DALAM AL-QUR’AN
اء ِ السم ِ يا َُّأيها النَّاس ا ْعب ُدوا ربَّ ُكم الَّ ِذي َخلَ َق ُكم والَّ ِذين ِمن َقبلِ ُكم لَعلَّ ُكم َتَّت ُقونَالَّ ِذي جعل لَ ُكم اَأْلر
ً َاء بن
َ َ َّ ض ف َرا ًشا َوَ ْ ُ َ ََ ْ َ ْ ْ ْ َ َْ ُ َ ُ ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً ج بِه م َن الث ََّم َرات ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَاَل تَ ْج َعلُوا للَّه َأنْ َد
ادا َوَأْنتُ ْم َت ْعلَ ُمو َن َ اء فََأ ْخ َر َّ َوَأ ْن َز َل م َن
ً الس َماء َم
Artinya: "Wahai Munusia Sembahlah Tuhqnmu ycng telah menciptahan kamu dan oftmg-
orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa. Diolah yang telah merrciptakan Bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebadai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langil, lalu
Dia menjadikan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai karunia untukmu, karena itu
janganlah kamu mengadaknn sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui".
2. Menolak argumen-argumen yang salah dari para penyeleweng. Dalam hal ini terbagi atas
beberapa bagian yaitu:
a. Menyebutkan orang yang diajak berbicara itu dengan kata-kata pertanyaan, sehingga
terbebas dari permusuhan dan terselamatkan dari permainan akal, sehingga mereka
mengakui kesalahan yang mereka perbuat. Dalam hal ini Allah SWT berfrman dalam
Surat At-Tur ayat 35:
َْأم ُخلِ ُقوا ِم ْن غَْي ِر َش ْي ٍء َْأم ُه ُم الْ َخالِ ُقو َن
Artinya : "Apakah mereka yang menciptakan segala sesuatu atau mereka yang
diciptakan".
Menurut Imam Syuyuti, untuk menyelamatkan dari perselisihan tidak harus memakai
kata-kata pertanyaan saja namun bisa dengan manfu ( kata peniadaan ), atau syarat denga
huruf-huruf Imtina (larangan).[12] Disebutkan Allah SWT dalam Surat Al-Mu'minun
ayat 91 yaitu:
ِ ض س ْبحا َن اللَّ ِه َع َّما ي ُ ب ُك ُّل ِإل ٍَه بِ َما َخلَ َق َول ََعاَل َب ْع ٍ ِ ٍ ِ
ص ُفو َن َ َ ُ ٍ ض ُه ْم َعلَى َب ْع َ َما اتَّ َخ َذ اللَّهُ م ْن َولَد َو َما َكا َن َم َعهُ م ْن ِإلَه ِإذًا لَ َذ َه
Artinya : "Allah seknli-knlli tidak mempunyai dnah dan seknli-kali tidak ada tuhan yang
menyertainya, kalau ada tuhan yang menyertairrya, masing-masing tuhan akan
membowa mahluq yang diciptakanrrya, dan sebagian dari tuhon-tuhan itu akan
mengolahksn sebagian yang lain. Maha suci Allah SW dari apa yang mereka sifatkan
itu".
b. Menunjukkan dalil-dalil yang berkenaan dengan permulaan dan tempat kembali.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an Surat Qaf ayat l5:
ٍ س ِمن َخل ٍْق ج ِد ِ
يد َ ْ ٍ اَأْلو ِل بَ ْل ُه ْم في ل َْب
َّ َأ َف َعيِينَا بِالْ َخل ِْق
Artinya : "Apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama?. Sebenarrrya mereka
ragu tentang penciptaanyang baru".
Surat Fusshilat ayat 39:
اها ل َُم ْحيِي ال َْم ْوتَى ِإنَّهُ َعلَى ُك ِّل
َ ََأحي ِ
ْ ت ِإ َّن الَّذي
ْ َت َو َرب ِ
َ ض َخاش َعةً فَِإ ذَا َأْن َزلْنَا َعلَْي َها ال َْم
ْ اء ْاهَت َّز َ اَأْلر
ْ ك َت َرى َ ََّوِم ْن آَيَاتِِه َأن
َش ْي ٍء قَ ِد ٌير
Artinya : "Dan sebagian dari tanda-tanda-Nya, bahwa kamu melihat bumi itu kering
tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia akan bergerak dan subur.
Sesunggguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati;
sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Begitu juga dalam Surat Al-Qiyamah ayat36-40, At-Thoriq ayat 5-8, dimana ayat-ayat ini
menunjukkan kehidupan awal didunia dengan segala isinya yang takkan habis, danjuga
kehidupan setelah mati.
c. Memutus langsung perdebatan dengan menyebut kesalahan- kesalahan lawan. contoh
dalam Surat Al-An'am ayat 91, di.unu dalam ayat tersebut Allah swr menolak pengaduan
orang-orang yahudi dengan perkataannya :
َو َما قَ َد ُروا اللَّهَ َح َّق قَ ْد ِر ِه ِإ ْذ قَالُوا َما َأْن َز َل اللَّهُ َعلَى بَ َش ٍر ِم ْن َش ْي ٍء
Artinya : "Demi Allah SW tidak menetapkan sesuatu itu bukan atas keemompuannya,
ketika mereka berkata “Allah SWT tidak menciptakon sesuatupun untuk manusia ".
d. Membatasi dan membagi sesuai dengan sifat dan menolak untuk membagi salah satunya
sebagai dasar hukum seperti dalam Surat Al- An'am ayat 143: :
ِ اج ِمن الض
َّْأن ا ْثَن ْي ِن ِ
َ ٍ ثَ َمانيَةَ َأ ْز َو
Artinya " yaitu delapan binatang yang berpasangan sepasang dari domba dan sepasang
dari kambing"
Adapun mengenai metode yang ditempvh Jadat al-Qur'an, para ulama pada dasarnya
sama saja, walaupun secara tehnis ada perbedaan dalam mengelompokkan apakah suatu jadal
dalam al-Qur'in termasuk metode atau macam/jenis dari jadal tersebut. Yang dimasukkan ke
dalam macam-macam Jadal al-Qur'an oleh Abu Zahrah dan Al Qaththan umpamanya, oleh Al
Almaa'iy sebagiannya dimasukkan ke dalam metode Jadal al-Qur'an. Dalam tulisan ini, kedua
kecenderungannya tersebui digabung dalam pembahasan tentang prosedur yang ditempuh
dalam Jadal al-Qur'an,yakni:[14]
(l) Al Ta'rifat.
Bahwa Allah SWT secara langsung memperkenalkan diri-Nya dan cipaan-Nya sebagai
pembuktian akan wujud dan ke Maha Kuasaan-Nya.Karena Allah tidak terjangkau oleh
indera manusia maka dengan mengukapkan hal-hal yang bisa ditangkap indera manusia,
manusia akan mampu memahami akan wujud dan kekuasaan Sang Maha Kuasa. Hal inilah
yang antara lain dapat dipahami dari firman Allah seperti tertera pada Q.,s. al An'am/6:95-
100, tentunya banyak contoh yang lainnya tentang hal ini.
(2) Al Istifham al-Taqriry
Dalam bentuk ini Allah mengajukan pertanyaan langsung dengan penetapan jawaban
atasnya. Pertanyaan tentang hal yang memang sudah nyata, diangkat lagi lalu disertai dengan
jawaban yang merupakan penetapan atas kebenaran yang sudah pasti. Prosedur ini dipandang
oleh para ahli ulum al- Qur'an sebagai yang ampuh sekali sebab dapat langsung membatalkan
jidal atau argumen para pembanlah. sebagai contohnya dapat disebut antara lain firman-Nya
dalam Q.,S. Yaasiin/ 36: 8l-82.
(3) Al Tajzi'at
Dengan prosedur ini Allah mengungkapkan bagian-bagian dari suatu totalitas, secara hirarki
atau kronologis, yang sekaligus menjadi sebagai argumentasi dialektis untuk melemahkan
lawan dan menetapkan suatu kebenaran. Masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai bukti
untuk membuktikan kebenaran yang dimaksudkan. Prosedur jadal seperti ini Nampak antara
lain dalam Q.,S. Al Naml/27 :54-64.
(4) Qiyas al Khalf
Dalam bahasa Indonesia disebut "analogi berbalik'. Dengan prosedur ini, kebenaran
ditetapkan dengan membatalkan pendapat lawan yang berbalikan/ berlawanan. Sebab dalam
realitas kehidupan tidak dapat berkumpul dua hal yang berlawanan. Tentang metode Jadal
seperti ini dapat disebut firman Allah dalam Q.,s. al Anbiya'/21 : 2l-22.
(5) Al Tamtsil
Allah mengungkapkan penrmpamaan bagi suatu hal. Dengan perumpamaan dimaksudkan
agar suatu kebenaran dapat dipahami secara lebih cepat dan lebih mudah, lalu lebih melekat
di sanubari "lawan". Untuk ini antara lain dapat disebut sebagai contoh adalah firman-Nya
pada Q.,s. alBaqarah/2 : 259.
(6) Al Muqabalat
Al Muqabalat adalah mempertentangkan dua hal yang salah satunya memiliki efek yang jauh
lebih besar dibanding dengan yang lainnya. Seperti halnya mempertentangkan antara Allah
SWT dengan berhala yang disembah orang-orang musyrik. Contoh Jadal al-Qur'an dalam
prosedur seperti ini dapat dilihat antara lain pada Q.s. alWaqi'ah/56:57-59. Demikian itulah
antara lain prosedur dan metode yang ditempuh al-Qur'an dalam Jadal atau Metode Jadal al-
Qur'an.
DAFTARPUSTAKA
Manna' Khalil al-Qaththan Mabdhitsfi uluum al-Qur'an(Beirut: Mansyurat at-Ashr, 1977)
Abu Zahrah , Al-Mu'jizat al Kubra, (Beirut: Dar al Fikr, 1970)
Al-Raghib al-Isfahani, Mu'jam Mufradit al-Fadz al-Qur'an, (Beirut: D.ir al-Filr, t.th.),
As-Syuyuti, Jalaluddin Al-Itqon Fii Uluml al-Qur'an, Dar al-fikr Beirut, 1979 M.
Ibnu Manzhur, Lisan al-'Arab, Jilid XI dari XV Jilid (Beirut: Dar Shadir, t.th.)
Muhammad Fu'ad Abd. Al Baqy, AI-Mu'jam almufahros Li alFaz al-qur'an al-Karim, (t.tp.:
Angkasa t.th.)
Zahir 'Awad al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, (t.tp.,t.th.),
c
[2]Manna' Khalil al-Qaththan Mabdhitsfi uluum al-Qur'an(Beirut: Mansyurat at-Ashr, 1977) hal 298.
[3] Lihat, Muhammad Fu'ad Abd. Al Baqy, AI-Mu'jam almufahros Li alFaz al-qur'an al-nKarim, (t.tp.: Angkasa
t.th.), h. 165
[4] Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia,edisi kedua Cet.III,h.2l4
[5] lihat, Al-Raghib al-Isfahani, Mu'jam Mufradit al-Fadz al-Qur'an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), h' 87; Juga Ibnu
Manzhur, Lisan al-'Arab, Jilid XI dari XV Jilid (Beirut: Dar Shadir, t.th.) h.105
[6] Lihat, Zahir 'Awad al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, (t.tp.,t.th.), h. 20; Juga Manna' Khalil al-
Qaththln, Mabahits fi ulum al-Qur'an (Beirut Mansyurat al-Ashr, t977)h.29
[7] Q.s.,al-Nahl/16: 125 terjernahnya "serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.-
[8] Lihat, Zahir 'Awad al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, (t.tp.,t.th.), h. 25. Terjemahan e.s. al
Mujadalah/58 : l. "Dan sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang menujukan gugatan kepada
kamu (yujaadiluka) tentang suaminya, dan mengajukan halnya kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab
antara kamu berdua (tahaawurakuma). Sesungguhnya Allah Maha lagi Maha Melihat." Secara tehnis ada yang
memandang bahwa dalam Jadal selalu ada rasa saling bermusuhan di antara yang terlibat, sedangkan dalam
munazharah tidak.
[10] Lihat, al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, h. 21
[11] Manna' Khalil al-Qaththan, Mabahitsfi UIum al-Qur'an (Beirut: Mansyurat al-Ashr, 1977) hal.299
[12] As-Syuyuti, Jalaluddin Al-Itqon Fii Uluml al-Qur'an, Dar al-fikr Beirut, 1979 M. h.266.
[13] Lihat, al-Alamaiy Manahij al-Jadal fi al-qur'an al-Karim, h. 69-85
[14] lihat, Abu Zahrah , Al-Mu'jizat al Kubra, (Beirut: Dar al Fikr, 1970) h. 371-387; dan Al alalmaiy Manahij al-
Jadal fi alQur'an al-Karim, h. 63-75; juga AlQattan Mabahis fi ulumil Qur’an, (Beirut: Manshurat al Ashri, 1977) h.
299-300