Jawab pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan konsep dan teori yang tepat!
3. Apakah yang dimaksud ekologi dalam administrasi negara, dan apakah ekologi
tersebut mempengaruhi sistem administrasi negara yang ada di suatu negara?
Jelaskan! (Skor 30).
Jawab
Nomor 1
A. Menurut Stephen P. Robbins dalam menguraikan berbagai teori administrasi
mengawalinya dengan suatu bahasan mengenai latar belakang sejarah. ia mencatat
bahwa praktek adminnistrasi telah berlangsung di kalangan bangsa Mesir sejak 2000
tahun sebelum maschi. sedang kelahiran administrasi dan manajemen modern
terjadi setelah keluamya karya Taylor Principles of Scientific Management tahun
1911. selanjutnya, Robbins mengemukakan adanya lima macam teori administrasi,
berdasarkan kecenderungan gerakannya.
3. Teori Perilaku.
Teori perilaku sebenarnya bermaksud untuk mengitegrasikan semua pengetahuan
mengenai anggota organisasi, struktur dan prosesnya.
4. Teori Sistem
Dalam teori ini, organisasi dipandang sebagai suatu system yang menampilkan
karakteristiknya sebagai penerima masukan (input absorbers), pengolah (prosesor),
dan penghasil (output generatot). Selanjutnya kerangka pemikiran system akan
menunjukan dua hal:
- bahwa perubahan dari atau dalam salah satu subsistem akan mengkibatkan
perubahan pada subsistem-subsistem lainnya.
- suatu system akan selalu berhubungan dengan system yang lebih besar.
5. Teori Kontigensi.
Pada awalnya teori ini dipergunakan pada pengembangan struktur organisasi yang
dirancang agar secara optimal dapat mengadaptasi teknologi dan lingkungan.
B. Sedang menurut Stephen Bailey ada beberapa tujuan yang terkandung di dalam
pembuatan dan pengembangan teori. tujuan-tujuan tersebut antara lain untuk
mengemukakan tatanan dan hubungan-hubungan baru dan untuk memberikan
kejelasan logika yang baru. Teori administaris menurut K. Bailey yaitu ditingkat dari
upaya-upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki proses pemerintahan.
Selanjutnya Bailey mengemukakan empat kategori teori administrasi public, dan
setiap kategori teori mempunyai pusat perhatian yang berbeda satu sama lain.
1. Teori deskriptif
Atau deskripsi struktur bertingkat dan berbagai hubungan dengan lingkungan
kerjanya.
2. Teoti Normatif
Atau nilai-nilai yang menjadi tujuan bidan ini, alternative keputusan yang seharusnya
diambil oleh penyelenggara administrasi public (praktisi) dan apa yang seharusnya
dikaji dan dianjurkan kepada pelaksana kebijakan.
3. Teori Asumtif,
Pemahaman yang benar tergadap realitas seorang administrator, suatu teori yang
tidak mengambil asumsi model setan muapun model malaikat berkras.
4. Teori Instrumens
Atau peningkatan teknik-teknik manajerual dalam rangka efisiensi dan efektivaras
pencapian tujuan publik.
Nomor 2
Pengertian Evaluasi Kebijakan Publik
Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjuk pada
aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum
istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka
(rating) dan penilaian (assesment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik,
evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataannya mempunyai nilai, karena itu
hasil tersebut memberi sumbangan pada tujuan atau sasaran. Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang
bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi.
( Cook dan Schioli)
(3) Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda
dengan tuntutan-tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil sekarang dan masa
lalu, ketimbang hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah
aksi-aksi dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup premis-premis
nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aksi dilakukan (ex ante).
(4) Dualitas nilai
Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena
mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara. Evaluasi sama dengan
rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada (misalnya, kesehatan) dapat
dianggap sebagai intrinsik (diperlukan bagi
dirinya) ataupun ekstrinsik (diperlukan karena hal itu mempengaruhi pencapaian
tujuan-tujuan lain), nilai-nilai sering ditata di dalam suatu hirarki yang merefleksikan
kepentingan relatif dan saling ketergantungan antar tujuan dan sasaran.
b. Fungsi Evaluasi
Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan.
Pertama, dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.
Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu
(misalnya, perbaikan kesehatan) dan target tertentu (sebagai contoh, 20 persen
pengurangan penyakit kronis pada tahun 1990) telah dicapai.
a. Evaluasi Semu
Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan
metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang
manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau
masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa
ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti
sendiri (self evident) atau tidak kontroversial. Dalam evaluasi-semu analisis secara
khusus menerapkan bermacam-macam metode (rancangan eksperimental-semu,
kuisioner, random sampling, teknik statistik) untuk menjelaskan variasi hasil
kebijakan sebagai produk dari variabel masukan dan proses. Namun setiap hasil
kebijakan yang ada (misalnya, jumlah lulusan pelatihan yang diperkerjakan, unit-unit
pelayanan medis yang diberikan, keuntungan
pendapatan bersih yang dihasilkan) diterima begitu saja sebagai tujuan yang tepat.
- Evaluasi eksperimental
Meliputi pemantauan dan evaluasi hasil di bawah kondisi kontrol langsung
terhadap masukan dan proses kebijakan. Evaluasi eksperimental yang ideal secara
umum merupakan faktor “eksperimen ilmiah yang terkontrol”, di mana semua faktor
yang dapat mempengaruhi hasil
kebijakan kecuali satu – yaitu, variabel-variabel proses dan masukan khusus—
dikontrol, dipertahankan konstan, atau diperlakukan sebagai hipotesis
tandingan yang masuk akal. Termasuk dalam pengertian evaluasi eksperimental dan
evaluasi eksperimental semu, antara lain adalah. Eksperimen Peningkatan
Pendapatan di New Jersey-Pensylvania, Eksperimen Terapi Penjahat Kambuhan di
California, Experimen Patroli Preventif di Kota Kansas, Pelaksanaan Proyek, Proyek
Demonstrasi Kerja, dan berbagai
eksperimen di dalam kontrak kinerja pendidikan. Evaluasi eksperimental harus
memenuhi persyaratan yang agak berat sebelum rancangan tersebut dapat
diterapkan (Walter Williams, 1971 : 93) :
(3) strategi evaluasi yang dapat mengurangi kesalahan sekecil mungkin dalam
menginterpretasikan kinerja kebijakan sebagai hasil masukan dan proses kebijakan
yang dimanipulasi (validitas internal);
(4) sistem pemantauan yang menghasilkan data yang reliable tentang hubungan
timbal balik antar kondisi awal yang kompleks, kejadian-kejadian yang tidak tampak,
masukan, proses, keluaran dan efek samping dan efek ganda. Karena persyaratan
metodologis yang diharapkan ini jarang terpenuhi, evaluasi
eksperimental biasanya tidak mencapai tingkat eksperimen murni, dan ditujukan
sebagai “eksperimental semu.”
- Evaluasi hasil retrospektif
Meliputi pemantauan dan evaluasi hasil
tetapi tidak disertai dengan control langsung terhadap masukan-masukan dan proses
kebijakan yang dapat dimanipulasi. Paling jauh adalah control secara tidak langsung
atau kontrol statistik yaitu, evaluator berusaha mengisolasi pengaruh dari banyak
factor lainnya dengan menggunakan metode kuantitatif. Pada umumnya,terdapat
dua varian utama evaluasi proses retrospektif studi lintas seksional dan studi
longitudinal. Studi longitudinal adalah studi yang mengevaluasi perubahan hasil dari
satu, beberapa, atau banyak program pada dua atau lebih titik waktu. Banyak studi
longitudinal telah dilaksanakan di bidang keluarga berencana, di mana tingkat
fertilitas dan perubahan dalam penerimaan alatalat kontrasepsi dipantau dan
dievaluasi selama kurun waktu yang cukup panjang (5 sampai 20 tahun). Sebaliknya,
Studi lintas sektoral berusaha untuk memantau dan mengevaluasi berbagai program
pada satu titik waktu tertentu. Tujuan studi lintas sektoral adalah menemukan
apakah hasil dan dampak berbagai macam program berbeda secara signifikan satu
sama lain; dan jika berbeda, tindakan apa, kondisi awal apa atau kejadiankejadian
apa yang dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan tersebut.
Salah satu tujuan utama dari evaluasi teoritis keputusan adalah untuk
menghubungkan informasi mengenaihasil-hasil kebijakan dengan nilai-nilai dari
berbagai pelaku kebijakan.
Asumsi dari evaluasi teoritis keputusan adalah bahwa tujuan dan sasaran dari
pelaku kebijakan baik yang dinyatakan secara formal maupun secara tersembunyi
merupakan ukuran yang layak terhadap manfaat atau nilai kebijakan dan program.
Dua bentuk utama dari evaluasi teoritis kebijakan adalah penaksiran evaluabilitas
dan analisis utilitas multiatribut, keduanya berusaha menghubungkan informasi
mengenai hasil kebijakan dengan nilai dari berbagai pelaku kebijakan.
• Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk
apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah
Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang
diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di
Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program
BOS ini.
2) Perda No. 10 Tahun 1950 tentang "Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dalam
Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang"
3) Kasus Prita Mulyasari Kasus ini bermula ketika seorang ibu bernama Prita curhat
melalui jejaring social facebook mengenai pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional
yang tidak memadai di Tengerang. Dia mengeluarkan unek uneknya atau
kejengkelannya terhadap pelayanan RS yang dianggapnya tidak professional.
Curhatan Prita diketahui oleh media, sehingga mereka mengekspos hal ini dalam
penerbitan beritanya. Ada yang melalui surat kabar, internet dan TV yang nyata-
nyatanya disaksikan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Akibatnya hamper
semua orang membicarakan kasus ini sepanjang waktu, kemudian muncul Pro dan
Kontra terhadap Prita di masyarakat. Ada pihak yang mendukung Prita dan ada pihak
yang tidak suka kepada Prita. Di pihak lain RS Omni Internasional menggugat Prita
secara Perdata dan Pidana sehingga dia sempat dipenjara karena melakukan
pencemaran nama baik. Hal ini menjadi mengkhawatirkan di dalam masyarakat
karena banyak yang berbeda argumen sehingga ditakutkan akan ada pihak-pihak
yang memancing terjadinya keributan Pada akhirnya pemerintah mengagendakan
kasus Prita sebagai kasus yang harus diselesaikan dengan segera, karena bisa
mengganggu stabilitas nasional. Mulanya Pemerintah berusaha memfasilitasi mediasi
antara Prita dengan pihak RS, namun tidak menemui jalan keluar. Sehingga kasus ini
akhirnya diselesaikan di ranah hukum
Nomor 3
Ciri-ciri dari faktor ekologislah yang menyebabkan mengapa dalam suatu daerah
tertentu mempunyai perbedaan administrasi dengan daerah lain walaupun masing-
masing berada dalam suatu ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbeda dari
masyarakat atau bangsa yang satu dengan masyarakat atau bangsa yang lain,
sehingga dapat diketahui mengapa suatu masyarakat atau bangsa memiliki corak
administrasi negaranya sedemikian rupa.
Selain itu, dalam bukunya Prof. Drs. S. Pamudji, MPA. tentang Ekologi Administrasi
Negara disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi administrasi negara, yakni
sebagai berikut: Faktor-faktor ekologis yang bersifat ilmiah faktor-faktor ekologis
administrasi Negara Indonesia akan diperinci sejalan dengan aspek-aspek. Aspek-
aspek kehidupan nasional terdiri dari aspek alamiah dan aspek kemasyarakatan,
maka kehidupan nasional tersebut.
(1) Ideologi
Ideologi adalah suatu komipeks atau jalinan ide-ide tentang manusia dan dunia,
yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Bagi Indonesia, ideology yang dimaksud
adalah Pancasila, sesuai dengan penegasan presiden Soeharto bahwa "Pancasila
adalah sumber dari segala gagasan kita mengenal wujud masyarakat yang kita
anggap baik, yang menjamin kesentosaan kita semua, yang mampu member
kesejahteraan lahir dan batin bagi kita semua.
(1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Adanya pembangunan tempat-tempat ibadah,
penyediaan fasilitas-fasilitas penunaian ibadat oleh administrasi Negara merupakan
petunjuk-petunjuk pengaruh sila Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap adminstrasi
Negara.
(2) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Untuk mewujudkan sila ini adminstarsi Negara mengambil langkah-langkah
menghapuskan penindasan, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Departemen Luar Negeri memelihara hubungan antar Negara atas dasar saling
menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
(2) Politik
• Pengaruh sistem politik terhadap administrasi Negara Oleh karena administrasi
Negara ada dibawah pimpinan pejabat-pejabat politis yang berorientasi kepada
partai politik tetentu, maka sering terjadi pembentukan suatu badan/lembaga baru
atau unit-unit baru dalam kementrian, walaupun secara terselubung dilatar
belakangi kepentingan untuk menempatkan orang-orang partai pada jabatan dalam
badan/lembaga yang baru tersebut. Pada era Orde Baru mulai diambil langkah-
langkah untuk membenahi administrasi Negara menuju kearah administrasi Negara
yang sehat, dengan mengurangi pengaruh partai-partai politik. Usaha-usaha tersebut
seperti: Bidang Organisasi, antara lain meliputi refungsionalisasi, restrukturisasi, dan
penempatan. Bidang struktur dan prosedur kerja, antara lain meliputi hubungan-
hubungan, debirokratisasi/decontrol dan penyelenggaraan fungsi organisasi dan
metoda. Di bidang perusahaan Negara, telah dilakukan pengelompokan perusahaan-
perusahaan milik Negara kedalam tiga bentuk perusahaan yaitu: Perusahaan Jawatan
(PERIAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO).
• Pengaruh administrasi Negara terhadap sistem politik. Pengaruh administrasi
Negara terhadap system politik dapat ditelusuri bertolak pada maklumat.
Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik 3 Nopember 1945 yang berisi
anjuran pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik.
(3) Ekonomi
• Pengaruh faktor ekonomi terhadap administrasi Negara Ekonomi Indonesia tidak
berdasarkan pada ekonomi bebas, tidak pula berdasakan ekonomi sentral yang
bercorak etatisma, melainkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Landasan ekonomi
tersebut mampunyai dampak terhadap administrasi Negara, yaitu bahwa dalam
rangka mewujudkan "usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluarhgaan" atau
secara tegas disebut sebagai usaha koperasi, maka pemerintah sejak semula sudah
mempersiapkan seperangkat administrasi Negara untuk membina koperasi. Dalam
rangka pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan investasi modal yang cukup
besar baik oleh pemerintah sendiri maupun oleh pihak swasta. Faktor-faktor
ekonomi khususnya pembangunan ekonomi, yang memerlukan penanaman modal
dalam negeri dan asing. mempunyai dampak terhadap sistem administrasi Negara.
Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dean berencana
diperlukan suatu badan perencana yang diperlengkapi dengan seperangkat
administrasi Negara.