Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Gede Andra amartya wardana dipa

NIM 2007531200
No. Absen 19
Kelas : Perpajakan II (EKA321) A4

1)
a. Subjek Pajak Orang Pribadi yang menerima penghasilan di Indonesia.
Subjek PPh dibedakan antara subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar
negeri. Subjek pajak dalam negeri adalah sebagai berikut.
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada
di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
Sementara itu yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah sebagai
berikut.
1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu (dua belas) bulan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui BUT di Indonesia.
Subjek pajak dalam negeri akan menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima atau
memperoleh penghasilan, sedangkan subjek pajak luar negeri sekaligus menjadi
Wajib Pajak sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber
penghasilan di Indonesia atau diperoleh melalui BUT di Indonesia.
b. Mr. Becker Baker bekerja sebagai pengajar di salah satu Universitas di Jakarta
sebagai pegawai tetap. hal ini dapat diasumsikan bahwa Mr Becker Baker tinggal
menetap selama lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu selama 12 bulan atau 1 tahun atau mempunyai niat untuk bertempat tinggal
di Indonesia . Dan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36
Tahun 2008, WPOP sebagai Subjek Pajak dalam Negeri adalah orang yang
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan orang pribadi yang dalam suatu tahun
pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia. Maka, status perpajakan Mr. Backer Baker di Indonesia adalah Subjek
Pajak dalam Negeri.

2)
a. Penghasilan yaitu setiap Tambahan Kemampuan Ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.
Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan yang lainnya.
b. Objek Pajak yang dikenai bersifat PPh final, dimana PPh Pasal 4 Ayat 2/PPh Final
adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dasar pengenaan pajak tertentu yang
berbeda dengan skema pajak secara umum atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh sepanjang tahun berjalan. Jadi, Pajak Penghasilan Final ini merupakan
pajak yang tidak diikutsertakan lagi dalam penghitungan Pajak Penghasilan (PPh)
Terutang tahunan. Contohnya : Peredaran bruto (omzet penjualan) sebuah usaha
di bawah Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun masa pajak, Bunga dari deposito dan jenis-
jenis tabungan, bunga dari obligasi dan obligasi negara, dan bunga dari tabungan
yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota masing-masing.
Sedangkan Objek Pajak yang dikenai bersifat PPh tidak final, Berbeda dengan
PPh final, sistem pemungutan pajak ini tidak akan memotong suatu penghasilan
saat itu juga. Wajib pajak akan dianggap belum melunasi kewajiban perpajakan
sebelum melaporkan pajak. Sehingga, transaksi baru akan dianggap lunas apabila
perhitungan dan pelaporan pajak di akhir tahun telah selesai. Contoh objek pajak
PPh tidak final : Hadiah dari pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan,
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, Penerimaan kembali
pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak, Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
karena jaminan pengembalian utang, Dividen, Royalti atau imbalan atas
penggunaan hak.
3) Dalam hal ini apabila suami tidak bekerja dan hanya istri yang bekerja, apabila dapat
menunjukkan keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat serendah-
rendahnya kecamatan yang menyatakan bahwa suaminya tidak menerima atau
memperoleh penghasilan, besarnya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk keluarga yang menjadi
tanggungan sepenuhnya.
Perhitungan PPh Pasal 21 Penghasilan Bagus untuk Periode 2021

Gaji Rp 38,000,000
Tunjangan Rp 3,735,000
Bonus Rp 15,000,000
Penghasilan Bruto Setahun Rp 56,735,000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5%) Rp 2,836,750
Penghasilan Neto Rp 53,898,250
PTKP K/3
WP Sendiri Rp 54,000,000
WP Kawin Rp 4,500,000
Tanggungan 3 Anak Rp 13,500,000
Total PTKP Rp 72,000,000
PKP Rp -
Karena Penghasilan Pak Bagus dibawah PTKP maka Tuan Dirga Tidak dipotong PPh 21 oleh
PT.Nusantara
area staples

BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN


PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU PENERIMA FORMULIR 1721 - A1
Lembar 1 : Untuk Penerima Penghasilan
PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA/ JAMINAN Lembar 2 : Untung Pemotong
HARI TUA BERKALA
MASA PEROLEHAN PENGHASILAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
[mm - mm]
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
NOMOR : H.01 1 . 1 - 12 - 20 - H.02 01 - 12

NPWP
- -
PEMOTO : 01.728.788 9 0
NG NAMA
: H.04 PT.

A. IDENTITAS PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG

NPWP : A.01 07.217.948.4 -901- 000 6 STATUS / JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP
NIK/NO PASPOR: K/
NAMA A.02 3 A.07 A.08HB/ A.09
ALAMAT : A.03 5171660306700000
: A.04 Bagus jalan Gatsu No.xx Denpasar 7 NAMA JABATAN A.10 KARYAWAN

KARYAWAN ASING : A.11 YA


KODE NEGARA DOMISILI :
A.12
5 JENIS KELAMIN : A.05 X LAKI-LAKI A.06 PEREMPUAN

B. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21


URAIAN JUMLAH (Rp)
KODE OBJEK PAJAK : X 21-100-01 21-100-02

PENGHASILAN BRUTO

1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT Rp 38,000,000


2. TUNJANGAN PPh Rp -
3. TUNJANGAN LAINNYA. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINYA Rp 3,735,000
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA Rp -
5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYARKAN PEMBERI KERJA Rp -
6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 Rp -
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR Rp 15,000,000
8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D. 7) Rp 56,735,000
PENGURANGAN

9. BIAYA JABATAN/BIAYA PENSIUN Rp 2,836,750


10. IURAN PENSIAUN ATAU IURAN THT/JHT Rp -
11. JUMLAH PENGURANGAN ( 9 S.D. 10) Rp 2,836,750
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

12. JUMLAH PENGHASILAN NETTO (8 - 11) Rp 53,898,250


13. PENGHASILAN NETO MASA PAJAK SEBELUMNYA Rp -
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) Rp 53,898,250
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) Rp 72,000,000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15) Rp -
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGJASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN Rp -
18. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA PAJAK SEBELUMNYA Rp -
19. PPh PASAL 21 TERUTANG Rp -
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNAS Rp -

C. IDENTITAS PEMOTONG

1. NPWP : C.01 09.799.964.3 - 901 - 000 3. TANGGAL & TANDA TANGAN

2. NAMA : C.02 I Ayu C.03 31- 12 - 2020


[dd - mm - yyyy]
STAPLES HANYA PADA BAGIAN INI

1770 SS
KEMENTERIAN KEUANGAN RI TAHUN PAJAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK H.03 2 0 2 0
PERHATIAN :
SPT TAHUNAN
PAJAK PENGHASILAN DIISI OLEH PETUGAS KPP
▪ SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARCODE DITEMPEL DISINI
▪ ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
H.01 SPT PEMBETULAN KE H.02 - ….
▪ BERI TANDA 'X' PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
IDENTITAS

NPWP I.01 : 07.217.948.4 - 901 - 000


Bagus
NAMA WAJIB PAJAK I.02 :

Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal
A. PAJAK PENGHASILAN

1 Penghasilan Bruto dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan dan Penghasilan Netto dalam Negeri Lainnya 1 A.01 Rp 56,735,000

2 Pengurangan
2 A.02 Rp 2,836,750
(Diisi jumlah pengurangan dari Formulir 1721-A1 angka 13 atau 1721-A2 angka 13)

TK/ k/3 K/I/


3 Penghasilan Tidak Kena Pajak X
A.03 A.04 A.05 3 A.06 Rp 72,000,000
(Diisi jumlah PTKP dari Formulir 1721-A1 angka 17 atau 1721-A2 angka 16)

4 Penghasilan Kena Pajak ( 1 - 2 - 3 ) 4 A.07 Rp -

5 Pajak Penghasilan Terutang 5 A.08 Rp -

Pajak Penghasilan yang telah Dipotong oleh Pihak Lain 6 A.09 Rp -


6
a. A.10 Pajak Penghasilan yang harus Dibayar Sendiri * 7 A.12 Rp -
(5-6)
7 b. A.11 Pajak Penghasilan yang Lebih Dipotong

B PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN YANG DIKECUALIKAN DARI OBJEK PAJAK

8 Dasar Pengenaan Pajak/Penghasilan Bruto Pajak Penghasilan Final 8 B.01 -

9 Pajak Penghasilan Final Terutang 9 B.02 -

10 Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak


1 B.0 -
3
0

C DAFTAR HARTA DAN KEWAJIBAN

11 -
11 Jumlah Keseluruhan Harta yang Dimiliki pada Akhir Tahun Pajak C.01

12 Jumlah Keseluruhan Kewajiban/Utang pada Akhir Tahun Pajak -


12 C.02

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksiPERNYATAA


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Saya menyatakan
bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas adalah benar, lengkap, jelas.

P.01 20 - 03 2021

-
dd mm yyyy

Anda mungkin juga menyukai