Anda di halaman 1dari 8

JADAL 

DALAM AL-QUR’AN

A.PENGERTIAN JADAL DALAM AL.QUR'AN


 Jadal dalam arti bahasa adalah “Kusut", contoh. ‫ جدلت الحبل‬yang berarti " tali yang kusut “
dan menurut Istilah yaitu: Perdebatan dalam suatu masalah dan berargumen untuk memenangkan
perdebatan ( menemui kebenaran )[2].
Al-Qur'an menyebut kata Jadal dalam berbagai bentuknya sebanyak 29 kali. Fokus
pemuatannya tersebar pada 16 Surat dalam 27 ayat yakni pada surah: al-Nisaa/4: 109 dan
Huud/ll: 32 masing-masing dua kali; al- Baqaruh|2:197; kemuadian pada al-Nisaa/4: 107; al-
An'aam/6: l2l,125; al- A'raf/7:71; al-Anfaal/8: 6; Huud/l1:74; al-Ra'd/l3: 13; al-Nahl/l6: lll, 125;
al-Kahfi/I8: 54,56; al-Hajj/22: 3,8,68; al-Ankabut/29:46; Luqmaan/31: 20; Ghaafir/40:
5,4,25,56,69; al-Syuura/42: 35; al- Zukhruf/433: 58; al-Mujaadalah/58: I masing-masing satu
kali.[3] 
Dalam bahasa Indbnesia, Jadal dapat dipadankan dengan debat. Debat adalah
pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing.[4] 
Jadal atau Jidal dalam bahasa Arab dapat dipahami sebagai "perbantahan dalam suatu
permusuhan yang sengit dan berusaha memenangkannya.[5]
Sebagai suatu istilah, Jadal adalah saling bertukar pikiran atau pendapat dengan jalan
masing-masing berusaha berargumen dalam rangka untuk memenangkan pikiran atau
pendapatnya dalam suatu perdebaan yang sengit.[6] 
Berbagai batasan pengertian tentang Jadal dirumuskan para ulama namun pada dasarnya
mengacu pada perdebatan serta usaha menunjukkan kebenaran atau membela kebenaran yang
ditujunya dengan berbagai macam argumentasi.
Dari definisi-definisi yang ada bila hendak dibuatkan rambu-rambu antara lain adalah
(1) Hendaknya dengan jalan yang dapat diterima atau terpuji,
(2) Diniatkan untuk mendapat dalil argumen yang lebih kuat,
(3) Untuk menunjukkan aliranan/ mazhab serta kebenarannya.
Dengan rambu yang demikian itu, para pihak yang terlibat dalam jadal memang tidak
harus saling membenci, walaupun pada dasarnya sulit menghidari suasana saling bermusuhan.
Sebab, sebagian dari watak dasar manusia adalah memang suka membantah atau berbantah-
bantahan, bahkan Tuhannya pun dibantah. (Q.S al Kahfi/18 : 54). Kenapa demikian? Sebab
manusia memang memiliki potensi kebebasan untuk itu, yang tidak dimiliki oleh makhluk yang
lainnya . untungnya kita punya pedoman yaitu al-Qur'an yang menganjurkan jika hendak
berbantahan maka berbantahanlah dengan cara yangterbaik.[7]
Istilah yang dapat dipandang sebagai padanan daripada istilah Jadal adalah al
Munazharah, al Muhawarah, al Munaqasyah dan al Mubahatsah. Istilah-istilah tersebut dapat
dipandang sepadan, sebab pada dasarnya mengacu pada tujuan yang sama yakni untuk
menjelaskan dan kejelasan sesuatu permasalahan. Hanya saja Jadal lebih menekankan
kemenangan, dan pada saat yang sama kekalahan bagi pihak lawan
debat. Munazharah merupakan kegiatan dimana dua orang saling mengemukakan pemikiran,
masing-masing bertujuan membenarkan pemikirannya serta menyalahkan pemikiran lawan
(debat)nya dengan jalan saling mencoba menguji pembuktian dalam upaya 
mencari/menampakkan kebenaran. Adapun muhaworah mengacu pada pembicaraan dimana di
dalamnya ada dialog/tanya jawab dengan sopan yang bertujuan hampir sama saja dengan Jadal.
Tentang munaqasyah dan mubahatsah hampir sama saja. Khususnya tentang Jadal
dan muhawarah, di dalam al-Qur'an terdapat ayat yang di dalamnya digunakan kedua istilah
tersebut, yaitu pada surah Q.,S. al Mujadalah ayat pertama.[8]
 Jadi yang dimaksud Jadal al-Qur'an adalah pembuktian-pembuktian serta pengungkapan
dalil dalil yang terkandung di dalamnya untuk dihadapkan pada orang-orang kafir dan
mematahkan argumentasi para penentang dengan seluruh tujuan dan maksud mereka, sehingga
kebenaran ajaran-Nya dapat diterima dan melekat di hati manusia.[10]
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 54
‫َو َكا َن اِإْل نْ َسا ُن َأ ْك َث َر َش ْي ٍء َج َداًل‬
Artinya : " Dan manusia itu sering kali membantah ( berdebat )"
 Oleh sebab itu dalam ayat yang lain Allah swr juga memerintahkan untuk berdebat
dengan orang-orang yang melawan Islarn dengan cara yang santun, yaitu dalam Surat An-Nahl
ayat 125 yang berbunyi :
ِ ِ ِ ‫ْح ْكم ِة والْمو ِعظَ ِة ال‬
ِ َ ِّ‫يل رب‬
ْ ‫ْح َسنَة َو َجادل ُْه ْم بِالَّتِي ه َي‬
‫َأح َس ُن‬ َ ْ َ َ َ ‫ك بِال‬ ِ
َ ِ ‫ا ْدعُ ِإلَى َسب‬
Artinya :" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhnnmu dengan Hilkmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik".
Dan juga dibolehkannya membantah para Ahli Kitab dengan bantahan yang baik
sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 46 :
ِ ِ ‫ادلُوا َْأهل ال‬
ِ ‫واَل تُج‬
ْ ‫اب ِإاَّل بِالَّتِي ه َي‬
‫َأح َس ُن‬ ِ َ‫ْكت‬
َ َ َ
Artinya : " Dan janganlah kamu membantah terhadap Ahli Kitab, kecuali dengan bantahan yang
lebih baik. "
Itulah beberapa contoh cara perdebatan yang santrn yang disampaikan Allah SWT dalam
Al-Qur'an yang suci, namun ada juga perdebatan-perdebatan kosong yang dilakukan oleh orang-
orang kafir yang memperturutkan hawa nafsunya unfuk menolak kebenaran.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 56 :
‫ْح َّق َواتَّ َخ ُذوا آَيَاتِي‬ ِ ُ ‫ِل لِي ْد ِح‬ ِ َّ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ض وا بِه ال‬ ُ ِ ‫ين َك َف ُروا بِالْبَاط‬
َ ‫ين َويُ َج اد ُل الذ‬ َ ‫ين ِإاَّل ُمبَ ِّش ِر‬
َ ‫ين َو ُم ْن ذ ِر‬ َ ‫َو َما نُ ْرس ُل ال ُْم ْر َس ل‬
‫َو َما ُأنْ ِذ ُروا ُه ُز ًوا‬
Artinya : " Dan orang-orang lufir membantah dengan yang batil, agar dengan demikian mereka
dapat menolak yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan Kami
terhadap mereka sebagai olok-olok "
 
C. URGENSI JADAL DALAM AI-QUR’AN
Setelah menjelaskan bagaimana Al-Qur'an memberikan aturan-aturan dalam perdebatan
yang dibolehkan, perlu kita ketahui urgensi dari Jadal dalam al-Qur'an. Mengapa Al-Qur'an itu
mernbanlah argumenl-argumen orang-orang kafir dan musyrik?, diantara urgensinya adalah:
a) Dikarenakan Al Qur’an turun ditengah tengah bangsa Arab dan menggunakan bahasa
mereka maka Al-Qur'an berargumen sebagaimana argumen-argumen mereka sehingga
mereka jelas atas persoalan-persoalan yang dibicarakan. Allah SWT berfirman dalam
Surat Ibrohim ayat 4:
Artinya: "Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, kecuali dengan bahasa kaumnya
supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka."
b) Fitroh manusia yang suci akan selalu menerima hal- hal yang pasti dan rasional
sebagaimana yang mereka lihat dan mereka rasakan dan bukan angan-angan yang tiada
batas.
c) Menghindari dari kata kata yang rumit dan membutuhkan rincian merupakan hal yang
dianjurkan dan diinginkan semua orang. Kata-kata yang membutuhkan penjelasan
panjang lebar merupakan sebuah kerumitan yang sulit dipahami oleh orang-orang umum,
maka apabila seseorang mampu menggunakan argumen yang tepat dan tidak rumit akan
menang dalam berargumen. Begitulah Allah SWT memberikan bantahan- bantahan yang
jelas dan mudah diterima oleh siapapun.[11]
 
D. BENTUK-BENTUK JADAL DALAM AL-QUR'AN
Menurut Manna' al-Qathan dalam bukunya "Mabahits fii Ulumi al-Qur'an", beliau menyebutkan
pembagian argumentasi dalam dua bentuk yaitu :
1. Penyebutan Alam semesta untuk memperkuat dalil-dalil yang mengarah kepada Aqidah yang
benar dalam kepercayaan, Iman kepada Allah SWT, Malaikatnya Kitab-kitab Suci, Rasul-
rasulnya, dan Hari Akhir.Contoh Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqoroh ayat 2l-22:

‫اء‬ ِ ‫السم‬ ِ ‫يا َُّأيها النَّاس ا ْعب ُدوا ربَّ ُكم الَّ ِذي َخلَ َق ُكم والَّ ِذين ِمن َقبلِ ُكم لَعلَّ ُكم َتَّت ُقونَالَّ ِذي جعل لَ ُكم اَأْلر‬
ً َ‫اء بن‬
َ َ َّ ‫ض ف َرا ًشا َو‬َ ْ ُ َ ََ ْ َ ْ ْ ْ َ َْ ُ َ ُ ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً ‫ج بِه م َن الث ََّم َرات ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَاَل تَ ْج َعلُوا للَّه َأنْ َد‬
‫ادا َوَأْنتُ ْم َت ْعلَ ُمو َن‬ َ ‫اء فََأ ْخ َر‬ َّ ‫َوَأ ْن َز َل م َن‬
ً ‫الس َماء َم‬
Artinya: "Wahai Munusia Sembahlah Tuhqnmu ycng telah menciptahan kamu dan oftmg-
orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa. Diolah yang telah merrciptakan Bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebadai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langil, lalu
Dia menjadikan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai karunia untukmu, karena itu
janganlah kamu mengadaknn  sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui".
2. Menolak argumen-argumen yang salah dari para penyeleweng. Dalam hal ini terbagi atas
beberapa bagian yaitu:
 a.  Menyebutkan orang yang diajak berbicara itu dengan kata-kata pertanyaan, sehingga
terbebas dari permusuhan dan terselamatkan dari permainan akal, sehingga mereka
mengakui kesalahan yang mereka perbuat. Dalam hal ini Allah SWT berfrman dalam
Surat At-Tur ayat 35:
‫َْأم ُخلِ ُقوا ِم ْن غَْي ِر َش ْي ٍء َْأم ُه ُم الْ َخالِ ُقو َن‬
Artinya : "Apakah mereka yang menciptakan segala sesuatu atau mereka yang
diciptakan".
Menurut Imam Syuyuti, untuk menyelamatkan dari perselisihan tidak harus memakai
kata-kata pertanyaan saja namun bisa dengan manfu ( kata peniadaan ), atau syarat denga
huruf-huruf Imtina (larangan).[12] Disebutkan Allah SWT dalam Surat Al-Mu'minun
ayat 91 yaitu:
ِ ‫ض س ْبحا َن اللَّ ِه َع َّما ي‬ ُ ‫ب ُك ُّل ِإل ٍَه بِ َما َخلَ َق َول ََعاَل َب ْع‬ ٍ ِ ٍ ِ
‫ص ُفو َن‬ َ َ ُ ٍ ‫ض ُه ْم َعلَى َب ْع‬ َ ‫َما اتَّ َخ َذ اللَّهُ م ْن َولَد َو َما َكا َن َم َعهُ م ْن ِإلَه ِإذًا لَ َذ َه‬
Artinya : "Allah seknli-knlli tidak mempunyai dnah dan seknli-kali tidak ada tuhan yang
menyertainya, kalau ada tuhan yang menyertairrya, masing-masing tuhan akan
membowa mahluq yang diciptakanrrya, dan sebagian dari tuhon-tuhan itu akan
mengolahksn sebagian yang lain. Maha suci Allah SW dari apa yang mereka sifatkan
itu".
b. Menunjukkan dalil-dalil yang berkenaan dengan permulaan dan tempat kembali.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an Surat Qaf ayat l5:
ٍ ‫س ِمن َخل ٍْق ج ِد‬ ِ
‫يد‬ َ ْ ٍ ‫اَأْلو ِل بَ ْل ُه ْم في ل َْب‬
َّ ‫َأ َف َعيِينَا بِالْ َخل ِْق‬
Artinya : "Apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama?. Sebenarrrya mereka
ragu tentang penciptaanyang baru".
Surat Fusshilat ayat 39:
‫اها ل َُم ْحيِي ال َْم ْوتَى ِإنَّهُ َعلَى ُك ِّل‬
َ َ‫َأحي‬ ِ
ْ ‫ت ِإ َّن الَّذي‬
ْ َ‫ت َو َرب‬ ِ
َ ‫ض َخاش َعةً فَِإ ذَا َأْن َزلْنَا َعلَْي َها ال َْم‬
ْ ‫اء ْاهَت َّز‬ َ ‫اَأْلر‬
ْ ‫ك َت َرى‬ َ َّ‫َوِم ْن آَيَاتِِه َأن‬
‫َش ْي ٍء قَ ِد ٌير‬
Artinya : "Dan sebagian dari tanda-tanda-Nya, bahwa kamu melihat bumi itu kering
tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia akan bergerak dan subur.
Sesunggguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati;
sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Begitu juga dalam Surat Al-Qiyamah ayat36-40, At-Thoriq ayat 5-8, dimana ayat-ayat ini
menunjukkan kehidupan awal didunia dengan segala isinya yang takkan habis, danjuga
kehidupan setelah mati.
c.  Memutus langsung perdebatan dengan menyebut kesalahan- kesalahan lawan. contoh
dalam Surat Al-An'am ayat 91, di.unu dalam ayat tersebut Allah swr menolak pengaduan
orang-orang yahudi dengan perkataannya :
‫َو َما قَ َد ُروا اللَّهَ َح َّق قَ ْد ِر ِه ِإ ْذ قَالُوا َما َأْن َز َل اللَّهُ َعلَى بَ َش ٍر ِم ْن َش ْي ٍء‬
Artinya : "Demi Allah SW tidak menetapkan sesuatu itu bukan atas keemompuannya,
ketika mereka berkata “Allah SWT tidak menciptakon sesuatupun untuk manusia ".
d.  Membatasi dan membagi sesuai dengan sifat dan menolak untuk membagi salah satunya
sebagai dasar hukum seperti dalam Surat Al- An'am ayat 143: :
ِ ‫اج ِمن الض‬
‫َّْأن ا ْثَن ْي ِن‬ ِ
َ ٍ ‫ثَ َمانيَةَ َأ ْز َو‬
Artinya " yaitu delapan binatang yang berpasangan sepasang dari domba dan sepasang
dari kambing"

Kemudian Allah berfirman dalam ayat yang ke 144 :


ِ ْ َ‫َلذ َكري ِن ح َّرم َِأم اُأْلْن َثيي ِن ََّأما ا ْشتَمل‬ ِ ِ
‫ام اُأْلْن َثَي ْي ِن َْأم ُك ْنتُ ْم‬
ُ ‫ت َعلَْيه َْأر َح‬ َ َْ َ َ ْ َ َّ ‫َوم َن اِإْل بِ ِل ا ْثَن ْي ِن َوم َن الَْب َق ِر ا ْثَن ْي ِن قُ ْل آ‬
‫صا ُك ُم اللَّهُ بِ َه َذا‬
َّ ‫اء ِإ ْذ َو‬ َ ‫ُش َه َد‬
Artinya: "Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah " Apakah dua
yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam
kandungan dua betinanya. Apakah kamu menyaksikan diwaktu Allah menetapkan ini
bagimu?
e.  Mengunci lawan dengan penjelasan lebih banyak, dimana seolah- olah perselisihan
tersebut tidak akan diakui oleh siapapun. Seperti dalam firman Allah Surat Al-An'am ayat
100 :
ِ ‫ات بِغَْي ِر ِعل ٍْم س ْبحانَهُ وَتعالَى َع َّما ي‬
‫ص ُفو َن‬ ِ ‫وجعلُوا لِلَّ ِه ُشر َك‬
ٍ َ‫ْج َّن و َخلَ َق ُهم و َخرقُوا لَهُ بنِين وبن‬
َ َ َ َ ُ ََ َ َ َ َْ َ ‫اء ال‬ َ َ ََ َ
disisni Allah SWT menafikan dirinya dari tawallud (beranak-pinak) disebabkan keesaan-
Nya, karena beranak-pinak itu menurut kita adalah harus melalui dua mahluq, dan Allah
SWT tiada sekutu bagi-Nya. Contoh lainnya adalah pengakuan atas Risalah kenabian
yang mana Nabi merupakan orang-orang pilihan, hal ini dicontohkan oleh Allah SWT
dalam Al-Qur'an surat Ibrahim ayat 11.
ِ ‫َك َّن اللَّهَ يم ُّن َعلَى من ي َشاء ِمن ِعب‬
‫اد ِه‬ ِ ‫َت لَهم رسلُهم ِإ ْن نَحن ِإاَّل ب َشر ِم ْثلُ ُكم ول‬
َ ْ ُ َ َْ َُ َْ ٌ َ ُْ ْ ُ ُ ُ ْ ُ ْ ‫قَال‬
Didalam kitab Al-Itqon fii Ulumil Qur'an, lmam syuyuti menyebutkan beberapa hal yang
termasuk dalam bentuk Jadal diantaranya:
1. Al-Isyjal yaitu meletakkan kata yang menunjuk kepada lawan bicara dan juga apa yang
dibicarakan. Contohnya dalam firman Allah dalam Surat Ali Imron ayat194.
ُ ِ‫ك اَل تُ ْخل‬
َ ‫ف ال ِْم َيع‬
 ‫اد‬ َ ِ‫َر َّبنَا َوآَتِنَا َما َو َع ْدَتنَا َعلَى ُر ُسل‬
َ َّ‫ك َواَل تُ ْخ ِزنَا َي ْو َم ال ِْقيَ َام ِة ِإن‬
2. Al-Intiqol yaitu memindahkan argument yang dijadikan dalil kearah argument yang tidak
dapat diikuti sehingga didalam perdebatan kadang argument tidak dimengerti maksudnya
oleh lawan. contoh dalam surat Al-Baqoroh ayat 258, memaknai istilah menghidupkan
dengan membebasknry disisnilah kekeliruan tersebut sehingga Allah SWT merubah
argument dengan yang lainnya yaitu menerbitkan matahari dari barat.
‫ال َأنَا‬
َ َ‫يت ق‬ ُ ‫يم َربِّ َي الَّ ِذي يُ ْحيِي َويُ ِم‬ ِ ‫ْك ِإ ْذ قَ َ ِإ‬ َ ‫يم فِي َربِِّه َأ ْن َآتَاهُ اللَّهُ ال ُْمل‬ ِ ‫َألَم َتر ِإلَى الَّ ِذي ح َّ ِإ‬
ُ ‫ال ْب َراه‬ َ ‫اج ْب َراه‬ َ َ ْ
‫ت الَّ ِذي َك َف َر‬ ِ ‫ْأت بِ َها ِم َن ال َْم ْغ ِر‬
َ ‫ب َفبُ ِه‬ ِ َ‫س ِمن الْم ْش ِر ِق ف‬
َ َ ِ ‫الش ْم‬ َّ ِ‫يم فَِإ َّن اللَّهَ يَْأتِي ب‬ ِ ‫يت قَ َ ِإ‬ ُ ‫ُأحيِي َو ُِأم‬
ُ ‫ال ْب َراه‬ ْ
ِِ ِ
َ ‫َواللَّهُ اَل َي ْهدي الْ َق ْو َم الظَّالم‬
‫ين‬
3 Munaqodhoh, yaitu menggantungkan sesuatu dengan hal yang mustahil, yang
mengisyaratkan kemungkinan terjadi. Contoh dalam Al-qur'an Surat Al-A'raf ayat 40.
Artirrya:

‫اليدخلون الجنة حتى يلج الجمل في سم الخياط‬


"Dan mereka tidak akan masuk kedalam surga hingga unta masuk keIobang  jarum " .
 
E. TUJUAN DAN METODE JADAL
Jadal al-Qur'an memiliki berbagai tujuan, yang dapat ditangkap dari ayat-ayat al-Qur'anyang
mengandung atau yang bemuansa Jadal, di antararrya adalah :
(1) Sebagai jawaban atau untuk mengungkapkan kehendak Allah dalam rangka penetapan dan
pembenaran aqidah dan qaidah syari'ah dari persoalan-persoalan yang dibawa dan dihadapi
para Rasul, Nabi dan orang-orang shaleh. Sekaligus sebagai bukti-bukti dan dalil-dalil yang
dapat mematahkan dakwaan dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kalangan umat
manusi4 sehingga menjadi jelas jalan dan petunjuk ke arah yang benar. Jadal dengan tujuan
seperti ini dapat dicermati contohnya mengenai dialog Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun (Q.,s.
al- Syu'ara'/26: 10-51).
(2) Sebagai layanan dialog bagi kalangan yang memang benar-benar ingin tahu, ingin mengkaji
sesuatu persoalan secara nalar yang rasional , atau melalui ibarat maupun melalui do'a. Dari
dialog-dialog tersebut, kemudian hasilnya dapat dijadikan pegangan, nasehat dan
semacamnya. Untuk tujuan seperti ini dapat dijadikan contohnya adalah penjelasan Allah
SWT. atas persoalan kegelisahan Nabin Ibrahim a.s. yang ingin menambah keyakinannya
dan ketenangannya dengan mengetahui bagaimana Allah menghidupkan makhluk-Nya yang
telah mati (Q.,S. al Baqarah/2 :260, juga dapat dilihat pada ayat 30 surat yang sama sebagai
contoh lainnya.
(3) Untuk menangkis dan melemahkan argumentasi-argumentasi orang kafir yang sering
mengajukan pertanyaan atau permasalahan dengan jalan menyembunyikan kebenaran yang
memang disinyalir dalam al-Qur'an Wajaadiluu bi al Baathil liyudhiduu bihi al haq (Q.,S al
Mukmin/40 : 5). Sebagai contoh Jadal dengan tujuan seperti ini bisa dilihat dalam Q.,s. al
Mukminun/23 : 81-83 dan Q.,s. Qaafl50 : 12-15 serta Q.,s. Yaasiin/36 : 78-79.[13]

Adapun mengenai metode yang ditempvh Jadat al-Qur'an, para ulama pada dasarnya
sama saja, walaupun secara tehnis ada perbedaan dalam mengelompokkan apakah suatu jadal
dalam al-Qur'in termasuk metode atau macam/jenis dari jadal tersebut. Yang dimasukkan ke
dalam macam-macam Jadal al-Qur'an oleh Abu Zahrah dan Al Qaththan umpamanya, oleh Al
Almaa'iy sebagiannya dimasukkan ke dalam metode Jadal al-Qur'an. Dalam tulisan ini, kedua
kecenderungannya tersebui digabung dalam pembahasan tentang prosedur yang ditempuh
dalam Jadal al-Qur'an,yakni:[14]
(l) Al Ta'rifat.
Bahwa Allah SWT secara langsung memperkenalkan diri-Nya dan cipaan-Nya sebagai
pembuktian akan wujud dan ke Maha Kuasaan-Nya.Karena Allah tidak terjangkau oleh
indera manusia maka dengan mengukapkan hal-hal yang bisa ditangkap indera manusia,
manusia akan mampu memahami akan wujud dan kekuasaan Sang Maha Kuasa. Hal inilah
yang antara lain dapat dipahami dari firman Allah seperti tertera pada Q.,s. al An'am/6:95-
100, tentunya banyak contoh yang lainnya tentang hal ini.
(2) Al Istifham al-Taqriry
Dalam bentuk ini Allah mengajukan pertanyaan langsung dengan penetapan jawaban
atasnya. Pertanyaan tentang hal yang memang sudah nyata, diangkat lagi lalu disertai dengan
jawaban yang merupakan penetapan atas kebenaran yang sudah pasti. Prosedur ini dipandang
oleh para ahli ulum al- Qur'an sebagai yang ampuh sekali sebab dapat langsung membatalkan
jidal atau argumen para pembanlah. sebagai contohnya dapat disebut antara lain firman-Nya
dalam Q.,S. Yaasiin/ 36: 8l-82.
(3) Al Tajzi'at
Dengan prosedur ini Allah mengungkapkan bagian-bagian dari suatu totalitas, secara hirarki
atau kronologis, yang sekaligus menjadi sebagai argumentasi dialektis untuk melemahkan
lawan dan menetapkan suatu kebenaran. Masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai bukti
untuk membuktikan kebenaran yang dimaksudkan. Prosedur jadal seperti ini Nampak antara
lain dalam Q.,S. Al Naml/27 :54-64.
(4) Qiyas al Khalf
Dalam bahasa Indonesia disebut "analogi berbalik'. Dengan prosedur ini, kebenaran
ditetapkan dengan membatalkan pendapat lawan yang berbalikan/ berlawanan. Sebab dalam
realitas kehidupan tidak dapat berkumpul dua hal yang berlawanan. Tentang metode Jadal
seperti ini dapat disebut firman Allah dalam Q.,s. al Anbiya'/21 : 2l-22.
(5) Al Tamtsil
Allah mengungkapkan penrmpamaan bagi suatu hal. Dengan perumpamaan dimaksudkan
agar suatu kebenaran dapat dipahami secara lebih cepat dan lebih mudah, lalu lebih melekat
di sanubari "lawan". Untuk ini antara lain dapat disebut sebagai contoh adalah firman-Nya
pada Q.,s. alBaqarah/2 : 259.
(6) Al Muqabalat
Al Muqabalat adalah mempertentangkan dua hal yang salah satunya memiliki efek yang jauh
lebih besar dibanding dengan yang lainnya. Seperti halnya mempertentangkan antara Allah
SWT dengan berhala yang disembah orang-orang musyrik. Contoh Jadal al-Qur'an dalam
prosedur seperti ini dapat dilihat antara lain pada Q.s. alWaqi'ah/56:57-59. Demikian itulah
antara lain prosedur dan metode yang ditempuh al-Qur'an dalam Jadal atau Metode Jadal al-
Qur'an.

DAFTARPUSTAKA
 
Manna' Khalil al-Qaththan Mabdhitsfi uluum al-Qur'an(Beirut: Mansyurat at-Ashr, 1977)
Abu Zahrah , Al-Mu'jizat al Kubra, (Beirut: Dar al Fikr, 1970)
Al-Raghib al-Isfahani, Mu'jam Mufradit al-Fadz al-Qur'an, (Beirut: D.ir al-Filr, t.th.),
As-Syuyuti, Jalaluddin Al-Itqon Fii Uluml al-Qur'an, Dar al-fikr Beirut, 1979  M.
Ibnu Manzhur, Lisan al-'Arab, Jilid XI dari XV Jilid (Beirut: Dar Shadir, t.th.)
Muhammad Fu'ad Abd. Al Baqy, AI-Mu'jam almufahros Li alFaz al-qur'an al-Karim, (t.tp.:
Angkasa t.th.)
Zahir 'Awad al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, (t.tp.,t.th.),
c

[2]Manna' Khalil al-Qaththan Mabdhitsfi uluum al-Qur'an(Beirut: Mansyurat at-Ashr, 1977) hal 298.
[3] Lihat, Muhammad Fu'ad Abd. Al Baqy, AI-Mu'jam almufahros Li alFaz al-qur'an al-nKarim, (t.tp.: Angkasa
t.th.), h. 165
[4] Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia,edisi kedua Cet.III,h.2l4
[5] lihat, Al-Raghib al-Isfahani, Mu'jam Mufradit al-Fadz al-Qur'an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), h' 87; Juga Ibnu
Manzhur, Lisan al-'Arab, Jilid XI dari XV Jilid (Beirut: Dar Shadir, t.th.) h.105
[6] Lihat, Zahir 'Awad al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, (t.tp.,t.th.), h. 20; Juga Manna' Khalil al-
Qaththln, Mabahits fi ulum al-Qur'an (Beirut Mansyurat al-Ashr, t977)h.29
[7] Q.s.,al-Nahl/16: 125 terjernahnya "serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.-
[8] Lihat, Zahir 'Awad al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, (t.tp.,t.th.), h. 25. Terjemahan e.s. al
Mujadalah/58 : l. "Dan sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang menujukan gugatan kepada
kamu (yujaadiluka) tentang suaminya, dan mengajukan halnya kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab
antara kamu berdua (tahaawurakuma). Sesungguhnya Allah Maha lagi Maha Melihat." Secara tehnis ada yang
memandang bahwa dalam Jadal selalu ada rasa saling bermusuhan di antara yang terlibat, sedangkan dalam
munazharah tidak.
[10] Lihat, al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, h. 21
[11] Manna' Khalil al-Qaththan, Mabahitsfi UIum al-Qur'an (Beirut: Mansyurat al-Ashr, 1977) hal.299
[12] As-Syuyuti, Jalaluddin Al-Itqon Fii Uluml al-Qur'an, Dar al-fikr Beirut, 1979  M. h.266.
[13] Lihat, al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, h. 69-85
[14] lihat, Abu Zahrah , Al-Mu'jizat al Kubra, (Beirut: Dar al Fikr, 1970) h. 371-387; dan Al alalmaiy Manahij al-
Jadal fi alQur'an al-Karim, h. 63-75; juga AlQattan Mabahis fi ulumil Qur’an, (Beirut: Manshurat al Ashri, 1977) h.
299-300

Anda mungkin juga menyukai