Anda di halaman 1dari 4

ADBI4211-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ADBI4211/Manajemen Risiko Dan Asuransi
Tugas 3

No. Soal
1. Polis asuransi memiliki nilai yang penting bagi nasabah maupun bagi perusahaan asuransi
Coba Anda identifikasi dan jelaskan fungsi polis bagi nasabah dan bagi perusahaan asuransi (penanggung)

2. Coba Anda identifikasi dan analisis alasan mengapa perusahaan asuransi mengasuransikan kembali risiko yang
telah ditutupnya

3. Coba Anda identifikasi dan analisis setidaknya lima (5) karakteristik dasar dari asuransi sosial

Jawabannya:
1. Fungsi polis bagi nasabah
 Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggungan atas berbagai risiko dan
penggantian kerugian yag mungkin terjadi pada tertanggung yang tertulis dalam
polis.
 Sebagai bukti pembayaran premi yang diberikan kepada pihak perusahaan asuransi.
 Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung ketika suatu saat terjadi kelalaian
dalam memenuhi jaminan yang menjadi hak nasabah.
Fungsi Polis Asuransi bagi perusahaan asuransi (penanggung)
 Sebagai bukti tanda terima premi asuransi yang dibayarkan tertanggung.
 Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikan kepada tertanggung.
 Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan klaim yang diajukan tertanggung jika
tidak memenuhi syarat polis.
Sumber: BMP Manajemen Risiko dan Asuransi/MODUL 7

2. Mengapa perusahaan asuransi mengasuransikan kembali risiko yang telah ditutupnya, antara
lain:
a. Meningkatkan kapasitas Underwriting (Increase Underwriting Capacity)
Tanpa dukungan reasuransi, perusahaan asuransi tidak mungkin memberikan jaminan
risiko kepada beberapa relasi/tertanggung unluk risiko dalam jumlah besar. Dengan
demikian, melalui cara reasuransi, perusahaan mampu meningkatkan kapasitas
underwriting dan menciptakan relasi baru. Disamping itu dengan dukungan reasuransi,
perusahaan asuransi’ dapat menerbitkan polis sebesar jumlah risiko yang telah
dijaminnya, meskipun ia hanya menahan sebagian kecil saja dari seluruh risiko yang
ditanggung.
b. Menstabilkan Posisi Keuntungan (Stabilizer Profits)
Besarnya nilai obyek pertanggungan yang diakses oleh setiap perusahaan asuransi sangat
bervari, antara yang nilainya kecil, sedang atau besar dan atau bahkan sangat besar yang
jauh melampaui kemampuan daya tampungnya. Dengan demikian maka probabilitas
jumlah ganti rugi yang harus dibayarkan apabila risiko yang dipertanggungkan benar-
benar terjadi juga akan sangat bervariasi. Kondisi yang demikian tentu akan membawa
dampak hasil usaha dan kondisi keuangan perusahaan asuransi menjadi sangat tidak
stabil, termasuk laba perusahaan. Guna menjaga agar hasil usaha dan kondisi keuangan
relative stabil maka perusahaan asuransi perlu mengatur dan menjaga agar jumlah ganti
rugi yagn dibayarkan, bila ada, maksimal untuk setiap portofolio risiko sebesar kapasitas
daya tamping yang telah ditetapkan. Sedangkan selebihnya diarahkan menjadi bagian
dari perusahaan reasuransi. Tujuan utama dari kebijakan reasuransi dalam hal ini adalah
guna menjaga stabilitas keuangan, khususnya laba perusahaan.
c. Mereduksi Cadangan Premi (Reduce the Unearned Reserve)
Setiap premi untuk setiap portofolio risiko yang diterima oleh perusahaan pada awal
pertanggungan, tidak seluruhnya menjadi milik perusahaan pada tahun tersebut.jumlah
premi yang diterima tersebut baru benar-benar menjadi milik peruhasaan setelah satu
putaran jangka waktu pertanggungan terlampaui. Secara akumulasi seluruh premi yang
diterima dari semua portofolio risiko harus tetap ditahan di perusahaan sampai dengan
jangka waktu petanggungan selesai dijalani, inilah yang disebut dengan cadangan premi.
Apabila kebijakan reasuransi tidak dijalankan, maka perusahaan akan menahan cadangan
premi yang sangat besar, namun di sisi lain berhadapan dengan kemungkinan membayar
ganti rugi tanpa didukung reasuransi. Kondisi yang demikian sangat membahayakan baik
terhadap kelangsungan hidup perusahaan maupun terhadap kepentingan pemegang polis.
Dalam hal inilah pemerintah menaruh kepentingan, yang dalam hal ini menjaga baik
kepentingan perusahaan maupun kepentingan masyarakat umumnya dan para pemegang
polis khususnya. Maka untuk menetapkan besarnya minimal cadangan premi ini,
pemerintah mengeluarkan sejumlah aturan dan ketentuan.
d. Melindungi Perusahaan Dari Claim Besar (Provide Protection Against a Catastrophic
Losses)
Sebagaimana telah dijelaskan pada butir ‘b’, tuntutan ganti rugi yang dimajukan oleh
pemegang polis, bevariasi antara nilai pertanggungan terkecil sampai dengan nilai
pertanggungan terbesar (Catastrophic Losses). Meskipun tingkat probabilitas terjadinya
tuntutan ganti rugi terkecil dan ganti rugi terbesar dapat diprediksi berdasarkan
pengalaman empiris, namun bila tuntutan ganti rugi terbesar benar-benar terjadi,
perusahaan tidak mungkin menghindar dari kewajiban membayar kerugian terbesar
tersebut kepada pemegang polis.
Bila ketidakmampuan membayar ganti rugi ini dampai terjadi, maka sangat
membahayakan nama baik perusahaan. Guna menghindarkan diri dari hal yang tidak
diinginkan dan merugikan nama baik perusahaan tersebut, maka seyogyanya pimpinan
perusahaan harus tetap konsisten menjalankan kebijakan reasuransi secara tepat dan
benar. Dengan demikian tujuan dari kebijakan reasuransi diarahkan guna melindungi diri
dari kewajiban membayar Catastrophic claim.
Sumber: BMP Manajemen Risiko dan Asuransi/MODUL 8

3. Asuransi sosial mememiliki katakteristik dasar sebagai berikut:


a. Program Asuransi Bersifat Wajib (Compulsory Program)
Program asuransi sosial merupakan asuransi wajib, meskipun didalam pelaksaannya ada
beberapa pengecualian. Program asuransi wajib memiliki dua manfaat utama. Pertama,
tujuan untuk memberikan pendapatan minimal kepada penduduk dapat dicapai dengan
relatif lebih mudah. Kedua, seleksi untuk menjaring peserta yang merugikan dapat
direduksi, oleh karena itu baik penduduk yang sehat maupun penduduk yang tidak sehat
dapat diberikan jaminan.
b. Mempertimbangkan Penerima Pendapatan Rendah (Floor of Income)
Program asuransi sosial pada dasarnya dirancang hanya untuk memberikan pendapatan
minimal yang didasarkan kepada masing-masing risiko yang dijamin asuransi. Sebagian
besar peserta didorong selain menjadi anggota program asuransi sosial yang cakupan
risiko terbatas, juga didorong membeli produk-produk asuransi lainnya yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing, misalnya menambah nilai
pertanggungan dan atau menambah dengan asuransi tabungan.
c. Menekankan Kepada Kesetaraan Sosial Secara Relatif Ketimbang Kepada Kebutuhan
Individual (Emphasis on Sosial Adequency Rather Than Individual Equity)
Kesetaraan sosial: artinya bahwa manfaat yang dibayarkan harus memberikan kebutuhan
standar minimal tertentu bagi seluruh peserta program. Kondisi ini memberikan tekanan
bahwa manfaat yang dibayarkan harus memberikan bobot yang memadai bagi kelompok
peserta tertentu, seperti kelompok peserta dengan pendapatan paling rendah, kelompok
peserta dengan jumlah keluarga tertentu dan kelompok pensiunan tingkat tertentu.
Kebutuhan individual: artinya setiap contributors menerima manfaat secara langsung
sesuai dengan kontribusi premi yang telah dibayarkan. Nilai aktuaria dari yang diperoleh
peserta ini diperhitungkan mendekati kepada apa yang seharusnya diperoleh para peserta.
d. Manfaat yang Diperoleh Didasarkan pada Pertimbangan Hukum (Benefit Prescribed by
Law)
Penjabaran tentang masing-masing manfaat dalam program asuransi sosial dilakukan
berdasarkan kaidah-kaidah hukum, demikian juga dengan semua hal yang berkaitan
dengan kepatutan umum dijelaskan dengan menggunakan ketentuan hukum. Lagi pula
seluruh pekerjaan adminitratif serta pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah.
e. Tidak Perlu Dilakukan Berbagai Tes/Pemeriksaan Dokter (No Means Test)
Manfaat dari program asuransi sosial dimaksudkan sebagai pemberian hak santunan
dasar bagi penduduk yang memerlukan, tanpa memandang tingkat kebutuhannya. Oleh
karena itu semua kegiatan seleksi yang bertujuan menjaring kepesertaan anggota
ditiadakan. Sebagai tolak ukur yang digunakan oleh kondisi fisik yang melekat pada
setiap peserta yang menunjukan bahwa tingkat pendapatan dan tingkat kondisi keuangan
mereka memang berada di bawah tingkat minimal.
f. Tidak Diperlukan Pendaan Penuh (Full Funding Unnecessary)
Pada program asuransi sosial tidak diperlukan adanya pendanaan penuh. Sebagai
gambaran, pendanaan penuh bagi program jaminan sosial (social securih) merupakan
akumulasi asset ditambah dengan nilai sekarang untuk kontribusi yang akan datang
dianggap cukup untuk mendanai seluruh peserta untuk lebih dari 75 tahun kedepan.
Pendanaan penuh dalam program asuransi sosial tidak diperlukan dengan beberpa alasan
meliputi, pertama karena program akan beroperasi dalam waktu tanpa waktu yang tetap
dan berakhir dalam waktu yang tidak ditetapkan. Kedua, karena program asuransi sosial
merupakan asuransi wajib, maka setiap pegawai baru akan masuk dan memberikan
kontibusi untuk mendukung program ini.
g. Mendanai Sendiri (Financially Self-Supporting)
Program asuransi sosial hanya dirancang untuk mampu mendanai sendiri seluruh
kegiatannya (Self-Supporting). Hal ini berarti bahwa seluruh kegiatan program harus
dapat dibiayai dari hasil investasi akumulasi dana yang ditempatkan. Biaya yang
diperlukan guna membiayai biaya-biaya umum dan biaya-biaya administrasi lainnya.
Sumber: BMP Manajemen Risiko dan Asuransi/MODUL 9
1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai