Anda di halaman 1dari 16

#125/X

Februari 2019

Pengetahuan dan Informasi Safety

Tanggung Jawab Melakukan


Release to Service
Responsibility for Release to Service
Prolog

Cermat Sebelum
Merilis Pesawat
Be Conscientious Before Releasing Aircraft

S A
tatus laik udara merupakan tuntutan yang irworthiness is a requirement that must
harus dipenuhi setiap pesawat yang akan be fulfilled for every aircraft that will
melakukan operasi penerbangan. Status yang carry out flight operations. The same
sama juga berlaku untuk komponen yang status also applies to components
dipasang di pesawat setelah menjalani perawatan. installed on the aircraft after undergoing
Untuk memastikan pesawat atau komponen laik maintenance. To ensure that the aircraft or
udara, release man menjadi personel yang paling components are airworthy, release man becomes
bertanggung jawab. Sesuai dengan mandat dan the most responsible person. In accordance
kewenangan yang dimiliki, di tangan release man with the release man’s competence, aircraft or
kelaikudaraan pesawat atau komponen ditentukan. component airworthiness is determined by them.
Dalam hal ini, tidak ada kompromi dan tawar In this case, there is no compromise and bargaining
menawar dalam menentukan pesawat laik udara atau in determining whether the airplane is airworthy
tidak. or not.
Dengan tanggung jawab yang besar dan mulia With that great and noble responsibility, release
itu, release man dituntut lebih berhati-hati dalam man is required to be more careful in carrying
menjalankan tugasnya. Memastikan setiap prosedur out his duties. Ensuring that each maintenance
perawatan sudah dilakukan adalah langkah pertama procedure is carried out is the first step in
untuk menjalankan tugas mulia ini. Sikap cermat, carrying out this noble task. Careful, thorough and
teliti, dan jeli harus dimiliki seorang release man observant attitude must be owned by a release
sebelum membubuhkan tanda tangan di dokumen man before signing the maintenance document.
perawatan. Tanda tangan release man memiliki Release man’s signature is form of responsibility
konsekuensi hukum dan bentuk tanggung jawab jika and have legal consequences if something happens
terjadi sesuatu pada pesawat atau komponen yang to the aircraft or components which have been
dipastikan laik udara. declared to be airworthy.
Kita tentu berharap pesawat dan komponen yang We certainly hope that aircraft and components
dinyatakan laik udara terbukti dapart beroperasi that are declared airworthy can operate as
seperti yang diharapkan. Karena itu, Penity edisi expected. Therefore, the February 2019 edition of
Februari 2019 ini mengingatkan kembali betapa Penity reminds us how important to implement
penting mematuhi dan mengimplementasikan and comply with Release to Service Procedure.
Release to Service Procedure. Harapan kita adalah Our hope is that every procedure must be obeyed
setiap prosedur harus dipatuhi siapa pun. Sebab, kita by anyone. Because, we are grateful and happy to
bersyukur dan bahagia mendengar kabar selamat hear the good news from those who fly and arrive
sampai tujuan dari mereka yang terbang dengan to their destination safely using the aircraft under
pesawat yang telah dirawat. our maintenance.
Salam, Regards,
Redaksi Penity Penity Editor
Februari 2019

Diterbitkan oleh Quality Assurance & Safety PT GMF AeroAsia Tbk, Hangar 2 Lantai Dua
Ruang 94, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng - Indonesia, PO BOX 1303 -
Kode Pos 19130, Telepon: +62-21-5508190, Faximile: +62-21-5501257. Redaksi menerima saran, masukan, dan kritik
dari pembaca untuk disampaikan melalui email penity@gmf-aeroasia.co.id
2
Opini

Tanggung Jawab
Seorang Certifying Staff
Teguh Supriyanto
Senior Avionic Maintenance Engineer.

S
eorang Certifying Staff bertanggung jawab kembali pengetesan component. Jika hasilnya
memastikan pekerjaan teknisi telah sesuai bagus, sesuai manual, Certifying Staff bisa
dengan prosedur. Untuk itu, dia harus memberikan stamp dan merilisi hasil pekerjaan
mendampingi teknisi memberikan arahan tersebut.
serta membantu pelaksanaannya. Setiap tahapan Setelah melakukan stamp dan memasang
pekerjaan harus mengikuti manual. Certifying Staff servicable tag tugas Certifying Staf belum selesai.
juga harus memastikan manual yang digunakan Ia memiliki tanggung jawab memasukan data
adalah manual terkini atau edisi revisi terakhir. pekerjaan yang telah selesai ke sistem SWIFT
Ketika ada pekerjaan yang tidak sesuai agar terdokumentasi dengan baik. Memastikan
prosedur, Certifying Staff wajib menghentikan pekerjaan sesuai prosedur dan tertib administrasi
pekerjaan tersebut. Setelah semua pekerjaan melalui sistem adalah bentuk tangung jawab untuk
selesai, wajib dilakukan final test, yakni mengulang menjamin safety dan airwhortiness.

Saran

Foto untuk Sampul Penity


Majalah PENITY Jawaban Redaksi
diharapkan dapat Terima kasih atas saran yang telah
menampung kreativitas diberikan. Pada tahun 2017 dalam
pegawai. Contohnya, rangka ulang tahun majalah PENITY,
membuka kesempatan tim redaksi pernah mengadakan
bagi pegawai/P3 photography contest dan kami sangat
mengirimkan foto mengapresiasi akan antusiasme pegawai
terbaiknya untuk sampul untuk mengikuti kompetisi tersebut.
majalah PENITY. Sebagai bentuk apresiasi, redaksi pun
Februari 2019

(Bayu Putra Pratama / mem- publish hasil foto para pemenang


581845 / TBR-3) sebagai sampul majalah.
3
Komunitas

Kolaborasi Dinas TV-TC  Hasilkan


Sertifikat AS9110:2016

S
etelah melalui proses yang panjang, karena sertifikasi AS9110:2016 menuntut banyak
Dinas Component Services (TC) akhirnya aspek seperti Quality Management System
mendapatkan kepercayaan dari NQA (QMS), Risk Assessment, KPI beserta PICA-nya,
(National Quality Assurance) Amerika Purchasing Process, Product Safety, Continuous
Serikat sebagai Certification Body (CB). Kepercayaan Improvement, dan lain-lain. Dokumentasi
ini diberikan setelah Dinas TC dinilai memenuhi pekerjaan sehari-hari juga menjadi tuntutan
persyaratan serta conform dengan standard dalam sertifikasi ini.
AS9110:2016. Sertifikat yang ditandatangani pada  Sertifikat AS9110:2016 merupakan
23 Januari 2019 ini merupakan approval Scope pengembangan dari standard ISO 9001:2015 (Quality
Extension kepada Dinas TC, dari sertifikat AS9110 Management Requirement) oleh IAQG (International
sebelumnya yang telah lebih dahulu didapatkan Aerospace Quality Group). Sertifikat ini sangat
Dinas Engine Maintenance (TV) sejak 2014. penting bagi perusahaan perawatan pesawat
 Untuk mendapatkan sertifikasi AS9110:2016, (MRO) seperti GMF untuk menjamin kualitas
Dinas TC melakukan serangkaian program dan produk dan service, serta mendorong pencapaian
usaha sejak lama. Dorongan memiliki sertifikat kepuasan customer. Sertifikasi ini juga cocok
ini tidak lepas dari tuntutan customer utama untuk manajemen kelaikudaraan berkelanjutan
yang mensyaratkan PT GMF AeroAsia Tbk harus (continuing airworthiness) baik pada penerbangan
memiliki sertifikat AS9110:2016 lebih dulu. Dari sipil maupun militer. Standar ini juga digunakan
tuntutan ini kemudian dirancang program untuk oleh manufacture pesawat atau engine (OEM) yang
mewujudkannya. Persiapan dilakukan sejak lama memiliki unit bisnis MRO.
dengan melibatkan seluruh pihak mulai dari Vice  Dengan memiliki sertifikat AS9110:2016
President (VP), para GM, Manager, Internal Auditor berarti PT GMF AeroAsia Tbk juga dinyatakan
(TQC) dan personel Dinas TC sendiri. conformed terhadap standar ISO9001:2015. Dalam
 Persiapan panjang yang dilakukan Dinas industri perawatan pesawat, AS9110:2016 menjadi
TC ini tentu melibatkan Safety Action Group complementary dari standard quality lainnnya yang
Februari 2019

(SAG) Dinas TC untuk memastikan program telah dimiliki GMF seperti FAA maupun EASA. Jadi,
yang dirancang sesuai regulasi dan prosedur. sertifikat AS9110:2016 bukan bersifat alternatif
Persiapan mendapatkan sertifikat AS9110:2016 dari standard quality yang ada. [Bambang
dilakukan maraton. Keterlibatan pihak lain ini Sugiarto/520734]
4
A
fter going through a long process, the
Component Services (TC) Department
finally won the trust from the United
States NQA (National Quality Assurance)
as a Certification Body (CB). This trust is given after
the TC Department meet the requirements and
conform to AS9110: 2016 standards. The certificate
signed on January 23, 2019 is the Scope Extension
approval for TC Department, from the previous
AS9110 certificate which was previously obtained
by the Engine Maintenance (TV) Department since
2014.
To get the AS9110: 2016 certification, the TC
Department has conducted a series of programs

Collaboration of TV-TC Departments


Generates AS9110: 2016 Certificates
and efforts for a long
time. The drive to
obtain this certificate
is inseparable from the
demands of the main
customers who require
PT GMF AeroAsia Tbk
to have an AS9110:
2016 certificate first.
From this demand, a
program was designed
to make it happen.
Preparations were made for a long time by involving Requirement) standard by the IAQG (International
all parties starting from the Vice President (VP), GMs, Aerospace Quality Group). This certificate is very
Managers, Internal Auditors (TQC) and TC personnel important for aircraft maintenance companies
themselves. (MRO) such as GMF to guarantee product quality
The long preparation made by the TC and service and encourage the achievement of
Department certainly involves the Safety Action customer satisfaction. This certification is also
Group (SAG) of TC to ensure programs are suitable for continuing airworthiness in both civil
designed according to regulations and procedures. and military flights. This standard is also used by
Preparations to get this AS9110: 2016 certificate manufacturers of aircraft or engines (OEMs) that
are conducted in a marathon. The involvement have MRO business units.
of other parties is because this AS9110: 2016 Having AS9110: 2016 certificate means that
certification demands many aspects such as Quality PT GMF AeroAsia Tbk has also been declared
Management System (QMS), Risk Assessment, KPI conformed to the ISO9001: 2015 standard. In
along with its PICA, Purchasing Process, Product the aircraft maintenance industry, AS9110: 2016
Februari 2019

Safety, Continuous Improvement, and others. is complementary to other quality standards


Documentation of daily work is also a demand in that GMF has had such as FAA and EASA. So, the
this certification. AS9110: 2016 certificate is not an alternative
AS9110: 2016 certificate is the development to the existing quality standards. [Bambang
of the ISO 9001: 2015 (Quality Management Sugiarto/520734]
5
sumber: shutterstock
Tanggung Jawab Melakukan
Release to Service
Hermansyah
Responsibility
GM Quality System & Auditing Base Maintenance for Release to Service

D I
alam perawatan pesawat dan komponen, n aircraft or component maintenance,
Certifying Staff memiliki tugas serta Certifying Staff holds great duties and
tanggung jawab yang tidak kecil. Salah responsibilities. One of the responsibilities is
satu tanggung jawab yang harus diemban to guarantee that aircraft and or component
antara lain menjamin pesawat dan komponen laik which he certified for release to service is
udara dan aman untuk dioperasikan dalam operasi airworthy and safe for flight operations. This
penerbangan. Jaminan ini dituangkan dalam guarantee is effective when he put his signature
bentuk tanda tangan pada sertifikat Release to on the Release to Service certificate thus has
Service yang memiliki kekuatan hukum sekaligus law consequences to him. With this great
konsekuensi hukum atas tanda tangannya. Dengan responsibilities, the Certifying Staff signature is not
tanggung jawab yang besar ini, tanda tangan just an ordinary signature.
Certifying Staff bukan sekadar tanda tangan biasa. One consequence is that the Certifying Staff
Salah satu konsekuensi itu adalah Certifying become the first person to be questioned if there
Staff menjadi pihak pertama yang dimintai is a failure in the operation of the aircraft or
keterangan jika terjadi kegagalan dalam components. For example, if a flight accident
pengoperasian pesawat atau komponen. Misalnya, occurs or unairworthy components is found,
jika terjadi kecelakaan pesawat atau ditemukan Certifying Staff is the first person to be questioned.
komponen tidak laik udara, Certifying Staff adalah If it is proven that the failure is due to negligence,
pihak pertama yang dimintai keterangan. Jika there are legal consequences that may be applied
terbukti kegagalan operasi penerbangan maupun to him.
komponen itu akibat kelalaiannya, ada konsekuensi With this great responsibility, Release to
hukum yang harus ditanggung dan dijalani. Service of aircraft or components is a crucial
Dengan tanggung jawab yang besar ini, Release activity. This is related to the assurance of all
to Service pesawat maupun komponen menjadi minimum requirements and aircraft standards
aktivitas yang krusial. Hal ini berkaitan dengan specification have been fulfilled. In addition, all
Februari 2019

jaminan bahwa semua persyaratan minimun dan work required, both routine and non-routine, has
standard spesifikasi pesawat sudah terpenuhi. been completed and recorded in accordance with
Selain itu, semua pekerjaan yang dibutuhkan, applicable procedure. If there is deferred work,
baik rutin atau non-rutin sudah selesai dan dicatat Certifying Staff must be able to assess the impact
sesuai prosedur.Jika ada pekerjaan yang tertunda, on flight safety.
6
Certifying Staff harus mampu menilai dampaknya  If the impact of deferred work still falls
terhadap keselamatan penerbangan. within the limits specified in the approved
Jika dampak pekerjaan yang tertunda masih document, Certifying Staff must request the
masuk dalam batas yang ditetapkan dalam approval from the aircraft operator or airlines.
approved document, Certifying Staff harus meminta In addition, he must set a deadline for delays
persetujuan operator pesawat atau airlines. Selain that are permitted in the approved document.
itu, dia harus menetapkan batas waktu penundaan This Release to Service procedure is becoming
yang diizinkan dalam approved document tersebut. increasingly complex in the performance of a
Prosedur Release to Service ini menjadi semakin base maintenance consisting of various jobs and
kompleks dalam pelaksanaan base maintenance involving many personnel. Therefore, Certifying
yang terdiri dari beragam pekerjaan dan melibatkan Staffs needs to be assisted by Support Staff
banyak personel. Karena itu, Certifying Staff perlu category B1 (Airframe) and B2 (Avionic).
dibantu oleh Support Staff (SS) kategori B1 (Airframe) In order for this assistance and support to
dan B2 (Avionic). have a positive impact for Certifying Staff, both
Supaya bantuan dan dukungan ini memberikan parties must establish good coordination and
dampak positif terhadap Certifying Staff, maka communication. They must be able to ensure
kedua pihak harus menjalin koordinasi dan that each task or inspection of the work is
komunikasi yang baik. Mereka harus sama-sama in accordance with the required standards.
bisa memastikan setiap tugas atau inspeksi This standard must be met before Category C
pada pekerjaan sudah sesuai standard yang Support Staff sign a Maintenance or Release to
dipersyaratkan. Standar ini harus dipenuhi sebelum Service certificate. With this task, Certifying Staff
Support Staff kategori C merilis sertifikat perawatan and Support Staff must determine the level of
atau Release to Service. Dengan tugas ini, Certifying coordination and supervision they need to do.
Staff dan Support Staff harus menentukan tingkat In coordinating and communicating,
koodinasi dan pengawasan yang perlu mereka there are several standard requirements that
lakukan. must be considered, including instructions on
Dalam melakukan koordinasi serta komunikasi, the task card, applicable maintenance data,
ada beberapa persyaratan standard yang harus applicable standard practices, and appropriate
menjadi perhatian antara lain instruksi dalam task Maintenance Organization and / or operators
card, data pemeliharaan yang berlaku, praktik procedures. The better coordination and smooth
standar yang berlaku, dan prosedur Maintenance communication , the greater the fulfillment of
Organization dan/atau operator yang sesuai.Semakin all required standards. With this step, varied
bagus koordinasi dilakukan dan komunikasi juga work and many personnel are not obstacles for
lancar, pemenuhan terhadap seluruh standar yang compliance to procedures and regulations.
dipersyaratkan semakin besar. Dengan langkah ini, In the base maintenance work,
pekerjaan yang bervariasi dan personel yang there are indeed other people
banyak bukan halangan untuk memenuhi who have the authority
tututan prosedur dan regulasi. to supervise and sign
Dalam pekerjaan base maintenance, jobs. However, their
memang ada orang lain yang punya supervision and signing
wewenang mengawasi dan menanda did not preclude
Februari 2019
7
Persuasi

tangani pekerjaan. Namun, pengawasan Certifying Staff and Support Staff from
dan penanda tanganan oleh mereka tidak coordinating, inspecting, monitoring different
menghalangi Certifying Staff dan Support Staff maintenance staff working in different
untuk berkoordinasi, memeriksa, mengawasi staf areas of the aircraft simultaneously. This is
perawatan berbeda yang bekerja di area pesawat to ensure that all maintenance tasks have
yang berbeda secara bersamaan. Hal ini bertujuan been carried out according to the standards
memastikan semua tugas perawatan telah required by regulators and customers.
dilaksanakan sesuai standar yang dipersyaratkan With this great responsibility, the
oleh regulator maupun customer. signature of Certifying Staff for Release to
Dengan tanggung jawab yang besar ini, Service is not just a written document, but
tanda tangan Certifying Staff untuk Release to there is moral responsibility. Especially with
Service bukan sekadar dokumen tertulis, namun the legal consequences that might occur, the
ada tanggung jawab moral. Apalagi dengan legal impact caused is not just for individuals,
konsekuensi hukum yang mungkin terjadi, dampak but also has implications for the reputation
hukum yang ditimbulkan bukan sekadar untuk of the company. Imagine, if one incident was
individu, tapi juga berimplikasi pada nama baik proven because of the negligence of one
perusahaan. Bayangkan, jika satu kejadian terbukti person, the name of the company would
karena kelalaian satu personel, yang ikut tercoreng be tarnished. Therefore, do not ever put a
pasti nama perusahaan. Karena itu, jangan sekali- signature to certify any work if you are not
kali membubuhkan tanda tangan jika belum yakin sure about the results of the work that has
dengan hasil pekerjaan yang sudah dilakukan. been done.

Pojok K3

Kompetisi untuk Membangun

Budaya K3
U
ntuk memeriahkan Bulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Nasional selama satu
bulan pada 12 Januari – 12 Februari 2019, mengajak karyawan untuk mengikuti kompetisi
PT GMF AeroAsia Tbk menyelenggarakan memilah sampah sesuai jenisnya yakni organik,
Safety & Health Day 2019. Kegiatan yang dikelola anorganik, dan limbah B3. Untuk kompetisi IPR dari sisi
oleh Unit Health Safety & Environment (HSE) ini Environment, Unit HSE menyelenggarakan kompetisi
terdiri dari beberapa aktivitas dan kompetisi yang pembuatan kostum menarik dari bahan bekas. Semua
terkait program K3 dan pengembangan budaya K3 kompetisi yang berhubungan dengan peningkatan
dengan tema yang beragam. budaya K3 diharapkan dapat diikuti oleh karyawan
Dari sisi Health, karyawan diajak mengikuti dari seluruh level mulai dari leader hingga pelaksana
kompetisi Mr. & Mrs. Health 2019 dengan tujuan lapangan. 
mendorong karyawan memulai gaya hidup sehat Pelaksanaan Safety & Health Day 2019 diharapkan
dan menjaga Body Mass Index (BMI). Di sisi lain, ada meningkatkan kesadaran maupun ketaatan karyawan
juga kompetisi Fun Outdoor Dance (FOD) berupa dalam berperilaku safety di setiap aktivitas dan
Februari 2019

kompetisi zumba. Sedangkan dari aspek Safety, menumbuhkan kesadaran pentingnya hidup sehat dan
karyawan diajak mengikuti kompetisi I, Play & Run bekerja secara selamat dan aman. Dengan budaya K3
(IPR). Kompetisi ini cukup unik karena melombakan diharapkan suasana di area kerja semakin kondusif
penggunaan APD, APAR, dan Penerapan P3K. sehingga produktivitas kita meningkat. [Masagus
 Selain itu, kompetisi IPR dari sisi Environment Halim Taufik]
8
Manual Diabaikan,
Kerugian Akhirnya Datang

S
ebuah pesawat wide body milik salah
satu maskapai penerbangan menjalani
perawatan di perusahaan MRO. Sesuai
dengan jadwal maintenance, pesawat ini
harus menjalani perawatan selama beberapa
hari. Selama dua hari pertama tidak ada
kendala yang berarti yang menghambat proses
perawatan.
Memasuki hari ketiga, kejadian tidak terduga
tidak dapat dihindari. Pesawat mengalami
incident yang tidak diharapkan. Leading
Edge Slat pesawat menabrak Thrust Reverser
yang sedang dibuka, sehingga menyebabkan
kerusakan pada Structure dari Thrust Reverser
Door. Setelah dilakukan pemeriksaan secara
komprehensif, kerusakan ternyata berdampak

TTS EDISI Februari 2019

MENURUN (DOWN)
1. First...Delay (FDD).
2. Aircraft on ....(AOG).
4. Negara pembuat pesawat Sukhoi.
5. Metode investigasi yang digunakan oleh
GMF.
8. EASA license kategori B2.
9. Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil (Bahasa Inggris).

MENDATAR (ACROSS)
3. Laik Udara (Bahasa Inggris).
6. Voluntary Reporting sytem di GMF.
7. Authority yang melakukan audit
terhadap GMF di bulan Januari.
10. Certificate Of Maintenance... (COMA).
Februari 2019
9
Selisik

jauh. Manufacture pesawat mengharuskan rotary


actuator dari Leading Edge Slat System harus
diganti karena dikhawatirkan akan berdampak
kerusakan di masa depan.
Penggantian rotary actuator ini tentu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sejalan
dengan proses penggantian, perusahaan
perawatan ini menggelar investigasi untuk
mencari akar permasalahanya. Hasil investigasi ini
menemukan sejumlah faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian. Salah satu temuannya adalah
personel yang melakukan perawatan tidak
dibekali Aircraft Maintenance Manual (AMM) yang sebagian besar maintenance task yang terdapat
lengkap. dalam AMM selalu diawali dengan Warning atau
Akibat menggunakan AMM yang tidak Caution.
lengkap, personel ini mengabaikan Warning dan Memperhatikan Warning dan Caution kadang
Caution ketika melaksanakan salah satu task diabaikan oleh pelaksana, karena dianggap simple
dalam proses perawatan. Padahal, memahami sehingga kurang diperhatikan. Padahal, dampak
dan mengenali Warning dan Caution adalah yang ditimbulkan dari mengabaikan bagian ini
hal-hal yang mendasar dalam proses perawatan sungguh sangat merugikan. Apalagi ketika waktu
pesawat. Warning dan Caution atau Precaution yang tersedia dianggap kurang, memperhatikan
adalah langkah awal yang harus diperhatikan Warning dan Caution kemungkinan akan dilewati.
sebagaimana diatur dalam AMM. Bahkan, [Ryan]

Identitas Pengirim Teka-Teki Safety Edisi Februari 2019


Nama / No. Pegawai :................................................................................................................................................................

Unit :................................................................................................................................................................

No. Telepon :................................................................................................................................................................

Saran untuk PENITY :................................................................................................................................................................

Jawaban dapat dikirimkan melalui email Penity (penity@gmf-aeroasia.co.id) atau melalui Kotak Kuis Penity
yang tersedia di Posko Security PT GMF AeroAsia Tbk. Jawaban ditunggu paling akhir 15 Maret 2019. Pemenang
akan dipilih untuk mendapatkan hadiah. Silahkan kirimkan saran atau kritik anda mengenai majalah Penity
melalui email Penity (penity@gmf-aeroasia.co.id)

Nama-nama Pemenang Jawaban Teka-Teki Safety


Ketentuan Pemenang
Teka-Teki Safety Edisi Januari 2019 Edisi Januari 2019
1. Batas pengambilan hadiah 15 Maret
1. Yogi Ade Saputra/581785/TVP-1
2019 Unit TQ Hangar 2 Lantai 1 R.13
dengan menghubungi Bp. Arief
2. Ruth Velisia Natalia Manik / 581304 Budiman setiap hari kerja pukul
/ TER-2 09.00- 15.00 WIB
Februari 2019

3. Fery Effendi / 718503 / TBS-10 2. Pemenang menunjukkan ID card


4. Retno Prasetyowati / 582482 / TGO-4 pegawai
5. Reza dedi Ibrahim / 583002 / TQH-1 3. Pengambilan hadiah tidak dapat
diwakilkan
10
sumber: gatelesis.com
Antisipasi Gangguan
Proses Release Pesawat

S
ebuah pesawat wide body tipe A330 troubleshooting manual, keterbatasan tools &
milik salah satu maskapai penerbangan equipment, time pressure, dan suhu udara di area
mengalami Engine #2 Oil Leak (2 qtrs/hrs) kerja yang mencapai 40-49 derajat.
ketika melakukan operasi penerbangan. Dalam menghadapi tuntutan pekerjaan
Kondisi kebocoran oil ini termasuk dalam kategori dengan waktu yang sempit seperti ini ketika
High Oil Consumption (HOC) yang harus segera melakukan pekerjaan, engineer tidak boleh
ditangani. Setelah pesawat mendarat dengan mengabaikan langkah-langkah pekerjaan.
selamat di bandara tujuan, terlihat ada tetesan Apalagi setiap langkah pekerjaan sudah
oil di mesin nomor 2. Kondisi ini tentu tidak boleh ditentukan pada maintenance instruction dari
dibiarkan dan harus segera ditangani. Troubleshooting Manual (TSM), Fault Isolation
Dari hasil investigasi, akhirnya ditemukan akar Manual (FIM), dan lain-lain.
dari permasalah tersebut. Kebocoran oil ini terjadi Dalam mengantisipasi keterbatasan jaringan
setelah Engineer on Duty melakukan rektifikasi internet untuk mengakses maintenance manual
secara incomplete atau tidak sesuai dengan secara online, engineer harus memastikan
prosedur yang ditentukan. Kondisi ini sampai manual versi offline tersedia dan current.
terjadi karena beberapa faktor antara lain karena Dokumen manual ini juga sebagai antisipasi saat
keterbatasan jaringan internet untuk mengakses akses ke jaringan internet membutuhkan waktu
cukup lama, sementara waktu yang
tersedia untuk handling pesawat
sangat minim.
Dengan antisipasi seperti ini,
proses untuk release pesawat
tidak terhalang oleh kondisi
yang seharusnya sudah dapat
diantisipasi lebih awal. Apalagi
GMF sebagai AMO sudah
menerbitkan panduan bagi proses
release pesawat yang mengacu
pada AMOM 2.16 Release To
Service Procedure. Jadi, tidak ada
Februari 2019

alasan untuk melakukan release


pesawat atau komponen pesawat
tanpa berpijak pada prosedur yang
sudah ditentukan. [Triawan]
11
Aktivitas Audit

S
ebagai pemegang sertifikat approval EASA,
PT GMF AeroAsia Tbk harus menjalani
audit rutin setiap tahun. Audit yang
berlangsung pada 8-17 Januari 2019 ini
tergolong spesial karena EASA juga melakukan
review dua tahunan. Semua rating dan kapabilitas
GMF harus diaudit secara menyeluruh. Karena

EASA Review
Seluruh Kapabilitas GMF
itu, sampling yang dipakai untuk audit cukup mencakup B777 base maintenance di Cengkareng,
banyak sesuai dengan itinerary yang disampaikan B787 dan A350 line maintenance di Cengkareng dan
sebelumnya. EASA juga melakukan interview Denpasar, serta base maintenance site ATR di hangar
dengan Pak Beni Gunawan selaku Direktur Line Surabaya.
Operation yang baru. Dalam exit meeting, auditor EASA menyampaikan
Audit ini juga digunakan oleh GMF untuk dalam kurun dua tahun ini GMF memperoleh 10
mengajukan sertifikasi fasilitas perawatan pesawat laporan audit dengan jumlah total 26 finding. Berarti
ATR di Hangar Pondok Cabe. Sertifikasi additional terdapat 2,6 finding di setiap laporan audit. Hasil ini
base maintenance ini sangat penting karena dinilai cukup bagus karena rata-rata temuan audit di
main customer mensyaratkan fasilitas perawatan MRO lainnya sekitar 3,5 finding untuk setiap laporan
armadanya harus memiliki sertifikat approval EASA. audit.
Penggunaan Hangar Pondok Cabe sekaligus untuk EASA memberikan apresiasi atas beberapa

merespon pembatasan take off dan landing pesawat inisiatif GMF, salah satunya adalah Dinas Component
ATR di Bandara Soekarno-Hatta yang ditetapkan Services yang mengevaluasi komponen yang
oleh regulator penerbangan sipil Indonesia. sudah tidak masuk perawatan, telah dihapus dari
Dalam audit ini, GMF juga mengajukan daftar capability. Hal ini dilakukan karena peluang
penambahan capability list component, rating B777- pasarnya sudah tidak tersedia dan sulit menjaga
Februari 2019

300 Base Maintenance dan B787 Line Maintenance. experience personil perawatan komponen tersebut.
Tapi, penambahan kapabilitas ini masih ditunda Di sisi lain, auditor EASA juga memberi rekomendasi
karena agenda audit yang padat dan belum masuk perbaikan terkait dengan housekeeping, traceability
itinerary auditor EASA. Audit untuk tambahan material, maintenance data dan penulisan released
12

kapabilitas ini dijadwalkan di lain waktu yang certificate. [Riki]


Di antara 9 kecelakaan pesawat dalam 14 tahun terakhir karena
faktor teknis. Personel perawatan pesawat harus meningkatkan
perannya sebelum melakukan Release to Service.
“Certifying Staff tidak boleh meng-issue CRS jika ditemukan kondisi yang
berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan.”

Releaseman memegang peran kunci untuk mencegah


kecelakaan penerbangan karena menjadi penanggung jawab
akhir sebelum pesawat di-release.
“Seperti slogan yang sering kita dengar safety in the air start from the
ground.”

Maintenance Tips

Cara Sederhana Mengantisipasi


FDD dan HIL Overdue

F
irst Departure Delay (FDD) dan Hold Item List Kedua, ketika melakukan inspeksi di dalam pesawat,
(HIL) yang overdue tidak terjadi begitu saja. tinjau apakah terdapat laporan masalah berulang pada
Terdapat serangkaian aktivitas kritis yang jika Aircraft Maintenance Logbook (AML). Pada bagian
tidak ditangani dengan baik dapat memicu kokpit, cek apakah ada kelainan pada instrumen dan
potensi FDD dan HIL overdue. Aktivitas dimulai saat parameter. Pastikan semua sistem seperti navigasi,
pesawat block-on di malam hari hingga pesawat siap kelistrikan, Traffic Collision Aviodance System (TCAS),
dioperasikan esok pagi. Ada tiga aktivitas yang dapat hidrolik, radar cuaca, dan lampu darurat berfungsi
dilakukan untuk mengantisipasi potensi tersebut dengan baik.
sebelum pesawat dioperasikan yaitu Walk-Around Ketiga, pastikan pesawat dalam kondisi laik terbang
Check (WAC), inspeksi di dalam pesawat, dan Before pada saat BD Check, terutama saat ada aktivitas
Departure Check (BD Check). tambahan dari pihak ketiga seperti bagian kargo,
Pertama, lakukan WAC secara teliti dengan katering, penanganan darat, dan pengisian bahan bakar.
Februari 2019

dukungan pencahayaan yang memadai ketika pesawat Jika tiga aktivitas kritis ini dilaksanakan secara rutin dan
pada posisi Remain Over Night (RON). Periksa bagian benar, maka kemungkinan adanya FDD dan HIL yang
eksterior pesawat, segera lakukan tindakan apabila overdue dapat dihindari. Tindakan preventif maupun
ditemukan tanda kebocoran pada sistem hidrolik, fuel, proaktif dapat mengurangi potensi penyimpangan
oil atau kerusakan bagian lainnya. dalam perawatan pesawat. [Ivanda Oktavianto]
13
Dodo dan Dono adalah sahabat semasa sekolah penerbangan, mereka berdua dipertemukan kembali di
perusahaan bengkel pesawat terbang. Dodo merupakan pribadi yang baik dengan kecakapan dan skill tinggi
dalam bekerja ditambah sifatnya yang selalu aware dengan safety. Namun sedikit berbeda dengan sahabatnya
dodo&dono Dono, adalah pribadi giat bekerja dan cekatan, namun salah satu kekurangannya adalah ceroboh. Sehingga
saat bekerja bersama, Dodo sering mengingatkan Dono untuk lebih berhati-hati dalam bekerja.

IOR Oil Hydraulic Arc Tripod Jack Bocor


Before
Occurrence

Oil hydraulic arc tripod jack di area Storage Line


11 Hangar 4 mengalami kebocoran, sehingga
oil berceceran di lantai. Status arc tripod jack ini
serviceable, namun ketika diuji coba pompanya
keluar oil dari seal karet pada pump tripod jack
tersebut. [Tiyo Yustiono/532084/PFZ-2]

After

Responsible Unit Tanggapan Redaksi

Responsible Unit (TBS- Redaksi mengucapkan terima kasih kepada saudara


5) sudah memperbaiki Tiyo Yustiono yang telah melaporkan hazard ini
Februari 2019

aircraft jack tersebut. melalui IOR, sehingga potensi bahaya dapat dicegah
sedini mungkin.
14
Inspirasi

Kopi
Bukan Sekadar
Gaya Hidup

sumber: istockphoto.com
opi telah mengalami transformasi dari sekadar ini sekaligus menghargai perbedaan penikmatnya.
minuman menjadi sebuah gaya hidup. Tidak Setiap penikmat kopi tidak pernah mengklaim
afdol rasanya jika sekarang tidak mengenal kopi pilihannya lebih nikmat dibandingkan kopi
kopi dengan segala variannya. Dari jenisnya, lain karena setiap orang punya selera. Begitulah
kita mengenal kopi Arabika dan Robusta. Dari asal seharusnya kehidupan kita yang tidak pernah
usulnya, kita mengenal kopi Toraja, kopi Gayo, kopi lepas dari perbedaan di mana pun kita menjalani
Kintamani, kopi Lanang, sampai kopi Osing. Dari cita hidup. Bahkan, di tempat kerja sekalipun kita
rasa, kita mengenal rasa kopi yang pahit legit, rasa akan menemukan perbedaan seperti varian kopi.
kopi yang fruitty, sampai kopi yang creamy. Bahkan, Namun, perbedaan pilihan bukan alasan untuk tidak
beda barista yang meracik kopi, rasa bisa berbeda menghargai pilihan orang lain karena selera setiap
meskipun berasal dari jenis dan asal-usul yang sama. orang pasti berbeda.
Untuk menghasilkan kopi yang nikmat, tentu Makna hidup dari secangkir kopi lainnya
bukan pekerjaan instan. Ada proses panjang yang adalah penghargaan kita terhadap sebuah kerja
dimulai dari memilah biji, proses roasting hingga keras dan proses yang tak sebentar. Begitu pula
brewing dan teknik mencampur kopi dan air. Meski dengan pemahaman terhadap safety yang harus
jenis, asal-usul, dan rasa kopi yang berbeda, penikmat dipahami dan dibiasakan sejak usia sedini dan
kopi dapat duduk bersama sambil menikmati setiap apapun perbedaan dalam setiap pekerjaan yang
seduhan kopi. Perbedaan pilihan kopi bukan halangan dilaksanakan memiliki satu tujuan yang sama yaitu
untuk berada dalam satu coffee shop atau bahkan keselamatan (safety). Perjalanan dan proses yang
di satu meja yang sama. Setiap penikmat kopi panjang tersebut tidak akan mengkhianati hasil
menghargai kerja keras proses penciptaan minuman yang akan didapat. [Dimas]

Saran Mang Sapeti


Kelola Distraction
Sebelum Menjadi Gangguan

K
etika mengerjakan suatu pekerjaan, tidak tidak langsung dan lain sebagainya. Tentu saja
jarang pikiran kita teralihkan ke hal-hal semua distraction itu membuat pekerjaan kurang
lain yang menarik sehingga mengganggu efektif dan tidak jarang mengganggu atau malah
pekerjaan. Mengalihkan perhatian orang menghambat pekerjaan.
yang sedang bekerja ini dikenal sebagai distraction. Agar tidak mengganggu, sebaiknya kita
Ada dua jenis distraction yakni internal serta external mengenali indikasi distraction dan fokus pada
distraction. Internal distraction datang dari dalam diri pekerjaan sampai selesai ketika distraction datang.
seperti kekhawatiran, emosi, dan kondisi fisiologis. Selesaikan tugas sebelum melakukan respon.
Sedangkan external distraction berasal dari luar Tapi, jika respon tidak dapat ditunda sementara
seperti suara bising, interupsi rekan kerja, dan pekerjaan belum selesai, berikan tanda dengan
perangkat digital seperti telepon seluler. jelas seperti red flag atau tagging. Tujuannya
Februari 2019

Beberapa distraction di tempat kerja ada yang agar kita tahu ada pekerjaan yang belum selesai
tidak bisa kita hindari seperti permintaan bantuan, dan kapan akan dilanjutkan kembali. Ketika akan
suara bising, dan masalah yang terkait safety. Adapun kembali bekerja, periksa semua task pekerjaan
distraction yang bisa dihindari antara lain pesan dari yang dilakukan sebelumnya untuk menjamin sudah
rumah, keputusan manajemen tentang pekerjaan benar. [Avicenna]
15
Interpretasi

Persyaratan Baru
untuk Shop Certifying Staff

S
alah satu tugas dan tanggung jawab sebelum mendapatkan otorisasi sesuai kualifikasi
utama Certifying Staff dalam perawatan dan rating AMEL type pesawat yang dimiliki.
pesawat adalah memastikan pesawat, Namun, Certifying Staff di area shop yang merawat
mesin, APU dan komponen pesawat udara engine dan APU serta komponen pesawat juga
yang menjalani perawatan sudah laik udara. dituntut memiliki Certificate of Maintenance
Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. Approval (COMA). Ketentuan ini telah diatur dalam
1 tahun 2009 tentang Penerbangan, pengertian CASR part 65.77 sebagai berikut:
kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan A certificate of maintenance approval
desain tipe pesawat udara dan dalam kondisi holder may approve for return to service the
aman untuk beroperasi. maintenance, preventive maintenance, or
Jaminan bahwa perawatan pesawat, dan alteration of aircraft or components appropriate
komponen sudah laik udara dituangkan dalam to the specific job for which he was employed
tanda tangan Certifying Staff dalam maintenance and certificated, within the limits of tasks
release certificate sebagai bukti bahwa perawatan specially authorized by approved maintenance
pesawat serta komponen sudah sesuai dengan organizations issued under CASR part 145, or by
regulasi dan prosedur. Proses yang dikenal sebagai certificate holder issued under CASR part 121 and
Release to Service ini dilakukan oleh personel 135.
yang memiliki kewenangan melakukan sertifikasi Ketentuan yang berlaku sejak 30 Juni 2018
atau pengesahan. Selain pesawat dan komponen, ini sudah direspon oleh GMF dengan menyiapkan
tuntutan serupa juga berlaku untuk perawatan dan para Certifying Staff di engine dan APU agar
modifikasi pada mesin pesawat udara dan APU. memiliki COMA. Hingga saat ini, di GMF telah
Untuk mengesahkan (sertifikasi) komponen, terdapat 48 orang pemegang COMA yang tersebar
engine atau APU yang selesai menjalani di beberapa area seperti Engine/APU Shop, Repair/
perawatan, CASR juga mengatur ketentuan Structure Shop dan Component Shop. Tapi, sesuai
tersendiri. Dalam CASR part 65 edition 1 surat dari Ditjen Perhubungan Udara no : AU.1922/
amendment 0 yang diterbitkan 21 Agustus 2017 DKPPU/DJU/XII/2018, tanggal 3 Desember 2018,
pada part 65.41 disebutkan bahwa Certifying para Shop Certifying Staff yang memiliki Basic
Staff yang hanya memiliki Basic Certificate sudah Certificate di organisasi AMO 145 masih boleh
tidak boleh melakukan maintenance release to melakukan Return to Service hingga 31 Desember
Februari 2019

service pesawat, engine dan komponen. Artinya, 2019 sambil menjalankan program training dan
ada persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk experience practical untuk para Shop Certifying
melakukan Release to Service. Staff dalam rangkaian proses untuk mendapatkan
Certifying Staff di pesawat pasti sudah memiliki COMA sesuai rating komponen/mesin/APU.
16

Aircraft Maintenance Engineer License (AMEL) [Ahmad Sauki]

Anda mungkin juga menyukai