1. Karimah (20103060049)
2. Abdul Mujib (20103060050)
3. Aldo Saputra (20103060052)
DAFTAR ISI...............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2
A. Latar Belakang..................................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Riwayat Singkat K.H Abd. Rahman Ambo Dalle..........................................4
B. Pemikiran Anregurutta Ambo Dalle dalam Bidang Tauhid........................7
C. Pemikiran Anregrutta Ambo Dalle dalam bidang fikih.............................10
D. Sisi Lokalitas KH Abdurrahman Ambo Dalle.............................................13
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
A. KESIMPULAN...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fikih adalah pengetahuan tentang hukum Islam. Seluruh gerak gerik dan
tingkah laku seorang mukallaf terpantau dan disorot oleh fikih. Dengan demikian,
fikih merupakan panduan praktis tentang tata cara dan perilaku sehari-hari seorang
muslim dalam berhubungan dengan Tuhan yang dikenal dengan ibadah, atau
berhubungan dengan sesama muslim, alam dan lingkungan yang disebut dengan
muamalah dalam arti luas.
Di Indonesia pun seperti itu, dengan banyaknya suku dan budaya serta
berbagai macam keberagaman. Hal tersebut disebabkan fleksibilitas dan elastisitas
yang dimiliki hukum islam. Artinya, hukum Islam tergolong hukum yang berdiri
sendiri karena adanya otoritas Tuhan didalamnya, akan tetapi dalam tataran
implementasinya ia sangat aplicable dan acceptable dengan berbagai jenis budaya
lokal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
1
2. Mengetahui biografi K.H. Abd Rahman Ambo Dalle
2
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
di antaranya yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah kitab Al-Qaulus Shadiq fi
Ma’rifatil Khaliq dan Risalah fi Bayani Abkami wa Hikami al-Shalah.
6
serius. Penemuan para ahli medis ini sekaligus mengisyaratkan bahwa
Anregurutta Ambo Dalle mengidap "penyakit tua". Usianya memang telah uzur.
Tuhan memberinya keistimewaan untuk melalui masa akhir hayat dengan
tenang, seperti banyak pengalaman pengalaman gaib yang banyak ditemuinya
semasa hidup. Seperti pada penuturannya pada Majalah "Gatra" tanggal 24
Februari 1996, beliau banyak mengalami mimpi ajaib yang menginspirasinya
untuk membuat buku. Buku yang dikarang beliau dari ilham mimpi antara lain
kitab Ilmu Balagha, Ilmu Mantiq, Ilmu Arudhy, dan puluhan buku. karangannya
yang lain.
7
يا عبادي لو ان اولكم وأخركم وانسكم وجنكم كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم مازاد في ملكي شيا
Artinya: Wahai bambaku, Sekiranya orang yang terdahulu dan yang terakhir dari kamu
selaku umat manusia dan bangsa jin, di dalam batinya terdapat rasa taqwa kepada-Ku,
sungguh tidak akan menambah kekuasaan-K barang sedikitpun.
يا عبادي لو ان اولكم وأخركم واتسكم وجنكم كانوا على أفجر قلب رجل واحد منكم ما نقص في ملكي شيا
Artinya: Wahai hambaku, Sekiranya orang yang terdahulu dan yang terakhir dari kamu
selaku umat manusia dan bangsa jin, di dalam hatinya terdapat benih-benib kejahatan
(tidak mau menyemabab kepada-Ku), niscaya sikap yang demikian tidak akan
mengurangi kekuasaan-Ku barang sedikitpun"
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kalian dan orang-
orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.
Berdasarkan firman Allah di atas, Anregurutta Ambo Dalle menjelaskan bahwa
menjadi kewajiban bagi setiap manusia menyembah Tuhan-Nya, atas dasar kepatuhan
terhadap perintah-Nya dan menjauhi laranga-Nya, agar mereka menjadi manusia yang
bertaqwa, karena menurut beliau, hanya orang yang memiliki rasa taqwa kepada Allah
swt yang akan mendapatkan petunjuk dari Allah swt. sesuai dengan firman-Nya: “yang
artinya jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia (Allah) akan memberikan
kepadamu furqaan (petunjuk)yang dapat membedakan antara yang baik dan yang batil.
Anregurutta Ambo Dalle juga menjelaskan bahwa orang yang telah memiliki
rasa taqwa yang mendalam segala bentuk pengabdiannya baik dalam bentuk zahir
maupun dalam bentuk batin semuanya dengan mudah dapat dilaksanakan. Pelaksanaan
kedua bentuk pengabdian tersebut merupakan hakikat sikap ta'abbad terhadap Allah swt
dan orang yang telah menemukan hakikat ta'abbad terhadap Allah adalah orang yang
telah menemukan hakikat dirinya. Hal ini sejalan dengan perkataan para: Sufi:
10
kebaikan ( Naiyya sempajangnge allirinna agamae nenniya pagonncina tungke-tungke
decengnge).
Menurut ambo Dalle , hadis ini sesuai dengan perkataan ahli hikmah orang-
orang cerdik pandai tempo dulu bahwa sholat itu “Laptoppa” namanya. Artinya shalat
itu mencakup semua macam-macam kebaikan di dunia dan di akhirat. Menurut beliau
sesungguhnya ibadah shalat itu membersihkan tubuh kita, melenturkan urat-urat tubuh,
membangunkan kita dari tidur untuk membersihkan tubuh untuk kemudian
bmelaksanakan shalat subuh, sdelanjutnya beraktifitas menegerjakan urusan duniua agar
kita mendapatkan berkah dari Allah SWT. Sesuai dengan hadis Nabi SAW “ adapun
berkah itu berada pada pagi hari). Bahkan nabi sendiri mendoakan umatnya pada pagi
hari dengan doa “ Ya Allah barkahilah umatku di pagi hari).
Begitulah sekurang-kurangnya kebaikan shalat di dunia, sementara kebaikan di
akhirat, orang-orang yang melaksanakan shalat lima waktu akan dimasukan ke dalaqm
surga, akan mendapatkan cahaya, keterangan, kebebsan di hari kiamat. Sebaliknya,
barang siapa yang tidak menjaga shalatnya, maka tidak akan mendapat cahaya,
keterangan dan kebebasan pada hari kiamat, mereka akan dikumpulkan bersama dengan
Qarun, Firaun, Hamman dan Ubay bin khalaf. Di neraka.
Ketiga, keutamaan kedudukan shalat bagi hamba dibandingkan dengan
ubudiyyah lainnya, menurut Ambo Dalle sama dengan kedudukan kepala padatubuh
manusia. Seusia dengan hadis NAbi SAW riwayat Ath Thabarani yang berrbunyi “
sesungguhnya kedudukan shalat dalam agama Islam sama dengan kedudukan kepala
bagi tubuh manusia). Disebutkan demikian karena kepala merupakan tempat bagi organ-
organ penting bagi manusia, seperti otak, mata, muka dlll. Keutamaan fungsi shalat
dalam agama sama seperti keutamaan kepala atas tubuh manusia bahkan lebih besar
keutamaan shalat di dalam agama daripada kpala atas tubuh.
Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan shalat sebagai rukun Islam lebih utama
dibandingkan dengan rukun-rukun yang lainnya. Sebagaiman diketahui kewajiban
shalata lima waktu dilakukan berulang kali selama manusia hidup setiap harinya.
Sementara itu kewajiban haji ke Mekkah habya sekali seumur hidup. Itu pun hanya
diwajibkan kepada orang-orang yang memeiliki kemampuan dalam materi dan fisik.
Perintah zakat hanya diwajibkan kepada orang-orang yang sudah menbcukuppi syarat-
syarat untuk melaksanakannya seperti nishab dan haul. Sama halnya denga perinytah
berpuasa ramadhan yang hanya di perintahkan nsekali selama dalam setahun. Bahkan
11
orangorang yang tidak mampu untuk melaksanakannya diberi keringanan untuk tidak
melaksanaknnya.
Keempat, kedudukan shalat bagi seoarang hakmba di mata Tuhan merupakan
anugrah dan nikmat yang besar karrena mengingat Allah ketika melaksanakan shalat
semata-,mata datangnya dari Allah sesuai dengam firmannya “ Dan mereka tidak akan
menhgingat daripadanya kecuali jika Allah mengkehendakinya”. Dan juga Hadis Nabi
SAW “ Sesungguhnya ingatan itu merupakan nikmat dari Allah maka hendaklah
disyukuri”. Jadi orang ayang shalat dalam berhadapan dengan Tuhan-Nya, tidak ada
perantara antara keduanya , sesuai dengan Firman Allah SWT “Dan Allah
berfirman :Sesungguhnya aku beseryta vkamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan
shalat”.
Oleh karena itu, seorang hamba yang senantiasa ingat kepada Allah ketika shalat
sejatinya itulah bisi/hakikat shalat, sebaliknyta kelalaian seorang hamba sepanjang
shalatnya tentulah tidak dapat dipandang bahwa ia mendidikan shalat. Menurut Ambo
Dalle, meskipun ingatan seorang hamba dalam bacaan-bacaan dan gersakan gerakan
shalatnya selalu fokus, tetapi ingatan Allah kepada ahamba-Nya jauhg lebih besar sesuai
dengan firman-Nya : Dan sesungguhnya ingatan Allah kepada hambanya adalah lebih
besar).
Kelima, Ambo Dalle memaparkan bagaimana keagungan kedudukan shalat
diakitkan dengan penciptaan manusia. Menurut beliau, ,manusia diciptakan oleh Allah
dalam bentulk sebaik-baiknya yang diakitkan dengan kedudukan manusia sebagai
penmerima amanah. Amanah yang dimaksud antara lain adalah kewajiban shalat lima
waktu. Kewajiban ini disesuaikan dengan bentuki tubuh manusia. Kesesuaian tersewbut
menurut Ambo Dalle, misalnya dapat dipahami dari pertama, salat shubuh yang
berjumlah dua rekaat tidak boleh dikurangi karena sudah setara dengan tubuh dan juga
nyawa/jiwa manusia. Kedua shalat dzuhur yang berjumlah empat rekaat tidak boleh
dikurangi karena sudah setara dengan empat anggota tubuh manusia yitu dada,
punggung, dan kedua pinggang manusia. Ketiga, empat rekaat shalayt ashar tidak boleh
dikurangi karena sudah setara dengan empat bentuk anggota tubuh manusia. Fungsi
anggota tubuh yang dimaksud tidak akjan sempurna jika dikurangi yaitu dua tangan dan
dua kaki manusia. Keempat, tiga rekaat shalat maghrib tidak boleh dikurangi karena
sudah etara dengan tiga rongga dalam diri manusia, fungsinya tidsak sempurna kalau
dikurangi. Satu saya tersumbat niscaya menimbulkan kesulitan pada diri manusia.
Rongga mulut,/lubang hidung, lubang anus dan saluran kencing. Kelima, sahalat isya
12
empat rekaat tidak boleh dikurangi karena sudah setara dengan empat panca indra yang
memiliki fungsi sangat besar dan fungsinya menjadi tidak sempurna jika dikurangi,
yaitu penglihatan, dan pendengaran.
Demikian kesesuaian jumlah rekaat shalat lima waktu dengan fitrah kelahiran
seseorang manusia. Jadi, barangsiapa yang menjaga kesempurnaan shalat lima waktunya
maka sempurna diri manusia tersebut di kemudian hari. Lebih lanjut ambo Dalle
menegaskan bahwa dua rekaat shalat shubuh sama seperti surga dan neraka. Delapan
rekaat shalat dzuhur dan ashar, sama seperti delapan pintu surga. Jumlah tiga rekaat
shalat magrib dan empat rekaat shalat isya sama dengan tujuh buah pintu neraka. Jika
seseorang menjaga kesempurnaan shalat lima waktu maka terbukalah delapan pintu
surga untuknya dan berhak masuk ke dalam pintu yang ia inginkan. Selanjutnya,
tertutup pula baginya tujuh pintu neraka. Sebaliknya, bagi seseorang yang tidak dapat
menjaga kesempurnaan shalat lima waktu maka tertutup baginya delapan pintu surga
dan ia tidak diizinkan memasukinya, justru tujuh pintu neraka diperuntukkan bagi orang
tersebut.
13
kitab tersebut ada yang berbahasa Arab, Arab-Bugis, Bugis-Indonesia. Kitab-kitab
yang berbahasa bugis murni antara lain: Al-Hidayah Al-Jaliyah, Maziyyah Ahl
Sunnah wal Jamaah (bidang Akidah), bughyat al-muhtaj, Risalah fi Bayani Ahkam
wa hikam ash shalat (bidang Fiqh), al Qoul ash Shadiq fi ma’rifah al Khaliq (bidang
akhlak tasawwuf). Selain itu, masih banyak kitab-kitab KH Abdurrahman Ambo
Dalle yang ditulis dalam bahasa Bugis-Arab, Bugis-Indonesia, dan Arab.
3. Sisi Lokalitas dalam Pola pemikiran K.H. Abd. Rahman Ambo Dalle
Pola pemikiran K.H. Abd. Rahman Ambo Dalle dalam manajemen pendidikan
Islam didasarkan pada sebersih-bersih tauhid, setinggi-tinggi ilmu, dan sepintar-
pintar siyasah dengan tetap mengedepankan sikap kritis, korektif dan konstruktif.
Dasar pemikiran ini selanjutnya melahirkan program aksi, sebagai berikut:
A. Dibolehkannya bahasa Inggris diajarkan pada madrasahnya, pemakaian celana
panjang yang menggantikan sarung; pemakaian topi, pemakaian jas dan dasi
serta beberapa hal lainnya, sementara ulama lainnya masih mengharamkannya;
B. Penempatan santri di rumah-rumah penduduk sekitar madrasah sebagai upaya
untuk memasyarakatkan santri dan menyantrikan masyarakat
C. Pembukaan dan pendirian cabang atau madrasah DDI di daerah-daerah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anregurutta KH. Abd. Rahman Ambo Dalle meminjam istilah yang dikonstatir
oleh Dr. Nurhayati Rahman adalah ulama yang menembus empat zaman, mulai dari
zaman feodal, Belanda, Jepang dan kemerdekaan. Empat zaman yang dilalui beliau itu
mempengaruhi dinamika perjalanan dan perjuangan hidupnya yang mengukuh kannya
sebagai tokoh yang kokoh dalam menjawab setiap tantangan zaman yang dihadapinya.
Buku al-Qaulus Shadiq fi Ma'rifatil Khaliq berisi tentang tauhid dan tasawwuf.
pembahasannya menggunakan metode perpaduan dalil-dalil naqli, aqli dan bathiniyah
(atau serupa dengan irfani, yaitu pengungkapan pengetahuan yang diperoleh lewat
penyinaran hakikat oleh Tuhan kepada hamba-hamba-Nya (al-kasyf) setelah melalui
riyadah. Sedangkan isi dan kandungan buku tersebut memberikan penjelasan dan
pencerahan kepada umat Islam bahwa manusia hanya dapat mengenal hakikat
14
pengabdian kepada Allah jika mereka mengenal hakikat tentang dirinya. Untuk
mengagungkan Allah, tidak hanya berbekal akal logika saja, tapi dengan melakukan
zikir yang benar sebagai perantara guna mencapai ma'ripat kepada Allah. Meskipun
harus diakui bahwa logika harus dipergunakan untuk memikirkan alam semesta sebagai
ciptaan Allah swt. Dikemukakan juga bahwa cara berzikir mesti benar, sesuai yang
diajarkan Rasulullah berdasarkan dalil-dalil naqli. Hati harus istiqamah dan tidak boleh
goyah.
Sebagaimana buku Al-Qaulus Shadiq fi Ma'rifatil Khaliq yang metode
pembahasannya menggunakan pendekatan perpaduan dalil-dalil naqali, aqli, dan
bathiniyah, buku Risalah fi Bayani Ahkami wa Hikami al-Shalah y pun menggunakan
metode yang sama. Hal ini terlihat dengan jelas dalam pembahasan muqaddimah buku
tersebut, terutama ketika Anregurutta menguraikan tentang keagungan kedudukan shalat
dikaitkan dengan penciptaan manusia
15
DAFTAR PUSTAKA
16