Anda di halaman 1dari 8

AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS

TENTANG MUSYAWARAH SEBAGAI JALAN


MENCARI MUFAKAT

Nama kelompok :
Muhammad Amin Agustian
Muhammad Fajriannur
Muhammad Farhan Noor
Muhammad Thariq Al Aziz
A. Ayat Al-Qur'an tentang Nilai-Nilai Musyawarah

Musyawarah sangat penting dilakukan dalam urusan pemerintahan


sebagai cara yang baik dalam memutuskan suatu perkara.
Musyawarah juga sering dilakukan Rasulullah saw. Beliau tidak segan
bertanya kepada para sahabat dan menggelar musyawarah untuk
mencapai mufakat yang adil dan bijaksana. Allah Swt. juga
menganjurkan bermusyawarah yang terangkum dalam surah-surah
Al-Qur'an.

1. QS. Ali Imran [3]: 159

ٍ‫ع ْن ُه ْم‬ ٍُ ‫ن َح ْوٍِلكٍَ فَاع‬


َ ‫ْف‬ ٍْ ‫ب ََل ْنفَضُّوا ِم‬ ٍِ ‫ظ ْالقَ ْل‬ٍَ ‫غ ِلي‬َ ‫ظا‬ ًّ َ‫ّللا ِل ْنتٍَ لَ ُه ٍْم َولَ ٍْو كُنتٍَ ف‬
ٍَِ ‫ن‬ٍَ ‫فَبِ َما َرحْ َمةٍ ِم‬
‫ن‬ ٍَِ ‫علَى‬
ٍَ ‫ّللا ِإ‬ َ ‫ل‬ ٍْ ‫عزَ ْمتٍَ فَت ََو َك‬َ ‫ي ْاْل َ ْم ٍِر فَإِذٍَا‬ٍ ِ‫َوا ْست َ ْغ ِف ٍْر لَ ُه ٍْم َوشَا ِو ْرهُ ٍْم ف‬
‫ن‬ٍ ‫للا ي ُِحبٍُّ ْال ُمت ََو ِك ِلي‬ ٍَ

Artinya: "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku


lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras
dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal" (QS. Ali Imran [3]: 159)

Dalam ayat tersebut dijelaskan, tentang perintah bersikap lemah


lembut dalam bermusyawarah serta larangan bersikap keras dan
kasar. Ayat ini diturunkan sebagai solusi bagi Nabi Muhammad saw.
dalam memutuskan suatu permasalahan.
Suatu ketika di dalam Perang Uhud, terjadi keadaan genting dan
perbuatan yang menyerupai pelanggaran yang dilakukan oleh
sebagian kaum muslimin sehingga menjadikan kaum muslimin
mengalami kekalahan. Namun, Nabi Muhammad saw. tetap lemah
lembut dan tidak murka terhadap para pelanggar, serta memaafkan
dan memohonkan ampun untuk mereka. Seandainya Nabi
Muhammad saw. bersikap keras, tentu mereka akan menaruh benci
kepada beliau. Bahkan di dalam pergaulan sehari-hari, Nabi
Muhammad saw. juga senantiasa memberi maaf terhadap orang
yang berbuat salah, serta memohonkan ampun kepada Allah Swt.
terhadap kesalahan kesalahan mereka.
Rasulullah saw. yang senantiasa bermusyawarah dengan para
sahabatnya terutama dalam hal-hal yang penting, seperti problem
peperangan. Keputusan yang diperoleh tersebut ditaati oleh kaum
muslimin, lantaran keputusan tersebut adalah keputusan mereka
bersama Nabi Muhammad saw.. Keluhuran dan kecerdikan Nabi
Muhammad saw. mampu menarik simpati orang lain, tidak hanya
kepada mitra tetapi juga kepada lawan. Hal ini adalah daya tarik Nabi
Muhammad saw. kepada orang lain sehingga mereka mau masuk
Islam.
Hendaknya musyawarah dilakukan dengan cara yang baik, bersikap
lembut, tidak kasar dan berhati keras, saling membuka hati dan
pikiran untuk menerima pendapat dan masukan, sehingga
tercapailah mufakat yang tidak memberatkan salah satu pihak
namun disepakati bersama-sama.

2. QS. asy-Syura [42]: 38

Permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam sangat banyak. Namun,


masalah tersebut tidak boleh diselesaikan dengan terburu-buru.
Maksudnya, umat Islam harus menyelesaikannya dengan baik, yaitu
dengan musyawarah. Perhatikan QS. asy-Syura [42]: 38 berikut!

a. Bacaan dan Terjemah QS. asy-Syura [42]: 38 Perhatikan QS. Ali


Imran [3]: 159 berikut!

َ ‫َوالَ ِذيْنٍَ ا ْست َ َجابُوٍاْ ِل َربِ ِه ٍْم َوأَقَا ُموا ال‬


‫صلوٍة َ َوأ َ ْم ُرهُ ٍْم شُ ْو َرى بَ ْينَ ُه ٍْم َو ِم َمٍا‬
‫ ) َرزَ ْقنَ ُه ٍْم يُ ْن ِفقُ ٍْو‬٣٨(
Artinya: "dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka," (QS. asy-
Syura [42]: 38)

b. Isi kandungan Q5. asy-Syura [42]: 38

Menurut Wahbah al-Zuhaili, ayat di atas tidak hanya membahas


tentang orang- orang yang menjalankan perintah ibadah (salat),
tetapi juga membahas tentang perintah musyawarah Makna
musyawarah diartikan sebagai proses bertukar gagasan dalam
menetapkan pendapat yang paling baik dan benar. Selain itu, juga
dijelaskan bahwa melakukan musyawarah mampu menghilangkan
sifat keegoisan. Dengan demikian, hal tersebut sangat diperlukan
guna mendapatkan penyelesaian yang baik.
Pada ayat di atas, terdapat perintah untuk menaati dan melakukan
seruan Allah Swt. seperti bertauhid dan beribadah kepada Allah,
sehingga niat mereka adalah mencari keridaan-Nya. Adapun tujuan
mereka bertauhid dan beribadah kepada-Nya adalah dekat dengan-
Nya. Termasuk memenuhi seruan Allah Swt. adalah mendirikan salat
dan menunaikan zakat
Selain itu, Allah Swt. juga memerintahkan umat Islam supaya mereka
tidak bertindak sendiri dan tergesa-gesa dalam menghadapi masalah
yang terkait dengan urusan umat.
Kemudian, apabila mereka ingin melakukan suatu perkara yang
membutuhkan masukan
ataupun ide, maka hendaknya dilakukan dengan musyawarah agar
mencapai mufakat bersama.

c. Isi kandungan Q5. asy-Syura [42]: 38

Menurut Wahbah al-Zuhaili, ayat di atas tidak hanya membahas


tentang orang orang yang menjalankan perintah ibadah (salat),
tetapi juga membahas tentang perintah musyawarah. Makna
musyawarah diartikan sebagai proses bertukar gagasan dalam
menetapkan pendapat yang paling baik dan benar Selain itu, juga
dijelaskan bahwa melakukan musyawarah mampu menghilangkan
sifat keegoisan Dengan demikian, hal tersebut sangat diperlukan
guna mendapatkan penyelesaian yang baik
Pada ayat di atas, terdapat perintah untuk menaati dan melakukan
seruan Allah Swt, seperti bertauhid dan beribadah kepada Allah,
sehingga niat mereka adalah mencari keridaan-Nya. Adapun tujuan
mereka bertauhid dan beribadah kepada-Nya adalah dekat dengan-
Nya. Termasuk memenuhi seruan Allah Swt. adalah mendirikan salat
dan menunaikan zakat.
Selain itu, Allah Swt juga memerintahkan umat Islam supaya mereka
tidak bertindak sendiri dan tergesa-gesa dalam menghadapi masalah
yang terkait dengan urusan umat Kemudian, apabila mereka ingin
melakukan suatu perkara yang membutuhkan masukan ide, maka
hendaknya dilakukan dengan musyawarah agar mencapai mufakat
bersama.

B. Menganalisis Hadis tentang Musyawarah

Perintah untuk bermusyawarah telah banyak disebutkan di dalam


surah-surah Al-Qur’an.
Rasulallah saw. tidak ketinggalan dalam menganjurkan umatnya
untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Banyak riwayat tentang
perintah bermusyawarah yang dirangkum dalam dic di antaranya
sebagai berikut.

1. Hadis Riwayat Muslim dari Malik Al-Asyje) tentang Kepemimpinan

a. lafaz hadits

‫ْن َجابِ ٍر‬ ٍِ ‫ن يَ ِزي ٍَد ب‬ٍْ ‫ع‬


َ ‫ي‬ ٍ ‫س َح َدثَنَا ْاْل َ ْوزَ ا ِع‬ ٍَ ُ‫ل ي ُْون‬ ٍْ َ‫ى ب‬
ٍ‫س‬ ٍَ ‫ِيم ْال َخ ْب‬
َ ‫ط أ َ ْخبَ َرنَا ِعي‬ ٍَ ‫ى إِب َْراه‬ ٍ َ‫اق ب‬ٍَ ‫َح َدثَنَا إِ ْس َح‬
‫علَ ْي ٍِه‬ ٍُ ‫صلَى‬
َ ‫للا‬ َ ِ‫للا‬ ٍ ‫ل‬ ٍُ ‫ن َرسُو‬ ٍْ ‫ع‬َ ‫ك‬ ٍِ ‫ْن َما ِل‬
ٍِ ‫ف ب‬ٍِ ‫ع ْو‬ َ ‫ن‬ ٍْ ‫ع‬ َ ٍَ‫ظة‬َ ‫ْن قَ َر‬
ٍِ ‫ن ُم ْس ِل ٍِم ب‬ ٍْ ‫ع‬ َ ‫َان‬
ٍِ ‫ْن َحي‬ ٍِ ‫ق ب‬ ٍِ ‫ن ُرزَ ي‬ ٍْ ‫ع‬
َ
ٍُ ‫هر‬
‫ار‬ َ
َ ‫عل ْي ٍِه َو‬ َ ‫ون‬ٍَ ‫صل‬ ُّ ُ
َ ُ ‫عل ْيك ٍْم َوت‬َ َ ٍَ‫صلون‬ ُّ ُ َ َ
َ ُ‫ار أ ْمتِك ٍُم الذِينٍَ تُحب ٍو ل ُه ٍْم َويُحبُّونَك ٍْم َوي‬ ُ َ ٍُ َ‫ل ِخي‬ َ
ٍَ ‫سل ٍَم قَا‬َ ‫َو‬
‫للا أَفَال ت َتاب ُدهُ ٍْم‬ ٍ ‫سول‬ ُ ‫ل َيٍا َر‬ٍَ ‫صونَكُ ٍْم َوت َْل َعبُونَ ُه ٍْم َو َي ْل َعنُونَكُ ٍْم ِقي‬ُ ‫ن تُن ِغضُونَ ُه ٍْم وينمي‬ ٍ ‫أَشتَكُ ٍُم الذي‬
ُ‫ش ْيئ ًٍا ت َ ْك َرهُونَ ٍه‬َ ‫َل تِكُ ٍْم‬ٍَ ‫ن َو‬ٍْ ‫ص َالٍة َ َو ِإذَا َرأ َ ْيت ٍُْم ِم‬
َ ‫َل َمٍا أَقَا ُموا فٍِيكُ ٍُم ال‬ ٍَ ‫ل‬ ٍَ ‫ف فَقَا‬ ٍ ‫س ْي‬َ ‫بِال‬
‫ع ٍة‬ َ ‫ن‬
َ ‫طا‬ ٍَ ‫ع َملَ ٍهُ َو‬
ٍْ ‫َل ت َ ْن ِزعُوا َيدًا ِم‬ َ ‫فَا ْك َرهُوا‬

Artinya: "Telah diceritakan kepada kami Ishak bin Ibrahim al-


Hamuhali telah dikabarkan kepada kami Isa bin Yunus telah
diceritakan kepada komi al-Aud dan Yazid bin Jati dor Ruzaik bin
Hayyan dari Muslim bin Qarazhah dari Auf bin Malik al-Fayo y berkat
saya mendengar rosulullah saw bersabda Sebaik-baik pemimpinmu
adalah mene yang kamu cintai dan mereka pula mencintai kamu,
mereka yang mendoakanmu dan karu doakan mereka. Sementara
seburuk-buruk pemimpinmu adalah mereka yang kamu benci dan
mereka pun membencimu, yang kamu laknat dan mereka melaknat
pu Dikatakan: "Wahai Rasulullah, jika demikian, tidakkah kita
menumbangkannya dengan pedang Beliau bersabda: "Tidak, selama
mereka menegakkan salat di tengah-tengah kamu. Jika kalian melihat
dari penguasa-penguasamu kejelekan yang kamu bend mai bencilah
perbuatan jeleknya itu saja dan jangan sekali-kali membangkang
terhadapnys (HR. Muslim)

C. Isi kandungan hadis

Pada hadis di atas, pemimpin dikategorikan menjadi dua, yaitu


pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk. Seorang pemimpin
dapat dikategorikan baik jika mampu menciptakan suasana saling
mendukung antara pemimpin dengan rakyat yang dipimpin. Suatu
kepemimpinan yang baik apabila ada pemimpin dan rakyatnya saling
menumbuhkan kasih sayang dan saling mendoakan dalam kebaikan.
Sehingga, hal ini dapat menjadi landasan dalam mewujudkan tujuan
bersama.
Sebaliknya, seorang pemimpin dikategorikan sebagai pemimpin yang
tidak ideal adalah jika keberadaannya menjadikan suasana menjadi
buruk karena antara pemimpin dan rakyat yang dipimpin tidak saling
percaya, tidak saling menyayangi, dan saling mengujar kebencian.
Apabila kita berada dalam fase dipimpin oleh pemimpin yang zalim,
yang berbuat semena-mena terhadap rakyat, namun ia masih
melaksanakan salat di tengah-tengah rakyatnya, hendaknya kita
tetap menaati aturan yang telah ditetapkannya. Dalam hadis
tersebut ditegaskan oleh Rasulullah saw. bahwa tidak diperbolehkan
menghunuskan pedang dalam arti melawan pemimpin tersebut
karena perilakunya yang buruk, namun hendaknya kita
mengingatkannya bahwa perilakunya tidak terpuji dan merugikan
rakyat serta dibenci oleh Allah Swt.

2.Menganalisis Hadits Riwayat Bukharj tentang Amanah.

a. Lafaz Hadits

ٍ‫ْح قَا َل‬ ٍِ ‫ن فَلَي‬ٍُ ‫ل َح َدثَنٍَا ُم َح َم ُد ْب‬ ٍَ ‫ِر قَا‬ٍِ ‫ن ْال ُم ْنذ‬ ٍُ ‫ي ِإب َْراهِي ٍُم ْب‬ ٍُ ‫ل َح َدثَنٍَا فَلَ ْي‬
ٍ ِ‫ح َو َح َدفَن‬ ٍَ ‫ن قَا‬ ٍُ ‫ن ِسنَا‬ ٍ ‫َح َدثَنَا ُم َح َم ٍد ب‬
‫ل بَ ْينَ َما النبي صل‬ ٍَ ‫ي ه َُري َْرا قَا‬ ٍ ِ‫ن أَب‬ٍْ ‫ع‬َ ٍ‫سار‬ َ َ‫ْن ي‬ ٍِ ‫اء ب‬
ٍِ ‫ط‬َ ‫ع‬ َ ‫ن‬ ٍْ ‫ع‬َ ‫ي‬
ٍ ‫ع ِل‬ٍَ ‫ن‬ ٍْ َ‫ل ب‬ ٍُ ‫ي ه َِال‬ ٍْ َ‫ل َح َدق‬ ٍَ ‫َح َدتَنِي أَبِي قَا‬
ِ‫للا‬ٍ ‫ل‬ ٍُ ‫ى َرسُو‬ ٍ َ ‫ع ٍةَ فَ َمت‬
َ ‫ل َمت َى السَا‬ ٍَ ‫ُحدث ْالقَ ْو ٍَم َجا َءٍهُ أ َ ْغ َري فَقَا‬ ٍُ ‫س ي‬ ٍ ‫ي تجل‬ ٍ ‫سلَ ٍَم ف‬ َ ‫علَ ْي ٍِه َو‬َ ‫للا‬
‫ل لَ ٍْم‬ ٍْ َ‫ض ُه ٍْم ب‬َ ‫ل يَ ْع‬ ٍَ ‫ل َوقَا‬ٍَ ‫ل فَك َِرهٍَ َما قَا‬ ٍَ ‫س ِم ٍَع َمٍا قَا‬ َ ‫ض ْالقَ ْو ٍِم‬ٍُ ‫ِث فَقَا ٍَل بَ ْع‬ ٍُ ‫سلَ ٍَم يُ َحد‬ َ ‫علَ ْي ٍِه َو‬ َ ٍُ‫صلَى للا‬ َ
ٍَ ‫ل للاٍِ قَا‬
‫ل‬ ٍَ ‫سو‬ ُ ‫ل َهٍا أَت ٍَا َيا َر‬ ٍَ ‫ع ٍِة قَا‬
َ ‫ن السَا‬ ٍِ ‫ع‬َ ‫ل‬ ٍُ ‫ السَا ِئ‬- ُ‫ أ َ َراٍه‬- ٍَ‫ل أَيْن‬ ٍَ ‫ضى َح ِدقَ ٍهُ قَا‬ َ َ‫َي ْس َم ٍْع َحتَى ِإذٍَا ق‬
‫ل ِإذَا َونِ ٍَد ْاْل َ ْم ٍُر‬ ٍَ ‫عت َ َهٍا قَا‬
َ ‫طا‬ َ ‫ْف ِإ‬ٍَ ‫ل َكي‬ ٍَ ‫عةٍَ قَا‬ َ ‫ت اْلمان ٍة فانتظر السَا‬ ٍِ ‫ص ْي َع‬ُ ‫فَإِذَا‬
َ‫ع ٍة‬ َ ‫غي ٍِْر أ َ ْه ِل ٍِه فَانت َِظ ٍِر السَا‬ َ ‫إِلَى‬

Artinya: “Telah diceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah


berkata: telah diceritakan kepada Fulaih dan telah diceritakan
kepadaku Ibrahim bin al-Mundzir
telah berkata: telah diceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih
telah berkata: telah diceritakan kepadaku ayahku telah berkata:
telah diceritakan kepadaku Hilal bin Ali dari Atha' bin Yasir dari Abu
Hurairah ra. mengatakan; Rasulullah saw. bersabda: "Jika amanat
telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang
sahabat bertanya; Bagaimana maksud amanat disia-siakan? Nabi
menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka
tunggulah kehancuran itu." (HR. Bukhari)

telah berkata: telah diceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih


telah berkata: telah diceritakan kepadaku ayahku telah berkata telah
diceritakan kepadaku Hilal bin Ali dari Atha bin Yasir dari Abu
Hurairah ra, mengatakan, Rasulullah saw bersabda: "Jiko manat telah
disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi Ada seorang sahabat
bertanya Bagaimana maksud amanat disia-siakan? Nabi menjawab,
Tika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah itu (HR.
Bukhari)

b. Isi kandungan hadis riwayat Bukhari tentang amanah

Hadis di atas menjelaskan tentang bahaya hilangnya amanah atau


amanah yang disia-siakan atau amanah yang tidak ditunaikan. Jika
amanah diberikan kepada yang bukan ahli dalam mengurusinya,
maka kehancuran pasti akan terjadi. Mengapa demikian? Sebab
orang yang diberi amanah tidak mampu menangani, karena bukan
ahlinya. Pemimpin yang mengabaikan amanah dapat mengakibatkan
timbulnya unsur ketidakadilan, kebohongan, dan perkara negatif
lainnya. Oleh sebab itulah, sebagai rakyat hendaknya kita memilih
pemimpin yang ahli dalam mengurus berbagai hal.
Ajaran Islam memerintahkan supaya setiap orang menjaga amanah
dengan baik. Selain itu, juga mengisyaratkan supaya tidak berkhianat
terhadap amanah. Pokok hadis di atas menjelaskan bahwa bentuk
khianat yang paling besar adalah memercayakan suatu urusan
penting kepada yang tidak memiliki kapasitas untuk mengelola
urusan tersebut. Contohnya menyerahkan urusan umat, rakyat, dan
negara kepada orang yang tidak memiliki kemampuan dan tidak
memiliki pengalaman menangani hal kepemimpinan. Sebab hal ini
dapat mengakibatkan datangnya kehancuran.

Anda mungkin juga menyukai