Anda di halaman 1dari 44

PERATURAN

PERUNDANGAN
KESELAMATAN
PERTAMBANGAN

DIKLAT E – LEARNING PEMBEKALAN PENGAWAS OPERASIONAL


PERTAMA 1
SKK Khusus Pengawas Operasional
Permen
UK
Permen ESDM 43- EK Bukti
ESDM 42-
2016
2016 KUK Kerja

POP-M-U
Elemen Kompetensi
1. Menerapkan peraturan perundang-undangan tentang
keselamatan pertambangan khususnya yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya
2. Menerapkan dasar-dasar keselamatan pertambangan
Materi Pembelajaran:

1. Peraturan Perundang Undangan


2. UU Minerba
3. Peraturan Pemerintah
4. Permen
5. Kepmen
6. Petunjuk Teknis

1. 2. 3.
Presentation Question and
Discussion
Answer 3
Perhatikan gambar berikut ini?

• Sumber : Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia,2016


Konsep K3

Konsep pekerjaan

Sumber: Dwi Pudjiarso, Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia, 2016


5
BIRD TRIANGLE

BERAT / MATI
1
CIDERA RINGAN
10

KERUSAKAN ALAT
30
INSIDEN TANPA CIDERA
600 TANPA KERUSAKAN
HAMPIR KECELAKAAN

1200/10000 TINDAKAN TIDAK AMAN DAN


KONDISI TIDAK AMAN

Sumber: F. Bird (1974). Management Guide to Loss


Control, GA: Institute Press Analysis of 1 753 498
reported accident, representing 21 different
industrial
ACCIDENT COST ICEBERG
Biaya Langsung:
1. Biaya pengobatan dan perawatan
Rp. 1 juta 2. Biaya kompensasi (Asuransi

Biaya Tidak Langsung


1. Kerugian bangunan
2. Kerugian alat dan mesin
3. Kerugian produk dan bahan/material
Rp. 5 - 50 juta 4. Gangguan dan terhentinya produksi
Biaya kerusakan aset 5. Biaya administrasi
6. Pengeluaran sarana/prasarana darurat
7. Sewa mesin sementara

1. Waktu dan investigasi


2. Pembayaran gaji untuk waktu hilang
3. Biaya perekrutan dan pelatihan
Rp. 5 - 30 juta
4. Biaya lembur
Biaya lain-lain
5. Waktu dan administrasi
6. Penurunan kemampuan tenaga kerja
yang cedera
7. Kerugian bisnis dan nama baik
7
TAHAPAN PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
TEORI DOMINO : PENYEBAB KECELAKAAN
LACK OF BASIC IMMEDIATE ACCIDENT LOSSES
CONTROL CAUSE CAUSE

1. PROGRAM
1 .T INDAKAN K O N TAK
KURANG 1. FAKTOR 1. CIDERA
T DK AMAN DG N BEN DA
PRIBADI
2. STANDAR ATAU 2. KERUSAKAN
KURANG SU MBER ALAT
2. FAKTOR 2 .KONDIS I EN ERG I
3. PENERAPAN PEKERJAAN T DK AMAN /ZAT 3. PRODUKSI
STANDAR TERHENTI
KURANG

Model ini dikemukakan oleh Frank E. Bird, Jr (1974) yang merupakan salah satu tokoh pembaruan
keselamatan kerja, yang merepresentasikan hubungan langsung sebab dan akibat dari kecelakaan. Panah
yang menunjukan interaksi multi linier dari urutan sebab akibat, model ini dikenal sebagai Model Loss
Causation yang diwakili oleh lima domino yang saling terkait dalam sebuah urutan linier.
8
PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Dasar Hukum

Karakteristik Konsep Akademis:


Pertambangan: Pengelolaan • Accident Causation
Padat Modal, Keselamatan Theory
Good Padat Teknologi, Pertambangan, • Domino Theory
Mining Risiko Besar dan Membangun • Bird Triangle
Practice Spesifik, Dinamis Budaya • Accident Cost Iceberg
(Hazard Risiko Keselamatan • Safety Culture
Berpindah) Pertambangan.

9
Go!
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Permen dan Kepmen
Let’s start with the first set of slides
TAP MPR RI NOMOR III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan

UUD 1945

TAP MPR RI

Undang-Undang

PERPU Surat Menteri


Kehakiman & HAM
Peraturan Pemerintah (PP) NO. M.U.M.01.06-27
tanggal 23 –02-02
KEPPRES
KEPMEN
PERDA

11
Dasar Hukum Keselamatan Pertambangan
UUD 1945
Pasal 27 (2)
Pasal 33 (2&3)

UU No.1/1970 UU No. 13/2003 UU No.4/2009(UU


Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan No.3/2020) Minerba
Pasal 86 & 87 Pasal 95, 96, 140 &
141

PP No. 50/2012 PP No.55/2010


PP No. 19/1973 Penerapan SMK3 Binwas Minerba
Keselamatan Kerja Pasal 4 (2) & 19 Pasal 16, 26, 27
Tambang

Permen No. 26 tahun 2018:


Permen ESDM No. 38 tentang Pelaksanaan Kaidah Kepmen PE No.
Pertambangan Yang Baik dan 555.K/26/MPE/1995
Thn. 2014: SMKP Pengawasan Pertambangan
Minerba
KONSTRUKSI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG MINERAL DAN BATUBARA
• K3 (Tugas dan Tanggung Jawab PO, Mengelola KP, SMKP Minerba)
UUD 1945 PASAL 33 • Level 1 : PP 55-2010 pasal 26,27
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 7 – 19
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran I, III, IV
UU No. 3 tahun 2020 (UU NO 4 Tahun 2009) Tentang Pertambangan
UU Mineral Dan Batubara • Teknis Pertambangan
• Level 1: PP 55-2010 pasal 21
1. PP NO 22 TAHUN 2010 Tentang Wilayah Pertambangan • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 12 – 13
2. PP NO 23 TAHUN 2010 (No.96/2021) Pelaksanaan Kegiatan Usaha • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran II
Pertambangan Minerba • Lingkungan (Mengelola Lingkungan Pertambangan)
PP 3. PP NO 55 TAHUN 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan • Level 1: PP 55-2010 pasal 28 dan PP 78-2010 mengenai Reklamasi
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara dan Pasca Tambang
4. PP NO 78 TAHUN 2010 Tentang Reklamasi Dan Pascatambang • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 20-23
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran V, VI

Permen & Kepmen • Konservasi Minerba


• Level 1: PP 55-2010 pasal 25
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018: Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 24-26
Pertambangan Mineral dan Batubara
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran VII
• Usaha Jasa
Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018: Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik. • Level 1: Permen ESDM 11-2018
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 45-38
Permen ESDM No. 11 Tahun 2018 Jo Permen ESDM No. 22 Tahun 2018: Tata cara pemberian wilayah, • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran VIII, KEPMEN ESDM
perizinan, dan pelaporan pada kegiatan usaha pertambangan minerba 1796 K/30/MEM/2018
• Permen ESDM No. 42-2016 dan Permen ESDM No. 43-2016
Kepmen ESDM No. 1806 tahun 2018: Pedoman pelaksanaan penyusunan, evaluasi, persetujuan rencana
kerja dan anggaran biaya, serta laporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
Peraturan (Terbaru) Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara

• Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018


tentang Juknis KTT/PTL, Pengawas
Operasional, Pengawas Teknis, dll
• Kepdirjen Nomor 185/30/DJB/2018
tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan dan Pelaksanaan,
Penilaian, dan Pelaporan SMKP
Minerba
Permen ESDM Kepmen ESDM No • Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018
tentang Bahan Peledak dan
No 26 Tahun 2018 1827K/30/MEM/2018 Peledakan dan Tangki Bahan Bakar
Cair
Pelaksanaan Kaidah Pedoman Pelaksanaan • Kepdirjen Nomor 182/30/DJB/2020
Pertambangan Yang Baik Kaidah Teknik tentang Petunjuk Teknis
dan Pengawasan Pertambangan yang Baik Pelaksanaan Konservasi Minerba
Dalam Rangka Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Mineral dan Pertambangan Yang Baik
Batubara • Kepdirjen No. 141K/30/DJB/2019
tentang Juknis Pemasangan dan
Penetapan Tanda Batas
WIUP/WIUPK OP
UU NO. 1 TH 1970

Setiap tenaga kerja berhak


mendapat perlindungan Setiap orang lainnya yang berada
keselamatan dlm melakukan di tempat kerja perlu terjamin
pekerjaan untuk pula keselamatannya;
kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;

Setiap sumber produksi perlu Pembinaan norma-norma itu perlu


dipakai dan dipergunakan diwujudkan dalam UU yg memuat
secara aman dan effisien; ketentuan umum tentang K2 yg sesuai
dgn perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik & teknologi.
15
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan

• Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja (darat, dalam


tanah, dalam air maupun udara) di dalam wilayah hukum RI
Pasal 2 Ruang • (e) tempat dilakukan usaha pertambangan & pengolahan
Lingkup emas, perak, logam atau bijih logam lainnya , batu-batuan,
gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau di
dalam bumi, maupun di dasar perairan.

• Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya peledakan,


dan memadamkan kebakaran
Pasal 3 Syarat- • Kesempatan penyelamatan pada waktu kebakaran atau
Syarat K2 kejadian berbahaya yang lainnya.
• Memberi pertolongan pada kecelakaan
• Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja. Dll
16
UU No 13 tahun 2003

Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
c. perlakuan yang sesuai dengan
sistem manajemen keselamatan dan
harkat dan martabat manusia serta
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
nilai-nilai agama. sistem manajemen perusahaan.
(2) Untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja.
PP No. 19 tahun 1973

Karakteristik
Kementerian ESDM PP No. 19 Tahun 1973
Pertambangan
• Padat Modal dan • Memiliki personel • Menteri ESDM
Teknologi khusus melakukan
• Risiko Besar dan • Memiliki peralatan pengawasan atas K3
Spesifik khusus dalam bidang
• Peralatan Khusus pertambangan
kecuali untuk ketel
• Dinamis (Hazard dan
uap.
Risiko Berpindah)
Kewajiban Pengelolaan Pertambangan Yang Baik
UU NO. 3 TAHUN 2020 Pasal 95, 96, 140, 141
Pasal 96 (revisi): Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan
Pasal 95: Pemegang IUP dan IUPK wajib: yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik; a. ketentuan keselamatan pertambangan ;
b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,
Indonesia; termasuk kegiatan reklamasi dan/atau pascatambang;
c. meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/ atau c. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
batubara; d. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan Usaha
d. melaksanakan pengembangan dan peinberdayaan Pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gassampai
masyarakat setempat; dan memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke
e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan media lingkungan.

Pasal 140 (revisi)


Menteri melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan
yang dilakukan oleh pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi
Kontrak/ Perjanjian, IPR, SIPB, lzin Pengangkutan dan Penjualan, atau IUJP.
Aspek Pengawasan Pelaksanaan Usaha Pertambangan
UU NO. 3 TAHUN 2020 Pasal 141 (revisi) PP No. 55 Tahun 2010 Pasal 16
Pasal 141 ( 1) Pengawasan sebagairnana dimaksud dalam Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dilakukan terhadap:
Pasal 140, antara lain, berupa: a. teknis pertambangan;
b. pemasaran;
a. teknis pertambangan;
c. keuangan;
b. Produksi dan pemasaran;
d. pengelolaan data mineral dan batubara;
c. keuangan; e. konservasi sumber daya mineral dan batubara;
d. pengolahan data mineral dan batubara; f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
e. konservasi sumber daya mineral dan batubara; g. keselamatan operasi pertambangan;
f. keselamatan pertambangan; h. pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang;

g. pengelolaan lingkungan hidup, reklarnasi, dan i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa serta rancang
bangun dalam negeri;
pascatambang; j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
h. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
rekayasa dan rancang bangun dalam negeri; l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;
i. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan; m. kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan, yang menyangkut kepentingan
umum;
j. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
n. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP, IPR, atau IUPK; dan
k. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.
pertambangan;
Inspektur Tambang dan Pejabat Yang Ditunjuk

20
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010
• Pasal 13: (2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK.

• Pasal 16:
f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
g, keselamatan operasi pertambangan;

• Pasal 26: (1) Pengawasan keselamatan dan kesehatan ke pertambangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf f terdiri atas:
a. keselamatan kerja;
b. kesehatan kerja;
c. lingkungan kerja; dan
d. sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010
K3 PERTAMBANGAN Pasal 26:
Menghindari Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja.

KESELAMATAN KERJA: KESEHATAN KERJA: LINGKUNGAN KERJA: SMK3:


- Manajemen Risiko -Ergonomic -Debu -Kebijakan
- Manajemen Keadaan Darurat -Higienis dan Sanitasi -Kebisingan -Perencanaan
- Administrasi -Program -Getaran -Implementasi
- Program -Pengelolaan Makan, -Pencahayaan -Evaluasi dan TL
- Diklat Minum, dan Gizi -Udara -Tinjauan Manajemen
- Inspeksi -Diagnosis Penyakit -Ventilasi
- Penyelidikan -Faktor Kimia
-Radiasi
-Faktor Biologi
-Kebersihan
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010

KO Pertambangan (Pasal 27):


Terciptanya kegiatan operasi
pertambangan yang aman dan
selamat.

Kelayakan Evaluasi
Sistem dan Pelaksanaan Sarana, Kompetensi Laporan Hasil
Pemeliharaan/Perawatan Pengamanan Prasarana,
Sarana, Prasarana,
Instalasi dan Peralatan Instalasi Tenaga Teknik Kajian Teknis
Pertambangan
Instalasi, dan Pertambangan
Peralatan
Pertambangan
9 BAB Ketentuan Pelaksanaan

BAB III
BAB I

BAB II

BAB IV
Pelaksanaan Pengawasaan
Umum Kaidah Teknik Tata Kelola Penyelenggaraan
Pertambangan Pengusahaan Pengelolaan
Yang Baik Pertambangan Usaha
Mineral dan Pertambangan
Batubara

Pengawasan Sanksi Ketentuan Ketentuan Ketentuan


Bab V

Bab VI

Bab IX
Bab VII

Bab VIII
Terhadap Administratif lain-lain Peralihan Penutup
Kegiatan
Usaha
Pertambangan

PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik
dan Pengawasan Pertambangan Minerba
Pasal 1 Ketentuan Umum
Kepala Inspektur Tambang (KaIT) adalah pejabat yang secara ex officio menduduki
jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang keteknikan dan
lingkungan pertambangan Mineral dan Batubara pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertambangan Mineral dan Batubara.

Inspektur Tambang adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik serta kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.

Pejabat yang Ditunjuk adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola pengusahaan
pertambangan serta tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau Pemurnian.
Pasal 1 Ketentuan Umum
Kepala Teknik Tambang KTT) adalah seseorang yang Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan (PTL) adalah
memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur
lapangan pertambangan yang memimpin dan organisasi lapangan yang bertugas memimpin dan
bertanggung jawab atas terlaksananya operasional bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan
pertambangan sesuai dengan kaidah teknik operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai
pertambangan yang baik. dengan kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.

Penanggung Jawab Operasional (PJO) adalah orang yang


Kepala Tambang Bawah Tanah (KTBT) adalah seseorang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi
yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang
Perusahaan Jasa Pertambangan dalam struktur organisasi
bawah tanah yang bertugas memimpin dan bertanggung
perusahaan jasa pertambangan di wilayah kegiatan usaha
jawab atas
pertambangan dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL
terlaksananya operasional tambang bawah tanah sesuai
atas dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.
undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang
baik.
GOOD MINING PRACTICE
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 3 ayat 3 Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 3 ayat 4
Kaidah teknik pertambangan yang baik; Tata kelola pengusahaan pertambangan
a. teknis pertambangan; a. pemasaran;
b. konservasi Mineral dan Batubara; b. keuangan;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; c. pengelolaan data;
d. keselamatan operasi pertambangan; d. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi;
e. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, e. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi; f. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
dan setempat;

f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa,


g. kegiatan lain di bidang Usaha Pertambangan yang
menyangkut kepentingan umum;
rancang bangun, pengembangan, dan penerapan
h. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK; dan
teknologi pertambangan.
i. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.

27
Tenaga Teknis Pertambangan

Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 7:


(1) Dalam pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, pemegang IUP Eksplorasi, IUPK
Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi wajib:
a. mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk
mendapatkan pengesahan dari KaIT; dan
b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

28
Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan
Pengelolaan Lingkungan Kerja Pasal 14 ayat 4 (c)
Pengelolaan Keselamatan Kerja Pasal 14 ayat 4 (a)
• manajemen risiko; • Pengelolaan debu,
• program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan • Pengelolaan Kebisingan
terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan kejadian lain yang • Pengelolaan getaran
berbahaya; • pengelolaan pencahayaan
• pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja; • Pengelolaan kuantitas dan kualitas udara
• administrasi keselamatan kerja; kerja;
• manajemen keadaan darurat; • Pengelolaan iklim kerja
• inspeksi keselamatan kerja; dan • Pengelolaan radiasi
• pencegahan dan penyelidikan kecelakaan; • Pengelolaan factor kimia
• Pengelolaan faktor biologi
Pengelolaan Kesehatan Kerja No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (b) • Pengelolaan kebersihan lingkungan kerja
• Program kesehatan pekerja/buruh,
• higienis dan sanitasi,
• ergonomis,
• pengelolaan makanan, minuman, dan gizi
pekerja/buruh, dan/atau
• diagnosis danpemeriksaan penyakit akibat
kerja;

29
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 5
a. sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
b. pengamanan instalasi;
c. tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten;
d. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan
kelayakan;
e. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan;
f. keselamatan bahan peledak dan peledakan;
g. keselamatan fasilitas pertambangan;
h. keselamatan Eksplorasi;
i. keselamatan tambang permukaan;
j. keselamatan tambang bawah tanah; dan
k. keselamatan kapal keruk/isap.
l. Keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian (Pasal 16)

30
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 18 dan 19

I.kebijakan;
VII.
tinjauan
manajemen II.
dan perencanaan;
peningkatan
kinerja.

VI. III.
dokumentasi; organisasi dan
dan personel;

V.
pemantauan, IV.
evaluasi, dan implementasi;
tindak lanjut;

31
SANKSI ADMINISTRATIF
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 50

• Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi administratif.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau
c. pencabutan izin.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud diberikan oleh Menteri atau gubernur
sesuai dengan kewenangannya.

32
Lampiran I:
pedoman
permohonan,
evaluasi,
dan/atau
Lampiran VI:
pengesahan
Lampiran III: Pedoman Lampiran
kepala teknik
pedoman pelaksanaan VIII:
tambang, Lampiran IV: Lampiran V:
pelaksanaan reklamasi Pedoman
penanggung Pedoman Pedoman
Lampiran II: keselamatan dan Lampiran VII: kaidah teknik
jawab teknik penerapan pelaksanaan
pedoman pertambanga pascatamban Pedoman usaha jasa
dan sistem pengelolaan
pengelolaan n dan g serta pelaksanaan pertambanga
lingkungan, manajemen lingkungan
teknis keselamatan pascaoperasi konservasi n dan
kepala keselamatan hidup
pertambanga pengolahan pada mineral dan evaluasi
tambang pertambanga pertambanga
n; dan/atau kegiatan batubara; kaidah teknik
bawah tanah, n mineral dan n mineral dan
pemurnian usaha usaha jasa
pengawas batubara; batubara;
mineral dan pertambanga pertambanga
operasional,
batubara; n mineral dan n.
pengawas
batubara;
teknis,
dan/atau
penanggung
jawab
operasional;

KEPMEN 1827 K/30/MEM/ 2018


Lampiran I: RUANG LINGKUP
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/atau Pengesahan Kepala Teknik
Tambang, Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan, Kepala Tambang Bawah
Tanah, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dan/atau Penanggung Jawab
Operasional meliputi:
1. permohonan, evaluasi, dan pengesahan Kepala Teknik Tambang;
2. permohonan, evaluasi, pengesahan Penanggung Jawab Teknik dan
Lingkungan;
3. permohonan, evaluasi, dan pengesahan Kepala Tambang Bawah Tanah;
4. permohonan, evaluasi, dan pengesahan Pengawas Operasional;
5. pengesahan Pengawas Teknis; dan
6. permohonan, evaluasi, pengesahan, dan evaluasi kinerja Penanggung
Jawab Operasional

34
Lampiran I: pedoman permohonan, evaluasi, dan/atau pengesahan kepala teknik tambang, penanggung jawab teknik
dan lingkungan, kepala tambang bawah tanah, pengawas operasional, pengawas teknis, dan/atau penanggung jawab
operasional

• KRITERIA KTT
• KTT Kelas IV
• KTT Kelas III
• KTT Kelas II
• KTT Kelas I

• KRITERIA PTL
• PTL Kelas III
• PTL Kelas II
• PTL Kelas I

35
KRITERIA KTT UNTUK WARGA NEGARA ASING

a. memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau sertifikat sejenis yang diterbitkan
oleh negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
b. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait peraturan perundang-
undangan dan kebijakan mengenai penerapan kaidah teknik pertambangan
yang baik.

Bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan.

KaIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

36
PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIS,

• Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Lampiran I:


“Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi,
pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional pertambangan di wilayah
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.”
“Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan bertanggung
jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan pemasangan, pemeliharaan,
pemeriksaan, dan pengujian terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.”
37
PENGAWAS OPERASIONAL

38
PENGESAHAN PENGAWAS OPERASIONAL

39
Lampiran III: PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN
KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL DAN BATUBARA;
2. Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian mencakup:
A.PELAKSANAAN K3 PERTAMBANGAN DAN
a. Program Kesehatan Kerja
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL DAN b. Higiene dan Sanitasi
BATUBARA; c. Pengelolaan Ergonomi
d. Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja
1. Keselamatan Kerja Pertambangan Tambang
e. Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Akibat Kerja
a. Manajemen Risiko
b. Program Keselamatan Kerja 3. Lingkungan Kerja:
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Kerja a. pengelolaan debu;
d. Kampanye b. pengelolaan kebisingan;
e. Administrasi Keselamatan Kerja c. pengelolaan getaran;
f. Manajemen Keadaan Darurat d. pengelolaan pencahayaan;
g. Inspeksi Keselamatan Kerja
e. pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja;
h. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
f. pengelolaan iklim kerja;
g. pengelolaan radiasi;
h. pengelolaan faktor kimia;
i. pengelolaan faktor biologi; dan
j. pengelolaan kebersihan lingkungan kerja
40
Petunjuk Teknis

• Surat Edaran Kepala Inspektur Tambang 25 Mei


2018 No. 1738/37.04/DBT/2018: Direksi diminta
untuk segera menyesuaikan seluruh aspek Teknik
dan Lingkungan pada kegiatan operasional dengan
peraturan perundangan terbaru.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
dan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan
batubara ditetapkan dalam suatu petunjuk teknis
oleh Direktur Jenderal
Penutup dan Kesimpulan
Pada akhir pembelajaran harus mampu menjelaskan!

1. Sebutkan lima peraturan perundangan yang terkait dengan keselamatan pertambangan?


2. Sebutkan apakah peranan pemerintah/ pengawas, pengurus, pekerja menurut UU No. 1 tahun
1970?
3. Jelaskan apakah pengertian dan ruang lingkup keselamatan pertambangan PP No. 55 tahun
2010?
4. Apakah yang dimaksud dengan Good Mining Practice menurut permen No.26 tahun 2018?
5. Apa definisi dan ruang lingkup keselamatan pertambangan menurut Kepmen ESDM No. 1827
tahun 2018?
6. Jelaskan tentang pengertian KTT, PTL, KTBT, dan PJO?
7. Apakah yang dimaksud dengan pengawas teknis dan pengawas operasional?
8. Jelaskan mengenai manajemen resiko?
9. Sebutkan yang termasuk administrasi keselamatan kerja?
10. Jelaskan tentang teori gunung es, piramida kecelakaan dan teori domino?

42
“ “Your degree is just piece of paper”
BUT
“Your education is seen in your behaviour”?

43
Thanks!

▫ “Stay safe, stay healthy, and stay at home."


44

Anda mungkin juga menyukai