PERUNDANGAN
KESELAMATAN
PERTAMBANGAN
POP-M-U
Elemen Kompetensi
1. Menerapkan peraturan perundang-undangan tentang
keselamatan pertambangan khususnya yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya
2. Menerapkan dasar-dasar keselamatan pertambangan
Materi Pembelajaran:
1. 2. 3.
Presentation Question and
Discussion
Answer 3
Perhatikan gambar berikut ini?
Konsep pekerjaan
BERAT / MATI
1
CIDERA RINGAN
10
KERUSAKAN ALAT
30
INSIDEN TANPA CIDERA
600 TANPA KERUSAKAN
HAMPIR KECELAKAAN
1. PROGRAM
1 .T INDAKAN K O N TAK
KURANG 1. FAKTOR 1. CIDERA
T DK AMAN DG N BEN DA
PRIBADI
2. STANDAR ATAU 2. KERUSAKAN
KURANG SU MBER ALAT
2. FAKTOR 2 .KONDIS I EN ERG I
3. PENERAPAN PEKERJAAN T DK AMAN /ZAT 3. PRODUKSI
STANDAR TERHENTI
KURANG
Model ini dikemukakan oleh Frank E. Bird, Jr (1974) yang merupakan salah satu tokoh pembaruan
keselamatan kerja, yang merepresentasikan hubungan langsung sebab dan akibat dari kecelakaan. Panah
yang menunjukan interaksi multi linier dari urutan sebab akibat, model ini dikenal sebagai Model Loss
Causation yang diwakili oleh lima domino yang saling terkait dalam sebuah urutan linier.
8
PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
Dasar Hukum
9
Go!
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Permen dan Kepmen
Let’s start with the first set of slides
TAP MPR RI NOMOR III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan
UUD 1945
TAP MPR RI
Undang-Undang
11
Dasar Hukum Keselamatan Pertambangan
UUD 1945
Pasal 27 (2)
Pasal 33 (2&3)
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
c. perlakuan yang sesuai dengan
sistem manajemen keselamatan dan
harkat dan martabat manusia serta
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
nilai-nilai agama. sistem manajemen perusahaan.
(2) Untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.
PP No. 19 tahun 1973
Karakteristik
Kementerian ESDM PP No. 19 Tahun 1973
Pertambangan
• Padat Modal dan • Memiliki personel • Menteri ESDM
Teknologi khusus melakukan
• Risiko Besar dan • Memiliki peralatan pengawasan atas K3
Spesifik khusus dalam bidang
• Peralatan Khusus pertambangan
kecuali untuk ketel
• Dinamis (Hazard dan
uap.
Risiko Berpindah)
Kewajiban Pengelolaan Pertambangan Yang Baik
UU NO. 3 TAHUN 2020 Pasal 95, 96, 140, 141
Pasal 96 (revisi): Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan
Pasal 95: Pemegang IUP dan IUPK wajib: yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik; a. ketentuan keselamatan pertambangan ;
b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,
Indonesia; termasuk kegiatan reklamasi dan/atau pascatambang;
c. meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/ atau c. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
batubara; d. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan Usaha
d. melaksanakan pengembangan dan peinberdayaan Pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gassampai
masyarakat setempat; dan memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke
e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan media lingkungan.
g. pengelolaan lingkungan hidup, reklarnasi, dan i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa serta rancang
bangun dalam negeri;
pascatambang; j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
h. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
rekayasa dan rancang bangun dalam negeri; l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;
i. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan; m. kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan, yang menyangkut kepentingan
umum;
j. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
n. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP, IPR, atau IUPK; dan
k. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.
pertambangan;
Inspektur Tambang dan Pejabat Yang Ditunjuk
20
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010
• Pasal 13: (2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK.
• Pasal 16:
f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
g, keselamatan operasi pertambangan;
Kelayakan Evaluasi
Sistem dan Pelaksanaan Sarana, Kompetensi Laporan Hasil
Pemeliharaan/Perawatan Pengamanan Prasarana,
Sarana, Prasarana,
Instalasi dan Peralatan Instalasi Tenaga Teknik Kajian Teknis
Pertambangan
Instalasi, dan Pertambangan
Peralatan
Pertambangan
9 BAB Ketentuan Pelaksanaan
BAB III
BAB I
BAB II
BAB IV
Pelaksanaan Pengawasaan
Umum Kaidah Teknik Tata Kelola Penyelenggaraan
Pertambangan Pengusahaan Pengelolaan
Yang Baik Pertambangan Usaha
Mineral dan Pertambangan
Batubara
Bab VI
Bab IX
Bab VII
Bab VIII
Terhadap Administratif lain-lain Peralihan Penutup
Kegiatan
Usaha
Pertambangan
Inspektur Tambang adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik serta kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.
Pejabat yang Ditunjuk adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola pengusahaan
pertambangan serta tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau Pemurnian.
Pasal 1 Ketentuan Umum
Kepala Teknik Tambang KTT) adalah seseorang yang Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan (PTL) adalah
memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur
lapangan pertambangan yang memimpin dan organisasi lapangan yang bertugas memimpin dan
bertanggung jawab atas terlaksananya operasional bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan
pertambangan sesuai dengan kaidah teknik operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai
pertambangan yang baik. dengan kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.
27
Tenaga Teknis Pertambangan
28
Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan
Pengelolaan Lingkungan Kerja Pasal 14 ayat 4 (c)
Pengelolaan Keselamatan Kerja Pasal 14 ayat 4 (a)
• manajemen risiko; • Pengelolaan debu,
• program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan • Pengelolaan Kebisingan
terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan kejadian lain yang • Pengelolaan getaran
berbahaya; • pengelolaan pencahayaan
• pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja; • Pengelolaan kuantitas dan kualitas udara
• administrasi keselamatan kerja; kerja;
• manajemen keadaan darurat; • Pengelolaan iklim kerja
• inspeksi keselamatan kerja; dan • Pengelolaan radiasi
• pencegahan dan penyelidikan kecelakaan; • Pengelolaan factor kimia
• Pengelolaan faktor biologi
Pengelolaan Kesehatan Kerja No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (b) • Pengelolaan kebersihan lingkungan kerja
• Program kesehatan pekerja/buruh,
• higienis dan sanitasi,
• ergonomis,
• pengelolaan makanan, minuman, dan gizi
pekerja/buruh, dan/atau
• diagnosis danpemeriksaan penyakit akibat
kerja;
29
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 5
a. sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
b. pengamanan instalasi;
c. tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten;
d. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan
kelayakan;
e. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan;
f. keselamatan bahan peledak dan peledakan;
g. keselamatan fasilitas pertambangan;
h. keselamatan Eksplorasi;
i. keselamatan tambang permukaan;
j. keselamatan tambang bawah tanah; dan
k. keselamatan kapal keruk/isap.
l. Keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian (Pasal 16)
30
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 18 dan 19
I.kebijakan;
VII.
tinjauan
manajemen II.
dan perencanaan;
peningkatan
kinerja.
VI. III.
dokumentasi; organisasi dan
dan personel;
V.
pemantauan, IV.
evaluasi, dan implementasi;
tindak lanjut;
31
SANKSI ADMINISTRATIF
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 50
• Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi administratif.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau
c. pencabutan izin.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud diberikan oleh Menteri atau gubernur
sesuai dengan kewenangannya.
32
Lampiran I:
pedoman
permohonan,
evaluasi,
dan/atau
Lampiran VI:
pengesahan
Lampiran III: Pedoman Lampiran
kepala teknik
pedoman pelaksanaan VIII:
tambang, Lampiran IV: Lampiran V:
pelaksanaan reklamasi Pedoman
penanggung Pedoman Pedoman
Lampiran II: keselamatan dan Lampiran VII: kaidah teknik
jawab teknik penerapan pelaksanaan
pedoman pertambanga pascatamban Pedoman usaha jasa
dan sistem pengelolaan
pengelolaan n dan g serta pelaksanaan pertambanga
lingkungan, manajemen lingkungan
teknis keselamatan pascaoperasi konservasi n dan
kepala keselamatan hidup
pertambanga pengolahan pada mineral dan evaluasi
tambang pertambanga pertambanga
n; dan/atau kegiatan batubara; kaidah teknik
bawah tanah, n mineral dan n mineral dan
pemurnian usaha usaha jasa
pengawas batubara; batubara;
mineral dan pertambanga pertambanga
operasional,
batubara; n mineral dan n.
pengawas
batubara;
teknis,
dan/atau
penanggung
jawab
operasional;
34
Lampiran I: pedoman permohonan, evaluasi, dan/atau pengesahan kepala teknik tambang, penanggung jawab teknik
dan lingkungan, kepala tambang bawah tanah, pengawas operasional, pengawas teknis, dan/atau penanggung jawab
operasional
• KRITERIA KTT
• KTT Kelas IV
• KTT Kelas III
• KTT Kelas II
• KTT Kelas I
• KRITERIA PTL
• PTL Kelas III
• PTL Kelas II
• PTL Kelas I
35
KRITERIA KTT UNTUK WARGA NEGARA ASING
a. memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau sertifikat sejenis yang diterbitkan
oleh negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
b. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait peraturan perundang-
undangan dan kebijakan mengenai penerapan kaidah teknik pertambangan
yang baik.
Bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan.
KaIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
36
PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIS,
38
PENGESAHAN PENGAWAS OPERASIONAL
39
Lampiran III: PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN
KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL DAN BATUBARA;
2. Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian mencakup:
A.PELAKSANAAN K3 PERTAMBANGAN DAN
a. Program Kesehatan Kerja
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL DAN b. Higiene dan Sanitasi
BATUBARA; c. Pengelolaan Ergonomi
d. Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja
1. Keselamatan Kerja Pertambangan Tambang
e. Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Akibat Kerja
a. Manajemen Risiko
b. Program Keselamatan Kerja 3. Lingkungan Kerja:
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Kerja a. pengelolaan debu;
d. Kampanye b. pengelolaan kebisingan;
e. Administrasi Keselamatan Kerja c. pengelolaan getaran;
f. Manajemen Keadaan Darurat d. pengelolaan pencahayaan;
g. Inspeksi Keselamatan Kerja
e. pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja;
h. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
f. pengelolaan iklim kerja;
g. pengelolaan radiasi;
h. pengelolaan faktor kimia;
i. pengelolaan faktor biologi; dan
j. pengelolaan kebersihan lingkungan kerja
40
Petunjuk Teknis
42
“ “Your degree is just piece of paper”
BUT
“Your education is seen in your behaviour”?
43
Thanks!