Anda di halaman 1dari 11

Laporan Perjalanan Sekretariat Forum Anak Nasional (SFAN) ke Forum Anak Gunung Kidul dan Forum Anak Daerah

Istimewa Yogyakarta 15-17 November 2012

Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dan layak untuk anak-anak jika kita bisa membuat anak-anak Indonesia tersenyum setiap harinya.

Andra Septian
Pemimpin Muda Indonesia

Laporan Perjalanan Sekretariat Forum Anak Nasional (SFAN) ke Forum Anak Gunung Kidul dan Forum Anak Daerah Istimewa Yogyakarta 15-17 November 2012

Kamis, 15 November 2012 Hari ini kami dari Sekretariat Forum Anak Nasional (SFAN) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia akan melakukan kunjungan ke Forum Anak Gunung Kidul dan juga Forum Anak Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk kunjungan balasan yang sebelumnya temanteman Forum Anak Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kunjugan ke Sekretariat Forum Anak Nasional (SFAN) beberapa waktu yang lalu. Kami berkumpul di Kantor KPPPA RI di Jalan Merdeka Barat 15 jam 6 pagi dan sekitar pukul 06.30 WIB kami memulai perjalan menuju Gunung Kidul dengan menggunakan bus. Selama diperjalanan yang panjang itu, perjalanan menjadi lebih menyenangkan karena diisi dengan canda gurau, bermain teka-teki, joke, bermain kartu uno, bahkan ada yang mendongeng. Tentunya saling berkenalan adalah hal yang paling penting karena adanya beberapa anggota baru dari Forum Anak Daerah Bogor yang baru bergabung dengan SFAN.

Hal yang menyenangkan jika perjalanan jauh dan pergi bersama rombongan adalah acara makan-makan. Kami singgah di Rumah Makan Gentong, Tasikmalaya untuk beristirahat sejenak, makan siang, sholat, charging, dan tentunya foto-foto. Sangat menarik bagi saya karena menu makanannya adalah makanan Sunda yang sebagai orang Padang tentunya menu makanannya tidak pedas. Kamipun melanjutkan perjalanan yang masih jauh ini. Perjalanan ini berhasil membuat saya dan beberapa teman tertidur pulas. Saat bangun, di luar bus sudah mulai gelap dan semakin gelap. Jika ada yang mengatakan in the middle of no where, sepertinya situasi ini cukup menggambarkan dimana posisi kami, kami tidak tahu sudah berada dimana. Setidak-tidaknya hingga pukul 20.30 kami kembali singgah untuk makan malam di rumah makan di daerah Gombong. Mungkin ini satu-satunya rumah makan yang ada disepanjang jalan yang gelap ini, dengan menu bebek goreng sebagai andalannya. Perjalanan masih harus kami lanjutkan. OK, ternyata Yogyakarta melalui jalur darat dengan menggunakan bus itu tidak sebentar, namun demikian, canda gurau kami di bus dapat mengobati penantian panjang menuju Daerah Istimewa tersebut. Sekitar pukul 2 dini hari, kami sampai di Hotel Permata Sari, Wonosobo. Ya, mandi, istirahat, dan segera charging handphone sepertinya adalah hal yang benar-benar harus dituntaskan saat itu oleh saya dan teman-teman.

Jumat, 16 November 2012 Pagi yang cerah di Wonosobo. Sebelum berangkat kami duduk bersama-sama menikmati sarapan dan wejangan dari Bapak Usman. Banyak hal yang disampaikan oleh Bapak Usman tentang bagaimana prestasi Forum-Forum Anak yang akan kami kunjungi ini, dan sangat menarik adalah temanteman diberi tantangan untuk bisa mahir bebahasa Inggris. Sekitar pukul 8 pagi, kamipun melanjutkan Junjungan perjalanan adalah kami. BPMKB pertama

Kabupaten Gunung Kidul. Di sini, kami disambut oleh para pejabat setempat yang turut aktif dalam menyuarakan Hak Anak di Gunung Kidul. Tentunya, sangat menyenangkan kami bisa berjumpa dengan teman-teman dari Forum Anak Gunung Kidul atau FAGK. Tidak hanya pencerahan mengenai bagaimana prestasi yang berhasik diraih oleh Forum oleh Anak Gunung Kidul, ada kenang-kenangan juga yang diberikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kepada Forum Anak Gunung Kidul yaitu satu set komputer Bapak RI untuk Usman sekretariat mewakili mereka. KPPPA

menyerahkan

langsung kepada Jazelin yang merupakan Ketua Forum Anak Gunung Kidul. Temanteman FAGK juga memberikan kenang-kenangan yang mereka buat sendiri. Kami melanjutkan perjalanan kami ke Sekretariat Forum Anak Gunung Kidul yang letaknya tidak jauh dari ruangan pertemuan. sebuah Mungkin Sekretariat yang hanya ini hanyalah batas. teras diberikan

2mx2m besarnya. Meskpun demikian, saya sangat melihat semangat teman-teman Forum Anak Gunung Kidul tidak sekecil sekretariat mereka. Banyak kegiatan dan prestasi luar biasa yang berhasil mereka raih. Di Forum ini, mereka tidak hanya belajar bagaimana itu Hak Anak tetapi mereka juga mampu mengoptimalkan potensi teman-teman mereka di Forum yang dituangkan dalam prakarya yang mereka buat sendiri, hingga mereka bisa menjualnya dan mendapatkan penghasilan tambahan. Kunjungan kami selanjutnya pada hari ini adalah Desa Kemadang. Desa ini merupakan Desa yang baru saja di-laundching sebagai Desa Ramah Anak. Jaraknya

sendiri tidak terllau jauh dari Sekretariat Forum Anak Gunung Kidul. Sepanjang perjalanan kami terpana dengan keindahan alam Gunung Kidul dengan perbukitan batu kapur dan juga tanahnya yang merah. Dengan kondisi tanah seperti ini sangat tidak cocok untuk ditanami pagi, penduduk setempat memanfaatkan lahan ini untuk bercocok tanam kacang, jagung, pisang, dan ubi. Ya, jika kita menyadari, setiap kali kita berkunjung ke sini, box makanan selalu diisi oleh kacang baik direbus maupun digoreng serta pisang rebus. Pemerintah setempat sangat menghargai hasil pertanian lokal dan hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menghargai jerih payah petani di daerah tersebut. Sebagai informasi, tanah merah yang terlihat di foto tersebut biasanya hanya memiliki kedalaman mencapai 1 meter saja. Setelah itu kita akan langsung menjumpai batu-batu kapur di bawahnya. Sepanjang perjalanan memang begitu banyak batu kapur yang kami lihat, termasuk bukit-bukit dan goagoa. Kami sudah sampai di Desa Kemadang. Saat turun dari bus, kami disambut dengan tarian daerah oleh adik-adik GaruLuku dan teman-teman dari Forum Anak Desa Kemadang (FORANDAKA). Adik-adik yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar sangat mahir membawakannya, begitu juga dengan pakaian mereka, tidak daerah sangat mau yang dipakai oleh meriah warnanya. juga

Teman-teman yang sudah remaja juga kalah, mereka menampilkan sebuah tarian Jawa Barat.

Sambutan diberikan oleh Bapak Usman dan juga Kepala Desa Kemadang atas apresiasi dan prestasi yang telah dicapai Desa Kemadang menjadi salah satu Desa Ramah Anak. Selain itu, kami mampir ke Sekretariat FORANDAKA yang merupakan Forum Anak yang telah melakukan pendataan dan pencatatan sesuai dengan buku panduan Forum Anak Nasional. Sangat luar biasa semangat dan keseriusan teman-teman di sini karena semua pengadministrasian teradministrasi dengan rapi, baik pengadministrasian secara manual maupun yang dilakukan dengan komputer. Selain itu, sekretariat mereka juga rapi dan nyaman, apalagi di dinding sekretariat mereka terlihat beragam struktur kepengurusan yang ada, foto-foto kegiatan, dan lainnya. Setelah untuk bermain Desa Kemadang jadi kami semua bisa ke sana dengan berjalan kaki. Sanggar GaruLuku merupakan suatu rumah kecil dengan lapangan yang cukup luas dan ada tempat untuk berlesehan. Di dalam rumah kecil tersebut kami melihat banyaknya kerajinan yang dibuat sendiri oleh teman-teman sanggar. Sangat kreatif. Apalagi semuanya manual pakai tangan, bukan buatan mesin. Seperti gambar di atas, mereka menulis di kayu tentang 4 hak dasar anak, hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, memperoleh perlindungan, dan berpartisipasi. itu, kami diajak tempat yaitu

mengunjugi dan berkarya,

berkumpulnya teman-teman untuk Sanggar GaruLuku. Sanggar ini tidka terlalu jauh jaraknya dari Sekretariat Forum Anak

Ada lagi karya yang sangat menarik. Teman-teman di Sanggar diajarkan untuk membuat batik sebagai wujud kecintaan dan upaya mereka melestarikan budaya. Batikbatik ini dilukis sendiri oleh teman-teman di Sanggar GaruLuku dengan menggunakan canting, Batik-batik ini akan memasuki tahapan berikutnya yaitu proses mewarnai. Di luar rumah kecil ini, adik-adik desa Kemadang dan dari Sanggar GaruLuku sedang melakukan senam, Kami dari SFAN sendiri juga langsung bergabung dengan adik-adik ini. Hal lain yang sangat saya sukai adalah acara makan-makan. Ya, kami disuguhi beragam makanan yang dibuat dari ubi. Sangat senang rasanya disambut begitu hangat oleh warga setempat. Makanan yang unik yang belum pernah saya coba sebelumnya, serta minuman pelepas dahaga seperti es kelapa muda. Sungguh luar biasa. Saat itu bertepatan dengan waktu untuk Sholat Jumat, kami yang laki-laki pergi untuk Sholat Jumat yang tidak jauh letaknya dari Sanggar. Sejujurnya, saya tidak mengerti sama sekali khotbah Jumat yang di sampaikan oleh Khatib karena khotbah di sampaikan dalam bahasa Jawa. Saar balik ke Sanggar, saya melihat adik-adik sanggar sedang didongengi oleh Dhea. Yam saat perjalanan pun Dhea sempat Story Telling di bus. Sangat terlihat adik-adik di sini senang dengan tawa yang terlepas dari bibir mereka. Sangat bahagia.

Dunia anak sangat identik dengan dunia bermain. Siapa yang mau menyangkal hal tersebut? Bermain adalah hal yang menyenagkan. Coba saja lihat foto yang berhasil saya ambil ini, snagat terlihat betapa senangnya mereka saat kami datang dan bermain bersama-sama. Kami juga tidak lupa memperkenalkan Yel-Yel IDOLA sebagai harapan yang sangat besar mereka juga dapat tumbuh dan turun mewujudkan mimpi kita bersama untuk mencapai Indonesia yang Layak Anak. Kami memberikan semacam kuis kepada adik-adik Sanggar dengan meminta mereka mengulangi Yel-Yel IDOLA dengan lebih semangat, Hadiahnya adalah kami menyiapkan Topi Forum Anak Nasional dan juga gantungan kunci Monas. Serentak adik-adik Sanggar berteriak dan menunjuk tangan. Wah, sangat menyenangkan bisa melihat adik-adik kita tersenyum senang, tanpa beban. Saya sangat percaya, kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dan layak untuk anak-anak jika kita bisa membuat anak-anak Indonesia tersenyum setiap harinya. Dengan senyuman tersebut, anak-anak akan bisa memberikan semangat kembali untuk kita semua sebagai orang dewasa dan para pejuang hak anak untuk tetap semangat dan optimis kalau Hak Anak di Indonesia daat dipenuhi tanpa adanya diskriminasi dan eksploitasi bagi anak-anaknya

sendiri. Wah, saya yakin, jika ada pemimpin yang dengan lantang ingin memperjuangkan hak anak di negeri ini, pasti dia akan menang dalam pemilu.

Tidak terasa, kami harus melanjutkan perjalanan kami. Sebelum pulang kami foto bersama dan saling berpelukan. Hal yang paling sedih adalah ketika melihat beberapa dari teman-teman Sanggar meneteskan airmata saat kami harus meninggalkan desa tersebut. Berikut adalah foto kami bersama-sama:

Kami melanjutkan perjalanan kami ke Pantai Kukup, Gunung Kidul. Pantai ini terletak tidak jauh dari Desa Kemadang dan harus melalui jalanan yang sangat berliku. Pantai ini sendiri termasuk pantai berpasir putih yang memiliki ombak yang besar. Terlihat dari foto yang berhasil saya ambil berikut ini. Kami hanya diberikan waktu sekitar 30 menit untuk menikmati suasana pantai ini. Saya sangat memanfaatkan kesempatan ini karena sudah begitu lama saya tidak ,elihat pantai. Pantai adalah hal paling terindah dan paling menyenangkan yang mampu menghilangkan stress.

Kami melanjutkan perjalanan kami ke rumah Jaselin. Jaselin adalah Ketua Forum Anak Gunung Kidul dan dari tadi juga ikut memandu perjalanan kami. Kami sempat beristirahat sebentar di rumah ini sambil menikmati hidangan yang telah dipersiapkan oleh orang tua Jaselin. Saya sangat menyukai sate bumbu kacang buatan mama Jaselin. Setelah itu kami langsung bergerak menuju Sekretariat Forum Anak Darah Istimewa Yogyakarta. Perjalanan dari Wonosari ini dihiasi oleh hujan nyaris disepanjang perjalanan kami. Kami tiba di Sekretariat FADIY sekitar pukul 7 malam. Kami mampir ke sekretariat serta bertemu dengan Provinsi. dan Ibu Hal ramah tamah perwakilan Perempuan yang sangat

Pemberdayaan

membuat senang setiba di sini adalah melihat senyuman dan keceriaan serta semangat dari teman-teman sendiri. Saya sendiri sangat senang karena bisa bertemu dengan teman-teman FAN 2010 dan 2012, alumni Pemimpin Muda Indonesia dan Tunas Muda Pemimpin Indonesia. Semakin bangga dengan perjuangan dan semangat mereka. Perjalanan malam ini kami akhiri dengan mengunjungi Malioboro. Teman-teman terpencar entah kemana mencari oleh-oleh yang hendak mereka bawa pulang. Walau hanya sebentar, sangat senang bisa melihat indahnya Malioboro di malam hari meskipun sangat ramai karena long weekend. Pukul 22.30 akhirnya kami meninggalkan kota ini.

Sabtu, 17 November 2012 Sepertinya teman-teman sudah begitu capai. Sepanjang perjalanan canda gurau mulai redup dan diisi oleh pemandangan teman-teman yang terlelap di dalam bus. Pada pukul 10 pagi, kami singgah di Restoran Pringsewu, Indramayu untuk brunch. Di sana juga kami memberikan kejutan untuk Kak Ratna dan teman-teman yang berulang tahun di bulan November.

Selain makanan yang sangat lezat, tentunya suasana Jakarta mulai tak sabar ingin kami jumpai. Sekitar pukul 14.00 kami sampai di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sebuah perjalanan yang sangat menyenangkan dan sangat menginspirasi. Sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk kami di SFAN. Tetap semangat dan selalu bangga menjadi Anak Indonesia!

Depok, 23 November 2012. Aku SANGAT Bangga Menjadi Anak Indonesia

Andra Septian Pemimpin Muda Indonesia

Anda mungkin juga menyukai