Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Bumi Indonesia

STRATEGI MENGHADAPI KETAHANAN PANGAN


(Dilihat Dari Kebutuhan Dan Ketersediaan Pangan) PENDUDUK INDONESIA DI
MASA MENDATANG (Tahun 2015 – 2040)

Ikha Prasetiyani
ikha.prasetiyani@mail.ugm.ac.id

Dodi Widiyanto
dodi_ppw@yahoo.com

Abstract
The Predicted of Population growth in the world shall be increasing until 9 billion in the
range between 8 – 10,5 billion population in 2050’th (NGI, edition January 2011). Indonesia
population growth in 2010 achieved more than 273 million. The increase population growth
effecting of problem about how to adequate food needs. Therefore this research to analysis
Indonesia food security in the past and the future. This was viewed from needs and
availability and than adequacy. Therefore, can be prepared grand strategy plan will using to
challenge the possibilities that will happen.

Key word: food needs, food availability, food adequacy, and grand strategy

Abstrak
Jumlah penduduk dunia akan terus bertambah diperkirakan akan mencapai 9 milyar dalam
rentang 8 – 10,5 milyar jiwa pada tahun 2050 (NGI, edisi Januari 2011). Jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2010 sudah mencapai 273 juta jiwa lebih. Pertambahan jumlah
penduduk mengakibatkan munculnya permasalahan tentang bagaimana akan mencukupi
kebutuhan pangannya. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis kondisi ketahanan pangan
Indonesia di masa lalu dan masa yang akan datang. Hal ini dilihat dari aspek kebutuhan dan
ketersediaan, dan kemudian ketercukupannya. Sehingga, bisa mempersiapkan sejak awal
rencana grand strategi yang akan digunakan dalam menghadapi berbagai kemungkinan
yang akan terjadi.

Kata kunci: kebutuhan pangan, ketersediaan pangan, ketercukupan pangan, dan grand
strategi.

227 
 
PENDAHULUAN Sebagaimana amanat yang tertuang dalam
Pembangunan, merupakan suatu kegiatan Undang-Undang No.7 Tahun 1996 tentang
yang dilakukan dengan suatu tujuan akhir pangan, pemerintah berkewajiban
yang memiliki sifat yang paling abstrak memenuhi kebutuhan pangan dan
yaitu mensejahterakan kehidupan menyediakan pangan dalam jumlah yang
penduduk yang berada di wilayah tersebut. cukup, bermutu dan bergizi layak, aman
Manusia merupakan mahluk hidup yang dan merata serta terjangkau oleh setiap
memiliki kebutuhan paling komplek rumah tangga.
daripada mahluk hidup lainnya di muka
bumi ini. Salah satu kebutuhan pokok TUJUAN PENELITIAN
manusia yaitu pangan. Manusia Tujuan yang ingin dicapai dalam
membutuhkan pangan untuk dapat penelitian ini adalah:
melangsungkan kehidupan dan beraktivitas 1. Mengidentifikasi perkembangan
di muka bumi ini. penduduk, kebutuhan pangan,
Pentingnya kebutuhan pangan ini munurut ketersediaan dan ketercukupan
Timmmer (1999, dalam Supadi, 2003) pangan (tahun 1980 – 2010).
tidak ada suatu negara yang dapat 2. Mengidentifikasi proyeksi
mempertahankan proses pertumbuhan dinamika penduduk, kebutuhan
ekonomi yang pesat tanpa terlebih dahulu pangan, ketersediaan pangan dan
memecahkan masalah pangan. ketercukupan pangan (tahun 2015 –
Pembangunan ekonomi dan sektor lainnya 2040)
tanpa memeperhatikan pangan masyarakat 3. Membuat grand strategi terkait
yang berada diwilayahnya, tujuan dari kondisi ketahanan pangan
pembangunan tersebut sulit untuk (ketersediaan, kebutuhan dan
terealisasi dengan baik bahkan mengarah ketercukupan pangan) Indonesia di
pada kehancuran, dan sia-sialah masa mendatang (tahun 2015 –
pembangunan yang dilakukan. Wilayah 2040).
dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan
baik, namun keadaan pangannya rawan, METODE PENELITIAN
bahkan kelaparan dimana-mana belum bisa Penelitian ini menggunakan metode
dikatakan sebagai wilayah yang tumbuh statistik deskriptif dengan data sekunder
dan berkembang. Oleh karena itu, yang diperoleh dari instansi (Badan Pusat
pembangunan dan pemenuhan kebutuhan Statistik Indonesia), yang diolah melalui
dan ketersediaan pangan menjadi syarat cara perhitungan, pemetaan dan dilengkapi
mutlak bagi mewujudkan pembangunan dengan kajian literatur. Metode
dan ketahanan nasional. perhitungan meliputi perhitungan proyeksi
Tantangan pembangunan di masa depan dengan menggunakan metode
ialah jumlah penduduk yang terus eksponensial pada penduduk dan
meningkat. Kanzig (Majalan National kebutuhan konsumsi pangan, metode
Geography Indonesia, januari 2011) aritmetik pada ketersediaan pangan.
mengatakan bahwa penduduk bumi saat ini Sementara itu ketercukupan pangan
sudah lebih dua kali lipat jumlah penduduk diperoleh dari perbandingan ketersediaan
tahun 1960. Masa pertumbuhan pesat dengan kebutuhan.
diperkirakan berakhir pada 2050, dengan
jumlah penduduk lebih dari 9 milyar jiwa DAERAH PENELITIAN
dengan perkiraan rentang antara 8 – 10,5 Cakupan wilayah penelitian meliputi
milyar jiwa. Sementara penduduk wilayah NKRI dengan unit kajian wilayah
Indonesia pada tahun 2010 sudah berupa provinsi, yang terdiri dari 26
mencapai lebih dari 237 juta jiwa, menurut provinsi (tahun 1980 – 2000) dan 33
perhitungan BPS. provinsi (tahun 2005 – 2010). Masing-

228 
 
masing wilayah beerada pada wilayah
w yanng juumlah pendduduk Indon nesia berkuumpul di
tersebarr di Indonessia dengan kepuluannyya, Puulau Jawa. Pulau
P Jawaa yang luasnnya tidak
dengan pulau-pulaau utama yaaitu Sumaterra, leebih besar dari
d Kalimaantan, yang bahkan
Jawa, Bali daan Nusa Tenggarra, tiddak lebih dari seteengah wilaayahnya
Kalimanntan, Sulawwesi, Malukku dan Papuua diibebankan menampung
m g jumlah peenduduk
(Irian Jaya). Sementara
S pembagian yaang banyak k, dan ini akkan mengakkibatkan
wilayahh berdasaarkan wakktu terbaagi paada semakiin besar keepadatan peenduduk
menjadi tiga wilayah
w yaaitu wilayah dii Pulau Jawa. Sementara S jumlah
Indonessia Bagian Barat (W WIB), wilayah peenduduk dalam klasifikasik rendah
Indonessia Bagian Tengah (WITA),
( dan teersebar di beeberapa proovinsi yang tersebar
wilayahh Indonesia Bagian Tim mur (WIT). dii pulau-ppulau uttama Indonesia.
K
Khususnya pada proovinsi yanng baru
HASIL L DAN PEM MBAHASA AN teerbentuk seeperti Kep.Riau, Kep.Bangka
Distribusi Jumlah h Penduduk k B
Belitung, G
Gorontalo, Sulawesi Barat,
Distribuusi jumllah penduduk ini
i M
Maluku Utaara dan Papua Baraat. Pada
dimaksuudkan untu uk melihat persebaran taahun-tahun awal pembbentukannya masih
jumlah penduduk di Indonesia. Penduduuk m
memiliki juumlah pend duduk yanng lebih
merupaakan komponen terpeenting dalaam baanyak dibaandingkan wilayah innduknya.
suatu rruang (spaace). Dikaatakan ruanng N
Namun, ada pula wilayyah yang meskipun
m
(space) karena meemiliki tiga unsur utam ma teelah lama terbentuk daripada w wilayah-
yaitu w
wilayah (tannah, udara, air), manussia w
wilayah yanng telah dissebutkan, memiliki
m
dan tatta hidup daan kehiduppan. Manussia juumlah pend duduk dalam m kategori rendah
merupaakan kom mponen yaang bersiffat seeperti Provinsi B
Bengkulu, Jambi,
dinamiss, senantiasa bertambaah jumlahnyya, beeberapa pro ovinsi di Kaalimantan, Maluku,
M
dari maasa kemasa mengalami peningkataan, daan Papua.
dan meerupakan maahluk hidupp yang palinng D tahun 2015 – 2040 justru yangg terjadi
Di
kompleeks dibanddingkan mahlukm hiduup addalah seballiknya, sem mentara Pulaau Jawa
lainnya, khususnyya masalahh kebutuhan m
masih men ndominasi sebagian jumlah
hidupnyya. Berbicara mengen nai peenduduk di Indonesia, provinsi yaang beru
pembanngunan diseemua sektoor, tidak biisa teerbentuk sebagian beru ubah yang tadinya
terlepass dari manuusia. Berbicara mengen nai juumlah pen nduduknya rendah tumbuh
masa depan maanusia berrbicara pu ula m
menjadi t
tinggi. H
Hal ini karena
mengennai masa depan kebberlangsungan peertumbuhan n penduduk knya yang positif
suatu ruang (sppace). Sehhingga dap pat daan lebih besar daripada ratio
dikatakan bahwa mengetahuui persebaran peertumbuhan n pendud duk di wilayah
jumlah penduduuk, akann diperoleh laainnya. Sep perti yang dialami Provinsi
P
pengetaahuan tentang persebaran K
Kep.Riau, daan Papua Baarat.
ketercukkupan pang gan di wilaayah tersebuut,
terkait mengenai
m m
masalah panngan. Adanyya
sejumlaah penduduk k di suatu wilayah
w akan
diketahuui seberaapa besar kebutuhan
pangan diwilayah tersebut.
t
Awal taahun 1980 – 2010, seebagian bessar
jumlah pendudukk Indonesiaa berada di
Pulau Jawa. Sebagian beesar wilayah
provinssinya memiliki klasiffikasi jumlah
penduduuk pada kategori tinggi, dan
sebagiaan lainnya dalam kateegori sedanng.
Hal inni menjaddikan panddangan kiita
Gambar 4.1.7 Petta persebaran pendu
uduk Indonesia Tahun 2010
mengarrahkan baahwa sebaagian bessar

229 
 
Seecara gariis besar wilayah
w Inndonesia
baagian baraat menjadikkan beras sebagai
baahan konnsumsi pokok p utaamanya,
seedangkan di d wilayah timur mennjadikan
beeras dan bahan
b pokook lainnya sebagai
baahan pangaan pokoknnya. Padi menjadi
koomoditas yaang paling banyak
b dikoonsumsi
peenduduk Indonesia sebbagai sumbeer utama
kaarbohidrat. Baru kemudian
k pangan
beerpati. Sayyur dan buahb tidak begitu
Gambar 4.1.7 Peta perseba
aran penduduk Indonesia Tahun 2040 baanyak di koonsumsi sebbagaimana padip dan
paangan berpaati. Meskipuun demikiaan, sayur
buuah tidak sedikit pan ngan hewanni yang
Kebutu uhan dan Ketersediaa
K an Pangan diikonsumsi oleh pennduduk Indonesia.
Manusiia membutuhkan paangan untuuk paangan hewaani merupak kan komodittas yang
dapat berkembanng dan beraktivitaas. paaling sedikkit dikonsummsi oleh peenduduk
Sementtara kebuutuhan pangan harrus Inndonesia. Bahkan
B hingga tahunn 2010
memilikki keterseediaan paangan, aggar koonsumsi energi
e perrkapitanya belum
kebutuhhan tersebu ut terpenuhii. Kebutuhan m
mencapai ang
gka yang diianjurkan. Kecilnya
K
dan keetersediaan menjadi hal h yang tak koonsumsi daging
d di Indonesiia bisa
terpisahhkan jika kita ingiin berbicaara diikaitkan dengan tinggkat kesejaahteraan
mengennai ketercu ukupan paangan. Baaik peenduduk yaang masih belum
b baikk. Sebab
kebutuhhan dan keetersedian pangan
p dalaam daaging meru upakan salaah satu koomoditas
penelitiian ini terdiiri dari emppat komodittas deengan nilaai beli yaang palingg tinggi
pokok yaitu padi, pangan beerpati (umbbi- diibanding tigga komoditas lainnya. Bahkan
umbiann), sayur buuah, dan paangan hewaani seempat menngalami kelangkaan
k daging
(dagingg dan telur). paada jenis daging
d sapii pada belaakangan
taahun ini.
Kebutu uhan Pangaan (Konsum msi)
Makanaan dan kandungaannya yanng Kebutuhan Pangan (K
K Konsumsi) Sesuai
dimakann dan dibu utuhkan maanusia dalaam A
Anjuran eneergi 2000K Kkal
jumlah tertentu untuk meelangsungkan K
Kebutuhan pangan sesuai anjuran
kehiduppannya agaar mampu berkembanng koonsumsi energi yaitu 20000Kkal
dan beeraktivitas bisa dikataakan sebag gai seebagaimanaa yang digunakann oleh
kebutuhhan pangann. Pangan di butuhkan B
Bappenas, 2010 u
untuk mennentukan
oleh maanusia selamma hidupnyya, mulai daari koonsumsi anjuran sesuai s koomoditas
lahir maanusia sudaah membutuuhkan pangan paangan. Denngan menggetahui koeebutuhan
yang ddiawali darii ASI hinggga makanan paangan (konsumsi) seesuai anjuuran ini
yang ddimakannyaa saat ini. Kebutuhan keemudian diketehui
d k
kebutuhan pangan
pangan antar manusia
m b
berbeda-bedda, yaang seharussnya untuk wilayah Indonesia.
namun pola panggan pokok biasanya di H ini kem
Hal mudian akkan menjaddi batas
cirikan oleh wilayyah yang memiliki
m po
ola m
minimal konsumsi pangan yang
makan yang berbeda.b Sebagaimanna seeharusnya di konsum msi oleh peenduduk
dikatakan oleh Busthanil
B A
Arifin, 19994 Inndonesia yang
y terseebar di wilayah
selain aadanya perbbedaan pola pangan yanng prrovinsinya. Sehingga kebutuhan pangan
berbedaa disuatu wiilayah, di Inndonesia po
ola yaang diketahhui dapat leebih besar ataupun
konsummsi dapat diigolongkan menjadi duua, leebih kecill pada suatu kom moditas.
yaitu konsumen
k beras
b utamma; konsumen D
Demikian daapat daikataakan bahwa angka
beras utama dan n bahan bukanb berras keebutuhan paangan sesuaai anjuran ini dapat
sebagaii bahan pokook pangannnya. m
menjadi p
petunjuk seberapa besar

230 
 
kebutuhhan yang harusnya
h d
dipenuhi oleh unntuk menyeediakan pan ngan lokal maupun
pemerinntah supayaa tercukupi. naasional. Wilayah
W ini pun tersebar di
beerbagai willayah di Inndonesia. seeperti di
Keterseediaan Pan ngan (Produ uksi) Lampung untuk Koomoditas pangan
Meskippun bukan merupakan
m satu-satunyya beerpati, sayuur buah di Provinsi Sumatera
S
faktor penentu, namun ketersediaan U
Utara, dan pangan heewani di Provinsi
P
pangan tetap menjjadi faktor utama dalaam Suulawesi Sellatan.
melihatt masalah ketahanan
k p
pangan, selaain
tidak biisa terlepas dari masalah kebutuhan Ketercukupan Pangan
K n Sesuai A Anjuran
pangan juga. Kettersediaan panganp salah ennergi 2000K Kkal
satunyaa bisa dilihhat dari prroduksi lok kal K
Kecukupan maupun ketidakccukupan
yang diihasilkan di d wilayah tersebut
t pada paangan tesebbar di wilayyah Indonesia untuk
komodiitas-komodiitas pangaan terutam ma seemua komoditas pangaan. Pulau Kaaliamtan
padi, pangan
p berrpati, sayuur buah dan m
menjadi satu-satunya
s a pulau yang
pangan hewani. Ketersediaan
K n pangan ini i m
mengalami ketercukkupan d
disemua
nantinyya pun meenjadi salahh satu kun nci w
wilayahnya di awal-aawal tahunn 1980.
utama dalam meenentukan masa depan Seementara pulau-pulauu utama lainnya
ketahann pangan di Indonesia. m
masih terdaapat wilayyah-wilayahh yang
Persebaaran ketersediaan pangan p yanng m
mengalami k
ketidakcukuupan pangaan. Dari
dikelommpokkan meenjadi tiga kategori
k yaiitu emmpat komo oditas pangaan, pangann berpati
tinggi, ssedang dan rendah, dikketahui untuuk m
merupakan k
komoditas y
yang palingg sedikit
melihatt seberapa besar
b keterrsediaan pada m
mengalami ketidakcukkupan berddasarkan
komodiitas pangann yang dihhasilkan oleh koonsumsi annjurannya. Sementaraa ketiga
wilayahh tersebut. Dengan deemikian dap pat koomoditas laainnya merrupakan koomoditas
diketahuui pula komoditas apa yanng yaang ketidaakcukupann nya lebih banyak
menjadi produk unggulan di wilayah diialami oleh h wilayah di Indonesia dari
tersebutt untuk meenyediakan pangan lok kal paada pangan n berpati, khususnya
k dditahun-
maupunn nasional. taahun tertenttu. Seperti komoditas
k ppadi dan
Pulau JJawa ternyata tidak hhanya jumlah saayur b
buah d
ditahun 2005,
penduduuknya yangg tinggi, naamun hamppir keetidakcukuppannya ban nyak dialam mi oleh
diseluruuh komodiitas memiliki peranan w
wilayah-wila ayah di Inndonesia daripada
d
pentingg bagi Indonessia dalaam koomoditas laainnya.
menyeddiakan keb butuhan pangan
p lokkal
maupunn nasional. Di setiapp komoditaas,
khususnnya pada Prrovinsi Jawaa Barat, Jaw wa
Tengahh, dan Jaw wa Timur berada pada
kategorri tinggi. Meskippun jumlah
penduduuk dan keb butuhannya tinggi, Pulau
Jawa mmenjadi jantuung utama pangan lok kal
dan nassional Indonnesia, sebaggaimana yanng
disampaaikan dalam m diskusi WNPG
W X yanng
baru saaja berlangssung. Hal ini ditunjanng
oleh kaarena wilay yahnya yangg lebih subbur
dibandiingkan wilay yah lain di luar
l Jawa. Gambar 4.1..14 Peta ketercukupa
an pangan sesuai an
njuran
2000Kkal tahuun 2010
Meskippun demikiaan, ada haarapan bahw wa
terdapatt wilayaah yang memiliiki
keterseddian pangann pada suaatu komodittas
dalam kategori tinggi,
t yanng kemudian
menjadikan komo oditas terseebut menjaadi
produkssi utama bagi wilayyah tersebbut

231 
 
lookal unttuk kebbutuhan pangan
peenduduknyaa.

Ga
ambar 4.1.14 Peta ke
etercukupan pangan sesuai anjuran
20000Kkal tahun 2010

Gambar 4.1.15 Peta


P ketercukupan p
pangan di Indonesia ttahun 2010
Ketercu ukupan dengan d K
Ketersediaa an
Pangan n
Ketercuukupan pangan menanndakan bahw wa
tercukuupinya antaara kebutuuhan dengan
keterseddiaan pang gan yang tersedia.
t Ada
yang keemudian meengalami keelebihan, atau
bahkan hanya cuku up memenuuhi kebutuhan
pangan lokal willayahnya saja. s Dengan
melihatt sisi ketercukuupan dan
keterseddiaannya kemudiaan dap
pat
mengetahui wilay yah-wilayahh mana saaja
yang mmemiliki pottensi mamppu memenuuhi Gambar 4.1.15 Peta
P ketercukupan pa
angan di Indonesia ta
ahun 2010

kebutuhhan lokal maupun nasional,n dan


wilayahh-wilayah yang memerlukan
pasokann pangan dari d wilayaah lain untuuk Kebijakan Pangan
K P di Indonesiaa (Masa
memenuuhi kebutuhhan pangan wilayahnyaa. O
Orde Baru – Reformassi)
Seperti Pulau Jawaa yang mennjadi tumpuan M
Masalah paangan suddah terjadii sejak
dan harapan unntuk dapatt memenuuhi m
manusia d
dilahirkan hingga tumbuh
kebutuhhan wilayah h lain, meskkipun jumlah m
menjadi dew wasa, dialaami oleh m manusia
kebutuhhan dan penduduk di d Jawa juga seecara indivvidu mauppun berkelompok.
banyak. Meskipunn demikiann, tetap ada W
Wilayah suudah pasti harus memiliki
m
wilayahh yang muuncul menj njadi wilayah m
masyarakat, dan wilayah h pun menaanggung
yang ddapat mem mbantu Jaw wa memenuuhi attaupun men ngalami maasalah pangan juga.
kebutuhhan pangaan nasionnal. Sepeerti D
Dalam mennghadapi masalah
m panngan di
Provinssi Sumateraa Barat padda komodittas w
wilayahnya, pemerintahh atau pihaak yang
sayur ddan buah. Sementara
S w
wilayah yanng beerkewenanggan dalam wilayah tersebut
mengalami ketercukupan panngan, sepeerti m
membutuhka an kebbijakan dalam
di Pulaau Kalimanntan pada tahun 2015- m
mengaturnya a agar tiddak menim mbulkan
2040, bisa dioptimalkan
d n produkksi m
masalah yangg serius.
pangannnya sehinggga mampu menyediakan D Indonesiaa penerapan
Di n kebijakann pangan
keterseddiaan paangan naasional dan suudah dibberlakukan sejak masa
memenuuhi ketidak kcukupan pangan
p yanng keepemimpinaan Soekarnno hingga saat s ini.
dialamii wilayaah lainnnya yanng Paada masanyya, Soekarnno memberrlakukan
membuutuhkan p
pasokan ketersediaan keebijakan paangan yakni swasembadda beras
seperti DKI Jakaarta, yang sudah sam ma m
melalui proogram keseejahteraan Kasimo
sekali ttidak memppu menyediiaakn pangan daan sentra padi.
p Kebijjakan panggan pun
diiteruskan kembali oleh Soeharto.
K
Konsentrasi kebijakann Soehartoo juga

232 
 
cenderung pada swasembada pangan yang panjang penganearagaman jenis maupun
ditandai dengan swasembada beras yang komoditas pangan dan pertanian penduduk
berhasil dicapai pada tahun 1984. Namun lokal dan nasional. Diwujudkan dengan
kembali mengalami kekuranga pagan melaksanakan strategi jangka menengah
khususnya beras ditahun setelahnya. dengan peningkatan daya saing komoditas
Hingga tahun 1998, Presidem Soeharto melalui perbaikan mutu dan standarisasi
dipaksa turun dari jabatannya yang pangan maupun produk pertanian;
mengakhiri masa rezim selama 32 tahun. perlindungan terhadap sistem DAS;
Kebijakan-kebijakan pangan terus mengembangkan inovasi dan kreativitas
berlanjut di sesuaikan dengan masa teknologi dan pengolahan pangan,
pemerintahan saat itu, yang sebagian besar pertanian dan peternakan; dan memperluas
terkosentrasi pada pencapaian swasebada dan meningkatkan minat lapangan
beras. Hingga sekarang masa pekerjaan di bidang pertanian. Dilengkapi
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang dengan strategi jangka pendeknya berupa
Yudhoyono (SBY) dengan kebijakan memberikan intensif atau bantan modal
revalitas pertaniannya. yang mencukupi di bidang pangan dan
Bulog memerankan peranan penting dalam pertanian; meningkatkan pendidikan dan
sejarah ketahanan pangan Indonesia. Sejak memberikan pembekalan terhadap
masa kepemimpinan Presiden Soeharto – masyarkat tani dan penduduk miskin; dan
SBY. Hanya saja berganti peran yang meningkatkan minat beli pangan terhadap
sebenarnya tidak jauh berbeda. Acuan produk lokal.
ketahanan pangan ini yaitu UU No 18 Sementara grand strategi berdasarkan
Thaun 2012 yang masih dipakai hingga locus memberikan gambaran wilayah-
saat ini, dan didukung pula oleh UU no 49 wilayah yang diperkirakan berpotensi
Tahun 2009 tentang lahan pertanian sebagai lumbung pangan, wilayah yang
pangan berkelanjutan. mampu mencapai tingkat mandiri pangan
(aman pangan) maupun wilayah yang
Strategi Menghadapi Ketahan Pangan beresiko rawan pangan. Wilayah yang
di Masa Mendatang (tahun 2015 – 2040) diprediksi memiliki potensi pangan pada
Dalam rangka memenuhi amanat UU No suatu komoditas dapat memasok
18 Tahun 2012 tentang pangan, ketersediaan pangan bagi wilayah yang
dibutuhkan strategi yang dapat digunakan mengalami rawan pangan di sekitar
untuk meningkatkan ketersediaan sehingga wilayahnya maupun yang berada sedikit
mampu memenuhi kebutuhan pangan lebih jauh dari cakupan wilayah tersebut.
penduduk Indonesia yang sesuai dengan Seperti pada Provinsi Lampung yang
konsumsi yang di anjurkan dan kondisinya memiliki potensi pangan utama pada
yang akan terjadi di masa mendatang. komoditas pangan hewani, yang
Strategi ini diharapkan mampu menjadi diharapkan mampu memasok ketersediaan
langkah antisipasi terhadap kemungkinan pangan di Kep.Bangka Belitung dan
peristiwa yang akan terjadi dimasa Kep.Riau yang rawan pangan pada
mendatang. komoditas ini.
Grand strategi disusun berdasarkan dua
klasifikasi yaitu berdasarkan analisis
SWOT dan locus (lokalisasi wilayah
potensi). Grand strategi berdasarkan
analisis SWOT menunjukkan strategi-
strategi yang terbagi berdasarka periodisasi
perencanaan yaitu jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Salah
satunya yang merupakan strategi jangka

233 
 
Gambarr 4.3.1 Peta potensi lumbung pangan kom
moditas padi tahun 2015 G
Gambar 4.3.13 Peta potensi lumbung panngan komoditas sayu
ur dan buah
tahun 2015
5

Gambar 4.3
3.1 Peta potensi lumbung pangan komod
ditas padi tahun 2040
0 Gambar 4.3.13 Peta
a potensi lumbung paangan komoditas sayyur dan buah
tahun 204
40

Gambar 4.3.13 Peta potensi lumbung pangan


p komoditas pa
angan hewani
tahun 20
015
Gambar 4.3.5 Peta potensi lumbu
ung pangan komodittas pangan berpati ta
ahun 2015

Gambar 4.3.13 Peta potensi lumbung pangan


p komoditas pa
angan hewani
tahun 20
040
Gambar 4.3.5 Peta potensi lumbu
ung pangan komoditas pangan berpati ta
ahun 2040

234 
 
KESIMPULAN Badan Pusat Statistik. 2012. Data
Meskipun ketidakcukupan ini merata Kependudukan. Diakses tanggal 11 Juni
disemua wilayah, namun ketersediaan 2012, dari http://bps.go.id
pangan dalam kategori tinggi pun juga /flip/flip11/index3.php 
tersebar, dengan Pulau Jawa sebagai pusat Chrisholm, Anthony H dan Rodney Tyers.
ketersediaan pangan hampir untuk semua 1982. Food Security: Theory,
komoditas pangan dengan ketersediaannya Policy, and Perspectives from
yang tinggi. Adanya wilayah yang Asia and the Pasifoc Rim.
memiliki beberapa komoditas dalam Totonto: D.C.Heath and
ketegori tinggi sementera kebutuhan Company.
wilayahnya mencukupi, muncul harapan Departemen Pertanian. 2009. Undang-
bahwa wilayah tersebut dapat memasok Undang Republik Indonesia
ketersediaan pangan diwilayah lain yang Nomor 48 Tentang Perlindungan
mengalami kekurangan. Khususya Lahan Pertanian Pangan
Provinsi DKI Jakarta, yang hampir Berkelanjutan. Diterima 05
disetiap komoditas dan setiap tahunnya Desember 2011, dari
mengalami ketidakcukupan, yang http://pla.deptan.go.id/pdf/UND
menandakan bahwa Jakarta sudah tidak ANG_UNDANG_PLPPB.pdf
lagi mampu memasok kebutuhan lokal Kemendagri. 2012. Undang-Undang No
dengan ketersediaan lokal yang ada.
18 Tahun 2012 Tentang Pangan.
Sehingga perlu dipasok oleh wilayah
lainnya. Harapan munculnya wilayah lain Diambil 10 April 2013, dari
yang diharapkan mampu memasok stok
kemendagri.go.id
ketersediaan pangan wilayah lain ini tentu
tidak hanya untuk wilayah yang memiliki Ku Daud, Ku Amir, t.t. Analisis Swot. Unit
ketersediaan tinggi saja, namun wilayah Pembangunan Korporat
lain yang ketercukupannya cukup, dan (UNIPEK) Universiti Malaysia
ketersediaannya melampaui kebutuhan, Perlis. Diambil 11 Juni 2012,
menjadi harapan baru untuk ketahanan dari unimap.edu.my.
pangan di Indonesia. oleh sebab itlah National Geographic Indonesia. 2011.
kemudian dimunculkan istilah potensi Majalah National Geographic
pangan, aman pangan dan rawan pangan Indonesia. Edisi Januari. Jakarta:
dalam akhir penelitian ini. Kompas Gramedia.
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi Nouval F, Zacky, Geneng Dwi Yoga
referensi bagi penelitian lainnya yang Isnaini, dan Luthfi J.Kurniawan.
ingin mengkaji tentang ketahan pangan di 2010. Petaka Politik Pangan di
wilayah Indonesia. selain itu, diharapkan Indonesia (Konfigurasi
mampu memberikan sumbangan solusi Kebijakan Pangan yang Tak
terhadap berbagai masalah yang di hadapi Memilih Rakyat). Malang: Intrans
oleh bangsa Indonesia, khususnya yang Publishing.
berkaitan dengan ketahan pangan. Purwantini, Tri Bastuti, dan Mewa Ariani.
2009. Pola Konsumsi Pangan
DAFTAR PUSTAKA pada Rumah Tangga Petani
Arifin, Bustanil. 1994.Pangan dalam Orde Padi. Diambil 30 November
Baru. Jakarta: Koperasi Jasa 2011, dari
Informasi (KOPINFO) pse.litbang.deptan.go.id
Badan Pusat Statistik Indonesia. 1980 –
2010. Statistik Indonesia. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.

235 
 

Anda mungkin juga menyukai