KB 3 Syirkah - LK - Resume Pendalaman Materi PPG 2022
KB 3 Syirkah - LK - Resume Pendalaman Materi PPG 2022
C. Refleksi
Jenis-jenis Syirkah
1. Syirkah Amlak Syirkah amlak adalah persekutuan
kepemilikan dua orang atau lebih terhadap suatu barang tanpa
transaksi syirkah. Syirkah hak milik ini dibagi menjadi dua, yaitu:
Syirkah ikhtiyar (sukarela), yaitu syirkah yang lahir atas
kehendak dua pihak yang bersekutu. Contohnya, dua orang
yang mengadakan kongsi untuk membeli suatu barang atau dua
orang yang mendapatkan hibah atau wasiat di mana mereka
berdua menerimanya sehingga menjadi sekutu dalam hak milik.
Syirkah jabar (paksa), yaitu persekutuan yang terjadi antara dua
orang atau lebih tanpa sekehendak mereka. Seperti dua orang
yang mendapatkan sebuah warisan sehingga barang waris
menjadi hak milik kedua orang yang bersangkutan.
Pengertian Mudharabah
Mudharabah yang dikenal sebagai sebuah bentuk kerja sama
antara dua pihak yang disimbolkan dengan akad. Dalam
praktiknya, akad perjanjian ini memiliki rukun atau ketentuan
yang harus dipenuhi, termasuk dalam melakukan mudharabah.
Jika akad ini dilakukan tanpa memahami rukun atau
ketentuannya, maka mudharabah tersebut dianggap tidak sah.
Jenis Mudharabah
Berdasarkan pengertian Mudharabah d iatas dapat disebutkan
bahwa kontrak mudharabah dapat dibagi menjadi dua kategori,
yakni Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah,
seperti dari perspektif perdagangan berikut ini:
1. Mudharabah Mutlaqah
Pengertian Mudharabah Mutlaqah adalah investasi tanpa
syarat. Pendeknya, pengusaha (Mudharib) bebas mengelola
modalnya dan berbuat apa saja, asalkan usahanya
menghasilkan keuntungan. Di Bank, metode Mudharabah
Mutlaqah merupakan kerjasama antara bank dan Mudharib.
Mudharib dalam konteks ini adalah nasabah yang dapat
menjalankan usaha yang legal dan produktif, atau yang memiliki
keterampilan dan kemampuan lainnya.
Hasil atau keuntungan dari penggunaan dana tersebut akan
dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Contoh
produk Mudharabah Mutlaqah adalah Tabungan Mudharabah
dan Deposito Mudharabah.
2. Mudharabah Muqayyadah
Pengertian Mudharabah Muqayyadah adalah investasi saham
dengan persyaratan tertentu. Artinya tidak semua perusahaan
dapat beroperasi dengan modal tersebut. Hanya transaksi yang
ditentukan dalam kontrak yang dapat dikelola oleh peminjam.
Pemilik modal dapat menentukan syarat-syarat ketika mencari
suatu kegiatan usaha untuk menghimpun dana.
Di Bank, Mudharabah Technology Muqayyadah akan bekerja
sama dengan Shahibul Mal untuk berinvestasi dalam proyek
tersebut dan akan diputuskan oleh investor yang terlibat. Hasil
pembagian hadiah sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Syarat dan Rukun Mudharabah
Syarat-syarat inilah yang perlu dipahami dan penting untuk
dipenuhi karena dapat menentukan bisa atau tidaknya suatu
rukun tersebut sudah dilaksanakan.
Rukun mudharabah ini perlu untuk diketahui dan dilaksanakan
karena jika tidak terpenuhi salah satu rukunnya saka, maka bisa
menyebabkan akad mudharabah ini tidak sah. Berikut ini rukun-
rukun mudharabah dan kriteria dalam pelaksanaannya.
1. Ada Pemilik dan Pengelola Modal
rukun pertama adalah adanya dua pihak, yakni pemilik modal
(shahibul maal) dan pengelola (mudharib) dengan kriteria cakap
hukum yang harus dipenuhi seperti berikut ini:
Sudah dewasa dengan rentan usia di atas 18 tahun
Tidak dalam kondisi gila atau hilang ingatan
Sedang tidak dalam pengampuan
Tidak dilarang oleh undang-undang yang berlaku
2. Melakukan Ijab Qabul
Setelah kedua pihak sudah sesuai dengan ketentuan rukun
pertama, maka kedua pihak tersebut perlu melakukan ijab dan
qabul untuk menunjukkan tujuan dalam membuat kontrak
mudharabah. Syarat dalam melakukan ijab qabul mudharabah
adalah sebagai berikut ini:
Kedua pihak harus secara eksplisit menyebutkan tujuan kontrak
atau akad dalam ijab qabul.
Dalam penerimaan dan penawaran modal dilakukan secara
bersamaan dengan pembuatan kontrak mudharabah.
Akad mudharabah ini dilakukan dalam bentuk tertulis,
korespondensi, atau bisa dengan cara-cara modern lainnya.
3. Ada Modal
Modal adalah salah satu syarat dalam melakukan mudharabah.
Modal dalam rukun mudharabah harus memenuhi kriteria
sebagai berikut ini agar bisa dianggap sah mudharabahnya:
Jenis dan jumlah modalnya harus diketahui oleh kedua belah
pihak.
Modal bisa berbentuk uang atau barang dengan syarat yang
dapat ditakar nilainya dengan jelas.
Modal tidak berbentuk piutang mudharabah.
Saat modal ini diserahkan, maka mudharib harus menerimanya
secara langsung.
4. Ada Keuntungan
Keuntungan dalam mudharabah adalah sejumlah harta dari
kelebihan hasil usaha dibanding dari modal yang dikeluarkan.
Keuntungan dalam rukun mudharabah memiliki syarat seperti
berikut ini:
Bentuk keuntungan arus diperuntukkan untuk kedua belah
pihak.
Jumlah keuntungan harus secara jelas diketahui oleh kedua
pihak yang melakukan mudharabah.
Jumlah persentase keuntungan harus dicantumkan secara
tegas dan jelas dalam kontrak misalnya melalui klausula yang
menyatakan bahwa shahibul maal memperoleh bagian
keuntungan 1/3 dari total keuntungan dan mudharib
memperoleh bagian ⅔-nya.