Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

RENCANA PENYUSUNAN BLUE PRINT KOTA LHOKSEUMAWE

LATAR BELAKANG

Pasca Reformasi terjadi beberapa Pemekaran Wilayah dalam rangka Penguatan


Otonomi Daerah, Kota Lhokseumawe merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara yang
terletak di pesisir timur pulau Sumatra. Kota Lhokseumawe berada di lokasi yang cukup
strategis yaitu merupakan kota yang menjadi penghubung dua kota besar Kota Banda Aceh dan
juga Kota Medan. Kota Lhokseumawe sendiri terletak di antara 4˚ - 5˚ Lintang Utara dan 96˚ -
97˚ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 13 meter di atas permukaan laut.
Kota Lhokseumawe sendiri memiliki batasan wilayah yang meliputi wilayah Utara
berbatasan dengan Selat Malaka, wilayah Selatan dengan Kecamatan Kuta Makmur (Aceh
Utara), wilayah Timur dengan Kecamatan Syamtalira Bayu (Aceh Utara), dan wilayah Barat
dengan Kecamatan Dewantara (Aceh Utara).
Kota Lhokseumawe memiliki luas wilayah sebesar 181,06 km2 dan merupakan sebuah
kawasan perkotaan yang di dominasi oleh kawasan sektor industry, persawahan dan kawasan
permukiman sebesar 60% dari seluruh total wilayah kota. Kota Lhokseumawe terdiri dari 4
Kecamatan, 9 Permukiman, 68 Desa, dan 259 Dusun.
Perencanaan Blueprint merupakan hal yang sangat diperlukan dalam sebuah
perencanaan kawasan kota. Blueprint adalah sebuah kerangka kerja terperinci yang
dimanfaatkan sebagai landasan pengembangan dari sebuah perencanaan baik berupa gambar
kerja maupun masterplan dari sebuah kawasan yang diskalakan.

1. Maksud dan Tujuan


a. Sebagai landasan dalam perencanaan pengembangan kawasan;
b. Sebagai pedoman dalam membuat kebijakan;
c. Tujuan dari penyusunan pedoman pemetaan gambaran umum penguasaan tanah adalah
memberikan suatu rujukan teknis dalam bentuk tata cara kerja dan klasifikasi tata cara
kerja dan klasifikasi peta penguasaan tan peta penguasaan tanah.
d. Memperbaiki kualitas kehidupan dari komunitas masyarakat Kota Lhokseumawe;
e. Diharapkan dengan pemetaan dapat mengembangkat spot spot produksi dan industry
yang ada di kawasan Kota Lhokseumawe.

1
2. Sasaran
a. Pemetaan kawasan Kota Lhokseumawe sesuai dengan fungsinya dan pemanfaatannya.
b. Pengoptimalisasian fungsi kegiatan berdasarkan pemetaan kawasan.
3. Komponen pada Blueprint
a. Inisiasi perencanaan
b. Pemodelan dan sistem teknologi saat ini (lokasi)
c. Implementasi data ke dalam teknologi aplikasi aplikasi
d. Perencanaan implementasi
4. Data Blueprint berdasarkan
a. Sesuai dengan peraturan yang berlaku tentang data tersebut
b. Sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
5. Lokasi pekerjaan
Lokasi pekerjaan kegiatan yaitu berlokasi di wilayah Kota Lhokseumawe
6. Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBK Kota Lhokseumawe Tahun
Anggaran 2023
7. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen:
Satuan Kerja: Dinas Badan Pemerintahan Daerah

DATA PENUNJANG
8. Data Dasar
a. Buku mengenai Kota Lhokseumawe
b. RUTRW/RTRW Kota Lhokseumawe
9. Standar Teknis
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan Standar Dokumen Pengadaan (Dokumen Pemilihan)
10. Studi-Studi Terdahulu
RTRW Kota Lhokseumawe yang dikeluarkan pada Qanun No, 1 Tahun 2014 mengenai
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe yang belum mengalami pengembangan
seiring dengan pesatnya penyebaran kawasan industry pada Kota Lhokseumawe.
11. Referensi Hukum
a. (PP) No. 21 Tahun 2021 tentang tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
menggantikan (UU) No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang sebelumnya

2
menggantikan (PP) No. 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Penataan Ruang
Wilayah
b. Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok pokok Agraria;
c. Keppres No. Keppres No. 53 Tahu 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup
e. Undang-Undang Nomor 26 ahun 2007 tentang penataan ruang
f. Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
h. Peraturan Walikota Lhokseumawe Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Rencana Detail Tata
Ruang Wilayah Perencanaan Blang Mangat-Kandang Makmur Kota Lhokseumawe

RUANG LINGKUP
12. Lingkup Pekerjaan
Secara Umum ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan Survei Lapangan:
Pengumpulan berbagai buku, jurnal dan laporan yang relevansi dengan keadaan
geografi dan penataan kawasan yang sesuai dengan keadaan Kota Lhokseumawe
sehingga dapat dicocokkan dengan data di lapangan.
b. Tahapan Analisa:
Inisiasi perencanaan, permodelan kawasan, pemanfaatan sistem dan teknologi,
pemanfaatan data arsitektur dan pengembangan kawasan, implementasi peta kawasan.
13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen: --
14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi: Tersedia
15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa:
16. Jangka Waktu Penyelesaian pekerjaan: Seratus dua puluh lima hari kalender
17. Kebutuhan tenaga ahli meliputi:
a. Team Leader: Ahli perencaan Wilayah/ Perencanaa Kota
b. Ahli Arsitektur (S1 Arsitektur).
c. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (S1 PWK).
Tenaga penunjang untuk pekerjaan Penyusunan Konstelasi kawasan
a. 1. Surveyor : 4 (empat) orang
b. 2. Drafter (operator CAD) : 2 (dua) orang
c. 3. Operator Komputer : 1 (satu) orang

3
18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan Ke
No Kegiatan Keterangan
I II III IV V VI

1 Persiapan v

2 Survei/observasi dan Pengumpulan data v v

3 Laporan Pendahuluan v v

4 Pengolahan data v v

5 Analisis dan penyusunan data v v

6 Presentasi hasil survei dan laporan antara v v

7 Presentasi dan laporan Akhir v v

8 Perbaikan laporan akhir v

9 Penggandaan dan penyerahan laporan akhir v

19. Keluaran Laporan


a. Buku Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat: Sistimatika disesuaikan dengan kondisi terkini
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 45 (empat puluh lima) hari kerja sejak
SPMK diterbitkan yaitu sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
b. Buku Laporan Antara
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan: Sistimatika
disesuaikan dengan kondisi terkini.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
c. Buku Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat: Sistimatika disesuaikan dengan kondisi terkini
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120 (Seratus dua puluh) hari kerja
sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 4 (empat) buku laporan dan 4 (empat) buah cakram
padat (compact disc).

Anda mungkin juga menyukai