Anda di halaman 1dari 3

PERJUANGAN CINTA

Deringan Cinta

Pada suatu malam tepatnya tanggal 15 July 2010 Matahari sore pun mulai membenang. Saat
langit senja yang berwarna jingga sudah menyinari bumi terdengar suara dering telepon dari handphone
di kuping kiri seorang laki laki yang bernama Pratama yang sedang membersihkan kamarnya

“RING...RING....RING...”

Dia pun bergegas mengangkat telpon tersebut. Setelah hanya melirik dengan ujung mata, siapa
yang telah menelpon dia sore itu. dia pun langsung menaruh kembali handphone nya dan melanjutkan
membersihkan kamarnya, bunyi dering tersebut terus berbunyi berulang ulang.

“RING...RING....RING...”

Namun Pratama tidak kala mengangkat dering telponnya. masih tersimpan rasa dengki dan marah
yang masih terus membara di dalam dirinya. ia tak kunjung memberi perhatian kepada teleponnya dan
terus menjalankan aktivitasnya seperti kehidupan sehari-harinya.

Selagi ia bersenandung ria menjalankan aktivitasnya, telepon yang berdering tersebut tidak
berhenti henti . lalu, ia pun sudah tidak tahan lagi dengan suara deringan tersebut dan memutuskan untuk
menghentikan aktivitasnya. mematikan teleponnya dan duduk di sofa ruang tamunya untuk merenung.
mengingat bunyi deringan telepon tadi, ia kembali teringat peristiwa yang terjadi tepatnya tiga tahun yang
lalu. ya, kenangan yang masih membekas di hatinya. dimana ia merasakan kegembiraan saat medengar
deringan telepon dari orang tersebut.

Tepatnya 27 November 2007 Pratama yang baru saja masuk di bangku SMA di SMA Bina
Kartika. mendengar suara telpon di handphone nya. saat dia lihat terdapat tulisan “Unknown Caller.”
Tanpa berpikir panjang Pratama langsung menjawab handphone dia. Terkaget dia disambut dengan suara
lembut seorang permpuan yang mengeluarkan untaian kata yang lumayan menarik

“Eh... Gatuanya gw ke jakarta 2 hari lagi sis!”

Pratama pun bingung dan langsung bertanya kembali

“ Maaf, ini siapa ya?”

Perempuan itu pun terkaget dan menjawab

“EH...ini bukan Widya ya. Waduh kayaknya salah nomor ya ?”

Pratama pun menjawab

“Ohh... ini siapa ya ?”

Namun sebelum Pratama selesai bertanya telepon telah ditutup oleh perempuan. Dia pun
penasaran dengan siapa perempuan tersebut. Kebetulan Pratama sadar bahwa dia mengucapkan nama
Widya. Kebetulan Widya sendiri adalah adek Pratama yang bedanya hanya 1 tahun. Karena rasa ingin
tahu Pratama yang begitu besar dia pun datang ke adiknya dan menceritakan tentang telepon yang baru
saja dia angkat. Pratama menceritakan bahwa salah satu dari temanya menelpon nomor dia.Tidak tahunya
widiya pun menjawab.

“ Owh…. Kayaknya itu si Diandra deh. Dia berjanji katanya akan menelpon aku.”

Pratama pun akhirnya mendapat nama dari perempuan tersebut, Diandra. Kebetulan Pratama masih belum
mempunyai pacar sejak kelas satu SMP. Akhirnya karena rasa ingin tahu Pratama. Dia pun meminta
nomor dari handphone Diandra dan juga foto dari Diandra sendiri kepada adiknya. Tak lama kemudian
Pratama menelpon Diandra melalui Handphone untuk berkenalan. Jantung Pratama berdegup kencang
sambil menunggu Diandra menjawab teleponya. Tiba – tiba dering telpon pun berhenti, dan muncul
suara.

“Halo Sore dengan Diandra ini siapa ya ?”

Pratama terkaget dan langsung menjawab dengan suaranya yang sedikit fales karena panik.

“Ehm.. enggak ini gw Pratama orang yang tadi salah nomor itu.”

“Hah kenapa telpon lagi ?”

Pratama pun menjawab Diandra dengan kalimat.

“Ga papa gw mau ngenalin diri gw aja ke lu soalnya waktu pertama kali gw denger suara lu yang
lembut . Gw langsung kepingin tau aja nama lu siapa ?”

Dengan suara jijik Diandra pun menjawab.

“Eww.. apasi frik banget AHAHAHA, tapi gapapa deh ayok kenalan.”

Pratama pun senang dan dengan gembira membalas Diandra

“ Nama gw Pratama kakaknya Widya yang SMA di Bina Kartika, kalo lu sendiri sekolah dimana ?”

“ AHAHAH yaudah kenalin juga nama gw Diandra sekolah di SMP Hidup Bentang” Jawab Diandra

Dari percakapan kecil itu lah muncul percikan cinta diantara kedua orang tersebut yang membuat
Pratama dan Diandra semakin semakin dekat hari ke hari. Karena selain rasa yang muncul dalam waktu
yang begitu singkat dengan cara yang begitu spontan.Sehingga tanpa tidak sadar mereka berdua pun
sudah berpacaran antara satu sama lain. Mmebuat mereka menjadi suatu pasangan yang sungguh lucu.
Namun, sayangnya hanya satu hal karna age gap satu tahun diantara mereka. Mmebuat mereka agak sulit
idak untuk bertemu satu sama lain karena sekolah mereka yang berbeda.Jadi terpaksa mereka menjalani
LDR atau Long Distance Relationship. Tapi masih belom begitu sulit Karena sekolah Diandra sama
dengan sekolah Widya jadi setiap kali Pratama menjemmput Widya mereka dapat bertemu satu sama lain.

Setelah mereka menjalani LDR selama kira – kira sudah setahun saat Pratama naik kelas. Diandra
pun mulai masuk duduk di bangku SMA dan tanpa berpikir panjang Diandra pun memilih untuk SMA di
SMA Bina Kartika. Sehingga dapat satu sekolah dengan Pratama. Karena sekolah mereka yang sudah
sama. Hubungan mereka pun makin berkembang dan mereka menjadi semakin dekat satu sama lain.

Tidak lama kemudian saat Tahun ke 3 tiba – tiba saat istirahat pertama di sekolah Pratama
dipanggil oleh kepala sekolah. Pratama mulai bingung kenapa dai bisa dipanggil oleh kepala sekolah.
Padahal di otaknya dia tidak melakukan apapun yang melanggar peraturan sekolah. Tidak tahunya
sesampainya di Ruang kepala Sekolah dia melihat ada kedua orang tuanya. Pratama pun semakin panik
degan spontan dia mengatakan

“Pak jujur, saya ga ngapa ngapain kok saya jujur ko pak..”

Kepala Sekolah [pun langsung tertawa dan menjelaskan bahwa dia dipanggil kesan bukan untuk
di marahi oleh kepala sekolah. Melainkan untuk ditawarkan mengikuti suatu program exchange Student
dengan seorang pelajar yang seumuran dengan dia dari Singapore, selama jenjang waktu kira – kira 1
tahun peuh,. Tidak kaget jika Pratama yang dipilih oleh Kepala sekolah karena selain otaknya yang cerdas
di Kelas Karketrnya pun dapat dilihat dengan peran – peranya di organisasi dan ekstrakulikeler di
sekolah. Akhirya setelah berdiskusi dengan kedua orang tuanya Pratama pun telah memilih untuk
menerima tawaran tersebut.

Setelah keluar dari ruang kepala sekolah Pratama langsung menjelaskan semua yang terjadi
kepada semua temanya dan juga Diandra. Muka Diandra pun berubah dari yang tadinya ceria menjadi
muka dengan ekspresi yang penuh kegelisahan.

Setelah sekolah selesai Pratama mengantar Diandra yang masih murung karena berita bahwa
Pratama akan pindah ke Singapore. Saat berjalan berdua Pratama bertanya kepada Diandra apa yang ada
dalam pikiran dia

“Din kamu mikirin apasi sampe cemberut gitu ? pasti mikirin tentang nilai Biologi kamu yang baru
daibagi tadi ya ?”

Diandra pun menengok ke Pratama dan dengan tegas berkata

“Prat Kamu kok tega si ninggalin aku ke Singapore. Kamu mau kita LDR lagi apa kurang jauh dulu beda
sekolah.”

Mendengar kata – kata tersebut Pratama sangat kecewa karena dia berharap pacarnya akan
mendukung dia dalam pilihan dia. Namun kenyataanya tidak dari sinilah munculnya pertengkaran besar
diantara mereka berdua, yang menyebabkan akhirnya mereka putus. Karena Diandra tidak mau LDR lagi
dan Pratama juga tidak ingin mengubah piihanya untuk pergi. Dengan begitu hubungan mereka pun
selesai.

Tak lama kemudian Pratama pun terbang ke Singapore dan Diandra melanjutkan tahun ketiganya
di SMA Bina Kartika. Walaupun hubungan merreka sudah putus sejak liburan. Rasa rindu yang dirasakan
Diandra pun meluap – luap. Sehingga Diandra memutuskan untuk menelpon Pratama. Namun sayang
Telponan dia tidak pernah dijawab lagi oleh Pratama.

Shane Patrick / XIIA3/27

Anda mungkin juga menyukai