Anda di halaman 1dari 12

Refart

Oral Tubercilosis Ulcer

Ilmu Penyakit Mulut

Oleh :

A.Novia Dwi Putri Rasni

20014103023

Pembimbing :

drg. Aurelia S. R. Supit, M.Kes

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2021

1
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi ................................................................................................ 3

B. Etiologi ............................................................................................... 4

C. Gambaran Klinis .................................................................................. 5

D. Diagnosis banding ................................................................................ 6

E. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 6

F. Perawatan............................................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ii

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mulut merupakan bagian tubuh yang penting, yang dapat terserang

penyakit lokal atau ikut berperan pada berbagai keadaan sistemik. Penyakit-

penyakit pada rongga mulut dapat disebabkan oleh iritan lokal maupun yang

berhubungan dengan penyakit sistemik. Beberapa penyakit sistemik memiliki

gejala dan tanda pada rongga mulut. Salah satu penyakit sistemik yang memiliki

gejala dan tanda pada rongga mulut adalah tuberkulosis.1,2

Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh Mycobacterium Tuberculosis (TB) , sebagian besar kuman TB menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti selaput otak, kulit,

tulang, kelenjar getah bening termasuk rongga mulut.3,4 Di rongga mulut

manifestasi klinis dapat berupaulserasi yang disebut oral tuberculosis ulcer,

fissured tongue, tuberculoma dan pembesaran gingiva. 5

Oral tuberculosis ulcer memiliki gambaran klinis yang mirip dengan lesi

ulserasi yang disebabkan oleh trauma atau traumatic ulcer, lesi ulserasi yang

disebabkan oleh sifilis atau syphilis ulcer lession, aphthous ulcer, aktinomikosis

dan granuloma Wegener. Oral tuberculosis ulcer memiliki gambaran klinis yang

tidak spesifik dan dapat salah didiagnosis dengan lesi ulserasi lainnya pada rongga

mulut, terutama jika lesi ini timbul sebelum gejala sistemik muncul. 5

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Oral tuberculosis ulcer?

2. Apa etiologi Oral tuberculosis ulcer?

3. Bagaimana gambaran klinis Oral tuberculosis ulcer?

4. Apa diagnosis banding Oral tuberculosis ulcer?

5. Bagaimana perawatan Oral tuberculosis ulcer?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui defenisi Oral tuberculosis ulcer

2. Untuk mengetahui etiologi Oral tuberculosis ulcer

3. Untuk mengetahui gambaran klinis Oral tuberculosis ulcer

4. Untuk mengetahui diagnosis banding Oral tuberculosis ulcer

5. Untuk mengetahui perawatan Oral tuberculosis ulcer

D. Manfaat Penulisan

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pigmentasi

fisiologis melalui jurnal dan makalah laporan kasus mengenai Oral tuberculosis

ulcer.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh

Mycrobacterium tuberculosis terutama menyerang paru-paru namun juga

memiliki kemampuan untuk menyerang hampir seluruh bagian dari tubuh

termasuk rongga mulut.6 Penyakit ini bersifat aerobik dan menyebar dari satu

orang ke orang lain dan umumnya memerlukan kontak yang berulang untuk

penyebarannya.7 Penyakit TB berkembang ketika sistem imun tidak dapat

melawan infeksi bakteri tersebut.8 Faktor yang mempengaruhi kemungkinan

seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang rendah,

diantaranya karena gizi buruk Lesi TB rongga mulut, dapat berupa infeksi primer

dan sekunder dari infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.9

Lesi TB rongga mulut, dapat berupa infeksi primer dan sekunder dari

infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Patogenesis biasanya karena

inokulasi sendiri melalui sputum yang terinfeksi tetapi dapat juga terjadi melalui

aliran darah. Inokulasi langsung sering melibatkan gingiva, soket gigi dan lipatan

bukal. Kasus yang paling sering dari TB di rongga mulut disebabkan infeksi

sekunder dari TB paru. Permukaan mukosa oral yang sehat relatif resisten

terhadap kuman Mycobacterium tuberculosis karena saliva juga mempunyai efek

bakteriostatik. Saliva mempunyai efek proteksi yang dapat mencegah terjadinya

lesi TB rongga mulut, walaupun banyak basil yang berkontak dengan permukaan

3
mukosa rongga mulut yang khas pada kasus TB paru.10 Luka kecil pada mukosa

merupakan tempat yang disenangi oleh mikroorganisme. Faktor predisposisi lain

termasuk oral hygiene yang jelek, ekstraksi gigi dan leukoplakia. 11

Lesi dapat berupa primer atau sekunder primer lesi TB oral sangat langka

dan umumnya terjadi pada pasien yang lebih muda berhubungan dengan serviks

limfadenopati.12 Lesi primer tetap nyeri pada sebagian besar kasus sekunder lesi

sebaliknya lebih umum dan terlihat terutama pada orang tua.13 Lesi dipandang

sebagai ulkus dangkal patch , atau bahkan sebagai lesi di rahang yang mungkin

dalam bentuk ulseratif adalah yang paling umum dan sering menyakitkan yang

terkait dependen kelenjar getah bening.14 Lidah dan gusi adalah situs yang paling

umum infeksi pada pasien dengan TB oral, Lainnya situs umum adalah soket gigi,

langit-langit lunak , dasar mulut , serta bibir dan mukosa bukal.15

B. Etiologi

Penyakit TB merupakan penyakit infeksi granulomatosis kronis yang

disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

berbentuk batang ramping, cenderung bergerombol, tidak berspora dan bersifat

aerob. Sel bakteri dilapisi subtansi lilin tipis yang tidak bereaksi dengan

pewarnaan gram, tetapi dapat diwarnai dengan pewarnaan Ziehi-Neelsen. Dengan

pewarnaan ini bakteri tidak dapat dilunturkan dengan asam atau alcohol yang

dikenal sebagai Brasil Tanah Asam (BTA).

4
C. Gambaran Klinis

Pada beberapa kasus penyakit TB progresif menyebar ke rongga mulut.

Manifestasi lesi TB di rongga mulut biasanya menggambarkan infeksi sekunder

dari lesi TB primer. Prevalensi lesi oral bervariasi 0,5% sampai 1,5%. Lesi TB di

rongga mulut biasanya berupa ulkus irregular dengan batas jelas merupakan

gambaran umum. Jaringan yang mengililingi indurasi dengan inflamasi. Lesi

granular atau nod dapat juga terjadi. Lidah, poalatum, mukosa bukal, gingiva dan

bibir lebih sering terkena. Limphadenophaty regional biasanya mengikuti lesi TB

rongga mulut.

Kecurigaan klinis dari TB rongga mulut dapat dikonfirmasi dengan biopsi

dan pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan Mycrobacteria dengan kultur sputum,

foto rontgen dada dan tes kulit tuberculin juga dilakukan.

Tanda dan gejala klinis dari TB rongga mulut sering tidak dapat dibedakan

dari beberapa kondisi yang lain. Ulkus dengan indurasi kronis dapat menjadi

diagnosis banding untuk mempertimbangkan penyakit sifilis primer atau

manifestasi oral dari penyakit jamur sistemik.

Gambar 1. Contoh Kasus 116

5
Gambar 2. Contoh Kasus 217

Gambar 3. Contoh Kasus 318

D. Diagnosis Banding

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik lengkap, tes diagnostic seperti foto rontgent dada,

spesimen biopsi untuk studi histologis dan kultur organisme.

6
F. Perawatan

Pengobatan dengan obat anti tuberkuler isoniazid 150 mg, rifampisin 300

mg, pirazinamid 750 mg, dan etambutol 400 mg setiap hari selama 2 bulan. Tahap

kedua pengobatan terdiri dari isoniazid 150 mg dan rifampisin 300 mg setiap hari

selama 4 bulan.

7
BAB III

KESIMPULAN

Lesi TB rongga mulut pada umumnya merupakan infeksi sekunder dari

penyebaran dari infeksi primer TB paru. Lesi TB mukosa rongga mulut

mempunyai gambaran klinis yang tidak spesifik, pada umumnya berupa ulkus

kronis, sulit untuk sembuh, bentuk dan tepi tidak teratur, tepi indurasi, dasar

berwarna putih kekuningan. Bentuk lain lesi TB dapat berupa nodula, fisura, plak,

dan granuloma. Dalam mempertimbangkan pengobatan lesi TB rongga mulut,

pemeriksaan fisik lengkap, tes diagnostic seperti foto rontgent dada, spesimen

biopsi untuk studi histologis dan kultur organisme penting dilakukan. Pengobatan

secara sistemik dengan OAT telah terbukti secara efektif menyembuhkan lesi TB

rongga mulut.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Gayford JJ, Haskell R. Penyakit mulut: alih bahasa, Lilian Yuwono,


Jakarta : EGC, 1990:64

2. Michael A.O Lewis , et al. Tinjauan Klinis Penyakit MulutAlih Bahasa.


Elly Wiriawan Jakarta, 1998

3. Anonymous. Oral tuberculosis : a clinical evaluation of 42 cases. Availabe


at http://www3.interscience.wiley.com/journal

4. Topazian RG, Goldberg MH. Oral and Maxillofacial infection. 2nd ed.
London: WB Saunders Co, Philadelphia, 1981:413 –5

5. Ernawati DS,dkk. Prevalence of oral tuberculosis ulcer in dots polyclinic


of dr. soetomo general hospital Surabaya: vol.20

6. WHO. Pengobatan Tuberculosis Pedomanuntuk Program-Program


Nasional, Jakarta: Hipokrates; 2008.

7. Von Arx DP, Husain A.Oral Tuberculosis. Br. Dental J 2001;198:420-22

8. hock liew eng, shin lu yu. Oral tuberkulosis. Oral patologi. Departemen Of
Thologi And Dentistry,Cgang Gung Medical Colage And Chang Gung
Memorial Hospital At Kaositung Taiwan Of Rebublik China.Oral Surge

9. Dinaskesehatankota Makassar. Jumlah penderita TB di Makassar. 2007 &


2008.

10. 15. Avalaible from http://repository.usu.ac.id/bitstream/1


23456789/23120/ 4/Chapter%20II.pdf.diakses 20 Mei 2011

11. 17. Hiswani. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih


menjadi masalahKesehatan masyarakat. Sumatra. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara; 2008

12. Kaur M, Saxena S.Oral Tuberculosis as Primary Manifestation: Report of


four cases .Oral Tuberculosis as Primary Manifestation;2011.

ii
13. 25. Novialdi, Triola S.Tuberkulosis Laring. Bagian Telinga Hidung
Tenggorok Bedah KepalaLeher Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/
RSUP. Dr. M. Djamil Padang.

14. 24. Naula b, Portous. The journal tuberculosis infeksi control. The Journal
of Contemporary Dental Practice 2008;9(1)TH

15. 21. hock liew eng, shin lu yu. Oral tuberkulosis. Oral patologi.
Departemen Of Thologi And Dentistry,Cgang Gung Medical Colage And
Chang Gung Memorial Hospital At Kaositung Taiwan Of Rebublik
China.Oral Surge

16. Fragoso J, Oliviera MM, Goncalves C, Mendez J, Castro SR. Oral ulcer as
presentation of cavitating pulmonary tuberculosis. Portugal: IDCases 22
(2020) e00976.

17. Primary oral tuberculosis. Wolters Kluwer. India: 2020 Feb.

18. Saoza BC, Lemos VM, Munerato MC. Oral manifestation of tuberculosis.
Brazil: 2015.

iii

Anda mungkin juga menyukai