dulu yakan ada keripik jeruju, kerupuk ikan teri, kerupuk ikan tongkol, sirup buah perempat, ada selai, ada selimut api-api banyak sih, teh jeruju, cuman yang selama ini dibuat cuman kerupuk jeruju karena lebih larisan ini. buah sulit untuk di dapat sama yang lainnya jugak musiman. Pewawancara: kenapa buk bisa larisan yang kerupuk jeruju? Bu sania: karena ini yang diminati orang luar, kayak anak sekolah sering mesen. Pewawancara: biasanya untuk yang mesan dari kalangan anak- anak sekolah atau dewasa? Ibu saniah: anak-anak yang masih sekolah juga kayak SMP DAN SMA untuk dijual kembali oleh mereka ataupun untuk oleh-oleh buat gurunya, tapi yang bulan puasa semalam untuk pesanan kerupuk ini ke Jakarta jugak ada man paket. Pewawancara: berapa mereka paling banyak memesan bu? Ibu saniah: untuk kerupuknya 20 pcs untuk sirupnya 10 pcs Pewawancara: ibu itu kan yang pesan orang dari jakarta itu memang orang yang udah tau kerupuk ini dari sini atau ibuk ada lagi pemasarn lagi melalui media sosial kek facebook, ig, atau wa? Ibu saniah: kan sudah ada yang udah atau dan juga melalui facebook. Itu akan dikelola oleh ketua kita. Kalau untuk kelompok ibu-ibu yang ketuanya itu ibu Jum sebagai kelompok Muara Tanjung. Kalau untuk anggota berapa orang ibu? Ibu saniah: kalau dulu banyak si tapi sekarang tinggal 17 orang. Kenapa orang-orang yang tergabung dalam kelompok ini bisa mencar atau keluar? Ibu saniah: awalnya kan kita gak dapat uang. Kita buat kerupuk ini selalu mencoba-coba nanti gagal terus gagal. Hanya dari 2011 inilah yang istilahnya kita mampu menghasilkan. Tadinya mungkin orag bosan kan tidak dapat uang kan. Ah ngapainlah kerjaan kayak gini kan gitu. Karena kita dulu dikasih tau sama orang barat lah kita bilang kawannya buk jumiati. Dikasih tau dia ini mangroeve bisa dia bahwa ini mangroeve bisa di jadikan makanan. Orang lauar dari Jakarta ke sini. Tadinya ibuk ini buat kerupuk ini gagal gak terlalu masak dan tidak kering. Kita olah dulu, kita tumbuk daunnya, lalu kita peras, dan di rebus, kita masukkan ke tepung dan di adon lalu kita rebus lagi dan kita potong lagi, kita jemur lagi. Kurang enak Jadi kalau yang sekarang yang benar gimana? Ibu saniah: asal kita belender aja daun magroeve nya itu kita rebus kita masukkan ke tepung dan kita adon, kita cetak dan langsung kita goreng jadi lebih renyah. Pewawancara: kenapa tidak selalu nyetok barang atau ibu-ibunya tidak selalu buat? Ibu saniah: cuman ibu yang bisa buat, ibu-ibu yang lain tidak bisa. Terkadang ibu capek. Ibuk lah sama buk Jumini yang bisa buat kalau ibu gak buat dan malas buatnya ya gak selalu nyetok itu barangnya. Karena buat kerupuk ini gampang-gampang susah memang kelihatannya mudah cuman dia selalu gagal di adonannya. Kita buat kerupuk ini gak boleh pakai tepung sembarangannya. Harus yang sanghai nomor 1. Kan tepung itu sampai 4 jenis yang cap tani. Minyak yang dipakai harus yang kemasan kalau tidak dia cepat tengik dan berminyak tidak tahan lama Ibu ini buatnya tergantung orang mesen atau nyetok? Ibu saniah: kita menyetok untuk di pantai wisata Mangroeve. Hanya untuk di pasarkan itu aja. Kalau ada orang pesan baru kita menambahkan kalau enggak ya cuman untuk di pantai itu aja. Kalau buat dan nyetok kerupuknya ya alhamdulillah laku aja tapi kadang ibu malas buatnya Untuk 1 pcs kerupuk ini berapaan ibu? Ibu saniah: 10 ribu per pcs. Karena ini tepunya mahal. Kemaren itu pernah jual hanrganya 6 ribu-7 ribu sekarang ibu naikkan menjadi 10 ribu Untuk modalnya berapaan ibu buat kerupuk ini? Ibu saniah: modal 1 juta, itulah yang kita belanjakan nantinya Berapa keuntunngannya kemaren itu? Ibu saniah: keuntungan dibagi untuk modal awal dulu lalu di bagi jadi 17 orang lah. Tergantung juga dia hadir untuk membuat kerupuknya. Nanti ibu catat siapa aja yang datang hari ini berapa banyak dia masuk. Berapa hari dia kerja, itulah kita bayar. Nah untuk 1 harinya 15 ribu. Tapi tergantung dari penghasilan kerupuk juga ya. Kadang ibu gajih 20 ribu tidak menentu. Ibu itu kalau orang yang pesan itu ambil sendiri barangnya atau di antar? Ibu saniah: terkadang di ambil sendiri kadang kita yang antar kalau dekat sekitaran sini aja. Jadi ibu buat ini kalua ada pesanan aja atau ada langganan? Ibu Saniah : iya kita buat kalo ada pesanan, kayak ini ada mahasiswa dating kami buatkan, katanya ada besok mahasiswa dateng banyak katanya ratusan kata bu jum Ibu pertama kali memasarkan ini di pantai mangrove? Ibu Saniah : iyaa bener, ini untuk pengeluaran dan pemasukan (menjelaskan buku kas) Boleh kami foto bu? Ibu Saniah : boleh, ini pendapat pengeluaran satu periode, satu bulan juga ada. Ini pengeluaran 10jt sekian pendapatan 24 juta sekian (menjelaskan buku kas) Bu ada ga upaya pemerintah untuk memasarkan produk ini atau inisiatif warga sini? Bu Saniah : enggak ada, ooo ada pernah orang dinas buat pameran Itu pameran dimana aja bu? Bu Saniah : oo di Medan pernah, Gedung serbaguna pernah sama di Hotel Grand Antares, Bank Sumut pernah. Jadi untuk sekarang masih banyak narok barang di pantai ya bu? Bu Saniah : iyaa ditarok disana sama kalua ada pesanan kita buat Berarti kalau untuk pemasaran lebih lanjut sama buk jum lah ya buk? Bu Saniah : iyaa kalo misalnya ada pesanan dia kasihtau berapa pesanan Jadi ibu cuman buat ajalah ya Bu Saniah : iyaa buat aja, jujur ibu gapande maen hp Jadi bu jum yang megang hp ngasihtau lah ya bu berapa pesanan nya dari facebook atau darimana Bu Saniah : iyaa gitu Jadi bu ini tahan produknya berapa lama Bu Saniah : jadi karena kita gapake bahan pengawet paling lama 1 bulan dari udah dibuka bungkusnya, abistu udah gaenak. Jadi bu Kelompok Konservasi Muara Bambai itu siapa buk? Bu Saniah : ooo itu gabungan antara laki-laki sama perempuan, kayak suami ibu nelayannya, ibuk di koperasinya Jadi bu tugasnya yang muara bambai ini ngapain ? Bu Saniah : ooo itu kayak penjaga pantainya, pengelolaan makanannya. Ooo ibu juga kerja di pantai jugak? Bu Saniah : iyaa paling masak, anak jugak disuruh masuk karena besok ada tamu kan banyak Itu jamberapa bu pulangnya? Bu Saniah : tergantung cepat tamunya pulang gitu, ibu tahun ini rencana mau buat produk baru lagi