Anda di halaman 1dari 15

EFEKTIVITAS PEMBINAAN DAN PELATIHAN

GELANDANGAN DAN PENGEMIS OLEH


DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN KOTA PEKANBARU
Yuki Deli A.M
Email : yuki_malau3 5@yahoo.co.id
Dibimbing oleh Dr. Febri Yuliani, S.Sos, M.Si
Email: febby_sasha@yahoo.co.id
Program Studi Administrasi Negara FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293

Abstract
The Effectivity of Homeless and Beggars Founding and Training Implemented by the
Social and Cemetery Departement of Pekanbaru City. . And the purpose of this research are
to know the efectivity of the founding and training of homeless and beggars by the Departement
of Social and Cemetery of Pekanbaru and factors concerning the halt of progress of the founding
and training. This research using the method of qualitative descriptive and data collection
technique by the way of observation, interview, and library research obtained by research
informant that has been predetermined based on snowball sampling technique. Based on
research result that has been done based on the concept and theory researcher found out that the
homeless and beggars founding and training provided by Pekanbaru’s Department of Social and
Cemetery is not yet effective. This can be seen by the many homeless and beggars still lurking in
Pekanbaru
Keywords: Effectivity, Founding And Training, Source Approach, Process Approach,
Targeted Approach
PENDAHULUAN
Gelandangan dan pengemis merupakan suatu masalah sosial yang keberadaannya dapat
mengganggu ketertiban sosial, khususnya di kota-kota besar Indonesia seperti Kota Pekanbaru.

Tabel 1.1. Jumlah Gelandangan dan Pengemis di Kota Pekanbaru


Tahun Gelandanngan Gepeng Penduduk Keterangan
dan Pengemis Urban Tempatan
yang Terjaring
2008 204 Orang 119 Orang 85 Orang Daerah asal gepeng urban: Aceh, Jambi,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Palembang
serta Pulau Jawa dan Kalimantan
2009 264 Orang 178 Orang 86 Orang Populasi gepeng jan s/d Des 2009
2010 278 Orang 180 Orang 98 Orang Populasi gepeng jan s/d Des 2010
2011 254 Orang 191 Orang 63 Orang Populasi gepeng jan s/d Des 2011

2012 242 Orang 170 Orang 72 Orang Populasi gepeng jan s/d Des 2012
2013 209 Orang 120 Orang 89 Orang Populasi gepeng jan s/d Des 2013
Jumlah 1451 Orang 958 Orang 493 Orang  Populasi Tahun 2008-pertengahan tahun
2013
 Setiap tahunnya terdapat beberapa orang
yang terjaring lebih dari satu
Sumber: Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru 2014

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 1


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam kehidupan dan penghidupan
gelandangan dan pengemis yang terdapat di masyarakat.
Kota Pekanbaru justru paling banyak berasal
dari luar Kota Pekanbaru. Dari tabel juga Adapun yang menjadi tujuan dari
dapat disimpulkan bahwa beberapa Kegiatan Pemberdayaan eks Penyandang
gelandangan dan pengemis meskipun sudah Penyakit Sosial ini ialah sebagai berikut:
terazia tetap tidak jera dan takut untuk
a. Memperlakukan gelandangan dan
menjadi gelandangan dan pengemis lagi,
pengemis berikut keluarganya dan
membuktikan bahwa razia saja tidak mampu
lingkungan sosialnya sebagai subjek dan
untuk mengatasi masalah gelandangan dan
titik sentral usaha penanggulangan
pengemis.
terhadap Tuna Sosial
Berbagai upaya telah dilakukan b. Meningkatkan perlindungan dan
pemerintah Kota Pekanbaru dalam pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial
mengatasi masalah gelandangan dan kepada gelandangan dan pengemis
pengemis, khususnya Dinas Sosial dan berikut keluarganya dan lingkungan
Pemakaman Kota Pekanbaru yang memang sosialnya agar mereka tetap dapat
berhubungan secara langsung serta memperoleh kesempatan dan peluang
bertanggungjawab untuk menjaga ketertiban yang sama untuk mengembangkan usaha
sosial. Salah satu upaya yang dilakukan oleh agar dapat meningkatkan pendapatannya
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota c. Meningkakan kualitas sumber daya
Pekanbaru adalah dengan memberikan manusia gelandangan dan pengemis
pembinaan dan pelatihan bagi gelandangan serta keluarganya dengan meningkatkan
dan pengemis yang berhasil dijaring oleh pengetahuan, sikap, perilaku,
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota keterampilan kerja atau keterampilan
Pekanbaru yang bekerjasama dengan satuan berusaha sesuai kemampuan agar dapat
Polisi Pramong Praja/SATPOL PP Kota menjalankan penghidupannya secara
Pekanbaru dan Polresta. mandiri.

Pembinaan dan pelatihan yang Kegiatan Pemberdayaan eks


dilakukan oleh Dinas Sosial dan Peyandang Penyakit Sosial dilakukan oleh
Pemakaman Kota Pekanbaru kepada Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
gelandangan dan pengemis yang berada di Pekanbaru bekerjasama dengan beberapa
Kota Pekanbaru masih hanya bersifat non personal yang diundang untuk memberikan
panti dan diwujudkan melalui Kegiatan pelatihan selama sepuluh hari. Setelah
Pemberdayaan eks Penyandang Penyakit melakukan Kegiatan Pemberdayaan tersebut
Sosial. Kegiatan Pemberdayaan eks maka Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
Penyandang Penyakit Sosial ini Pekanbaru akan memberikan modal bagi
dimaksudkan agar hilangnya permasalahan gelandangan dan pengemis yang mengikuti
gelandangan dan pengemis dalam tata pembinaan dan pelatihan tersebut sambil
kehidupan dan penghidupan sosial para terus dimonitoring selama tiga bulan sekali.
bekas gelandangan dan pengemis yang
diliputi rasa harga diri, kepercayaan diri,
tanggung jawab sosial serta kemauan dan
berkemampuan melakukan fungsi sosialnya

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 2


Tabel 1.2. Tindakan Yang Diberikan Terhadap Gelandangan dan Pengemis Oleh Dinas
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
Tahun Gelandangan dan Dipulangkan Dipulangkan Penerima
Pengemis yang (Gepeng Urban) (Penduduk Pembinaan dan
Terjaring Tempatan) Pelatihan
2008 204 Orang 58 Orang 85 Orang 15 Orang
2009 264 Orang 60 Orang 86 Orang 20 Orang
2010 278 Orang 50 Orang 98 Orang 20 Orang
2011 254 Orang 50 Orang 63 Orang 20 Orang
2012 242 Orang 50 Orang 72 Orang 10 Orang
2013 209 Orang 78 Orang 89 Orang 15 Orang
Jumlah 1451 Orang 346 Orang 493 Orang 100 Orang
Sumber: Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui terazia dan yang dipulangkan, padahal
bahwa hanya sedikit gelandangan dan jumlah gelandangan dan pengemis yang
pengemis yang dapat mengikuti pembinaan merupakan penduduk tempatan (berdomisili
dan pelatihan bila dibandingkan dengan di Kota Pekanbaru) lumayan banyak.
jumlah gelandangan dan pengemis yang

Tabel 1.3 Jumlah Gelandangan dan Pengemis yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti
Pembinaan dan Pelatihan
Tahun Jumlah Yang Tidak Diberi Pelatihan Jumlah / Jenis
Gelandangan dan Diberi Keterampilan
Pengemis Pelatihan
2006 200 Orang 200 Orang - -
2007 174 Orang 144 Orang 30 Orang Olah Pangan dan Kerajinan
2008 204 Orang 189 Orang 15 Orang Olah Pangan dan Kerajinan
2009 264 Orang 244 Orang 20 Orang Sol Sepatu
2010 278 Orang 258 Orang 20 Orang Olah Pangan/Kue
2011 254 Orang 234 Orang 20 Orang Olah Pangan/Kue
2012 242 Orang 232 Orang 10 Orang Sol Sepatu
2013 209 Orang 194 Orang 15 Orang Sol Sepatu
Sumber: Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru 2014

Tabel di atas menegaskan kembali oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
bahwa dari sekian banyaknya gelandangan Pekanbaru, yaitu:
dan pengemis yang terazia hanya sedikit
yang diberikan pembinaan dan pelatihan. 1. Masih belum terasanya dampak
Pemberian pelatihanpun masih bersifat pembinaan dan pelatihan yang dilakukan
mononton hanya sebatas keterampilan oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
pembuatan pangan dan sol sepatu. Pekanbaru dalam menekan jumlah
gelandangan dan pengemis yang ada di
Dari data yang ada, maka peneliti Kota Pekanbaru
menemukan beberapa fenomena yang masih 2. Masih banyak gelandangan dan
ada dalam pembinaan dan pelatihan pengemis yang terjaring oleh Dinas
gelandangan dan pengemis yang dilakukan Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
yang tidak bisa mengikuti pembinaan
Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 3
dan pelatihan yang diadakan oleh Dinas b. Sebagai refrensi bagi peneliti
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru selanjutnya yang meneliti
3. Jenis pembinaan dan pelatihan yang permasalahan yang sama mengenai
dilakukan oleh Dinas Sosial dan efektivitas pembinaan dan pelatihan
Pemakaman Kota Pekanbaru masih gelandangan dan pengemis
bersifat mononton 2. Secara praktis yaitu sebagai bahan
masukan atau rekomendasi bagi
Pemerintah Kota Pekanbaru khususnya
PERUMUSAN MASALAH Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
Pekanbaru dalam melaksanakan
Berdasarkan latar belakang di atas,
pembinaan dan pelatihan gelandangan
maka penulis mencoba merumuskan
dan pengemis di Kota Pekanbaru
permasalahan, yakni:
1. Apakah pembinaan dan pelatihan
terhadap gelandangan dan pengemis KONSEP TEORITIS
yang dilakukan oleh Dinas Sosial dan Efektivitas pada dasarnya berasal
Pemakaman Kota Pekanbaru telah dari kata “efek” dan digunakan dalam istilah
efektif? ini sebagai hubungan sebab akibat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu
efektivitas pembinaan dan pelatihan sebab dari berasal lain. Menurut Nyoman
yang dilakukan oleh Dinas Sosial dan Sumaryadi (2005:105) efektivitas dalam
Pemakaman Kota Pekanbaru terhadap kegiatan organisasi dapat dirumuskan
gelandangan dan pengemis di Kota sebagai tingkat perwujudan sasaran yang
Pekanbaru menunjukkan sejauh mana sasaran telah
dicapai. Organisasi dapat dikatakan efektif
bila orgnanisasi tersebut dapat sepenuhnya
TUJUAN DAN MANFAAT
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
PENELITIAN
Foster dan Karen (2001:11)
a. Tujuan Penelitian
mengungkapkan bahwa pembinaan lebih
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
tepat ditujukan untuk sisi perilaku
efektivitas pembinaan dan pelatihan
manajemen manusia. Pembinaan berarti
gelandangan dan pengemis yang
kegiatan yang terus menerus memberi
dilakukan oleh Dinas Sosial dan
berbagai arahan dan dukungan. Pembinaan
Pemakaman Kota Pekanbaru
merupakan proses berkelanjutan. Pembinaan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis
yang berkelanjutan merupakan suatu cara
faktor-faktor yang mempengaruhi
untuk mendukung pembelajaran dan
efektivitas pembinaan dan pelatihan
pengembangan berkelanjutan. Menurut
gelandangan dan pengemis oleh Dinas
Handoko (2001:104) pelatihan yang
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
diberikan dimaksudkan untuk memperbaiki
b. Manfaat Penelitian
penguasaan berbagai keterampilan dan
1. Secara teoritis ada dua, yaitu:
teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci,
a. Sebagai rangsangan ilmu melalui
dan rutin.
penulisan karya ilmiah serta melatih
penulis dalam menerapkan teori-teori Menurut Lubis dan Martani
yang di dapat selama kuliah (1998:56) terdapat tiga pendekatan untuk
mengukur efektivitas suatu organisasi, yaitu:

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 4


1. Pendekatan Sumber (Resource dan pasaran kerja usaha, fasilitas dan
Approach) yakni mengukur efektivitas garis kemudahan.
dari input. Pendekatan mengutamakan c. Motivasi. Adalah kegiatan
adanya keberhasilan organisasi untuk pengenalan program kepada
memperoleh sumber daya, baik fisik gelandangan dan pengemis untuk
maupun non fisik yang sesuai dengan menumbuhkan keinginan dan
kebutuhan organisasi. dorongan yang tinggi dalam
2. Pendekatan Proses (Process Approach) mengikuti dan melaksakan program
adalah untuk melihat sejauh mana atau pelayanan rehabilitasi sosial.
efektivitas pelaksanaan program dari d. Seleksi. Adalah kegiatan
semua kegiatan proses internal atau pengelompokkan/klasifikasi
mekanisme organisasi. gelandangan dan pengemis yang
3. Pendekatan Sasaran (Goal Approach) sudah dimotivasi, untuk menentukan
dimana pusat perhatin pada output, siapa yang memenuhi persyaratan
mengukur keberhasilan organisasi untuk dan yang tidak dapat diterima
mencapai hasil (output) yang sesuai menjadi calon penerima
dengan rencana. pelayanan. Tujuan seleksi adalah
untuk memperoleh calon klien secara
Menurut Direktorat Pelayanan difinitif, sehingga dalam mengikuti
dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial program pelayanan dan rehabilitasi
Departemen Sosial RI (2010:9) upaya calon klien sudah siap dan mantap.
penanggulangan atau penanganan 2. Penerimaan. Adalah serangkaian
gelandangan pengemis harus dilaksnakan kegiatan administratif maupun tehnis
melalui serangkaian proses, yaitu: yang meliputi registrasi dan penempatan
dalam program pelayanan yang
1. Pendekatan awal. Adalah serangkaian
dilaksanakan pada saat calon penerima
kegiatan untuk mendapatkan
pelayanan hasil seleksi. Tahap ini terdiri
pengakuan/dukungan/bantuan dan peran
dari:
serta dalam pelaksanaan program,
a. Registrasi. Adalah kegiatan
termasuk upaya memperoleh gambaran
administratif pencatatan dalam buku
potensialitas sumber-sumber pelayanan.
penerimaan induk pelayanan dan
Pendekatan awal, meliputi:
mengkompilasikan berbagai formulir
a. Orientasi dan konsultasi. Adalah
isian untuk mendapatkan penerimaan
kegiatan pengenalan program
pelayanan dengan segala
pelayanan kepada pemerintah
informasi/biodatanya
daerah, instansi-instansi teknis, dan
b. Studi kasus. Merupakan suatu teknik
pilar-pilar partisipasi usaha
pekerja sosial untuk mempelajari
kesejahteraan sosial yang terkait
permasalahan yang dihadapi klien
untuk mendapatkan pengesahan/
melalui penggalian latar belakang
pengakuan, dukungan/ bantuan,
kehidupan klien, riwayat
peran/ sertanya dalam pelaksanaan
permasalahan, keadaan keluarga dan
program
orang-orang terdekat dengannya,
b. Identifikasi. Adalah kegiatan upaya
keinginannnya, kekecewaan, potensi
untuk memperoleh data yang lebih
dan hal-hal yang dipndang berkaitan
rinci tentang gelandangan dan
dengan masalah klien. Pengumpulan
pengemis serta potensi lingkungan,
data atau informasi melalui
termasuk sumber-sumber pelayanan

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 5


wawancara langsung dan tidak pengemis) agar dapat berintegrasi penuh
langsung terkait dengan orang-orang ke dalam kehidupan dan penghidupan
terdekat dengan klien masyarakat secara normatif dan di satu
c. Penempatan dalam program pihak lagi untuk mempersiapkan
rehabilistasi sosial (assement). masyarakat khususnya masyarakat
Adalah kegiatan penempatan klien daerah asal atau lingkungan masyarakat
dalam program bimbingan di lokasi penempatan kerja/usaha klien
keterampilan keja berdasarkan dalam hal ini gelandangan dan pengemis
pengelompokkan data tentang minat agar mereka dapat menerima,
dan bakat serta kemungkinan memperlakukan dan mengajak serta
penempatan-penempatan di lapangan untuk berintegrasi dengan kegiatan
kerja kemasyarakatan.
3. Pengungkapan dan penelahaan 6. Penyaluran. Merupakan serangkaian
masalah (assessment). Adalah kegiatan yang diarahkan untuk
upaya untuk menelusuri, menggali mengembalikan penerima pelayanan ke
data penerimaan pelayanan, faktor- dalam kehidupan dan penghidupan di
faktor penyebab masalahnya, masyarakat secara normatif baik di
tanggapan serta kekuatan- lingkungan keluarga, masyarakat daerah
kekuatannya dalam upaya membantu awal maupun ke jalur lapangan
dirinya sendiri, hal ini dapat dikaji, kerja/usaha mandiri (wirausaha)
dianalisa dan diolah untuk 7. Bimbingan lanjut. Merupakan
membantu upaya rehabilitasi sosial serangkaian kegiatan bimbingan yang
dan resosialisasi bagi peserta. diarahkan kepada klien dan masyarakat
Adapun aspek-aspek dalam assement guna lebih dapat memantapkan,
meliputi: fisik, mental dan sosial. meningkatkan dan mengembangkan
4. Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi kemandirian klien dalam kehidupan dan
Sosial . Merupakan pelaksanaan penghidupan yang layak. Tahap
kegiatan pelayanan dan rehabilitasi bimbingan lanjut secara operasional
sosial di dadasarkan pada assessment dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni:
yang dilakukan oleh pekerja sosial. a. Bimbingan peningkatan kehidupan
Hasil assement tersebut merupakan bermasyarakat dan peran serta dalam
proses yang berkelanjutan, artinya hasil pembangunan.
assement dilakukan tidak hanya diawali b. Bantuan pengembangan
dengan proses pemberian pelayanan usaha/bimbingan peningkatan
tetapi juga dilakukan disaat proses keterampilan
sedang berlangsung dan diakhiri proses c. Bimbingan
pelayanan. Adapun kegiatan ini pemantapan/kemandirian/peningkata
meliputi: n usaha
a. Bimbingan fisik. 8. Bantuan pengembangan usaha/bimbingan
b. Bimbingan mental peningkatan keterampilan. Adalah
c. Bimbingan sosial serangkaian kegiatan yang diarahkan
d. Bimbingan keterampilan kerja kepada penerima pelayanan dalam bentuk
5. Resosialisasi. Adalah serangkaian penerimaan bantuan ulang baik berupa
kegiatan bimbingan yang bersifat dua peralatan maupun bahan bantuan
arah yaitu di satu sisi untuk permodalan maupun pemantapan
mempersiapkan klien (gelandangan dan

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 6


keterampilan sehingga jenis yaitu mengenai tanggapan informan tentang
usaha/kerjanya lebih berkembang. pelaksanaan pembinaan dan pelatihan yang
9. Evaluasi. Adalah kegiatan untuk dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan
memastikan apakah proses dan Pemakaman Kota Pekanbaru, maupun
rehabilitasi sosial gelandangan dan informasi lainnya yang diperlukan, serta
pengemis berlangsung sesuai rencana data sekunder, yaitu data yang diperoleh
yang telah ditetapkan, pekerja sosial untuk melengkapi data primer yang
wajib melakukan evaluasi terhadap didapatkan, seperti laporan-laporan
setiap proses dan hasil pertolongan yang dokumen-dokumen, hasil-hasil penelitian
dilalui dan kemudian diambil apakah lainnya, buku-buku yang dapat mendukung
secara keseluruhan proses telah berjalan dan menjelaskan masalah.
dengan baik dan dapat dilakukan
pengakhiran pelayanan. Dalam menganalisa data digunakan
10. Terminasi atau pengakhiran pelayanan. metode deskripti kualitatif. Metode
Pengakhiran dilaksanakan untuk deksriptif kualitatif adalah suatu metode
memastikan hasil umum evaluasi penelitian yang menggambarkan semua data
terhadap klien telah dapat menjalankan atau keadaan subyek/obyek penelitian
fungsi sosialnya secawa wajar dan kemudian dianalisa dan dibandingkan
mampu menjadi warga negara berdasarkan kenyataan yang sedang
masyarakat yang bertanggungjawab. berlangsung pada saat ini dan selanjutnya
Dalam hal ini dipersiapkan klien dalam mencoba untuk memberikan pemecahan
proses pengkahiraan berjalan wajar, masalahnya. Setelah seluruh informasi yang
dimana pemutusan pelayanan tidak dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul
menimbulkan konfik psikologis yang maka informasi tersebut akan dianalisa
dapat menggangu klien. dengan tenik triangulasi data. Selanjutnya
ditambahkan dengan data dan keterangan
yang sifatnya mendukung dalam
METODE menjelaskan hasil penelitian untuk
kemudian dianalisa secara deksriptif
Penelitian bersifat kualitatif, sebab kualitatif.
penilaian efektivitas mengenai pembinaan
dan pelatihan gelandangan dan pengemis
merupakan penelitian yang terkait antara
antara berhasil tidaknya program tersebut, HASIL PENELITIAN DAN
kesesuaian dengan perkembangan zaman. PEMBAHASAN
Untuk itu peneliti berasumsi bahwa jenis
A. Efektivitas Pembinaan dan Pelatihan
penelitian yang cocok dengan permasalahan
Gelandangan dan Pengemis oleh
ini adalah kualitatif dengan menggunakan
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
prosedur-prosedur analisis menurut waktu
Pekanbaru
setelah tindakan.
Pembinaan dan pelatihan merupakan
Jenis data yang digunakan dalam
salah satu hal yang dibutuhkan dan
penelitian ini adalah data primer yakni data
digunakan sebagai strategi yang digunakan
primer merupakan data yang diperoleh
untuk mengatasi masalah gelandangan dan
secara langsung dari informan yang
pengemis yang ada. Pelaksanaan pembinaan
merupakan sumber informasi untuk
dan pelatihan menjadi suatu hal yang perlu
memperoleh jawaban dari permasalahan ini,
diperhatikan khususnya bagi setia pihak

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 7


yang terkait agar pembinaan dan pelatihan Pendekatan mengutamakan adanya
dapat berjalan dengan efektif dan mencapai keberhasilan organisasi untuk memperoleh
hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran sumber daya, baik fisik maupun non fisik
yang diharapkan untuk mengatasasi masalah yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
gelandangan dan pengemis yang ada.
a. Dana yang tersedia untuk melaksanakan
Efektivitas dalam kegiatan organisasi pembinaan dan pelatihan
dapat dirumuskan sebagai tingkat
perwujudan sasaran yang menunjukkan Sejak tahun 2008 dana yang
sejauh mana sasaran telah dicapai. digunakan untuk melaksanakan pembinaan
Efektivitas pada umumnya dipandang dan pelatihan bersumber dari APBD Kota
sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif Pekanbaru yang sebelumnya berasal dari
dan operasional. Dengan demikian, pada APBN. Dana yang disediakan APBD Kota
dasarnya efektivitas adalah tingkat Pekanbaru untuk pelaksanaan pembinaan
pencapaian tujuan atau sasaran organisasi dan pelatihan tidak menentu dan tidak
yang telah ditetapkan. dipengaruhi oleh jumlah peserta dan jenis
pembinaan dan pelatihan yang dilakukan
Oleh sebab itu efektivitas pembinaan
dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Dana yang tersedia telah cukup
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru memadai untuk melakukan pembinaan dan
dapat dilihat dari tingkat pencapaian Dinas pelatihan non panti selama ini karena besar
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru dana yang disediakan pemerintah Kota
dalam memberikan dan melakukan Pekanbaru merupakan hasil dari proposal
pembinaan dan pelatihan terhadap yang diajukan dan direncanakan oleh Dinas
gelandangan dan pengemis dalam rangka Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
untuk menekan atau mengurangi jumlah dalam perencanaan pelaksanaan pembinaan.
gelandangan dan pengemis yang ada di Kota Sedikit banyaknya jumlah peserta yang
Pekanbaru. mengikuti pembinaan dan pelatihan ternyata
bukan ditentukan oleh dana.
Untuk mengukur efektivitas
pembinaan dan pelatihan yang dilakukan b. SDM yang memberikan pembinaan dan
oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota pelatihan
Pekanbaru terhadap gelandangan dan
Setiap tahunnya pihak Dinas Sosial
pengemis, peneliti menggunakan teori Lubis
dan Pemakaman Kota Pekanbaru akan
dan Martani (1998:56), yang mengukur
menetukan orang-orang yang dianggap
efektivitas dari input, proses dan output.
menguasai dan mampu menyampaikan
Maka Efektivitas Pembinaan dan Pelatihan
setiap materi pembinaan dan pelatihan yang
Gelandangan dan Pengemis oleh Dinas
telah ditentukan untuk diberikan terhadap
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
gelandangan dan pengemis yang mengikuti
dapat dilihat melalui indikator sebagai
pembinaan dan pelatihan. Oleh karena itu
berikut: setiap tahunnya orang-orang yang akan
1. Pendekatan Sumber (Input), meliputi: memberikan materi pembinaan dan
pelatihan bisa saja.
Pendekatan Sumber (Resource
Approach) menurut Lubis dan Martini Setiap materi yang ditetapkan
(1998) dalam bukunya Teori Organisasi tentunya diharapkan dapat dipahami dan
yakni mengukur efektivitas dari input. dimengerti oleh peserta yang mengikuti

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 8


program pembinaan dan pelatihan agar pembelajaran serta alat-alat praktik. Namun
setiap materi yang disampaikan dapat untuk pembinaan yang bersifat panti belum
menjadi bekal yang mampu merubah bisa dilaksanakan karena belum
kehidupan peserta yang mengikuti tersediannya panti yang mampu menampung
pembinaan dan pelatihan ke depannya. Oleh beberapa orang gelandangan dan pengemis
karena itu kualitas dari pemberi materi untuk kurun waktu yang cukup lama sebagai
pembinaan dan pelatihan tentunya menjadi tempat berlangsungnya kegiatan
hal yang sangat penting agar hal tersebut pembinaaan dan pelatihan tersebut.
bisa dicapai. Bukan hanya mampu
menguasai setiap materi yang akan mereka 2. Pendekatan Proses, meliputi:
sampaikan, namun juga harus mampu
Menurut Lubis dan Martani (1998)
menyampaikan setiap materi pembinaan dan
pendekatan Proses (Process Approach)
pelatihan dengan cara yang sederhana,
adalah untuk melihat sejauh mana
mudah dimengerti dan diterima oleh peserta
efektivitas pelaksanaan program dari semua
pembinaan dan pelatihan.
kegiatan proses internal atau mekanisme
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota organisasi.
Pekanbaru telah berupaya dengan baik
1. Tahapan awal
dalam memilih dan menetukan setiap orang
a. Orientasi dan konsultasi
yang akan menyampaikan materi sesuai
Proses ini merupakan tahap dimana
dengan materi yang mereka tentukan.
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
Kualitas dari pemberi materi dan pelatihan
Pekanbaru terlebih dahulu mensosialisasikan
pun terbilang sangat baik, baik dari segi
terhadap semua pihak yang terkait seperti
penguasaan materi maupun dari segi
SATPOL PP, Polresta Pekanbaru dalam
penyampaian karena setiap gelandangan dan
proses penertiban dan juga dengan bebagai
pengemis dapat memahami dan menguasai
individu lainnya yang ditunjuk sebagai
setiap materi yang mereka sampaikan.
pemberi materi dalam proses pemberian
c. Saranan Prasarana yang digunakan untuk pembinaan dan pelatihan.
melaksanaan pembinaan dan pelatihan Dalam tahap ini telah terjadi
komunikasi atau koordinasi yang baik antara
Saat ini materi pembinaan diberikan semua pihak yang terkait dengan
dengan metode ceramah layaknya seminar pelaksanaan program pembinaan dan
sedangkan materi pelatihan diberikan pelatihan. Mulai dari penjaringan atau
dengan bentuk lokakarya atau praktik penertiban dan identifikasi yang dilakukan
langsung. Dengan demikian pembinaan dan oleh Satpol PP dan Polresta, dana yang
pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Sosial dikeluarkan oleh pemerintah Kota
dan Pemakaman Kota Pekanbaru Pekanbaru untuk pelaksanaan program
memerlukan sarana dan prasarana yang pembinaan dan pelatihan tersebut serta
memadai untuk dalam melaksanakan setiap individu-indiividu yang ditunjuk
pembinaan dan pelatihan khususnya dalam sebagai pemberi materi-materi yang ada,
pemberian pelatihan berupa keterampilan. semuanya telah terjalin cukup baik sehingga
setiap pihak dapat mengerti dan
Sarana dan prasarana dalam menjalankan perannnya masing-masing
melakukan pembinaan dan pelatihan yang dengan baik pula.
bersifat non panti telah sangat memadai
termasuk dalam tempat berlangsungnya
kegiatan, sarana pendukung materi

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 9


b. Identifikasi pelatihan namun sasaran pihak Dinas Sosial
Tahap ini dilakukan dengan tujuan dan Pemakaman Kota Pekanbaru dalam
untuk memperoleh profil dari gelandangan program pembinaan dan pelatihan sudah
dan pengemis secara lebih rinci serta potensi tidak tepat sasaran. Banyak dari peserta
yang mereka miliki yang tentunya akan pembinaan dan pelatihan yang hanya
memudahkan pihak Dinas Sosial dan merupakan pengangguran yang sudah
Pemakaman Kota Pekanbaru untuk lebih memiliki tempat tinggal dan sulitnya
memahami dan mengenal gelandangan dan mencari gelandangan dan pengemis yang
pengemis. bersedia mengikuti program ini menjadi
Dalam tahap identifikasi terdapat alasan pengalihan sasaran program ini.
kekurangan mesikipun pelaksanaannya telah
dilaksanakan terhadap semua gelandangan d. Seleksi
dan pengemis, baik yang mengikuti maupun Proses ini dilakukan agar nantinya
yang tidak mengikuti pembinaan dan peserta yang mengikuti pembinaan dan
pelatihan namun Dinas Sosial dan pelatihan ini ialah gelandangan dan
Pemakaman Kota Pekanbaru dalam hal ini pengemis yang memang benar-benar mau
juga dianggap lalai karena terdapat beberapa serius dan kooperatif mengikuti setiap tahap
data gelandangan dan pengemis yang bisa pembinaan dan pelatihan dan mau merubah
berubah setiap tahunnya dan juga terdapat hidupnya menjadi lebih baik.
data yang kurang rinci terkait gelandangan Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
dan pengemis serta metode indetifikasi yang Pekanbaru telah melakukan proses seleksi
kurang efektif karena sebagian besar dengan seksama terlebih dahulu sebelum
berharap dengan formulir yang diisi oleh menentukan peserta pembinaan dan
gelandangan dan pengemis. pelatihan sehingga peserta yang mengikuti
pembinaan dan pelatihan ialah peserta yang
c. Motivasi sudah benar-benar serius untuk mengikuti
Tahap ini menjadi sangat penting program pembinaan dan pelatihan. Namun
mengingat beragamnya motivasi para dalam tahap ini akhirnya terdapat
gelandangan dan pengemis dalam kekurangan karena peserta yang mereka
menjalankan profesi ini, seperti keterbatasan seleksi bukan hanya asli gelandangan dan
fisik, tidak ada lahan pekerjaan, tidak mau pengemis yang menjadi sasaran program
berupaya dan lain sebagainya. Kebanyakan namun juga pihak lain yang bukan menjadi
motivasi gelandangan dan pengemis yang sasaran program ini
ada ialah mereka ingin mendapatkan
penghasilan dengan caa yang mudah tanpa 2. Penerimaan
mau berusaha, karena itu mereka mau a. Registrasi
membuang harga dirinya untuk menjadi Proses administratif ini menjadi
gelandangan dan pengemi dari satu tempat sangat penting karena tujuan dilakukan
ke tempat yang lain untuk mendapatkan tahap ini ialah sebagai arsip untuk pihak
penghasilan yang besar. Dalam hal ini, Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
mental, motivasi dan cara pandang Pekanbaru, yang untuk waktu atau tahap ke
gelandangan dan pengemislah yang menjadi depannnya bisa menjadi sumber informasi
masalah utama. dan evaluasi yang penting bagi mereka.
Tahap motivasi memang telah Proses administrasi atau pencatatan
dilakukan oleh pihak Dinas Sosial dan menjadi hal yang kurang diberi perhatian
Pemakaman Kota Pekanbaru agar banyak ataupun dianggap sepele, padahal pencatatan
yang mau mengikuti pembinaan dan sangat penting sebagai arsip yang akan

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 10


menjadi sumber informasi dan evaluasi ke gelandangan dan pengemis mendapatkan
depannya yang pastinya tetap dibutuhkan jenis materi yang sama.
oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Proses penempatan dalam program
Pekanbaru terkait dengan peserta pembinaan pembinaan dan pelatihan belum dilakanakan
dan pelatihan. karena jenis pembinaan dan pelatihan yang
diadakan setiap tahun hanya satu jenis.
b. Studi kasus Sehingga gelandangan dan pengemis hanya
Tujuan dari tahap ini lebih dalam mengikuti pembinaan dan pelatihan yang
dari tahap identifikasi dan lebih telah ditentukan dan disediakan padahal
dikerucutkan hanya kepada peserta yang belum tentu itu yang mereka inginkan dan
telah diseleksi. Pertanyaan-pertanyaan butuhkan dan bakat serta minat antara yang
dalam tahap ini lebih dalam dan satu bisa saja berbeda.
memerlukan kedekatan personal yang harus
mulai dibangun oleh pihak Dinas Sosial dan 3. Pengungkapan dan pemahaman masalah
Pemakaman Kota Pekanbaru yang tentunya
akan membantu Dinas Sosial dan Proses ini adalah proses untuk lebih
Pemakaman Kota Pekanbaru semakin mengenal, memahami serta mempelajari
mengenal dan memahami mereka. Tahap ini gelandangan dan pengemis secara lebih
dilakukan bukan hanya kepada peserta dalam lagi serta masalah-masalah yang
namun juga teradap keluarga dan mereka hadapi, cara berpikir, kondisi fisik,
lingkungan peserta. mental ataupun lingkungan gelandangan dan
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota pengemis yang pastinya akan membantu
Pekanbaru sebenarnya telah berupaya dalam membantu geladangan dan pengemis
membangun kedekatan dan menggali lebih keluar dari masalahnya.
dalam tentang peserta pembinaan dan
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
pelatihan, mencoba mempelajari dan
Pekanbaru telah berusaha untuk memahami
memahami peserta, namun terdapat
para peserta pembinaan dan pelatihan dan
kelemahan di dalamnya, yaitu wawancara
masalah-masalah yang mereka hadapi.
masih hanya dilakukan dengan peserta
Hanya saja dalam pelaksanaannnya, masih
padahal untuk lebih mengenal dan
ada beberapa hal yang kurang mereka
memahami peserta dibutuhkan informasi
tanyakan lebih dalam khususnya di bidang
dari keluarga dan lingkungan dimana peserta
mental dan sosial karena berbagai alasan
berada.
terutama keengganan dan kelalaian mereka.
c. Penempatan dalam program rehabilistasi
4. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial
sosial.
Setiap materi pembinaan dan Pembinaan dan pelatihan yang
pelatihan yang dialakukan oleh Dinas Sosial dilakukan yang diwujudkan melalui
dan Pemakaman Kota Pekanbaru yang Kegiatan Pemberdayaan eks Penyakit Sosial
diwujudkan melalui Kegiatan Pemberdayaan dilakukan memuat berbagai materi yang
eks Penyakit Sosial saat ini masih ditentukan dianggap perlu untuk membantu
hanya oleh Dinas Sosial dan Pemakaman gelandangan dan pengemis keluar dari
Kota Pekanbaru saja. Dalam hal ini jenis masalahnya, yang meliputi: bimbingan
materi-materi yang diberikan terhadap mental, bimbingan sosial, bimbingan fisik
gelandangan dan pengemis masih berisifat dan bimbingan keterampilan.
satu jenis tiap tahunnya, sehingga seluruh

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 11


Pelaksanaan pembinaan dan sedikit menjadi alasan untuk tidak
pelatihan telah terlaksana dengan baik dan melakukan tersebut.
seluruh bidang bimbingan yang diperlukan
baik bidang fisik, sosial, mental dan 7. Bimbingan lanjut
keterampilan tetap terlaksana setiap
Bimbingan ini dilakukan ketika para
tahunnya. Namun yang masih kurang ialah
peserta telah kembali ke keluarga dan
keseimbangan bahan materi. Selama sepuluh
lingkungan mereka. Sembari tetap
hari materi yang lebih banyak peserta
melakukan pemantauan dan pengawasan
dapatkan kebanyakan masih di bidang
terhadap mereka, mereka tetap diingatkan
keterampilan. Dan juga jenis keterampilan
kembali apa yang telah mereka pelajari dan
yang masih belum bervariasi dan belum
tetap dibimbing dan dimotivasi untuk terus
berdasarkan acuan bakat dan keinginan
berusaha. Tahap bimbingan terdiri dari tiga
peserta.
tahap, yakni: bimbingan peningkatan
5. Resosialisasi kehidupan masyaralat dan peran serta dalam
pembangunan, bantuan pengembangan
Resosialisasi diperlukan agar ketika usaha, bimbingan pemantapan
peserta selesai mengikuti pembinaan dan kemandirian/penningkatan usaha
pelatihan, mereka siap untuk kembali ke
lingkungannya serta mereka mendapat Setiap peserta yang menerima
dukungan dari lingkungan. Hal ini akan pembinaan dan pelatihan seharusnya tetap
semakin membantu gelandangan dan berada dalam pemantauan Dinas Sosial dan
pengemis untuk memulai kehidupan barunya Pemakaman Kota Pekanbaru agar mereka
secara lebih baik. Sejauh ini Dinas Sosial dapat mengetahui perkembangan kehidupan
dan Pemakaman Kota Pekanbaru melakukan para peserta. Dinas Sosial dan Pemakaman
resosialisasi masih hanya kepada Kota Pekanbaru kurang serius dalam
gelandangan dan pengemis ketika di acara mengerjakannya. Pengawasan yang tidak
penutupan Kegiatan Pemberdayaan eks menentu jadwalnya bahkan peserta
Penyandang Penyakit Sosial. Resosialisasi pembinaan dan pelatihan yang telah lama
diberikan masih hanya kepada peserta dibina yang tidak diawasi kembali menjadi
pembinaan dan pelatihan itupun hanya salah faktor sulitnya terjadi bimbingan
dengan metode seminar. lanjutan. Namun untuk pemberian bantuan
modal usaha sudah terlaksana dengan baik
6. Penyaluran walaupun pada akhirnya banyak yang tidak
digunakan karena pemantauan yang kurang.
Tahapan ini dilakukan setelah proses
pembinaan dan pelatihan terakhir dimana 8. Bantun pengembangan usaha/bimbinngan
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota peningkatan keterampilan
Pekanbaru menemani para peserta dan
mengantarkan mereka kembali ke keluarga Proses ini dilakukan apabila dari
dan lingkungannya. Dinas Sosial dan hasil pemantauan Dinas Sosial dan
Pemakaman Kota Pekanbaru tidak Pemakaman Kota Pekanbaru, terdapat
mengerjakan tahap ini dan membuktikan peserta yang berhasil mengembangkan
mereka kurang serius dalam mengerjakan usahanya dengan baik dan perlu modal atau
proses akhir dari program pembinaan dan bantuan untuk mengembangkannya. Sampai
pelatihan. Alasan pembinan masih bersifat sejauh ini belum terdapat peserta yang
non panti dan waktu pembinaan yang hanya benar-benar mampu mengembangkan
keterampilan dan bantuan usaha yang

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 12


mereka dapatkan sehingga membuat bantuan 3. Pendekatan Sasaran (Output)
modal untuk pengembangan usaha tidak
pernah didapatkan oleh satu pesertapun Menurut Lubis dan Martani
sejak tahun 2008. (1998:56) Pendekatan Sasaran (Goal
Approach) dimana pusat perhatin pada
9. Evaluasi output, mengukur keberhasilan organisasi
untuk mencapai hasil (output) yang sesuai
Setelah proses evaluasi biasanya dengan rencana.
dapat disimpulkan hasil dari pembinaan dan
pelatihan serta langkah-langkah perbaikan Dalam pendekatan ini, pengukuran
ataupun yang diperlukan agar tujuan efektif pembinaan dan pelatihan tersebut
pembinaan dan pelatihan semakin dilihat dari kehidupan peserta yang telah
berhasil.Dinas Sosial dan Pemakaman Kota mengikuti pembinaan dan pelatihan tersebut
Pekanbaru telah melakukan tahap evaluasi serta dampaknya dalam menekan jumlah
namun evaluasi yang ada lebih banyak gelandangan dan pengemis di Kota
melibatkan pihak Dinas Sosial dan Pekanbaru.
Pemakaman Kota Pekanbaru sendiri
sehingga penilaian atau evaluasi bisa saja Hasil pembinaan dan pelatihan
bersifat subjektif. Hal ini bisa dilihat dari belum maksimal dalam membawa
penuturan pihak apa yang mereka kerjakan perubahan terhadap peserta pembinaan dan
telah berjalan dengan baik dan tidak ada pelatihan dan dalam menekan jumlah
langkah-langkah perbaikan yang mereka gelandangan dan pengemis yang ada.
lakukan. Pembinaan dan pelatihan yang adapun
belum tepat sasarannya. Meskipun
10. Terminasi demikian, masih terdapat beberapa
gelandangan dan pengemis yang hidupnya
Dalam tahap ini ketika pihak Dinas berubah karena pembinaan dan pelatihan ini.
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
melakukan evaluasi terhadap temuan mereka B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
di lapangan terkait perkembangan peserta Efektivitas Pembinaan dan Pelatihan
pembinaan dan pelatihan. Apabila dalam 1. Tidak seluruh gelandangan dan
tahap ini masih ditemukan peserta yang pengemis yang bersedia dibina karena
tidak mengerjakan yang seharusnya maka berbagai alasan. Hal ini mengakibatkan
mereka akan mengambil langkah-lagkah pembinaan dan pelatihan ini menjadi
perbaikan namun apabila semua sudah tidak tepat sasaran. Ini bisa diakibatkan
berjalan dengan baik maka dilakukan karena gelandangan dan pengemis yang
pengakhiran pelayanan. Pengakhiran akan mentalnya memang sudah keras untuk
tetap dilakukan oleh Dinas Sosial dan hidup meminta-minta tanpa berusaha
Pemakaman Kota Pekanbaru baik itu atau bisa dari pihak Dinas Sosial dan
terhadap peserta yang dinilai berhasil Pemakaman Kota Pekanbaru yang belum
mengerjakan apa yang mereka ajarkan mampu memotivasi gelandangan dan
maupun tidak padahal seharusnya bagi pengemis
peserta yang tidak mereka harus tetap 2. Jenis pelatihan yang masih mononton
mengusahakan perbaikan agar pembinaan dan belum sesuai dengan bakat dan
dan pelatihn tidak menjadi sia-sia minat peserta pembinaa dan pelatihan.
3. Materi yang terlalu didominasi oleh jenis
keterampilan tanpa diseimbangankan
dengan bimbingan mental dan sosial

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 13


yang justu menjadi masalah utama rehabilitasi sosial, resosialisasi, penyaluran,
gelandangan pengemis. bimbingan lanjutan, evalusi dan terminasi.
4. Proses bimbingan lanjutan, evaluasi dan
pemantauan yang kurang dikerjakan Tahap-tahap yang tidak dilaksanakan
secara serius oleh pihak Dinas Sosial dan dengan baik ini mengakibatkan pembinaan
Pemakaman Kota Pekanbaru dan pelatihan menjadi tidak tepat sasaran
5. Pembinaan yang masih bersifat non serta hasil yang kurang maksimal. Jenis
panti dan sebentar yang belum cukup pelatihan yang masih monoton (tidak sesuai
mampu untuk mengubah pola pikir dan bakat dan minat peserta) dan tidak
gaya hidup peserta pembinaan dan seimbangpun serta menjadi salah satu faktor
pelatihan. penyebab gelandangan dan pengemis yang
6. Proses pencarian informasi sehingga telah dibina tidak melanjutkan apa yang
kedekatan personal juga berkurang. Hal mereka dapatkan selama pembinaan dan
ini dapat dilihat dari identifikasi, pelatihan. Pembinaan yang masih bersifat
pencatatan dan wawancara untuk lebih non panti juga sangat mempengaruhi proses
mengenal dan memahami serta pembinaan dan pelatihan. Selain itu
membangun kedekatan personal dengan kesadaran dan kerjasama dari gelandangan
gelandangan dan pengemis yang sering dan pengemis baik yang mengikuti maupun
dianggap sepele oleh Dinas Sosial dan yang tidak mengikuti pembinaan dan
Pemakaman Kota Pekanbaru pelatihan juga sangat diperlukan agar proses
7. Kurangnya koordinasi yang baik yang pembinaan dan pelatihan bisa tepat sasaran
harusnya dibangun antara Dinas Sosial dan berjalan dengan efektif.
dan Pemakaman Kota Pekanbaru dengan
keluarga dan lingkungan peserta
SARAN:
Berdasarkan penelitian dan
KESIMPULAN: kesimpulan di atas, adapaun saran yang
Berdasarkan penelitian yang telah dapat penulis berikan dalam rangka
dilakukan maka dapat disimpulkan meningkatkan efektivitas pembinaan dan
bahwasanya pelaksanaan pembinaan dan pelatihan gelandangan dan pengemis oleh
pelatihan gelandangan dan pengemis oleh Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru adalah:
Pekanbaru belum efektif. Hal ini disebabkan
 Dinas Sosial dan Pemakaman Kota
karena masih kurangnya disiplin Dinas
Pekanbaru meningkatkan motivasi dan
Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru
kedekatan personal dengan gelandangan
dalam melaksanakan proses pembinaan dan
dan pengemis sehingga gelandangan dan
pelatihan tersebut. Hampir seluruh tahapan
pengemis yang terjaring bersedia
yang harusnya dilaksanakan dalam
mengikuti pembinaan dan pelatihan serta
pembinaan dan pelatihan kurang
berhenti memasukkan yang non
dilaksanakan dengan baik dan terdapat
gelandangan dan pengemis.
banyak kekurangan, mulai dari identifikasi,
motivasi, seleksi, registrasi, studi kasus,  Setiap proses pembinaan dan pelatihan
penempatan dalam program, pengungkapan yang seharusnya dikerjakan, dapat
dan pemahaman masalah, pelaksanaan dilaksanakan dengan baik
 Mulai membangun komunikasi dan
koordinasi dengan keluarga dan

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 14


lingkungan peserta guna mendapatkan Bangunan pada Dinas Pendapatan
dukungan dan bantuan untuk membantu Derah (DISPENDA) Kota
perubahan peserta pembinaan dan Pekanbaru. Pekanbaru: Fakultas
pelatihan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
 Menyelidiki apa yang dibutuhkan Universitas Riau.
gelandangan dan pengemis dalam Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
menentukan materi yang akan diberikan Personalia dan Sumber Daya
terhadap pembinaan dan pelatihan serta Manusia Edisi Kedua. Jogjakarta:
menjaga keseimbangan materi Universitas Gadjah Mada.
 Tetap mengadakan evaluasi terhadap
pembinaan dan pelatihan yang ada dan Lubis, Hari dan Husein Martani. 1998. Teori
pemantauan terhadap gelandangan dan Organisasi. Jakarta: Pusat-Pusat
pengemis baik yang telah lama atau baru antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial,
mengikuti pembinaan dan pelatihan Universitas Indonesia.
dengan membuat jadwal pemantauan Kusdyah, Ike.2008. Manajemen Sumber
 Mulai menyusun rencana bagaimana Daya Manusia. Jogjakarta: Andi
melaksanakan pembinaan panti yang
lebih efektif membantu gelandangan dan Pasolong, Harbani. 2011. Teori Administrasi
pengemis Publik. Bandung: Alfabeta
Pekanbaru Express, 21 Maret 2012

DAFTAR RUJUKAN Riau Pos.Com 8 Januari 2012


Burhan, Bungin 2003. Analisis Data Rivai, Veitzhal. 2006. Manajemen Sumber
Penelitian Kualitatif Pemahaman Daya Manusia Untuk Perusahaan
Filosofis dan Metodologis Kearah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta Murai Kencana
: PT RajaGrafindo Persada.
Steers, Richard. 1984. Efektivitas
Eko, Sutoro. Pemberdayaan Kaum Organisasi. Jakarta: Erlangga
Marginal. 2005. Jogjakarta: APMD
Press Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kualitatif dan R dan D. Bandung:
Tuna Sosial Departemen Sosial RI. Alfabeta
2010. Pedoman Teknis Pelayanan
dan Rehabilitasi Gelandangan dan Sukandarrumidi. 2002. Metodologi
Pengemis. Direktorat Jenderal Penelitian Petunjuk Praktis Untuk
Rehabilitasi Sosial Peneliti Pemula. Jogjakarta: Gadjah
Mada University.
Foster, Bill dan Seeker, Karen. 2001.
Pembinaan untuk Meningkatkan Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektivitas
Kinerja Karyawan. Jakarta: Impelementasi Kebijakan Otonomi
Ramelan. Daerah. Jakarta: Citra Utama

Handayana, Sarita. 2013. Efektivitas


Penerimaan Pajak Bumi dan

Jom FISIP Volume 2 No.1- Oktober 2014 15

Anda mungkin juga menyukai