Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA

TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA


Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius karena pada masa
ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan status gizi balita di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe
Kabupaten Minahasa Utara. Desain penelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan rancangan cross
sectional. Populasi dalam penelitian adalah balita di Desa Tatelu khususnya yang berusia 6-24 bulan dengan
jumlah 61 balita. Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji
statistik fisher’s Exact test diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap merawat dengan status
gizi berdasarkan indeks BB/U (p=1.000), PB/U (p=1.000) dan BB/PB (p=1.000). Tidak terdapat hubungan
antara sikap memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (p=1.000), PB/U (p=0.588) dan
BB/PB (p=1.000). Terdapat hubungan antara praktek merawat dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U
dengan nilai p=0.001, PB/U (p=0.004), namun tidak terdapat hubungan antara praktek merawat dengan
status gizi balita berdasarkan indeks BB/PB (p=1.000). Tidak terdapat hubungan antara praktek memberi
makan dengan status gizi berdasarkaan indeks BB/U (p=0.659), terdapat hubungan antara praktek memberi
makan dengan status gizi berdasarkan indeks PB/U (p=0.004), BB/PB (p=1.000). Kesimpulan tidak terdapat
hubungan antara sikap erawat anak dan sikap memberi makan dengan status gizi berdasarkan indeks (BB/U,
PB/U dan BB/PB), terdapat hubungan antara praktek merawat dan praktek memberi makan dengan status gizi
BB/U dan PB/U.

Kata Kunci: Pola Asuh, Status Gizi

ABSTRACT
Toddler is a very important period and needed an attention because growth period is rapid in this time. The
purpose of this study is to determine the relationship between mother’s parenting with nutritional status of
children in the Tatelu, Dimembe, North Minahasa. The research design used analytic survey with cross
sectional approach. The population is toddlers 6-24 months. Samples are 61 and taken with total sampling.
Based on Fisher's Exact Test statistic, there is no correlation between caring attitude with nutritional status
based on BB/U index (p = 1,000), PB/U (p = 1.000) and BB/PB (p = 1,000). There is no correlation between
feeding attitude with nutritional status based on index of BB/U (p = 1,000), PB/U (p = 0.588) and BB/PB (p =
1,000). There is a correlation between caring practice with nutritional status based on index of BB/U with p
value = 0.001, PB/U (p = 0.004), but there is no correlation between caring practice and nutritional status
based on BB/PB index (p = 1,000). There is no correlation between feeding practice with nutritional status
based on index of BB/U (p = 0659), there is correlation between feeding practice with nutritional status based
on PB/U index (p = 0.004), BB / PB (p = 1,000). Conclusion there is no correlation between child care attitude
and feeding attitude with nutritional status based on index (BB/U, PB/U and BB/PB), there is a relationship
between caring practice and feeding practice with nutritional status of BB/U and PB/U.

Keywords: Parenting, Nutritional Status

PENDAHULUAN pemberian nutrisi yang lengkap dan seimbang


Masa balita adalah masa kehidupan yang dapat menjadi dasar untuk tumbuh kembang
sangat penting dan perlu perhatian yang serius anak yang optimal (Fikawati dkk, 2015).
karena pada masa ini berlangsung proses Menurut data Riset Kesehatan Dasar
tumbuh kembang yang sangat pesat. Pola asuh (Riskesdas) 2013, di Indonesia terdapat 19,6%
adalah salah satu faktor yang berkaitan dengan balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7%
tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam balita dengan status gizi buruk, 13,9% berstatus
proses pengasuhan sangatlah penting,
gizi kurang dan sebesar 4,5% balita dengan sikap merawat, sikap memberi makan, praktek
status gizi lebih. merawat dan praktek memberi makan dengan
Berdasarkan data yang diperoleh dari status gizi balita. Dalam penelitian ini analisis
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, di yang digunakan yaitu uji fisher’s Exact test.
wilayah Minahasa Utara tahun 2014 terdapat
balita dengan gizi buruk yaitu 0,02%, balita HASIL DAN PEMBAHASAN
gizi kurang 2,51%, balita gizi lebih 0,23%, Hubungan Sikap Merawat Balita Dengan
sedangkan pada tahun 2015 terdapat balita Status Gizi
dengan gizi baik yaitu 95,1%, balita dengan Tabel 1. Sikap Merawat Balita Dengan Status
gizi kurang 2,48%, gizi buruk 0,04% dan gizi Gizi BB/U
lebih 0,14%. Sikap
Merawat Status Gizi
Total p
Balita
Menurut data dari Puskesmas Tatelu
Gizi Baik Gizi Kurang
n % n % n %
pada tahun 2017 di Desa Tatelu terdapat 7 Baik 51 83,6 9 14,8 60 98,4
Kurang 1.000
balita dengan masalah berat badan BGM dan 3 Baik
1 1,6 0 0 1 1,6
Total 52 85,2 9 14,8 61 100
balita dengan masalah BBLR. Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang diatas maka penulis Tabel 1, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
tertarik meneliti mengenai hubungan antara terhadap sikap merawat balita dengan status
pola asuh ibu dengan status gizi balita di Desa gizi balita berdasarkan indeks antropometri
Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten BB/U, dari 60 balita (98,4%) yang
Minahasa Utara. mendapatkan sikap merawat baik, terdapat 52
balita dengan status gizi baik dan 10 balita
METODE PENELITIAN dengan status gizi kurang. Sedangkan terdapat
Jenis penelitian ini menggunakan survey 1 balita (1,6) yang mendapatkan sikap merawat
analitik dengan pendekatan cross sectional. kurang baik memiliki status gizi baik.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tatelu Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga
Utara pada bulan Agustus – Oktober 2017. nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
dilakukan secara total sampling yaitu seluruh antara sikap merawat balita dengan status gizi
balita yang berusia 6-24 bulan sebanyak 61 berdasarkan indeks antropometri BB/U. Hasil
balita yang memenuhi kriteria inklusi dan penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
eksklusi. Pengumpulan data dengan dilakukan oleh (Lembong, 2015) yang
wawancara kuesioner dan pengukuran menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
antropometri. Analisis univariat dilakukan yang signifikan antara sikap merawat anak
pada tiap variabel dan analisis bivariate balita dengan status gizi balita. Masalah
digunakan untuk mencari dan memperoleh terhadap status gizi bukan hanya disebabkan
hubungan antara pola asuh ibu yang terdiri dari
oleh pola asuh saja melainkan karena berbagai Tabel 3. Sikap Merawat Balita Dengan Status
faktor diantaranya pola konsumsi, penyakit Gizi BB/PB
yang diderita anak dan pendapatan keluarga. Sikap
Merawat Status Gizi
Total p
Balita
Tabel 2. Sikap Merawat Balita Dengan Status Normal Kurus
n % n % n %
Gizi PB/U Baik 55 90,2 5 8,2 60 98,4
Sikap Kurang 1.000
1 1,6 0 0 1 1,6
Merawat Status Gizi Baik
Total p Total 56 91,8 5 8,2 61 100
Balita
Normal Pendek
n % n % n %
Baik 48 78,7 12 19,7 60 98,4 Tabel 3, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
Kurang 1.000
1 1,6 0 0 1 1,6
Baik terhadap sikap merawat balita dengan status
Total 49 80,3 12 19,7 61 100
gizi balita berdasarkan indeks antropometri
Tabel 2, menunjukan bahwa dalam hasil ukur BB/PB, dari 60 balita (98,4%) yang
terhadap sikap merawat balita dengan status mendapatkan sikap merawat yang baik terdapat
gizi balita berdasarkan indeks antropometri 55 balita dengan status gizi normal dan
PB/U, dari 60 balita (98,4%) yang sebanyak 5 balita termasuk dalam kategori
mendapatkan sikap merawat yang baik terdapat kurus. Sedangkan terdapat (1,6%) yang
48 balita dengan status gizi normal dan mendapatkan sikap merawat kurang baik
sebanyak 12 balita termasuk dalam kategori termasuk dalam kategori normal.
pendek. Sedangkan terdapat 1 (1,6%) balita Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
yang mendapatkan sikap merawat kurang baik Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga
termasuk dalam kategori normal. nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga antara sikap merawat balita dengan status gizi
nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji berdasarkan indeks antropometri BB/PB. Hasil
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
antara sikap merawat balita dengan status gizi yang dilakukan (Pratiwi et al, 2016) yang
berdasarkan indeks antropometri PB/U. Hasil menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
penelitian ini didukung oleh penelitian yang signifikan antara pola asuh kesehatan dengan
dilakukan oleh (Ni’mah, 2015) yang status gizi. Persentase balita dengan status gizi
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kurang paling banyak dengan pola asuh
sikap merawat dengan status gizi karena kesehatan sedang sebanyak 64,0% dan pada
tingkat pengetahuan ibu yang tinggi tidak balita dengan status gizi normal paling banyak
menjamin memiliki balita dengan status gizi dengan pola asuh kesehatan baik sebanyak
yang normal. Ibu yang memiliki pengetahuan 50,0%.
yang baik diharapkan mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan
sehari-hari.
Hubungan Sikap Memberi Makan Balita normal, sedangkan persentase balita dengan
Dengan Status Gizi status gizi kurang paling banyak dengan pola
Tabel 4. Sikap Memberi Makan Balita asuh kesehatan sedang sebanyak 64,0% dan
Dengan Status Gizi BB/U pada balita dengan status gizi normal paling
Sikap banyak dengan pola asuh kesehatan baik
Memberi
Status Gizi
Makan Total p
Balita
sebanyak 50,0%.
Gizi Baik Gizi Kurang
n % n % n %
Tabel 5. Hubungan Sikap Memberi Makan
Baik 47 77 8 13,1 55 90,2
Kurang 1.000 Balita Dengan Status Gizi PB/U
5 8,2 1 1,6 6 9,8
Baik
Sikap
Total 52 85,2 9 14,7 61 100 Memberi
Status Gizi
Makan Total p
Balita
Tabel 4, menunjukan bahwa dalam hasil ukur Normal Pendek
n % n % n %
terhadap sikap memberi makan balita dengan Baik 45 73,8 10 16,4 55 90,2
Kurang 0,588
4 6,6 2 3,3 6 9,8
status gizi balita berdasarkan indeks Baik
Total 49 80,3 12 19,7 61 100
antropometri BB/U, dari 55 balita (90,2%)
Tabel 5, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
yang mendapatkan sikap merawat yang baik
terhadap sikap memberi makan balita dengan
terdapat 47 balita dengan status gizi baik dan 8
status gizi balita berdasarkan indeks
balita dengan status gizi kurang. Sedangkan
antropometri PB/U, dari 55 balita (90,2%) yang
terdapat 6 balita (9,8%) yang mendapatkan
mendapatkan sikap merawat yang baik terdapat
sikap merawat kurang baik diantaranya
45 balita dengan status gizi normal dan
terdapat 5 balita yang memiliki status gizi baik
sebanyak 10 balita termasuk dalam kategori
dan terdapat 1 balita yang mendapatkan sikap
pendek. Sedangkan terdapat 6 balita (9,8%)
memberi makan kurang baik memiliki status
yang mendapatkan sikap memberi makan
gizi kurang baik.
kurang baik diantaranya 4 balita memiliki
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
status gizi normal dan sebanyak 2 balita
Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga
termasuk dalam kategori pendek.
nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
Exact test diperoleh nilai p=0.588 sehingga
antara sikap memberi makan balita dengan
nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
status gizi berdasarkan indeks antropometri
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
BB/U. Hasil ini berbeda dengan penelitian
antara sikap memberi makan balita dengan
yang dilakukan Pratiwi et al (2016), yang
status gizi berdasarkan indeks antropometri
menyatakan bahwa ada hubungan yang
PB/U. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
signifikan antara pola asuh makan dengan
(Syarfaini. 2014) diketahui bahwa sebagian
status gizi. Persentase balita dengan status gizi
besar responden memiliki sikap positif
kurang paling banyak pada balita dengan pola
terhadap pemberian makan anak balita. Sikap
asuh makan rendah sebanyak 56,0%
positif muncul karena responden sudah pernah
dibandingkan dengan balita dengan status gizi
mendapatkan informasi mengenai nutrisi balita
ada juga yang mendapat pengaruh dari orang Hubungan Praktek Merawat Balita Dengan
lain untuk memberikan nutrisi yang tepat Status Gizi
kepada anak balita. Tabel 7. Hubungan Praktek Merawat Balita
Tabel 6. Hubungan Sikap Memberi Makan Dengan Status Gizi BB/U
Praktek
Balita Dengan Status Gizi BB/PB Merawat Status Gizi
Total p
Sikap Balita
Memberi Gizi Baik Gizi Kurang
Status Gizi n % n % n %
Makan Total p
Balita Baik 51 83,6 5 8,2 56 91,8
Normal Kurus Kurang 0.001
1 1,6 4 6,6 5 8,2
n % n % n % Baik
Baik 50 82 5 8,2 55 90,2 Total 52 85,2 9 14,8 61 100
Kurang 1.000
6 9,8 0 0 6 9,8
Baik
Total 56 91,8 5 8,2 61 100 Tabel 7, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
Tabel 6, menunjukan bahwa dalam hasil ukur terhadap praktek merawat balita dengan status
terhadap sikap memberi balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks antropometri
gizi balita berdasarkan indeks antropometri BB/U, dari 56 balita (91,8%) yang
BB/PB, dari 55 balita (90,2%) yang mendapatkan praktek merawat yang baik
mendapatkan sikap merawat yang baik terdapat terdapat 51 balita diantaranya memiliki status
50 balita dengan status gizi normal dan gizi baik dan sebanyak 5 balita memiliki status
sebanyak 5 balita termasuk dalam kategori gizi kurang. Sedangkan terdapat 5 balita
kurus. Sedangkan terdapat 6 balita (9,8%) yang dengan persentase 8,2% yang mendapatkan
mendapatkan sikap memberi makan kurang praktek merawat kurang baik diantaranya 1
baik termasuk dalam kategori normal. balita memiliki status gizi baik dan sebanyak 4
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s balita memiliki status gizi kurang.
Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji Exact test diperoleh nilai p=0.001 sehingga
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan nilai p lebih kecil dari nilai α (0.05). Hasil uji
antara sikap memberi makan balita dengan menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
status gizi berdasarkan indeks antropometri praktek merawat balita dengan status gizi
BB/PB. Hasil penelitian yang dilakukan oleh berdasarkan indeks antropometri BB/U. Hasil
(Munawaroh, 2015) yang menyatakan bahwa penelitian ini berbeda dengan yang di lakukan
terdapat hubungan antara pola asuh pemberian oleh (Tarnoto, 2013) yang menyatakan bahwa
makanan terhadap status gizi balita. Semakin keeratan hubungan antara pola asuh dengan
baik pola asuh yang diberikan maka semakin status gizi tergolong rendah.
baik status gizi balita dan sebaliknya apabila
ibu memberikan pola asuh yang kurang baik
dalam pemberian makanan pada balita maka
status gizi balita juga akan terganggu.
Tabel 8. Hubungan Praktek Merawat Balita Tabel 9, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
Dengan Status Gizi PB/U terhadap praktek merawat balita dengan status
Praktek
Merawat Status Gizi
gizi balita berdasarkan indeks antropometri
Total p
Balita
Normal Pendek
BB/PB, dari 56 balita (91,8%) yang
n % n % n %
Baik 48 78,7 8 13,1 56 91,8
mendapatkan praktek merawat yang baik
Kurang 0.004
Baik
1 1,6 4 6,6 11 8,2 terdapat 51 balita dengan status gizi normal dan
Total 49 80,3 12 19,7 61 100
sebanyak 5 balita termasuk dalam kategori
Tabel 8, menunjukan bahwa dalam hasil ukur kurus. Sedangkan terdapat 5 balita (8,2%) yang
terhadap praktek merawat balita dengan status mendapatkan praktek merawat kurang baik
gizi balita berdasarkan indeks antropometri termasuk dalam kategori normal.
PB/U, dari 56 balita (91,8%) yang Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
mendapatkan praktek merawat yang baik Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga
terdapat 48 balita dengan status gizi normal dan nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
sebanyak 8 balita termasuk dalam kategori menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
pendek. Sedangkan terdapat 11 balita (8,2%) antara praktek merawat balita dengan status
yang mendapatkan praktek merawat kurang gizi berdasarkan indeks antropometri BB/PB.
baik diantaranya 1 balita memiliki status gizi Menurut penelitian yang dilakukan oleh
normal dan sebanyak 4 balita termasuk dalam (Ni’mah, 2015) menyatakan bahwa Ibu yang
kategori pendek. memiliki pengetahuan yang baik diharapkan
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
Exact test diperoleh nilai p=0.004 sehingga dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
nilai p lebih kecil dari nilai α (0.05). Hasil uji perilaku selain dipengaruhi oleh tingkat
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor lain,
praktek merawat balita dengan status gizi misalnya sosio ekonomi, sosio budaya, dan
berdasarkan indeks antropometri PB/U. Hasil lingkungan. Ibu dengan pola asuh yang baik
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang belum tentu memiliki balita dengan masalah
dilakukan oleh (Sawitri et al, 2016) gizi yang lebih kecil daripada ibu dengan pola
mengatakan bahwa pola asuh ibu dalam asuh yang kurang.
merawat anak dimulai sejak masa kehamilan
ibu dan harus ada dukungan dari keluarga.
Tabel 9. Hubungan Praktek Merawat Balita
Dengan Status Gizi BB/PB
Praktek
Merawat Status Gizi
Total p
Anak
Normal Kurus
n % n % n %
Baik 51 83,6 5 8,2 56 91,8
Kurang 1.000
5 8,2 0 0 5 8,2
Baik
Total 56 91,8 5 8,2 61 100
Praktek
Hubungan Praktek Memberi Makan Balita Memberi
Status Gizi
Makan Total p
Dengan Status Gizi Balita
Normal Pendek
Tabel 10. Hubungan Praktek Memberi Makan n % n % n %
Baik 44 72,1 6 9,8 50 82
Balita Dengan Status Gizi BB/U Kurang 0.005
5 8,2 6 9,8 11 18
Baik
Praktek
Total 49 80,3 12 19.07 61 100
Memberi
Status Gizi
Makan Total p
Balita
Gizi Baik Gizi Kurang
Tabel 11, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
n % n % n %
Baik 43 70,5 7 22,5 50 82 terhadap praktek memberi makan balita dengan
Kurang 0,659
9 14,8 2 3,3 11 18 status gizi balita berdasarkan indeks
Baik
Total 52 85,2 9 24,8 61 100
antropometri PB/U, dari 50 balita (82,0%) yang
Tabel 10, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
mendapatkan praktek memberi makan yang
terhadap praktek memberi makan balita dengan
baik terdapat 44 balita dengan status gizi
status gizi balita berdasarkan indeks
normal dan sebanyak 6 balita termasuk dalam
antropometri BB/U, dari 50 balita (82,0%)
kategori pendek. Sedangkan terdapat 11 balita
yang mendapatkan praktek memberi makan
(18,0%) yang mendapatkan praktek memberi
yang baik terdapat 43 balita diantaranya
makan kurang baik diantaranya 5 balita
memiliki status gizi baik dan sebanyak 7 balita
termasuk dalam kategori normal dan sebanyak
memiliki status gizi kurang. Sedangkan
6 balita termasuk dalam kategori pendek.
terdapat 11 balita (18,0%) yang mendapatkan
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
praktek memberi makan kurang baik
Exact test diperoleh nilai p=0.005 sehingga
diantaranya 9 balita memiliki status gizi baik
nilai p sesuai dengan nilai α (0.05). Hasil uji
dan sebanyak 2 balita memiliki status gizi
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
kurang.
praktek memberi makan balita dengan status
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
gizi berdasarkan indeks antropometri PB/U.
Exact test diperoleh nilai p=0.659 sehingga
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
yang dilakukan oleh (Sawitri et al, 2016)
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
mengatakan bahwa sebagian besar ibu selalu
antara praktek memberi makan balita dengan
menyiapkan sendiri makanan untuk balita,
status gizi berdasarkan indeks antropometri
namun dasar penyusunan menunya masih
BB/U. Hasil penelitian ini didukung oleh
berdasarkan keinginan ibu atau menu keluarga
(Panunggal et al. 2016) yang menyatakan
dengan susunan menu anak tidak beragam atau
bahwa ada hubungan antara prilaku ibu dengan
tidak berdasarkan prinsip gizi seimbang.
pemberiam makan untuk anak. Pemberian
makanan kepada anak dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan sikap ibu serta adanya
dukungan dari keluarga.
Tabel 11. Hubungan Praktek Memberi Makan
Balita Dengan Status Gizi PB/U
Tabel 12. Hubungan Praktek Memberi Makan ASI sesuai dengan usia anak dapat
Balita Dengan Status Gizi BB/PB mempengaruhi status gizi anak
Praktek
Memberi
Status Gizi
Makan Total P
Balita
KESIMPULAN
Normal Kurus
n % n % n % Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Baik 46 75,4 4 6,6 50 82
Kurang 1.000 tidak terdapat hubungan antara sikap merawat
10 16,4 1 1,6 11 18
Baik
Total 56 91,8 5 8,2 61 100 dan sikap memberi makan dengan status gizi
berdasarkan indeks antropometri BB/U, PB/U
Tabel 12, menunjukan bahwa dalam hasil ukur
dan BB/PB, terdapat hubungan antara praktek
terhadap praktek memberi makan balita dengan
merawat anak dengan status gizi berdasarkan
status gizi balita berdasarkan indeks
indeks antropometri BB/U dan PB/U, terdapat
antropometri BB/PB, dari 50 balita dengan
hubungan antara praktek memberi makan anak
persentase 82,0% yang mendapatkan praktek
dengan status gizi berdasarkan indeks
memberi makan yang baik terdapat 46 balita
antropometri PB/U.
dengan status gizi normal dan sebanyak 4 balita
termasuk dalam kategori kurus. Sedangkan
SARAN
terdapat 11 balita dengan persentase 18,0%
Bagi masyarakat yang ada di Desa Tatelu
yang mendapatkan praktek memberi makan
khususnya bagi ibu agar dapat memperhatikan
kurang baik diantaranya 10 balita termasuk
pola asuh terhadap balita baik dalam sikap
dalam kategori normal dan terdapat 1 balita
merawat dan memberi makan serta
yang termasuk dalam kategori kurus.
memperbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk
Berdasarkan hasil uji statistik fisher’s
dalam praktek merawat dan memberi makan
Exact test diperoleh nilai p=1.000 sehingga
balita dan bagi petugas kesehatan yang ada di
nilai p lebih besar dari nilai α (0.05). Hasil uji
puskesmas dan posyandu Tatelu serta yang
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
termasuk dalam wilayah kerjanya agar dapat
antara praktek memberi makan balita dengan
meningkatkan kunjungan setiap bulannya,
status gizi berdasarkan indeks antropometri
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu
BB/PB. Menurut (Ranuh dan Soetjiningsih,
dan balita, melakukan pendekatan pribadi.
2014), anak-anak yang mendapatkan
pemberian makan yang cukup dan bergizi,
DAFTAR PUSTAKA
pertumbuhan fisik dan sel otaknya akan
Fikawati S, Syafiq A dan Karima K. 2015. Gizi
berlansung dengan baik. Pemenuhan gizi yang
Ibu dan Bayi. Jarkarta: PT Rajagrafindo
baik termasuk pemberian ASI ekslusif sampai
Persada.
anak berumur 6 bulan dan pemberian ASI yang
Lembong R. 2016. Hubungan Antara Pola
diteruskan hingga anak berusia 24 bulan akan
Asuh Dengan Status Gizi Pada Balita di
berdampak positif, selain itu pemberian MP-
Pulai Nain Kecamatan Wori Kabupaten
Minahasa Utara. Skripsi. FKM Di Kecamatan Lape, Kabupaten
Universitas Sam Ratulangi Manado. Sumbawa, Nusa Tenggara Brat. Jurnal.
Munawaroh S. 2015. Pola Asuh Program Studi Ilmu Gizi FK Universitas
Mempengaruhi Status Gizi Balita. Dipeonegoro Semarang. (Online), diakses
Jurnal. Fakultas Ilmu Kesehatan, pada 23 Oktober 2017.
Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Syarfaini. 2014. Gambaran Pola Pengasuhan
(Online), diakses pada 26 September Gizi Pada Balita Balita Di Kecamatan
2017. Tapalang Kab. Mamuju Prop. Sulawesi
Ni’mah C dan Munawairoh L. 2015. Hubungan Barat. Jurnal. Program Studi Kesehatan
Tingkat Pendidikan, Tingkat Masyarakat UIN Alauddin Makassar.
Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan (Online), diakses pada 24 April 2017.
Wasting dan Stunting Pada Keluarga Tarnoto T. 2014. Hubungan Pola Asuh
Miskin. Jurnal. Departemen Gizi Dengan Status Gizi Pada Balita Usia 6-
Kesehatan FKM Universitas Airlangga 24 Bulan di Posyandu Desa
Surabaya. (Online), diakses pada 23 TimbulharjoSewon Bantul Tahun 2014.
Oktober 2017. Skripsi. Program Studi Bidan Sekolah
Panunggal B dan Rakhmawati N. Z. 2014. Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Aisyiyah Yogyakarta. (Online), diakses
Dengan Prilaku Pemberian Makan Balita pada 05 September 2017.
Usia 12-24 Bulan. Jurnal. Program Studi
Ilmu Gizi FK Universitas Diponegoro
Semarang. (Online) diakses pada 04
September 2017.
Pratiwi D. T. Masrul dan Yerizel E. 2016.
Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status
Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Belimbing Kota Padang. Jurnal. FK
Universitas Andalas Padang. (Online),
diakses pada 24 April 2017.
Puskesmas Tatelu. 2017. Laporan Pencapaian
Indikator Kinerja Pembinaan Gizi
Puskesmas. Dimembe: Puskesmas Tatelu.
Ranuh IG. N. G dan Soetjiningsih. 2014.
Tumbuh Kembang Balita Edisi-2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Sawitri R. D, Hertanto W. S dan Apriyanto D.
2016. Pola Asuh dan Status Ggizi Balita

Anda mungkin juga menyukai