Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ISOLASI DAN ENUMERASI MIKROOORGANISME

Sheilla Tyastimei

22122300009

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mendapatkan berba

gai jenis mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami, mikroorganisme sang

at banyak terdapat pada alam seperti tanah, air, udara, permukaan kayu, daun, dan

masih banyak tempat menjadi rumah bagi mikroorganisme. Oleh sebab itu, denga

n mengambil sebagian kecil habitat alami mikroorganisme tersebut dapat diperole

h berbagai jenis mikroorganisme melalui proses isolasi. Mikroorganisme memiliki

peranan penting dalam siklus kehidupan, terutama sebagai pengurai. Makanan tra

disional hasil fermentasi merupakan salah satu contoh pemanfaatan mikroorganis

me sebagai pengurai oleh para pendahulu. Sumatera Barat memiliki berbagai food

biodiversity hasil fermentasi seperti dadih, budu, asam durian dan tapai singkong

yang diproses dari berbagai bahan baku, seperti produk susu, sereal, buah-buahan

hingga hasil laut. Proses pembuatan pangan fermentasi melibatkan berbagai jenis

mikroorganisme sehingga pangan fermentasi tersebut juga dapat dijadikan sumber

untuk mengisolasi mikroorganisme. Mikroorganisme hasil isolasi perlu diidentifik

asi untuk mengetahui jenis serta strainnya sehingga karakteristik dari mikroorgani

sme tersebut dapat diketahui guna pemanfaatan kemampuannya.

Mikroorganisme memegang peranan penting di lingkungan sebagai pengur

ai bahan limbah organik menjadi unsur (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) yang dike

mbalikan ke dalam tanah dan atmosfer (CH4 atau CO2) (Saraswati et al., 2006).

Mikroorganisme secara alami memiliki kemampuan untuk mengubah limbah orga

nik menjadi materi yang bernilai contohnya sebagai nutrisi baik makro maupun m
ikro pada tanaman dan mereduksi rasio C:N untuk mendukung produktivitas tanah

Mikroorganisme tersebut juga berperan penting dalam aliran nutrisi sehingga sist

em ekologi tetap seimbang. Bakteri sebagai perombak bahan organik mampu me

mpercepat proses degradasi bahan organik sehingga disebut juga aktivator biologi

s. Bahan organik yang terkandung dalam limbah organik yang berada di tanah tem

pat pembuangan sampah perkotaan akan digunakan sebagai sumber energi dan su

mber karbon oleh bakteri. Limbah organik dari sampah yang ada di tempat pemro

sesan akhir akan digunakan oleh bakteri sebagai sumber nutrisi akan mengubah li

mbah menjadi produk yang aman bagi lingkungan (tidak berbau, tidak menghasilk

an lumpur, dan polusi). Bakteri saat menggunakan limbah organik akan menghasil

kan beberapa metabolit untuk merombak limbah yang kompleks menjadi kompon

en senyawa sederhana (Saha dan Santra, 2014).

Proses penimbunan sampah menghasilkan gas metan yang telah dialirkan

sebagai bahan bakar sehingga diperkirakan terdapat bakteri dengan berbagai aktivi

tas enzimatis yang telah bekerja dalam mendegradasi limbah. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengisolasi bakteri dari tanah TPA serta mengetahui kemampuan ba

kteri hidrolitik dalam menghasilkan enzim amilase, protease, lipase dan selulase s

erta menguji kompatibilitas antarisolat bakteri menjadi suatu konsorsium bakteri.

Metode yang digunakan meliputi isolasi bakteri menggunakan metode cawan tuan

g dan pemurnian isolat bakteri menggunakan metode cawan gores. Seleksi bakteri

dilakukan pada media selektif mengandung pati, tributirin, selulosa, dan susu ski

m. Sebanyak 21 isolat bakteri yang berhasil diisolasi terdiri atas 13 isolat bakteri y

ang menunjukkan aktivitas proteolitik, 10 selulolitik, 8 amilolitik dan 15 lipolitik.


Bakteri yang menunjukkan hasil kompatibel yaitu isolat BTA 5.7.14, BTA 5.7.7, B

TA 5.7.12, dan BTA 5.7.6 sehingga dapat dijadikan konsorsium potensial untuk pe

rombakan limbah organik. Kata kunci: Bakteri, Enzim, Kompatibilitas, Konsorsiu

m 152 Berita Biologi 19(2) - Agustus 2020 diantaranya Tsai et al. (2007) dengan

menggunakan bakteri termofilik lipolitik yang mampu meningkatkan total nitroge

n dan menurunkan rasio C/N serta menghasilkan biofertilizer yang lebih berkualit

as. Konversi mikrobia pada limbah sayur juga mampu menghasilkan kompos yan

g meningkatkan efisiensi germinasi pada Cicer arietinum (Indumathi, 2017). Hasil

penelitian Sarkar et al. (2011) menunjukkan bahwa konsorsium bakteri secara sign

ifikan mempersingkat proses degradasi limbah organik tanpa menimbulkan aroma

tidak sedap dari hasil akhir proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengiso

lasi bakteri hidrolitik yang memiliki aktivitas lipolitik, proteolitik, amilolitik, dan

selulolitik serta menguji kompatibilitas isolat bakteri sehingga dapat digunakan se

bagai kandidat konsorsium bakteri perombak bahan organik terutama yang menga

ndung lemak, protein, selulosa dan pati

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui teknikk isolasi dan enumerasi mikroorganisme pada sampel

bahan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori

Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi

campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara,

makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan.

Pemisahan

bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural, morfologi,

fisiologi, dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang

disertai dengan pemurnian. Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu proses

mengambil bakteri dari medium atau dari lingkungan asalnya lalu

menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni

(Atun, 2014).

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini

dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel

mikroba

akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau

metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua

diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode

cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud

untuk
memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat

terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Sabbathini, 2017).

Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi campuran

dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara, makanan,

maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan. Pemisahan bakteri

diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural, morfologi, fisiologi,

dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang disertai

dengan pemurnian. Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu proses mengambil

bakteri dari medium atau dari lingkungan asalnya lalu menumbuhkannya di

medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni (Atun, 2014).

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini

dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel

mikroba

akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau

metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua

diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode

cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud

untuk

memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat

terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Sabbathini, 2017).
Pemisahan mikroorganisme perlu dilakuan untuk mengetahui jenis, karakt

eristik, morfologi, fisiologi, kultural mikroorganisme tersebut, yang kemudian dik

enal dengan teknik pemisahan mikroorganisme yang disebut dengan isolasi. Isolas

i merupakan rangkaian untuk memisahkan mikroorganisme sehingga didapatkanla

h kulturmurnu (isolat). Isolat yang didapatkan kemudian ditumbuhkan pada media

yang terpisah sehingga mampu tumbuh dengan baik. Teknik yang umum digunaka

n untuk isolasi yaitu dengan metode dilution method (pengenceran bertingkat) , K

emudian dari metode ini didapatkan 3metode lagi yaitu:

1. Metode tuang (Pour Plate)

Dari pengenceran yang dikehendaki, sebanyak 1 ml atau 0,1 ml larutan dipipet ke

dalam cawan petri menggunakan pipet volume atau mikropipet 1 ml. Sebaiknya w

aktu antara dimulainya pengenceran sampai menuangkan kedalam cawan petri tid

ak boleh lebih dari 30 menit. Kemudian kedalam cawan tersebut dimasukkan med

ia agar cair yang telah didinginkan sampai suhu 45-470C sebanyak 12-15 ml tiap

cawan petri. Selama penuangan medium tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu le

bar untuk menghindari kontaminasi dengan lingkungan sekitar. Segera setelah pen

uangan, cawan petri digerakkan diatas meja secara hati-hati untuk menyebarkan se

l-sel mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau gerakan seperti

angka delapan. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dengan c

ara membalikkan posisi cawan.

2. Metode Permukaan (Surface/Spread plate)


Pada pemupukan dengan metode permukaan, agar steril terlebih dahulu dituangka

n ke dalam cawan petri dan dibiarkan membeku. Setelah media membeku atau me

madat sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml larutan sampel yang telah diencerkan

di pipet pada permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas melengkung (hockey

stick) dicelupkan kedalam alkohol 95% dan dipijarkan sehingga alkohol tersebut h

abis terbakar. Setelah dingin batang gelas tersebut digunakan untuk meratakan sa

mpel diatas medium agar dengan cara memutarkan cawan petri diatas meja. Selanj

utnya inkubasi dan perhitungan koloni dilakukan seperti pada metode penuangan.

3. Metode goresaan (Streak plate)

Metode pemupukan dengan cara goresan (streak plate) adalah suatu metode dalam

menumbuhkan mikroba di dalam media agar cawan dengan cara menggoreskan uj

ung jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur mikroba. Dengan teknik in

i mikroba yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari

streak jarum ose. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 ba

gian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian men

ggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril.


BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan hari Selasa, 23 Mei 2023 dilaboratorium Biologi Faku

ltas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

3.2 Alat dan Bahan

Alat

 Cawan petri

 Tabung reaksi

 Bunsen

 Erlemeyer

 Gelas ukur

 Jarum ose

 Pipet ukur

 Rak tabung

 Kaca preparat
Bahan

 MRSA

 Aquades

 Alkohol

 Yakult

3.3 Prosedur Kerja


1 ml sampel yakult

Masukan sampel yang sudah


ditimbang dengan 9 ml larutan
NACI 0,85% secara aseptis

Divortex

Ambil larutan 1 ml larutkan


secara aseptis

Setelah pengenceran ambil 3


tabung lakukan 3 metode

Sebanyak 0,5% dilakukan plating


pada cawan petri dengan
metode spread dan pour plate

Metode steak plate, ujung ose


di panaskan, lalu digoreskan
menurut teknik streak plate

Inkubasi cawan petri dengan


suhu 30-32C selama 48 jam

Amati pertumbuhanya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel pengamatan


N Sampel Bakteri Jumlah Nilai TPC
O kalori
1 Yakult Latcobacillus 56 56 x 1/10-3
paracasei = 56.000
= 5,6 x 104 cfu/ml

4.2 Pembahasan
Dari tabel pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa bakteri yang tumbuh

hanya di metode spread plate. Dalam metode itu tumbuh bakteri lactobacillus

paracasie yang berada di yakult. Spread plate adalah metode penghitungan yang la

yak yang digunakan untuk melapisi sampel cairan untuk mengisolasi atau menghit

ung bakteri dalam sampel tersebut. Teknik spread plate yang sempurna akan meng

hasilkan koloni bakteri yang terlihat dan dapat dihitung secara merata di atas plat.

Kelebihan spread plate adalah mikroorganisme tidak terpapar pada suhu dimana a

gar masih cair sehingga memungkinkan didapatkannya jumlah yang lebih tinggi d

ari volume yang sama dibandingkan pour plate dapat dibahas sampel yakult

merupakan dari bakteri Lactibacillus paracasei yang berjumlah 56 kalori. Dengan

metode spread plate pada pemupukan, agar steril terlebih dahulu dituangkan ke da

lam cawan petri dan dibiarkan membeku. Setelah media membeku atau memadat

sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml larutan sampel yang telah diencerkan di pip

et pada permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas melengkung (hockey stick)

dicelupkan kedalam alkohol 95% dan dipijarkan sehingga alkohol tersebut habis t

erbakar. Setelah dingin batang gelas tersebut digunakan untuk meratakan sampel d

iatas medium agar dengan cara memutarkan cawan petri diatas meja. Selanjutnya i

nkubasi dan perhitungan koloni dilakukan seperti pada metode penuangan.


BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Mahasiswa bisa mengetahui Teknik isolasi dan enumerasi mikroorganisme

pada sampel bahan pangan. Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan untuk

mendapatkan berbagai jenis mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami, mi

kroorganisme sangat banyak terdapat pada alam seperti tanah, air, udara, permuka

an kayu, daun, dan masih banyak tempat menjadi rumah bagi mikroorganisme.

Dan yang terdapat bakteri lactobacillus paracasei pada metode spread plate yang

bekalori 56.

5.2 Saran

- Mengganti alat alat praktikum yang sudah rusak

- Menjaga dan merawat kebersihan lingkungan labolatorium

- Dalam melaksanakan praktikum dengan teliti dan konsentrasi

DAFTAR PUSTAKA
Sabbathini, G. C., &
Pujiyanto, S. (2017).
ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI
BAKTERI GENUS
Sphingomonas DARI
DAUN PADI (Oryza
sativa) DI
AREA PERSAWAHAN
CIBINONG. Jurnal
Akademika Biologi, 6(1),
59-64.
Atun, Sri. "Metode isolasi dan identifikasi struktur senyawa organik bahan alam."

Jurnal konservasi cagar budaya borobudur 8.2 (2014): 53-61. Diakses pada 29

Mei 2023 pukul 18.50

Sabbathini, G. C., & Pujiyanto, S. (2017). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI

BAKTERI GENUS Sphingomonas DARI DAUN PADI (Oryza sativa) DI


AREA PERSAWAHAN CIBINONG. Jurnal Akademika Biologi, 6(1),

59-64. diakses pada 29 Mei 2023 pukul 18.50

Indumathi, D., 2017. Microbial conversion of vegetable wastes for bio fertilizer product

ion. IOSR- Journal of Biotechnology and Biochemistry, 3(2), pp.43–47. Diakses

pada 29 Mei 2023 pukul 19.04

Saha, A. and Santra, S.C., 2014. Isolation and characterization of bacteria isolated from

municipal solid waste for production of industrial enzymes and waste degradation.

Journal of Microbiology & Experimentation, 1(1), pp.1–8. Diakses pada 29 Mei

2023 pukul 19.04

Saraswati, R., Santosa, E. dan Yuniarti, E., 2006. Organisme Perombak Bahan Organik.

Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Buku pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Pp. 21

1–215. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian B

ogor. Diakses pada 29 Mei 2023 pukul 19.04

Anda mungkin juga menyukai