Anda di halaman 1dari 3

Tafakkur

Hukum Berdebat dalam Islam dan Dalilnya


Hukum berdebat dalam islam adalah dibolehkan selama kedua belah pihak sama-sama punya
dalil yang kuat dan mengedepankan logika. Sedangkan debat yang tercela dalam islam adalah
suatu perbedatan yang tidak memakai dasar ilmu, tanpa dalil, dan sepenuhnya subjektif. Debat
yang tercela adalah debat yang lebih mengutamakan otot, bukannya argumen.

hukum berdebat

Secara umum, debat dalam menghilangkan keberkahan dari ilmu. Allah sendiri pun sangat
membenci orang yang paling keras dalam berdebat atau merasa diri paling benar. Orang
seperti ini hanya ingin dirinya menang, oleh karena itulah Allah sangat tidak menyukainya.
Perhatikan hadits nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berikut ini:

‫ال ِإ َلى هَّللا ِ اَأل َل ُّد ْال َخصِ ُم‬


ِ ‫َأب َْغضُ الرِّ َج‬

“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari,
No. 4523)

Tujuan debat sejatinya hanyalah untuk mencari kebenaran. Maka ketika kebenaran sudah
diterima dengan akal sehat dan logika, maka tidak perlu ada lagi perdebatan yang panjang.
Contoh perdebatan yang tidak disukai adalah debat para pelaku bid’ah yang mendukung
kebid’ahannya. Saat berdebat ia hanya ingin menang tanpa berusaha mencari tujuan sama
sekali. Karena apa yang dicari hanyalah kemenangan diri sendiri, maka ilmunya yang banyak
tidak akan mendatangkan berkah sama sekali.

Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk cari membenarkan dirinya sendiri, maka
Allah tidak akan memberikan keberkahan pada ilmunya. Namun bagi siapapun yang berdebat
hanya untuk mencari kebenaran dan ilmu, maka ia akan mendapatkannya.

Cara Berdebat yang Benar dalam Islam


Sebagai muslim, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga akhlak dalam setiap perbuatan
yang dilakukan, termasuk salah satunya ketika berdebat. Berikut ini adalah cara berdebat yang
benar dan tepat sesuai ajaran agama Islam.

1. Hukum Berdebat Tanpa Ilmu


Sesungguhnya Allah sangat murka kepada orang yang hanya bisa berdebat tanpa ilmu. Saat
berdebat seharusnya kita tidak hanya berfokus pada inti masalah, namun juga harus
menggunakan akal yang rasional, bukan prasangka buruk semata. Tujuan debat sebenarnya
adalah untuk menjatuhkan argumentasi-argumentasi yang batil, kemudian memberikan
argumentasi bantahan yang benar dan akurat yang berdasarkan pada kajian hingga
menemukan suatu kebenaran.

hukum berdebat dan meninggalkan debat


Tata cara berdebat dengan ilmu yang baik bisa dicontoh dari perdebatan Nabi Ibrahim dengan
raja Namruz, yang diabadikan dalam kitab suci Al Quran:

ُ ‫ِيت َقا َل َأ َنا ُأحْ ِيي َوُأم‬


َ ‫ِيت ۖ َقا َل ِإب َْراهِي ُم َفِإنَّ هَّللا‬ ُ ‫ك ِإ ْذ َقا َل ِإب َْراهِي ُم َرب َِّي الَّذِي يُحْ ِيي َو ُيم‬ َ ‫َأ َل ْم َت َر ِإ َلى الَّذِي َحا َّج ِإب َْراهِي َم فِي َر ِّب ِه َأنْ آ َتاهُ هَّللا ُ ْالم ُْل‬
‫ِين‬ َّ ‫ت الَّذِي َك َف َر ۗ َوهَّللا ُ اَل َي ْهدِي ْال َق ْو َم‬
َ ‫الظالِم‬ َ ‫ب َفب ُِه‬ ِ ‫ت ِب َها م َِن ْال َم ْغ ِر‬ ِ ‫مْس م َِن ْال َم ْش ِر ِق َفْأ‬
ِ ‫َي تِي ِبال َّش‬
‫ْأ‬

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim
mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya
dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah: 258)

2. Pelajari Topik Debat


Perhatikan topik yang akan diperdebatkan. Pastikan dirimu sudah menguasai ilmunya, jika tidak
lebih baik tidak ikut masuk ke dalam perdebatan tersebut. Selain itu, pastikan topik debat
adalah hal-hal yang boleh dibahas, bukannya hal yang dilarang seperti memperdebatkan
ketuhanan Allah Ta’ala.

ِ ‫ون فِي هَّللا ِ َوه َُو َشدِي ُد ْالم َِح‬


‫ال‬ َ ُ‫َوي َُس ِّب ُح الرَّ عْ ُد ِب َحمْ ِد ِه َو ْال َماَل ِئ َك ُة مِنْ خِي َف ِت ِه َويُرْ سِ ُل الص ََّواعِ َق َفيُصِ يبُ ِب َها َمنْ َي َشا ُء َو ُه ْم ي َُجا ِدل‬

Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras
siksa-Nya. (QS. Ar-Ra’d: 13)

Menyampaikan kebenaran islam dan Allah sebagai tuhan semesta alam memang kewajiban
seorang muslim. Namun jika ada orang kafir yang mendebatnya terus menerus setelah diberi
jawaban yang benar lebih baik tinggalkan perdebatan tersebut. Kita sebagai umat islam hanya
bertugas untuk menyampaikan saja, bukan yang menentukan beriman atau tidaknya seseorang
kafir.

َ ‫ض َّل َعنْ َس ِبيلِ ِه ۖ َوه َُو َأعْ َل ُم ِب ْال ُم ْه َتد‬


‫ِين‬ َ ‫ِي َأحْ َسنُ ۚ ِإنَّ َرب‬
َ ْ‫َّك ه َُو َأعْ َل ُم ِب َمن‬ َ ‫ِّك ِب ْالح ِْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة ۖ َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي ه‬ ِ ‫ْاد ُع ِإ َل ٰى َس ِب‬
َ ‫يل َرب‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)

3. Tidak Berdebat untuk Kesenangan


Orang yang suka menjatuhkan dirinya dalam perdebatan dengan tujuan hanya ingin mendapati
dirinya menang, maka semua keberkahan ilmunya akah hilang. Contohnya dapat kita lihat pada
pelaku bid’ah, dia sama sekali tidak mencari kebenaran melainkan hanya ingin mencari-cari
pembenaran atas apa yang ia sukai. Pada tahap ini semua ilmunya tidak berguna lagi karena ia
lebih mengedepankan nafsunya.

4. Tidak Menggunakan Kata-Kata Kasar saat Berdebat


Seorang muslim yang benar tidak suka menggunakan kata kasar, laknat, atau celaan ke orang
lain. Oleh karena itu, selama berdebat hindari menggunakan kata kasar dan celaan yang bisa
membuat hati orang lain terluka dan merasa direndahkan. Kata-kata kasar tidak mencerminkan
akhlak terpuji dalam ajaran agama Islam.

Berdebat memang diperbolehkan jika diperlukan, tapi alangkah baiknya jika seorang muslim
menghindari perdebatan sekalipun dia berada di pihak yang benar. Karena debat hanya akan
menimbulkan amarah, menyebabkan dengki yang merupakan salah satu penyakit hati, serta
menimbulkan celaan terhadap orang lain. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

‫ت فِى َأعْ َلى‬


ٍ ‫ازحً ا َو ِب َب ْي‬ َ ‫ك ْال َكذ‬
َ ‫ِب َوِإنْ َك‬
ِ ‫ان َم‬ َ ‫ت فِى َو َسطِ ْال َج َّن ِة لِ َمنْ َت َر‬ َ ‫ك ْالم َِرا َء َوِإنْ َك‬
ٍ ‫ان ُم ِح ًّقا َو ِب َب ْي‬ َ ‫ض ْال َج َّن ِة لِ َمنْ َت َر‬
ِ ‫ت فِى َر َب‬ ٍ ‫َأ َنا َزعِ ي ٌم ِب َب ْي‬
‫ْال َج َّن ِة لِ َمنْ َحس ََّن ُخلُ َق ُه‬

Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan
perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di
tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda,
serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa saja yang berakhlak mulia. (HR. Abu Daud,
No. 4800)

Seperti yang dijelaskan di hadits di atas, hukum berdebat khususnya meninggalkan perdebatan
sangat dianjurkan karena siapapun yang meninggalkannya akan diberi hadiah rumah di surga.
Maksud meninggalkan debat adalah bersikap mengalah meskipun kita ada di pihak yang benar.
Karena toh sebenarnya debat sendiri punya banyak kerugian, di antaranya:

Debat kusir yang panjang hanya akan membuang-buang waktu


Membuat hati lebih keras karena sering merasa sakit hati dan menyimpan dendam untuk
membalas
Berdebat dapat menimbulkan perpecahan atau permusuhan antar umat muslimin dan umat
beragama lainnya
Terus menerus berdebat membuat kita kehilangan rumah di surga
Debat kusir berkepanjangan membuat niat untuk mencari kebenaran melenceng.
Nasrun minallah wafathunqorib wassalamu'alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai