskonsepsi Materi Penulis
Penerapan model pembelajaran Dual Asam basa
Situated Learning Model (DSLM) Larutan penyangga
Penerapan model pembelajaran POGIL
Laju reaksi
dengan strategi konflik kognitif
Ikatan kimia
Penerapan model pembelajaran ECIRR
Kesetimbangan kimia
Penerapan model pembelajaran Learning
Laju reaksi
Cycle 5E dengan strategi konflik kognitif
Penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan LKS berbasis Redoks
representasi kimia
Penerapan strategi Predict Discuss Explain
Kesetimbangan kimia
Observe Discuss Explain (PDEODE)
Penerapan model pembelajaran
Ikatan kimia
Conceptual Change.
Penerapan pembelajaran melalui
Termokimia
interkoneksi multipel representasi
Penerapan eksperimen di laboratorium Termokimia