Anda di halaman 1dari 3

Sekolah saya mengadakan live in ke sukabumi di desa Dusun Kendal ngisor .

Pada kegiatan
ini , murid SMA Mahatma Gading diharuskan mengikuti kegiatan study kemasyarakatan ini.
Study kemasyarakatan ini berlangsung selama 7 hari termasuk perjalanan. Perjalanan kesana
diperkirakan 12 jam akan tetapi kami mengalami kendala sehinggga memakan waktu lebih
lama. Sesampainya di sukabumi , kami ganti kendaraan angkot agar bisa masuk ke
pedalaman. Kampung tersebut berada di dataran yang lebih tinggi dan jalannya yang curam
membuat kami sedikit ngeri melihat jurang yang berukuran hanya sekitar 15 cm dari ban
mobil kami.

Sesampainya di kampung tersebut kami disambut oleh seluruh warga disana. Kami berjabat
tangan hamper dengan seluruh warga desa yang membuat antrian panjang , yang pada
akhirnya disambut oleh tarian dari belanda yang unik. Sebelum memulai acara yang akan
berlangsung selama beberapa hri ini, kami berdoa sejenak agar Tuhandapat melindungi kami
dari segala marabahaya dan menuntun kami selalu. Pembagian nama-nama murid dan ibu
bapak yang akan mendjadi orang tua selama beberapa hari itu.Ibu saya bernama Siti . Pada
pagi hari ia membuat bubur . Bubur yang ibu saya buat diberi mie dan kuah soto yang dijual
seharga 1000 kepada murid smp. Ia berjualan di sebrang sekolah smp .

Setelah saya dan teman saya bangun , kami sarapan dan mengantarkan gorengan yang bapak
saya buat dan mengantarkannya key warung pondok ibu. Saya mengusulkan membuat jagung
bakar dan ajagung rebus yang diberi susu dan keju. Bapak pun turun key ambarawa untuk
emboli keju , karena di desa atau kampung tersebut tidak menjual keju.Disana kami belajar
memanen padi , mengambil cabai, memasak gula aren,dan lain lain. Gadget kami
dikumpulkan agar kami dapat berbaur dengan teman teman dan orang tua kami di desa
tersebut.

Pengalaman study kemasyarakatan ini mengajarkan kita agar kami dapat hidup sederhana
karena kami makan seadanya yang dibuatkan ibu atau bapak kami. Hidup tanpa gadget yang
pada jaman sekarang kita sangat membutuhkan bahkan kata orang “ tidak bisa hidup tanpa
hp”.

Sekolah saya mengadakan live in ke sukabumi di desa Dusun Kendal ngisor . Pada kegiatan
ini , murid SMA Mahatma Gading diharuskan mengikuti kegiatan study kemasyarakatan ini.
Study kemasyarakatan ini berlangsung selama 7 hari termasuk perjalanan. Perjalanan kesana
diperkirakan 12 jam akan tetapi kami mengalami kendala sehinggga memakan waktu lebih
lama. Sesampainya di sukabumi , kami ganti kendaraan angkot agar bisa masuk ke
pedalaman. Kampung tersebut berada di dataran yang lebih tinggi dan jalannya yang curam
membuat kami sedikit ngeri melihat jurang yang berukuran hanya sekitar 15 cm dari ban
mobil kami.

Sesampainya di kampung tersebut kami disambut oleh seluruh warga disana. Kami berjabat
tangan hamper dengan seluruh warga desa yang membuat antrian panjang , yang pada
akhirnya disambut oleh tarian dari belanda yang unik. Sebelum memulai acara yang akan
berlangsung selama beberapa hri ini, kami berdoa sejenak agar Tuhandapat melindungi kami
dari segala marabahaya dan menuntun kami selalu. Pembagian nama-nama murid dan ibu
bapak yang akan mendjadi orang tua selama beberapa hari itu.Ibu saya bernama Siti . Pada
pagi hari ia membuat bubur . Bubur yang ibu saya buat diberi mie dan kuah soto yang dijual
seharga 1000 kepada murid smp. Ia berjualan di sebrang sekolah smp .
Setelah saya dan teman saya bangun , kami sarapan dan mengantarkan gorengan yang bapak
saya buat dan mengantarkannya key warung pondok ibu. Saya mengusulkan membuat jagung
bakar dan ajagung rebus yang diberi susu dan keju. Bapak pun turun key ambarawa untuk
emboli keju , karena di desa atau kampung tersebut tidak menjual keju.Disana kami belajar
memanen padi , mengambil cabai, memasak gula aren,dan lain lain. Gadget kami
dikumpulkan agar kami dapat berbaur dengan teman teman dan orang tua kami di desa
tersebut.

Pengalaman study kemasyarakatan ini mengajarkan kita agar kami dapat hidup sederhana
karena kami makan seadanya yang dibuatkan ibu atau bapak kami. Hidup tanpa gadget yang
pada jaman sekarang kita sangat membutuhkan bahkan kata orang “ tidak bisa hidup tanpa
hp”.

Sekolah saya mengadakan live in ke sukabumi di desa Dusun Kendal ngisor . Pada kegiatan
ini , murid SMA Mahatma Gading diharuskan mengikuti kegiatan study kemasyarakatan ini.
Study kemasyarakatan ini berlangsung selama 7 hari termasuk perjalanan. Perjalanan kesana
diperkirakan 12 jam akan tetapi kami mengalami kendala sehinggga memakan waktu lebih
lama. Sesampainya di sukabumi , kami ganti kendaraan angkot agar bisa masuk ke
pedalaman. Kampung tersebut berada di dataran yang lebih tinggi dan jalannya yang curam
membuat kami sedikit ngeri melihat jurang yang berukuran hanya sekitar 15 cm dari ban
mobil kami.

Sesampainya di kampung tersebut kami disambut oleh seluruh warga disana. Kami berjabat
tangan hamper dengan seluruh warga desa yang membuat antrian panjang , yang pada
akhirnya disambut oleh tarian dari belanda yang unik. Sebelum memulai acara yang akan
berlangsung selama beberapa hri ini, kami berdoa sejenak agar Tuhandapat melindungi kami
dari segala marabahaya dan menuntun kami selalu. Pembagian nama-nama murid dan ibu
bapak yang akan mendjadi orang tua selama beberapa hari itu.Ibu saya bernama Siti . Pada
pagi hari ia membuat bubur . Bubur yang ibu saya buat diberi mie dan kuah soto yang dijual
seharga 1000 kepada murid smp. Ia berjualan di sebrang sekolah smp .

Setelah saya dan teman saya bangun , kami sarapan dan mengantarkan gorengan yang bapak
saya buat dan mengantarkannya key warung pondok ibu. Saya mengusulkan membuat jagung
bakar dan ajagung rebus yang diberi susu dan keju. Bapak pun turun key ambarawa untuk
emboli keju , karena di desa atau kampung tersebut tidak menjual keju.Disana kami belajar
memanen padi , mengambil cabai, memasak gula aren,dan lain lain. Gadget kami
dikumpulkan agar kami dapat berbaur dengan teman teman dan orang tua kami di desa
tersebut.

Pengalaman study kemasyarakatan ini mengajarkan kita agar kami dapat hidup sederhana
karena kami makan seadanya yang dibuatkan ibu atau bapak kami. Hidup tanpa gadget yang
pada jaman sekarang kita sangat membutuhkan bahkan kata orang “ tidak bisa hidup tanpa
hp”.
Sekolah saya mengadakan live in ke sukabumi di desa Dusun Kendal ngisor . Pada kegiatan
ini , murid SMA Mahatma Gading diharuskan mengikuti kegiatan study kemasyarakatan ini.
Study kemasyarakatan ini berlangsung selama 7 hari termasuk perjalanan. Perjalanan kesana
diperkirakan 12 jam akan tetapi kami mengalami kendala sehinggga memakan waktu lebih
lama. Sesampainya di sukabumi , kami ganti kendaraan angkot agar bisa masuk ke
pedalaman. Kampung tersebut berada di dataran yang lebih tinggi dan jalannya yang curam
membuat kami sedikit ngeri melihat jurang yang berukuran hanya sekitar 15 cm dari ban
mobil kami.

Sesampainya di kampung tersebut kami disambut oleh seluruh warga disana. Kami berjabat
tangan hamper dengan seluruh warga desa yang membuat antrian panjang , yang pada
akhirnya disambut oleh tarian dari belanda yang unik. Sebelum memulai acara yang akan
berlangsung selama beberapa hri ini, kami berdoa sejenak agar Tuhandapat melindungi kami
dari segala marabahaya dan menuntun kami selalu. Pembagian nama-nama murid dan ibu
bapak yang akan mendjadi orang tua selama beberapa hari itu.Ibu saya bernama Siti . Pada
pagi hari ia membuat bubur . Bubur yang ibu saya buat diberi mie dan kuah soto yang dijual
seharga 1000 kepada murid smp. Ia berjualan di sebrang sekolah smp .

Setelah saya dan teman saya bangun , kami sarapan dan mengantarkan gorengan yang bapak
saya buat dan mengantarkannya key warung pondok ibu. Saya mengusulkan membuat jagung
bakar dan ajagung rebus yang diberi susu dan keju. Bapak pun turun key ambarawa untuk
emboli keju , karena di desa atau kampung tersebut tidak menjual keju.Disana kami belajar
memanen padi , mengambil cabai, memasak gula aren,dan lain lain. Gadget kami
dikumpulkan agar kami dapat berbaur dengan teman teman dan orang tua kami di desa
tersebut.

Pengalaman study kemasyarakatan ini mengajarkan kita agar kami dapat hidup sederhana
karena kami makan seadanya yang dibuatkan ibu atau bapak kami. Hidup tanpa gadget yang
pada jaman sekarang kita sangat membutuhkan bahkan kata orang “ tidak bisa hidup tanpa
hp”.

Anda mungkin juga menyukai