OLEH :
C11114056
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Departemen Anak Fakultas
Hasanuddin
2
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
(.....................................)
(.....................................)
(.....................................)
Ditetapkan di : Makassar
Tanggal : 6 Desember 2017
3
DEPARTEMEN ANAK
Pembimbing,
4
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
HP : 085256669613
Mempengaruhi Pemberian Vitamin A pada Balita” adalah hasil pekerjaan saya dan
seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara
penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yang Menyatakan,
5
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya
saya. Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang berupa tulisan, data,
gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasikan atau belum di publikasi, telah
akan menyebabakan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan akademik
lainnya.
6
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Skripsi, Desember 2017
ABSTRAK
Hamka Wijaya Sakti (C11114056)
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi emberian Vitamin A
pada Balita”
7
keluarga (0,699), tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
riwayat pemberian vitamin A, hal ini dilihat berdasarkan nilai p >
0,05
Medical Faculty
Hasanuddin University
Skripsi, Desember 2017
ABSTRACT
Hamka Wijaya Sakti (C11114056)
“The Factors That Contribute in the Provision of Vitamin A
in toddlers”
Background: In the world, among preschoolers it is estimated that there are as many
as 6-7 million new cases of xeropthalmia each year, it’s about 10% of whom suffer
from corneal damage. Among those suffering from corneal damage is 60% die within
1 year, while among those living 25% become blind and 50-60% half blind. The
percentage of children aged 6 to 11 months receiving vitamin A capsules in South
Sulawesi province was 74.2%. For 2014, coverage of vitamin A capsules in infants
(6-11 months) was reported in vitamin A coverage in children under five, 61%
compared to provincial target (85%) has not reached target, and coverage of vitamin
A capsule. Based on data from South Sulawesi provincial health office 2015,
especially in bulukumba for vitamin A is 64,12% which is very far from target
strategic plan is 85%. Because of the problem of vitamin A deficiency still has a
considerable prevalence and still lack of awareness of the provision of vitamin A in
bulukumba so that researchers raised a research title is "Factors That Contribute in
the Provision of Vitamin A in Toddlers."
The purpose of the study: to determine the factors that affect the provision of
vitamin A in infants in the Village Bontomarannu, District Bontotiro, Bulukumba.
Method: This study used an observational analytic design. using the primary data.
Sample: The sample of this study were mothers in Bontomarannu Village, Bontotiro
Sub-district, Bulukumba District selected at random which is considered to represent
the population
8
the economic status of the family (0.699), did not have a significant relationship with
the history of vitamin A administration, this was seen by p> 0.05
KATA PENGANTAR
9
Tidak hanya itu, penulis juga ingin menyampaikan terima
penelitian ini, yaitu dr. Ratna Dewi Artati, Sp. A(K) MARS, dr.
Hasanuddin.
10
7. Teman satu pembimbing skripsi dan seluruh teman-teman
selama ini.
10. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah
kalian.
11
Makassar, Desember 2016
Penulis
12
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Halaman Pengesahan..............................................................................................ii
Abstrak....................................................................................................................vi
Daftar Isi.................................................................................................................xi
Daftar Tabel.............................................................................................................xiv
2.1 Pengetahuan..........................................................................................7
2.3. Pendidikan............................................................................................12
2.4. Pekerjaan..............................................................................................13
2.7. Balita....................................................................................................15
13
2.10. Hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian vitamin A pada
Balita.................................................................................................. 24
4.3 Variabel.................................................................................................33
14
BAB 5 HASIL PENELITIAN .............................................................................40
5.1. Hasil
...........................................................................................................
40
40
44
6.5. Pekerjaan..............................................................................................54
7.1. Kesimpulan..........................................................................................57
7.2. Saran.....................................................................................................57
Daftar pustaka.......................................................................................................59
LAMPIRAN
15
16
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di
2017............................................................................................................................41
2017...........................................................................................................................42
2017............................................................................................................................42
2017............................................................................................................................43
2017...........................................................................................................................43
17
Tabel 5.9: Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Dan Pernah Memberikan
Vitamin A Pada Balita Di Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten
Bulukumba Pada Tahun 2017.....................................................................................46
Tabel 5.12: Distribusi Responden Menurut Status Ekonomi keluarga Dan Pernah
Memberikan Vitamin A Pada Balita Di Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontotiro,
Kabupaten Bulukumba Pada Tahun 2017..................................................................48
Tabel 5.13: Resume Nilai Nilai Variabel Bebas Yang Diteliti Terhadap Pernah
Memberikan Vitamin A Pada Balita ..........................................................................48
18
BAB I
PENDAHULUAN
Rhodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata untuk melihat dalam cahaya
juga bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena
vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan infeksi saluran pencernaan (Almatsier,
2009)
Salah satu zat gizi yang berperan dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas dari beberapa penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan
bawah, dan campak. Peranan dari vitamin A ini adalah membentuk respon imun
melalui peningkatan respon imun sel T dan retinol yang berpengaruh terhadap
sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf pebglihatan, daya tahan tubuh
sebelum infeksi (Ambrawati & Wulandari, 2010). Akibat dari kekurangan vitamin
19
A adalah gangguan kemampuan mata, kelainan membran mukosa, xerophtalmia.
pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius dari
kekurangan vitamin A adalah rabun senja yaitu bentuk lain dari xerophtalmia
terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeropthalmia tiap tahun, kurang lebih 10%
kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun, sedangkan diantara yang
hidup 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. (Almatsier, 2006). Defisiensi
vitamin A paling banyak mengenai Asia Tenggara sekitar 19 juta pada wanita
hamil dan 190 juta pada anak usia pra sekolah (WHO, 2011). Oleh karena itu
bahwa untuk anak usia prasekolah dan wanita hamil diperoleh data sebagai
berikut : rabun senja adalah 54% dan 55%, dan dengan data survey serum retinol
76% dan 19%. Oleh WHO wilayah cakupan bervariasi dimana untuk buta senja
anak usia sekolah tertinggi di Asia Tenggara (82,4%) dan Pasifik barat (87,3%),
dan sangat rendah di Eropa (1%) dan nihil di Amerika (0%). Sedangkan untuk
buta senja pada wanita hamil adalah tertinggi di Asia Tenggara (96,8%) dan
berdampak pada ratusan ribu anak setiap tahun. Sekitar 2,8 juta orang anak balita
20
menampakkan tanda – tanda klinis xerofthalmia, sementara 251 juta anak lainnya
World Health Organization (WHO) tahun 1992 menunjukkan dari 20 juta balita di
Indonesia yang berumur enam bulan hingga lima tahun, setengahnya menderita
adalah salah satu negara di Asia yang tingkat pemenuhan terhadap vitamin A
sekitar 50% anak Indonesia usia 12-23 bulan tidak mengkonsumsi vitamin A
Walaupun terjadi penurunan KVA secara klinis, hal tersebut tidak disertai
dengan penurunan KVA marginal. Dengan indikator retinol dalam serum ẟ 0,70
µmol/l sebagai marginal, maka saat ini angka KVA masih mengkhawatirkan.
Angka KVA pada anak balita di Indonesia Bagian Timur adalah sebesar 62,5%,
Kriteria terbaru yang ditetapkan WHO yang merujuk pada nilai vitamin A dalam
serum meyebutkan bahwa bila >20% anak balita yang diperiksa mempunyai nilai
serum <0,70 µmol/l, maka besar masalah KVA di daerah itu tergolong berat
(Muherdiyantiningsih, 2003).
21
Menurut riskesdas 2007, persentasi anak umur 6-11 bulan yang menerima
Untuk tahun 2014 hasil capaian cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi
(6-11 bulan) dilaporkan cakupan pemberian vitamin A pada anak balita sebesar
84,61% jika dibandingkan dengan target provinsi (85%) belum mencapai target,
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan 2015, khususnya
di bulukumba untuk pemberian vitamin A adalah 64,12% yang dimana sangat jauh
dari target renstra yaitu 85%. (Dinkes provinsi Sul-Sel, 2015) Oleh karena itu
vitamin A masih mempunyai prevalensi yang cukup besar dan masih kurangnya
.3 Tujuan Penelitian
22
1. 3. 1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
1. 3. 2 Tujuan Khusus
pada balita
pada balita
2. Bagi ilmu dan penelitian, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
23
3. Untuk departemen kesehatan dan instasi yang terkait lainnya, dapat
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengetahuan
2. 2. 1 Definisi Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan
segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya. (Keraf dan Dua, 2001)
a. Pengetahuan Implisit
seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan
b. Pengetahuan Eksplisit
pendidikan
25
• Pemahaman secara teoretis dan/atau praktis suatu bidang (studi), apa
kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, tetapi sulit
dikritik untuk diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan dan
adalah orang tua, guru, ulama orang yang dituakan, dan sebagainya. Apapun yang
mereka katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada
umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karena kebanyakan
26
Sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi persoalannya
3. Pengalaman
sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, dan kulit, orang bisa menyaksikan
4. Berbeda dengan panca indera, akal pikiran memiliki sifat rohani. Akal pikiran
2. 2. 3 Tingkat Pengetahuan
yaitu :
1. Tahu (know)
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
2. Memahami ( Comphrension)
27
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
4. Sintesis (synthesis)
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
5. Evaluasi (evaluation)
sebagai berikut :
a. Pendidikan
b. Informasi/media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
28
atau peningkatan pengetahuan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
tersebut.
diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi seseorang.
d. Lingkungan
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai
e. Pengalaman
masa lalu.
f. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
29
Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat
yang disesuaikan dengan harga pokok (Kartono, 2006). Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistika (BPS) dalam karya tulis Nurjannah, penggolongan status
2.3 Pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
30
atau sederajatnya , SMA (Sekolah Menengah Akhir) atau sederajatnya dan tingkat
Universitas.
2.4 Pekerjaan
oleh satu orang dan sebagai imbalan diberikan upah dan gaji menurut kualifikasi
dalam KBJI adalah kumpulan pekerjaan yang cukup bersamaan tugas utamanya
lain-lain. Dalam seminggu, seseorang biasanya bekerja dengan baik selama 40-50
jam. Ini dibuat 5-6 hari kerja dalam seminggu sesuai pasal 12 ayat 1 Undang-
berupa perpustakaan, majalah, surat kabar dan website. Sumber informasi terdiri
1. Literatur primer
asli, mengenai aplikasi teori baru maupun penjelasan mengenai sebuah teori
dalam disiplin ilmu. Literatur primer terdiri dari majalah ilmiah, laporan
31
penelitian, paten, disertasi, kertas kerja konferensi, kartu informasi, pracetak
(preprint)
2. Literatur sekunder
dokumen primer. Dengan kata lain dokumen sekunder adalah dokumen rujukan
kilat.
3. Literatur tersier
bentuk bendanya, seperti memo, buku, fob.moster, market dan lain-lain atau lebih
tegas merupakan dokumen literer dan korporil, sedangkan yang kedua lebih
1988)
2. 6 Jumlah Anak
menjadi satu, sedangkan pengertian anak secara umum adalah keturunan kedua
setelah ayah dan ibu (Poerdarminta, 2003) Sedangkan menurut Undang – Undang
no.4 tahun 1974 tentang kesejahteraan anak, anak adalah seseorang yang belum
32
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin. Jumlah anak adalah banyaknya
hitungan anak yang dimiliki. Jumlah anak menuju pada kecenderungan dalam
akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah anak, karena setiap keluarga
hidup yang mendasari besar keluarga. Keluarga dikatakan sebagai keluarga kecil,
jika maksimal memiliki dua anak. Dengan demikian, pengkategorian jumlah anak
yang dilakukan Muchtar dan Purnomo (2009) yaitu bahwa jumlah anak sedikit
adalah jika memiliki 1-2 anak, dan jumlah anak banyak jika memiliki > 2 anak.
2.7 Balita
Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian yang
2003). Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi
seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik,
psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak
usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan (Depkes, 2005).
33
1. Faktor Genetik
terdapat alam sel tubuh. Gen akan diwariskan orang tua pada keturunannya. Orang
tua yang bertubuh besar akan mempunyai anak yang posturnya menyerupai
dirinya sebaliknya orang tua yang bertubuh kecil akan memiliki anak yang
tubuhnya relative kecil. Hal ini disebabkan oleh gen yang diturunkan orang tua
namun pada penderita sindrom turner hanya memiliki kromosom X0 dan total
kromosom 45. Wanita sindrom turner memiliki kelenjar gonad yang tidak
berfungsi dengan baik dan dilahirkan tanpa ovari atau uterus. Gejalanya yaitu
pembengkakan pada tangan dan kaki terutama saat kelahiran, bertubuh pendek,
kehilangan lipatan kulit disekitar leher dan wajah menyerupai anak kecil (Mufida,
2013).
2. Faktor Lingkungan
- Nutrisi
Balita yang mendapatkan asupan gizi yang seimbang baik kualitas maupun
kuantitasnya meliputi air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral akan
peningkatan pada berat badannya. Kekurangan salah satu nutrisi seperti yodium
34
dalam tubuh. Hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel
folikel tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah
akibat kurangnya bahan baku pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi
hormone tiroid adalah yodium yang biasanya terdapat pada garam yang
Balita yang dilahirkan dari pasangan suami istri yang sehat dan senantiasa
Namun bagi balita yang memiliki penyakit bawaan dari orang tuanya atau sedang
sakit maka gizi yang dimakannya akan digunakan terlebih dahulu untuk mengatasi
berbagai penyakit tadi. Kemudian sisanya baru digunakan untuk pertumbuhan dan
Tubuh balita atau anak yang dibesarkan dalam kondisi sosial ekonomi
yang kurang cenderung akan lebih kecil dibandingkan dengan balita-balita yang
- Suku bangsa
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang balita. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua
35
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara perawatan anak
yang baik.
- Jenis kelamin
Anak laki - laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan anak
perempuan. Akan tetapi jenis kelamin bagi balita 0 - 1 tahun belum menunjukkan
- Umur
Umur yang paling rawan adalah pada masa balita, oleh karena pada masa
- Tempat tinggal
Balita yang tinggal ditempat yang udaranya segar (cukup oksigen) dapat
melakukan proses pembakaran yang lebih baik dibandingkan dengan balita yang
tinggal ditempat yang udaranya penuh dengan polusi. Demikian pula, apabila
suhu panas / dingin dan tidak terlalu lembab / kering akan mempengaruhi proses
2.8 Vitamin
Vitamin merupakan unsur esensial untuk gizi normal. Jenis nutrien ini
merupakan zat-zat organik yang dalam jumlah kecil ditemukan pada berbagai
yang harus diperoleh suatu organisme dari lingkungannya. Meski jumlah jumlah
yang dibutuhkan sangat kecil, tetapi vitamin sangat esensial bagi proses
36
Vitamin memiliki struktur kimia dan fungsi fisiologis yang spesifik dan
tersebut, proses metabolisme tidak akan berlangsung dan tubuh menjadi sakit.
Vitamin diberi simbol abjad menurut urutan saat diisolasi untuk pertama kalinya.
Vitamin larut lemak dalam takaran yang besar akan berbahaya bagi tubuh
karena jenis vitamin tidak dapat diekskresikan dalam tubuh. Sedangkan vitamin
larut air dapat diekskresikan ke dalam urin sehingga takaran yang besar tidak
2.9 Vitamin A
2. 9. 1 Pengertian Vitamin A
penglihatan dan menjaga fungsi sel yang digunakan untuk pertumbuhan, produksi
37
mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A berfungsi dalam sistem
angka kesakitan, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan infeksi saluran
a. Bayi
11 bulan) baik sehat maupun sakit. Diberikan setiap 6 bulan secara serempak pada
b. Anak Balita
1-4 tahun) baik sehat maupun sakit. Diberikan setiap 6 bulan secara serempak
c. Ibu Nifas
(nifas) sehingga bayinya akan memperoleh Vitamin A yang cukup melalui ASI.
2. 9. 2 Fungsi Vitamin A
38
dapat melihat dalam cahaya remang-remang. Pigmen ini akan terurai jika
memerlukan vitamin A
dan retinil ester dari hewan. Senyawa ini diubah menjadi retinol dan diesterifikasi
dengan asam lemak rantai panjang. Hasil dari retinil ester diabsorpsi bersama
Beta karoten merupakan prekursor vitamin A. Zat ini berupa pigmen kuning
sebagian dari makanan hewani dimana vitamin A sudah terbentuk dan sebagian
lagi dari karoten yang terdapat dalam sayuran, buah-buahan, serta beberapa
produk hewani. Makanan yang kaya akan karoten mencakup sayuran khususnya
yang berdaun gelap seperti tomat dan wortel serta buah- buahan terutama yang
berwana kuning misalnya mangga. Sumber terbaik bagi vitamin A yang sudah
terbentuk sebelumnya adalah hati, ginjal, kuning telur, susu, mentega, keju, krim,
ikan yang berlemak dan margarin yang sekalipun bukan produk hewani tetapi
telah menjalani proses fortifikasi dengan vitamin A. Minyak hati ikan cod (cod oil
39
Vitamin A dan karoten tidak akan rusak oleh sebagian besar cara
memasak. Sebagian diantaranya hanya hilang kalau dimasak dengan suhu yang
tinggi, seperti dengan cara menggoreng. Levertran yang tersimpan dalam botol
bening tidak boleh terkena cahaya bila tidak ingin terjadi kerusakan pada
2. 9. 4 Defisiensi Vitamin A
20 ug/dl atau lebih. Kadar 10-20 ug/dl dianggap masih akseptabel meskipun sudah
2010)
WHO bahwa sekitar 33,3% anak prasekolah dan 15% wanita hamil adalah
anemia, penurunn sistem imun, xerophtalmia dan berakhir kebutaan, dan mati
( Li et al, 2012)
1. Buta senja
40
2. Kelainan membran mukosa
misalnya pada saluran pernapasan. Pada sebagian kasus, kulit menjadi kering
sementara saluran kelenjarnya tersumbat oleh sel-sel mati sehingga kulit menjadi
kasar
3. Xerophtalmia
terjadi kelainan pada mata. Konyugtiva mata mula mula mengalami keratinisasi,
4. Gigi Gingsul
Pada kondisi kekurangan vitamin A yang terjadi pada phase pembentukan gigi
premordial, yang pertama terganggu adalah fungsi sel-sel ameloblast. Sel-sel ini
teratur sehingga lapisan dentin yang kemudian dibentuk oleh odontoblast terdiri
odontoblast dapat begitu parah pada defisiensi vitamin A yang lanjut, sehingga
membentuk gigi soliter pada tempat yang bukan semestinya didalam rongga
41
vitamin A ini pada periode atau phase pembentukan gigi tersebut. (Soediaoetama,
2010).
masak, pemberian tablet vitamin A dosis tinggi kepada balita dan anak anak
anak secara rutin, semua itu dapat dilakukan untuk mengurangi insidensi
Srilangka, dan bahkan Indonesia sendiri masih terdapat defisiensi vitamin A yang
vitamin A. Ibu yang memiliki pengetahuan akan kegunaan dan akibat jika
tanda dan gejala kekurangan vitamin A seperti rabun senja. Sehingga responden
kurang peduli dengan pemberian vitamin A pada balita. Dengan cukup baiknya
2012)
42
BAB III
Dari sekian banyaknya jenis vitamin dan pemberian asupan nutrisi, yang
paling banyak memberikan kecacatan yang menggangu masa depan anak adalah
pemberian vitamin A, yaitu suatu program dimana setuap bulan Februari dan
vitamin A dan mencegah terjadinya kekurangan vitamin A. Maka dari tu, penting
pemberian vitamin A pada balita, dan salah satu metode klasik yang sering
sampel.
43
3. 2 Kerangka Teori
Baik Rendah
Sedang Sedang
Kurang Tinggi
TK >2
SD <2
SMP
Pekerjaan
SMA
44
3. 3 Kerangka konsep
Tingkat Pendidikan
Faktor Pendukung
Tingkat Pengetahuan
1. Dukungan
keluarga
2. Dukungan tokoh
Status Ekonomi masyarakat
Pemberian Vitamin
3. Pendistribusian
A pada Balita
vitamin A
Jumlah Anak 4. Jarak pusat
pelayanan
keseahatan
Jenis Pekerjaan dekat
Keterangan :
= Yang diteliti
45
3. 4 Definisi Operasional
Definisi : Suatu wawasan tentang seluk beluk vitamin A, mulai dari sumber
Tingkat Pendidikan
Hasil : TK/SD/SMP/SMA/Universitas
Jenis Pekerjaan
oleh responden
46
Jumlah Anak
bulan
Hasil : Rendah/Sedang/Tinggi
SPSS
47
3. 5 Kriteria Objektif
Tingkat Pengetahuan
Baik : 67-100%
Cukup : 34-66%
Kurang : 0-33%
Status ekonomi
Pekerjaan
Jumlah Anak
<2
>2
Sumber Informasi
Tingkat Pendidikan
48
- Status Ekonomi tidak memiliki hubungan dengan pemberian vitamin A
pada Balita
A pada Balita
pada Balita
pada Balita
pada Balita.
Balita
pada Balita
Balita
Balita
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
4. 1 Jenis Penelitian
4. 3 Variabel
4. 3. 1 Variabel Dependen
Balita.
4. 3. 2 Variabel independen
4. 4. 1 Populasi
4. 4. 2 Sampel
50
Sampel dari penelitian ini adalah di daerah sekitaran pusat pelayanan
yang dipilih secara acak yang dianggap mewakili populasinya sebanyak jumlah
ukuran populasi yang ada tidak dapat diketahui secara pasti, sehingga peneliti
Z 2 p ×q
n= 2
e
Keterangan
n = Jumlah sampel
e = tingkat kesalahan
sehingga probabilitas populasi yang terambil adala 0,6412 dan tingkat kesalahan
yang dikehendaki oleh peneliti adalah 10%. Sehingga berdasarkan dari rumus
n=88,38
51
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 88,38
4. 4. 3 Teknik Sampling
4. 5 Kriteria Sampel
4. 5. 1 Kriteria Inklusi
penelitian
4. 5. 2 Kriteria Ekslusi
4. 6 Instrumen Penelitian
a. Kertas A4
b. Printer
c. Klip
d. Pulpen
a. Lapotop
b. Aplikasi SPSS
4. 7 Prosedur Penelitian
52
Pada tahp persiapan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut :
diberikan
Tahap pelaporan, pada tahp ini peneliti melakukan kegiatan sebagi berikut :
pembimbing
53
7. Peneliti membuat publikasi penelitian
penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa faktor-faktor yang mempengaruhi
Informed Consent
Isi Kuesioner
Hasil
Analisis Univariat
54
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Pada umumnya dalam analisis hanya menghasilkan distribusi dari tiap variabel
(Notoadmodjo,2010)
P=f /n x 100%
Keterangan :
P=Persentase
Analisis Bivariat
adalah tabel silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan Chi-square pada tingkat kemaknaan 95% (p < 0,05) sehingga dapat
kesimpulan bila P lebih kecil dari alpha (P<0,05) maka H0 diterima dan Ha
1. Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,
55
2. Bila pada tabel contingency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang
3. Bila tabel Contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3, dan lain-
4. Bila tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan e kurang
Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi disertai penjelasan
4. 11 Etika Penelitian
2. Setiap subjek akan dijamin kerahasiaanya atas data yang diperoleh dari hasil
tes dengan tidak menuliskan nama partisipan, tetapi hanya berupa inisial
kalau diprlukan.
56
BAB V
HASIL PENELITIAN
5. 1 Hasil
Penelitian ini dilakukan di Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontotiro,
pertanyaan tentang perilaku kesehatan. Besar sampel pada penelitian ini adalah 89
Data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
dan crosstab sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan
tabel.
5. 2 Analisa Univariat
variabel dependen.
57
Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pedidikan N %
Di Desa
SD 3 3,37
SMP 18 20,22
SMA 43 48,32
PERGURUAN
25 28,09
TINGGI
JUMLAH 89 100
Bontomarannu, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba Pada Tahun
2017.
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA
Tingkat
N %
Pengetahuan
Baik 49 55,06
Cukup 37 41,57
Kurang 3 3,37
JUMLAH 89 100
58
Dari tabel 5.2 diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik
Hasil analisa distribusi responden berdasarkan jumlah anak dapat dilihat pada
tabel 5.3
Tahun 2017.
Jumlah anak N %
<2 54 60,67
>2 35 39,33
JUMLAH 89 100
Dari tabel 5.3 diketahui bahwa responden dengan jumlah anak <2 (60,67%)
Tahun 2017.
Sumber Informasi N %
Penyampaian
40 44,94
Langsung 59
Media Cetak 11 12,36
Digital 38 42,70
JUMLAH 89 100
Dari tabel 5.4 diketahui bahwa responden dengan sumber informasi dengan
Hasil analisa distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel
5.5
2017.
Pekerjaan N %
Guru 3 3,37
Honorer 6 6,74
IRT 69 77,53
Kader 2 2,25
PNS 9 10,11
JUMLAH 89 100
Dari tabel 5.5 diketahui bahwa responden dengan pekerjaan IRT (77,53%)
lebih banyak daripada kelompok PNS (10,11%), Honorer (6,74%), Guru (3,37%)
60
Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi
Status Ekonomi
N %
Keluarga
Tinggi 14 15,74
Menengah 7 7,86
Rendah 68 76,40
JUMLAH 89 100
Dari tabel 5.6 diketahui bahwa responden dengan status ekonomi rendah
5. 3 Analisis Bivariat
hubungan yang bermakna secara statistik jika di peroleh nilai p < 0,05
61
Tabel 5.7: Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Dan Pernah
SMA 93.2% dan Perguruan Tinggi 88% dan hasil uji Chi-Square menunjukkan
nilai 0,454, berarti tidak ada hubungan yang bermakna (p>0,05) antara responde
62
Tabel 5.8: Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Dan Pernah
(91,84%), tingkat pengetahuan cukup (97,3%), dan kurang (66,67%) dan hasil uji
Chi-Square menunjukkan nilai 0,106, berarti tidak ada hubungan yang bermakna
(p > 0,05) antara responden yang Pernah mendapatkan vitamin A dengan tingkat
pengetahuan.
pada balita
63
Dari tabel 5.9 diketahui bahwa distribusi responden yang mempunyai jumlah
anak <2 dan pernah memberikan kapsul vitamin A pada balita (89%) dan jumlah
anak >2 (100%) dan hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai 0,041, berarti ada
hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara responden yang Pernah mendapatkan
vitamin A dengan jumlah anak. Responden dengan jumlah anak > 2 lebih banyak
pada balita (92,1%), kelompok media digital (100%), dan media cetak (92,5%)
dan hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai 0,634, berarti tidak ada hubungan
yang bermakna (p > 0,05) antara responden yang Pernah mendapatkan vitamin A
64
5. 3. 5 Hubungan Pekerjaan dan pernah memberikan kapsul vitamin A pada balita
pekerjaan sebagai IRT dan pernah memberikan kapsul vitamin A pada balita
(95,65%), PNS (100%), Honorer (66,67%), Kader (100%) dan Guru ( 66,67%)
dan hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai 0,021, berarti ada hubungan yang
dengan pekerjaan.
pada balita
65
Tabel 5.12: Distribusi Responden Menurut Status Ekonomi Keluarga Dan
ekonomi rendah dan yang pernah memberikan kapsul vitamin A pada balita
(94,12%) lebih banyak daripada kelompok status ekonomi tinggi (92,86%), dan
status ekonomi menengah (85,71%) dan hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai
0,699, berarti tidak ada hubungan yang bermakna (p > 0,05) antara responden
Tabel 5.13: Resume Nilai Nilai Variabel Bebas Yang Diteliti Terhadap Pernah
Variabel p value
Tingkat pengetahuan 0,454
Tingkat pendidikan 0,106
Jumlah anak 0,041
Sumber informasi 0,634
Pekerjaan 0,021
Status ekonomi keluarga 0,699
66
Dari tabel 5.13 diketahui bahwa dari keenam variabel bebas yang diteliti
terdapat 2 variabel yang memiliki p < 0,05 dan 4 variabel lainnya memiliki p >
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anak dan pekerjaan
sumber informasi dan status ekonomi keluarag tidak memiliki hubungan yang
67
BAB VI
PEMBAHASAN
telah dilakukan dari bulan Juli-Agustus 2017. Peneltian ini menggunakan metode
responden dalam penelitian ini adala 89 berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
6. 1 Tingkat Pendidikan
berdasarkan hubungan dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.7
dengan tingkat pendidikan SD dan SMP (100%) akan tetapi jumlah responden
kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu 93.02%. Hal ini disebabkan karena
kelompok responden tidak terdistribusi merata. Secara statistik tidak ada pengaruh
tingkat pendidikan dengan perilaku pemberian vitamin A pada balita karena nilai p
68
= 0,454 > 0,05. Hal ini disebabkan karena kemungkinan kelompok responden
pendidikan SMA paling banyak dalam responden, akan tetapi tingkat pendidikan
anaknya, hal ini dikarenakan orang tua mengupayakan yang terbaik untuk
anakanya dan berdasarkan dari lokasi sampel penelitian, didaerah tersebut setiap
yang rendah akan tetapi beberapa faktor lain yang mendukung untuk responden
6. 2 Tingkat Pengetahuan
berdasarkan hubungan dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.8
dengan tingkat pengetahuan cukup (97,3) dan paling sedikit pada kelompok
responden pada kelompok ini terlalu sedikit. Secara statistik tidak ada pengaruh
tingkat pengetahuan dengan perilaku pemberian vitamin A pada balita karena nilai
p = 0,106 > 0,05. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Putri (2014) yang
69
menyatakan, ibu dengan pengetahuan tinggi akan memengaruhi upaya ibu untuk
kelompok responden yang tidak merata dan mungkin saja pada zaman sekarang,
pada balita. Hal ini dikarenakan adanya program pemerintah yaitu pemberian
vitamin A pada balita setiap 6 bulan sekali. Jadi apabila orang tua yang bermaksud
untuk membawa anaknya untuk diimunisasi, tetapi saat anak tersebut dibawa
meskipun orang tuanya kurang tahu mengenai vitamin A dan pentingnya vitamin
faktor penguatan. Dalam hal ini kemungkinan faktor penguatan orang tua
6. 3 Jumlah Anak
berdasarkan hubungan dengan jumlah anak dapat dilihat pada tabel 5.9
70
dengan jumlah anak >2 (100%) dan paling sedikit pada kelompok responden
statistik ada pengaruh jumlah anak dengan perilaku pemberian vitamin A pada
responden yang memiliki jumlah anak < 2, terdapat beberapa yang tidak
terdapat faktor pengalaman, yang dimana responden yang memliki jumlah anak
yang lebih banyak, lebih tinggi peluang untuk membawa anaknya ke posyandu
berdasarkan hubungan dengan sumber informasi dapat dilihat pada tabel 5.10
dengan sumber informasi melalui media cetak (100%) akan tetapi jumlah
responden pada kelompok ini terlalu sedikit dan paling sedikit pada kelompok
responden padahal kelompok ini ada responden terbanyak kedua. Hal ini
disebabkan karena data tidak terdistribusi merata. Secara statistik tidak ada
71
pengaruh sumber informasi dengan perilaku pemberian vitamin A pada balita
yaitu pemberian vitamin A pada balita setiap 6 bulan sekali. Sehingga tidak ada
pengaruh yang signifikan antara jenis sumber informasi dan riwayat pemberian
vitamin A pada baita. Hal ini karena kemungkinan adanya faktor lain yang lebih
6. 5 Pekerjaan
berdasarkan hubungan dengan sumber informasi dapat dilihat pada tabel 5.11
dengan pekerjaan sebagai Kader dan PNS (100%) tetapi jumlah dari kelompok
responden ini terlalu sedikit dibandingkan dengan kelompok IRT dan paling
sedikit pada kelompok pekerjaan sebagai guru dan honorer (66,67%) tetapi
kelompok IRT. Hal ini disebabkan karena kelompok responden tidak tersebar
secara merata. Secara statistik ada pengaruh pekerjaan dengan perilaku pemberian
pekerjaan IRT dan kebanyakan responden adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan
72
penelitian terdapat hubungan antara pekerjan dan riwayat pemberian vitamin A
pada balita, hal ini kemungkinan karena seorang ibu rumah tangga mempunyai
waktu yang cukup untuk membawa anaknya ke pusat layanan kesehatan untuk
mendapatkan vitamin A
tidur, dan lain-lain. Dalam seminggu, seseorang biasanya bekerja dengan baik
berdasarkan hubungan dengan status ekonomi keluarga dapat dilihat pada tabel
responden dengan status ekonomi rendah (94,12%) dan paling sedikit pada
tidak tersebar secara merata. Secara statistik tidak ada status ekonomi keluarga
dengan perilaku pemberian vitamin A pada balita karena nilai p = 0,699 > 0,05.
adalah keompok status ekonomi rendah, dan kelompok yang memiliki riwayat
ekonomi dan riwayat pemberian vitamin A. Hal ini kemungkinan karena pada
73
balita. Meskipun jika ada yang harus dibayar, kebanyakan masyarakat, apalagi
meskipun responden memiliki status ekonomi rendah tapi dengan adanya Kartu
JKN atau BPJS maka responden tidak perlu taku masalah biaya sehingga
74
BAB VII
PENUTUP
7. 1 Kesimpulan
(p = 0,021)
7. 2 Saran
1. Bagi responden
posyandu setiap bulan agar bisa dapat dikontrol baik mengenai pemberian vitamin
75
3. Bagi peneliti selanjutnya
tepat dan tidak berkelompok dan diharapkan kepada peneliti lain dapat
melanjutkan penelitian ini dengan meneliti variabel lain seperti waktu luang an
lebih mengkaji lagi variabel pada penelitian ini serta menggunakan metode yang
lain.
76
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Pustaka Utama.
Jakarta: BPS
Beck, M.E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet, Hubungannya dengan Penyakit-
Penyakit untuk Perawat & Dokter. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica (YEM)
Masyarakat. Jakarta.
77
Dewi, KS et al. 2011. Gambaran Makna Keluarga ditinjau dari Status
Filosofo.Yogyakarta : Komisius
Li, Lei et al. 2012. Spirulina Can Increase Total-body Vitamin A Stores of
Rineka Cipta.
Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di PAUD Smart Kid dan PAUD
78
Sahabat Ananda Kecamatan DAU. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Pustaka.
Sediaoetama, A.D. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II.
Kelurahan Ujung Batu Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Batu April-Mei 2010.
Toko Agung.
79
Tumbol, Jul dkk. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Status Gizi Bayi 6-12 Bulan Di Nusatenggara Barat (NTB) Tahun 2007. Tesis
Darmais Press.
80
PERSETUJUAN RESPONDEN
Makassar, 2017
Peneliti Responden
81
KUESIONER PENELITIAN
No Responden:
Petunjuk : Pilih salah satu Jawaban yang benar atau salah berikut ini dengan
menggunakan tanda silang (X) dan isilah titik titik dibawah ini
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
2. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
3. Jumlah anak
a. 1 anak
b. 2 anak
c. 3 anak
d. > 3 anak
4. Pekerjaan
b. Rp 2.500.000-Rp 3.500.000/bulan
82
d. Kurang dari Rp 1.500.000/bulan
a. Ya
a. Ya
b. Tidak
a. TV
83
c. Wortel dan tomat
a. Cacingan
b. Diare
c. Rabun senja
b. Dirumah
c. Di pasar Tradisional
a. Dukun
b. Dokter
c. Kepala desa
a. Kebutaan
84
III. Soal Praktik
1. Pernahkah anda membawa anak (saat bayi dan balita) anda ke pusat
layanan kesehatan untuk mendapatkan asupan vitamin A ?
a. Ya
b. Tidak
2. Pada bulan program nasional pemberian vitamin A pada bayi dan balita ?
d. Tidak Tahu
a. 1-4 tahun
b. 4-5 tahun
c. 5-6 tahun
d. Tidak Tahu
85
Case Processing Summary
Cases
86
Crosstab
Count
TIDAK YA Total
>2 0 35 35
Total 6 83 89
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,36.
b. Computed only for a 2x2 table
87
Crosstab
Count
TIDAK YA Total
SD 0 3 3
SMA 3 40 43
SMP 0 18 18
Total 6 83 89
Chi-Square Tests
88
Crosstab
Count
TIDAK YA Total
Pekerjaan GURU 1 2 3
HONORER 2 4 6
IRT 3 66 69
KADER 0 2 2
PNS 0 9 9
Total 6 83 89
Chi-Square Tests
89
Crosstab
Count
TIDAK YA Total
TINGGI 1 13 14
Total 6 83 89
Chi-Square Tests
90
Crosstab
Count
TIDAK YA Total
cukup 1 36 37
kurang 1 2 3
Total 6 83 89
Chi-Square Tests
91
Crosstab
Count
TIDAK YA Total
MEDIA CE 0 11 11
PENYAMPA 3 37 40
Total 6 83 89
Chi-Square Tests
PE SKO
RN R
AH J
TI
J ME u
NG
U SU LA m
NO TIN KA
M MB KU l
. PE STATUS H GKA T
N U L ER KA a
RE PENDI KE EKONO B S A T ST SUMBER
N SP A M A IN N h
DIKA RJ MI E A S PEN AT INFORM
O ON M U H FO IM
N AA KELUA N L I GET US ASI
A R A R UN
DE N RGA A A L AH EK A
N MA ISA
N R H UAN ON n
A SI SI
O a
K VIT
MI k
AM
IN
A
92
8
1
PO PENYAM
<Rp , RE
1 S 3 IR SY < PAIAN
1 SMA 1 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
C 2 T AN 2 LANGSU
00 1 AH
DU NG
8
2
4
5
PO PENYAM
<Rp , RE
2 N 3 IR SY cuk < PAIAN
2 SD 2 1.500.0 YA 5 6 4 ND
P 0 T AN up 2 LANGSU
00 5 AH
DU NG
4
5
9
PERG 0
URUA <Rp , RE
3 N 3 IR 1 <
3 N 1 1.500.0 TV YA 1 9 baik ND DIGITAL
W 0 T 0 2
TING 00 0 AH
GI 9
1
7
2
<Rp , RE
4 N 2 IR <
4 SMA 1 1.500.0 TV YA 8 3 7 baik ND DIGITAL
A 7 T 2
00 2 AH
7
3
4
5
<Rp , RE
5 E 2 IR cuk <
5 SMP 2 1.500.0 TV YA 5 6 4 ND DIGITAL
S 7 T up 2
00 5 AH
4
5
8
1
PO PENYAM
<Rp , RE
6 J 4 IR SY < PAIAN
6 SMA 2 1.500.0 YA 9 3 8 baik ND
H 1 T AN 2 LANGSU
00 1 AH
DU NG
8
2
8
H
PERG PU 1
O PENYAM
URUA <Rp SK , RE
7 S 3 N < PAIAN
7 N 2 1.500.0 ES YA 9 3 8 baik ND
R 5 O 2 LANGSU
TING 00 MA 1 AH
RE NG
GI S 8
R
2
PERG Rp. PU
G ME PENYAM
URUA 2.500.0 SK 1
8 J 5 U TID 1 NE < PAIAN
8 N 0 00- ES 0 0 baik
D 5 R AK 1 NG 2 LANGSU
TING 3.500.0 MA 0
U AH NG
GI 00 S
7
PERG PU 2
PENYAM
URUA <Rp SK , RE
9 S 3 IR < PAIAN
9 N 2 1.500.0 ES YA 8 3 7 baik ND
Y 1 T 2 LANGSU
TING 00 MA 2 AH
NG
GI S 7
3
7
PERG PU 2
G PENYAM
URUA <Rp SK , RE
1 A 4 U < PAIAN
10 N 2 1.500.0 ES YA 8 3 7 baik ND
0 M 2 R 2 LANGSU
TING 00 MA 2 AH
U NG
GI S 7
3
6
PERG PU 3
PENYAM
URUA <Rp SK , RE
1 N 3 PN cuk < PAIAN
11 N 1 1.500.0 ES YA 7 4 6 ND
1 B 0 S up 2 LANGSU
TING 00 MA 3 AH
NG
GI S 6
4
1 12 N 4 SMA > KA <Rp PO YA 8 2 7 baik RE > PENYAM
2 I 9 3 DE 1.500.0 SY 2 ND 2 PAIAN
R 00 AN , AH LANGSU
DU 7 NG
2
7
93
3
8
PERG 1
PO PENYAM
URUA KA <Rp , RE
1 I 3 SY < PAIAN
13 N 2 DE 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
3 M 3 AN 2 LANGSU
TING R 00 1 AH
DU NG
GI 8
2
7
H
PERG 2
O
URUA <Rp , RE
1 N 1 N <
14 N 1 1.500.0 TV YA 8 3 7 baik ND DIGITAL
4 S 4 O 2
TING 00 2 AH
RE
GI 7
R
3
4
5
<Rp , RE
1 S 4 > IR cuk >
15 SMP 1.500.0 TV YA 5 6 4 ND DIGITAL
5 H 4 3 T up 2
00 5 AH
4
5
5
PU 4
PENYAM
<Rp SK , RE
1 W 3 > IR cuk > PAIAN
16 SMP 1.500.0 ES YA 6 5 5 ND
6 R 6 3 T up 2 LANGSU
00 MA 4 AH
NG
S 5
5
4
5
PO PENYAM
<Rp , RE
1 J 3 IR SY cuk < PAIAN
17 SMP 2 1.500.0 YA 5 6 4 ND
7 R 2 T AN up 2 LANGSU
00 5 AH
DU NG
4
5
9
PERG 0
PO PENYAM
URUA <Rp , RE
1 I 3 IR SY 1 < PAIAN
18 N 2 1.500.0 YA 1 9 baik ND
8 W 3 T AN 0 2 LANGSU
TING 00 0 AH
DU NG
GI 9
1
PO PENYAM
<Rp 1 RE
1 4 > IR SY 1 > PAIAN
19 N SMA 1.500.0 YA 0 0 baik ND
9 1 3 T AN 1 2 LANGSU
00 0 AH
DU NG
9
0
PO PENYAM
<Rp , RE
2 2 IR SY TID 1 < PAIAN
20 H SMA 0 1.500.0 1 9 baik ND
0 0 T AN AK 0 2 LANGSU
00 0 AH
DU NG
9
1
8
1
PO PENYAM
<Rp , RE
2 E 3 IR SY < PAIAN
21 SMA 2 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
1 N 8 T AN 2 LANGSU
00 1 AH
DU NG
8
2
6
3
PO PENYAM
<Rp , RE
2 N 4 IR SY cuk < PAIAN
22 SMA 1 1.500.0 YA 7 4 6 ND
2 H 9 T AN up 2 LANGSU
00 3 AH
DU NG
6
4
6
PU 3
PENYAM
<Rp SK , RE
2 R 3 IR cuk < PAIAN
23 SMA 2 1.500.0 ES YA 7 4 6 ND
3 M 7 T up 2 LANGSU
00 MA 3 AH
NG
S 6
4
2 24 N 2 SMP 2 IR <Rp PU YA 9 2 8 baik RE < PENYAM
4 U 7 T 1.500.0 SK 1 ND 2 PAIAN
00 ES , AH LANGSU
MA 8 NG
S 1
94
8
2
4
5
>Rp , TI
2 R 3 PN cuk >
25 SMA 3 3.500.0 TV YA 5 6 4 NG DIGITAL
5 A 4 S up 2
00 5 GI
4
5
4
PERG 5
URUA <Rp , RE
2 H 6 IR cuk <
26 N 1 1.500.0 TV YA 5 6 4 ND DIGITAL
6 W 0 T up 2
TING 00 5 AH
GI 4
5
4
5
>Rp , TI
2 N 2 PN cuk >
27 SMA 3 3.500.0 TV YA 5 6 4 NG DIGITAL
7 K 7 S up 2
00 5 GI
4
5
4
5
>Rp , TI
2 S 3 PN cuk >
28 SMA 3 3.500.0 TV YA 5 6 4 NG DIGITAL
8 M 7 S up 2
00 5 GI
4
5
8
1
<Rp , RE
2 N 3 IR <
29 SMA 1 1.500.0 TV YA 9 2 8 baik ND DIGITAL
9 F 7 T 2
00 1 AH
8
2
7
2
>Rp , TI
3 S 3 IR <
30 SMP 1 3.500.0 TV YA 8 2 7 baik NG DIGITAL
0 K 7 T 2
00 2 GI
7
3
5
PU 4
PENYAM
<Rp SK , RE
3 S 5 > IR cuk > PAIAN
31 SD 1.500.0 ES YA 6 5 5 ND
1 L 3 3 T up 2 LANGSU
00 MA 4 AH
NG
S 5
5
5
4
<Rp , RE
3 3 IR cuk >
32 F SMA 3 1.500.0 TV YA 6 5 5 ND DIGITAL
2 7 T up 2
00 4 AH
5
5
6
3
<Rp , RE
3 B 2 IR cuk <
33 SMA 2 1.500.0 TV YA 7 4 6 ND DIGITAL
3 Y 8 T up 2
00 3 AH
6
4
6
3
<Rp , RE
3 S 3 IR cuk >
34 SMA 3 1.500.0 TV YA 7 4 6 ND DIGITAL
4 W 8 T up 2
00 3 AH
6
4
4
5
<Rp , RE
3 4 IR cuk >
35 D SMP 3 1.500.0 TV YA 5 6 4 ND DIGITAL
5 5 T up 2
00 5 AH
4
5
3 36 S 3 SMA 2 IR <Rp PO YA 6 5 5 cuk RE < PENYAM
6 5 T 1.500.0 SY 4 up ND 2 PAIAN
95
,
5
AN LANGSU
00 4 AH
DU NG
5
5
37 SMP 3 YA 8 3 7 baik
PU 2
PENYAM
<Rp SK , RE
3 N 4 IR > PAIAN
1.500.0 ES 7 ND
7 L 3 T 2 LANGSU
00 MA 2 AH
NG
S 7
3
38 R SMP 1 YA 9 2 8 baik
1
PO PENYAM
<Rp , RE
3 3 IR SY < PAIAN
1.500.0 8 ND
8 8 T AN 2 LANGSU
00 1 AH
DU NG
8
2
39 M 1 YA 9 2 8 baik
PERG PU 1
PENYAM
URUA <Rp SK , RE
3 2 IR < PAIAN
N 1.500.0 ES 8 ND
9 7 T 2 LANGSU
TING 00 MA 1 AH
NG
GI S 8
2
40 2 YA 9 2 8 baik
PERG Rp. PU 1
ME PENYAM
URUA 2.500.0 SK ,
4 R 3 PN NE < PAIAN
N 00- ES 8
0 B 8 S NG 2 LANGSU
TING 3.500.0 MA 1
AH NG
GI 00 S 8
2
41 J SMP 2 YA 4 7 3
PU 6
PENYAM
<Rp SK , RE
4 4 IR cuk < PAIAN
1.500.0 ES 3 ND
1 2 T up 2 LANGSU
00 MA 6 AH
NG
S 3
6
42 2 YA 7 4 6
H
PERG PU 3
O PENYAM
URUA <Rp SK , RE
4 T 3 N cuk < PAIAN
N 1.500.0 ES 6 ND
2 N 8 O up 2 LANGSU
TING 00 MA 3 AH
RE NG
GI S 6
R
4
43 SMA 3 TV YA 9 2 8 baik DIGITAL
1
<Rp , RE
4 S 3 IR >
1.500.0 8 ND
3 Y 6 T 2
00 1 AH
8
2
44 SMA 3 TV YA 7 4 6 DIGITAL
3
>Rp , TI
4 F 3 PN cuk >
3.500.0 6 NG
4 T 5 S up 2
00 3 GI
6
4
45 SMA TV YA 9 3 8 baik DIGITAL
Rp 1
ME
1.500.0 ,
4 S 4 > IR NE >
00- 8
5 N 0 3 T NG 2
2.500.0 1
AH
00 8
2
46 SMA 3 TV YA 7 4 6 DIGITAL
Rp 3
ME
1.500.0 ,
4 R 3 IR cuk NE >
00- 6
6 N 2 T up NG 2
2.500.0 3
AH
00 6
4
4 47 R 3 SMA 3 IR <Rp TV YA 9 2 8 baik RE > DIGITAL
7 K 8 T 1.500.0 1 ND 2
00 , AH
8
1
8
96
2
8
1
<Rp , RE
4 S 3 IR >
48 SMA 3 1.500.0 TV YA 9 2 8 baik ND DIGITAL
8 A 8 T 2
00 1 AH
8
2
>Rp 8 TI
PERG 3.500.0 1 NG
URUA 00 , GI
4 R 3 PN <
49 N 2 TV YA 9 3 8 baik DIGITAL
9 I 2 S 2
TING 1
GI 8
2
>Rp 7 TI
PERG 3.500.0 2 NG
URUA 00 , GI
5 J 3 > PN >
50 N TV YA 8 2 7 baik DIGITAL
0 R 5 3 S 2
TING 2
GI 7
3
<Rp 8 RE
H
PERG 1.500.0 1 ND
O
URUA 00 , AH
5 S 4 N <
51 N 1 TV YA 9 2 8 baik DIGITAL
1 T 5 O 2
TING 1
RE
GI 8
R
2
<Rp 7 RE
H
PERG 1.500.0 2 ND
O
URUA 00 , AH
5 D 2 N TID <
52 N 0 TV 8 3 7 baik DIGITAL
2 T 7 O AK 2
TING 2
RE
GI 7
R
3
>Rp 6 TI
3.500.0 PU 3 NG
PENYAM
00 SK , GI
5 S 2 IR cuk < PAIAN
53 SMA 2 ES YA 7 4 6
3 U 6 T up 2 LANGSU
MA 3
NG
S 6
4
<Rp 9 RE
1.500.0 0 ND
00 , AH
5 N 2 IR TID 1 <
54 SMA 1 TV 1 9 baik DIGITAL
4 M 6 T AK 0 2
0
9
1
N <Rp 5 RE
S 1.500.0 PU 4 ND
PENYAM
I 00 SK , AH
5 3 > IR cuk > PAIAN
55 SMP ES YA 6 5 5
5 5 3 T up 2 LANGSU
MA 4
NG
S 5
5
<Rp 9 RE
PERG 1.500.0 0 ND
G PA
URUA 00 , AH
5 I 2 U MF 1 < MEDIA
56 N 1 YA 1 9 baik
6 N 2 R LE 0 2 CETAK
TING 0
U T
GI 9
1
<Rp 8 RE
1.500.0 1 ND
00 , AH
5 H 2 IR <
57 SMP 2 TV YA 9 2 8 baik DIGITAL
7 N 7 T 2
1
8
2
6
H
PERG 3
O
URUA >Rp , TI
5 F 2 N TID cuk <
58 N 0 3.500.0 TV 7 5 6 NG DIGITAL
8 E 4 O AK up 2
TING 00 3 GI
RE
GI 6
R
4
97
5
4
S <Rp , RE
5 3 IR cuk >
59 U SMA 3 1.500.0 TV YA 6 5 5 ND DIGITAL
9 4 T up 2
M 00 4 AH
5
5
7
2
<Rp , RE
6 R 3 IR >
60 SMA 3 1.500.0 TV YA 8 3 7 baik ND DIGITAL
0 P 2 T 2
00 2 AH
7
3
>Rp 1 TI
6 E 4 IR 1 >
61 SMA 3 3.500.0 TV YA 0 0 baik NG DIGITAL
1 A 0 T 1 2
00 0 GI
5
Rp 4
ME
1.500.0 ,
6 B 4 IR cuk NE <
62 SMA 1 00- TV YA 6 5 5 DIGITAL
2 R 5 T up NG 2
2.500.0 4
AH
00 5
5
7
2
PA
<Rp , RE
6 3 IR MF < MEDIA
63 A SMP 2 1.500.0 YA 8 3 7 baik ND
3 0 T LE 2 CETAK
00 2 AH
T
7
3
3
PERG PU 6
PENYAM
URUA <Rp SK , RE
6 C 2 > IR cuk > PAIAN
64 N 1.500.0 ES YA 4 5 3 ND
4 P 5 3 T up 2 LANGSU
TING 00 MA 6 AH
NG
GI S 3
6
7
PERG PU 2
PENYAM
URUA >Rp SK , TI
6 A 3 IR > PAIAN
65 N 3 3.500.0 ES ya 8 3 7 baik NG
5 Y 5 T 2 LANGSU
TING 00 MA 2 GI
NG
GI S 7
3
3
PERG 6
URUA <Rp , RE
6 3 IR cuk <
66 N N 1 1.500.0 TV YA 4 7 3 ND DIGITAL
6 2 T up 2
TING 00 6 AH
GI 3
6
1
8
<Rp , RE
6 A 3 IR kur <
67 SMP 2 1.500.0 TV YA 2 9 1 ND DIGITAL
7 T 9 T ang 2
00 8 AH
1
8
2
PU 7
PENYAM
<Rp SK , RE
6 2 IR TID kur < PAIAN
68 D SMA 2 1.500.0 ES 3 8 2 ND
8 5 T AK ang 2 LANGSU
00 MA 7 AH
NG
S 2
7
4
Rp PU 5
ME PENYAM
1.500.0 SK ,
6 N 3 IR cuk NE < PAIAN
69 SMA 1 00- ES YA 5 6 4
9 D 5 T up NG 2 LANGSU
2.500.0 MA 5
AH NG
00 S 4
5
3
PU 6
PENYAM
<Rp SK , RE
7 F 2 IR cuk > PAIAN
70 SD 3 1.500.0 ES YA 4 7 3 ND
0 W 8 T up 2 LANGSU
00 MA 6 AH
NG
S 3
6
98
5
PU 4
PENYAM
<Rp SK , RE
7 J 3 IR cuk > PAIAN
71 SMP 3 1.500.0 ES Ya 6 5 5 ND
1 H 6 T up 2 LANGSU
00 MA 4 AH
NG
S 5
5
2
PU 7
PENYAM
<Rp SK , RE
7 H 3 IR kur < PAIAN
72 SMP 1 1.500.0 ES YA 3 8 2 ND
2 W 8 T ang 2 LANGSU
00 MA 7 AH
NG
S 2
7
3
PU 6
PENYAM
<Rp SK , RE
7 N 3 IR cuk < PAIAN
73 SMA 1 1.500.0 ES YA 4 7 3 ND
3 F 1 T up 2 LANGSU
00 MA 6 AH
NG
S 3
6
4
PERG 5
PO PENYAM
URUA >Rp , TI
7 H 4 PN SY cuk < PAIAN
74 N 2 3.500.0 YA 5 6 4 NG
4 S 5 S AN up 2 LANGSU
TING 00 5 GI
DU NG
GI 4
5
5
4
PA
<Rp , RE
7 3 IR MF cuk < MEDIA
75 M SMP 1 1.500.0 YA 6 5 5 ND
5 0 T LE up 2 CETAK
00 4 AH
T
5
5
4
PERG 5
PA
URUA <Rp , RE
7 N 3 IR MF cuk < MEDIA
76 N 1 1.500.0 YA 5 6 4 ND
6 R 0 T LE up 2 CETAK
TING 00 5 AH
T
GI 4
5
6
PERG 3
PA
URUA <Rp , RE
7 F 3 IR MF cuk > MEDIA
77 N 3 1.500.0 YA 7 4 6 ND
7 R 0 T LE up 2 CETAK
TING 00 3 AH
T
GI 6
4
8
1
<Rp , RE
7 T 3 IR >
78 SMA 3 1.500.0 TV YA 9 2 8 baik ND DIGITAL
8 T 9 T 2
00 1 AH
8
2
7
Rp. 2
ME
2.500.0 ,
7 D 3 IR NE >
79 SMP 3 00- TV YA 8 3 7 baik DIGITAL
9 W 5 T NG 2
3.500.0 2
AH
00 7
3
8
1
PO PENYAM
>Rp , TI
8 2 IR SY > PAIAN
80 W SMA 3 3.500.0 YA 9 2 8 baik NG
0 9 T AN 2 LANGSU
00 1 GI
DU NG
8
2
8
1
>Rp , TI
8 A 3 IR >
81 SMA 3 3.500.0 TV YA 9 2 8 baik NG DIGITAL
1 T 2 T 2
00 1 GI
8
2
8 82 I 3 SMA 3 IR <Rp TV YA 1 1 9 baik RE > DIGITAL
2 6 T 1.500.0 0 0 ND 2
00 , AH
9
99
0
9
1
8
1
PA
<Rp , RE
8 L 3 IR MF < MEDIA
83 SMA 2 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
3 W 0 T LE 2 CETAK
00 1 AH
T
8
2
8
1
PA
<Rp , RE
8 K 3 IR MF > MEDIA
84 SMA 3 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
4 N 2 T LE 2 CETAK
00 1 AH
T
8
2
9
0
PA
<Rp , RE
8 Y 3 IR MF 1 < MEDIA
85 SMA 2 1.500.0 YA 1 9 baik ND
5 L 2 T LE 0 2 CETAK
00 0 AH
T
9
1
8
1
PA
<Rp , RE
8 N 2 IR MF < MEDIA
86 SMA 2 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
6 V 9 T LE 2 CETAK
00 1 AH
T
8
2
8
1
PA
<Rp , RE
8 P 2 IR MF < MEDIA
87 SMA 1 1.500.0 YA 9 2 8 baik ND
7 T 7 T LE 2 CETAK
00 1 AH
T
8
2
7
2
PA
<Rp , RE
8 Y 3 IR MF > MEDIA
88 SMA 3 1.500.0 YA 8 3 7 baik ND
8 S 2 T LE 2 CETAK
00 2 AH
T
7
3
8
PU 1
PENYAM
<Rp SK , RE
8 R 2 IR < PAIAN
89 SMA 2 1.500.0 ES YA 9 2 8 baik ND
9 D 8 T 2 LANGSU
00 MA 1 AH
NG
S 8
2
100
RIWAYAT HIDUP PENULIS
I.
Data Pribadi
Telepon : 085256669613
Email: hamkawijayaskt@gmail.com
Agama : Islam
Orangtua
22
23
24
25
26
27
28