Anda di halaman 1dari 23

TAFSIR AYAT DAN HADITS TENTANG PETERNAKAN

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Kajian Ayat Dan Hadits Ekonomi

Dosen Pengampu : Muh Irhas Darojat, Lc, ME.

Disusun Oleh :

Kelompok 13 – C2PSR

1. Austi Derawati (2250410073)


2. Dyah Fitriyani (2250410075)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas izin dan nikmat-Nya yang
diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Kajian Ayat dan Hadist Ekonomi secara tepat waktu.

Makalah dengan judul “Tafsir Ayat Dan Syarah Hadist Tentang Perternakan” disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Kajian Ayat dan Hadis Ekonomi yang diampu oleh Bapak
Muh. Irhas Darojat, Lc., M.E. Selain itu dari penyusunan makalah ini kami berharap dapat
memberikan tambahan pengetahuan bagi teman-teman semuanya tentang Tafsir Ayat Dan
Syarah Hadist Tentang Perternakan

Demikian apa yang dapat kami sampaikan sebagai pembuka, kami sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu, kami bersedia menerima semua saran dan
kritikan yang membangun dari teman-teman demi kesempurnaan dalam penyusunan tugas
makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semua. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Sabtu, 13 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

A. Pengertian Peternakan ..................................................................................................... 2

B. Macam-Macam Hewan Ternak....................................................................................... 3

C. Adab Dan Etika Terhadap Hewan Ternak ...................................................................... 9

D. Dasar Hukum Tentang Hewan Ternak ......................................................................... 14

BAB III .................................................................................................................................... 18

PENUTUP................................................................................................................................ 18

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penafsiran ayat dan syarah hadis tentang peternakan merupakan upaya untuk
memahami dan menjelaskan makna ayat dan hadits al-Qur’an yang berkaitan dengan
peternakan. Ayat tafsir adalah penjelasan dan tafsir dari ayat-ayat Al-Qur’an sedangkan
syarah hadits adalah penjelasan dan komentar tentang hadits-hadits Nabi Muhammad
Saw.
Tafsir ayat hadits dan syarah dalam konteks peternakan bertujuan untuk
menyajikan perspektif dan pandangan islam tentang praktik peternakan, etika
peternakan, perlindungan lingkungan, dan aspek ekonomi dan sosial yang terkait
dengan peternakan.
Menafsirkan ayat-ayat dan syarah hadits tentang peternakan memerlukan
penelitian dan kajian yang mendalam terhadap teks-teks suci Al-Qur’an dan hadis-hadis
terkait. Ulama islam melakukan analisis linguistik, sejarah dan kontekstual dan
merefleksikan interpretasi yang ada untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang peternakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peternakan?


2. Apa saja macam-macam hewan ternak?
3. Bagaimana etika dan adab manusia terhadap hewan ternak?
4. Bagaimana dasar hukum tentang hewan ternak?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan peternakan


2. Untuk mengetahui macam-macam hewan ternak
3. Untuk menjelaskan etika dan adab manusia terhadap hewan ternak
4. Untuk mengetahui dasar hukum tentang hewan ternak

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peternakan

Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan,
sumber bahan baku industri, atau dipelihara untuk membantu pekerjaan manusia.1
Menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 18 tahun2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan,
selanjutnya dengan perubahan Undang-Undang Peternakan, Pasal 1 angka 5
mengatakan bahwa : “Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan
sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa dan/atau hasil ikutannya yang
terkait dengan pertanian”.
Allah telah menciptakan hewan ternak bukan tanpa maksud dan tujuan, hal ini
semata-mata untuk kemaslahatan manusia karena pada hewan ternak dapat banyak
manfaat yang dapat diambil dan digunakan untuk kebutuhan dan kelangsungan hidup
manusia sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 5 yang berbunyi :

2
‫فءٌ َّوَمنَافِ ُع َوِمان َها ََتا ُكلُ او َن‬
‫َو ااْلَنا َع َام َخلَ َق َها لَ ُك ام فِاي َها ِد ا‬

Artinya : “Dia telah menciptakan hewan ternak untukmu. Padanya (hewan


ternak itu) ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, serta sebagian
(daging)-nya kamu makan.”
Sedangkan usaha-usaha untuk memelihara atau pemeliharaan ternak disebut
sebagai peternakan. Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan, selanjutnya ditulis dengan Perubahan Undang-Undang Peternakan,
mrnyrbutkan bahwa: “Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber
daya fisik, benih, bibit, bakalan, ternak ruminansia indukan, pakan, alat dan mesin
peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran,
pengusahaan, pembiayaan serta sarana dan prasarana”.3

1
Tri Eko Susilorini, dkk, Budidaya 22 Ternak Potensial, Penebar Swadaya, 2014, 32.
2
Terjemah Kemenag, Surah An-Nahl:5, 2019.
3
M Maemunah, Budidaya Ternak Dalam Hukum Islam, Unpad, 2018, 26.

2
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan
ternak untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan
adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-
faktor produksi yang telah dikombinasi secara optimal.
Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan yang
berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar.
Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan.
Bila tujuan ini yang ditetapkanmaka segala prinsip ekonomi perusahaan,
ekonomi makro dan mikro, konsep akuntansi dan manajemen harus ditetapkan. Namun
apabila peternakan dibuka untuk tujuan pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah atau
untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek komersial,
namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan kembali.4

B. Macam-Macam Hewan Ternak

Berdasarkan ukurannya, macam-macam hewan ternak dapat dibagi menjadi


beberapa golongan yaitu:5
1. Peternakan hewan besar
Peternakan hewan besar seperti sapi, kuda, kerbau, unta dan sabagainya.
Jenis peternakan ini sering kali dimanfaatkan dagingnya, kotorannya,
kulitnya dan apa saja yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia.
2. Peternakan hewan kecil
Hampir sama dengan peternakan hewan besar, namun jenis ini
contohnya seperti kambing, kelinci. Untuk alasannya sendiri bisa diambil
dagingnya, susunya dan kotorannya sebagai lahan pupuk pertanian.
3. Peternakan unggas
Peternakan unggas umumnya hewan yang memiliki bulu seperti, ayam,
bebek, angsa dan sebainya. Yang diambil dari peternakan unggas biasanya
adalah telur, daging, dan bulunya.

4
Habib Zuhri, Kemitraan Ayam Pedaging Antara Perusahaan PT Patriot dengan Peternak di Desa Besowo Kec.
Kepung Kab. Kediri Di Tinjau Dari Hukum Islam. Skripsi tidak diterbitkan, Kediri : STAIN Kediri, 2011.
5
Sri Rachma Aprilita Bugiwati, Pengantar Ilmu Peternakan, Domba, Kambing, Babi, Jakarta: Pendidikan
Deepublish, 2015, 75.

3
Di antara hasil ternak yang saat ini memiliki prospek ekspor antara lain kulit
olahan.6 Populasi peternakan domba di Indonesia, Jawa Barat merupakan salah satu
daerah potensial pengembangan domba. Domba merupakan salah satu komoditi
unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat. Domba menurut agama Islam merupakan
hewan yang halal untuk dikonsumsi. Dalam QS. Al-Mu’minun ayat 21 :

‫ِف بُطُاوِِنَا َولَ ُك ام فِاي َها َمنَافِ ُع َكثِ ا َْيةٌ َّوِمان َها ََتا ُكلُ او َن‬
ِ ‫َّا‬ِِ ‫واِ َّن لَ ُكم ِِف ااْلَناع ِام لَعِْب ًۗة نس ِقي ُكم‬
‫ّم‬
‫َ اَ ُ ا ا ا ا‬ ‫ا‬ َ
Artinya : “Sesungguhnya pada hewan-hewan ternak benar-benar terdapat
pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari sebagian apa yang ada dalam
perutnya (air susu), padanya terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya
kamu makan.”7

Ayat diatas menjelaskan secara rinci 4 (empat) manfaat binatang ternak, yaitu :
dapat diminum air susunya, dapat mendapatkan keuntungan dengan menjualnya, dapat
dimakan dagingnya, serta dapat dijadikan alat transportasi.8

Jika melihat sejarah-sejarah umat terdahulu, peternakan erat kaitannya dengan


kehidupan para nabi. Tidak lain karena sebagian besar para nabi adalah wirausahawan
di bidang peternakan, berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari :

َِّ ‫ك عن َنفِع عن عب ِد‬


‫اّلل با ِن عُ َمَر‬ ِ َِّ ‫حدَّثَنَا عب ُد‬
‫َ ا َا‬ ‫َخ ََْبَن َمال ٌ َ ا‬
‫فاا‬َ ‫وس‬
ُ ُ‫اّلل بانُ ي‬ ‫َ َا‬
‫َح ٌد‬ َ َ‫اّللُ َعلَاي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫َر ِض َي‬
َّ ‫اّلل َعان ُه َما ا‬
َ‫با‬َّ َُ‫ال َْل َاَيل‬ َ ‫اّلل‬ َ ‫َن َر ُس‬
ِ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫َماشيَةٌ اام ِرى بغَ اِْي ِٕا اذنه اَ َُيب ا‬
ُ‫َح ُد ُك ام اَ ان تُ اؤتَى َم اش ُربَتُهُ فَتُ اك َسَر خَزانَتُه‬
‫َح ٌد‬
َ‫با‬َّ َُ‫ض ُروعُ َم َو ِاشي ِه ام اَطاعِ َماِتِِ ام فَ َل َاَيل‬
ُ ‫فَيُ ان تَ َق َل طَ َعا ُمهُ فَ ِٕاََّّنَا ََتاُز ُن ََلُم‬
‫َحد إَِّْل ِِِٕب اذنِِه‬ ِ
َ ‫َماشيَهٌ ا‬

6
Wildan Yahya, Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Perspektif Islam (Kajian Tafsir Tematik), Bandung: Pusat
Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Universitas Islam Bandung, 2001, 4.
7
Terjemah Kemenag, Surah Al-Mu’minun:21, 2019.
8
Fakhruddin ar-Razi, Mafatih, 91.

4
Artinya : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah
mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi’ dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra. bahwa
Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah seseorang memeras susu ternak orang tanpa
seizinnya. Apakah seorang dari kalian suka bila rumahnya didatangi lalu dirusak
pintunya kemudian simpanan makanannya diambil. Karena sesunguhnya puting susu
ternak mereka adalah makanan simpanan mereka, maka janganlah seseorang memeras
susu ternak orang lain kecuali dengan izinnya.”9

Hadis di atas secara jelas menyatakan bahwa para nabi, termasuk Nabi
Muhammad, dahulu adalah penggembala kambing. Beliau mendapatkan keahlian ini
ketika masih dalam asuhan Halimah. Latar belakang keluarga Halimah yang seorang
penggembala sedikit banyak mempengaruhi Nabi Muhammad, sehinnga setelah beliau
kembali ke pangkuan Siti Aminah pada umur 4 tahun, beliau pun menggembalakan
kambing-kambing milik penduduk Makkah dan mendapatkan upah darinya.10

Nabi lain yang menggembalakan ternak adalah Nabi Musa. Beliau adalah nabi
terbesar Bani Israil. Dalam al-Qur’an disebutkan :

َۚ ‫ قال ِهي عص‬١٧ ‫وما تِلك بِي ِمينِك مٰيوسى‬


‫اي اَتَ َوَّك ُؤا َعلَاي َها َواَ ُهش ِِبَا َع ملى‬
َ َ َ َ ََ ‫َ َ ا َ َ ا َ ُا م‬
ِ ِ‫َغن ِمي و‬
ُ ‫ِل فاي َها َمام ِر‬
١٨ ‫ب اُ اخ مرى‬ ََ‫َ ا‬
Artinya : 17. Apa yang ada di tangan kananmu itu, wahai Musa?”

18. (Musa) berkata, “Ia adalah tongkatku. Aku (dapat) bersandar padanya,
merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan memiliki
keperluan lain padanya.”11

Ayat ini menceritakan kisah Nabi Musa ketika berada di lembah suci bernama
Thuwa. Di sana beliau diangkat menjadi Nabi oleh Allah dan diperintah untuk
mendirikan shalat. Beliau juga mendapatkan wahyu tentang kepastian akan datangnya
hari kiamat, maka sebagai bukti kenabiannya Allah memperlihatkan salah satu mukjizat

9
Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih, 539.
10
Muhammad Saefullah, “Etika Bisnis Islami dalam Praktek Bisnis Rasulullah”, Walisongo, volume 19, Nomor 1,
Mei 2011, 138.
11
Terjemahan Kemenag, Thaha:17-18, 2019.

5
12
dengan mengubah tongkat Nabi Musa menjadi ular. Dari ayat ini dapat dipahami
bahwa Nabi Musa adalah seorang penggembala ternak. Beliau biasa menggunakan
sebuah sebuah tongkat untuk memberi makan ternaknya.

Hikmah di balik pekerjaan menggembala kambing adlah sebagai latihan bagi


para nabi untuk bersikap lunak ketika kelak dibebani urusan umat, di samping agar
melatih mereka sifat lemah lembut dan kasih sayang. Apabila mereka mampu bersabar
dalam menggembala kambing, maka dengan kesabaran itu mereka dapat bersikap
ramah terhadap umat. Pengalaman ini akan membuat beban yang mereka pikul lebih
ringan dibandingkan langsung menjalani tugas kenabian semenjak awal.13

Para ulama memberikan pendapat tentang keutamaan memakan daging hewan


ternak, di antaranya :

1. Muhammad bin Wasi’ mengatakan “Daging dapat menambahkan kekuatan


penglihatan”.
2. Imam Az-Zuhri mengatakan “Memakan daging akan menambah tujuh
puluh kekuatan (tenaga).
3. Ali bin Abi Thalib mengatakan “Makanlah daging, sesungguhnya daging
dapat membuat warna menjadi jernih, membuat perut menjadi lapar dan
dapat memperbaiki akhlak”.

Hewan boleh dimakan dengan syarat ia disembelih sesuai syari’at yang telah
ditetapkan. Pengecualiannya adalah babi , bangkai dan hewan yang tidak disembelih
atas nama Allah. Penyembelihan hewan sesuai ketentuan ajaran islam adalah sebagai
berikut:

1. Orang yang menyembelih haruslah orang islam yang sudah mukallaf


(dewasa) dan tidak melalaikan shalat.
2. Binatang yang dapat ditangkap, seperti binatang ternak, harus disembelih
dengan benar.
3. Binatang yang tidak dapat atau sulit ditangkap, seperti binatang buruan,
dapat digunakan alat untuk membunuhnya, seperti senapan, atau dengan
bantuan hewan pemburu seperti anjing yang terlatih.

12
Ahmad Mustofa al-Maraghi, Tafsir, 101-102.
13
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathu al-Bari, Juz, 4, Abd al-Qadir Syaibah al-Hamd, Riyadh, 2001, 516.

6
4. Untuk menyembelih binatang itu, harus menggunakan alat pemotong
(pisau) yang tajam sehingga mempercepat mengalirkan darahnya.
5. Bagian binatang yang dipotong adalah lehernya sehingga memutuskan urat
nadi dan tenggorokannya.
6. Waktu penyembelihan dengan menyebut nama Allah yang telah ditentukam
dalam Q.S. Al-An’am ayat 118 yang berbunyi :

ِِ ِ ِ ِ ِ‫فَ ُكلُوا ِّمَّا ذُكِر اسم م‬


َ ‫اّلل َعلَايه ا ان ُكان تُ ام ِِبميمتهٖ ُم اؤمن ا‬
١١٨ ‫ْي‬ ِ ُ‫َ ا‬ ‫ا‬
Artinya ; “Makanlah sebagian apa (daging hewan halal) yang (ketika
disembelih) disebut nama Allah jika kamu beriman pada ayat-ayat-Nya.”14
7. Disunnahkan menghadapkan binatang yang disembelih ke arah kiblat dan
membiarkannya hingga mati baru dibersihkan.15

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an mengenai halal haramnya daging,


baik daging binatang liar (yang diburu) maupun binatang ternak (yang disembelih),
tertuang dalam Q.S. Al-Maidah ayat 3 :

ِ‫اْلِان ِزي ِر ومآ اُِه َّل لِغَ ِْي م‬


ُ‫اّلل بِهٖ َوالا ُمان َخنِ َقة‬
ِ ‫ا‬ َ َ ‫َّم َو ََلا ُم ا ا‬ ‫ُحِِرَم ا‬
ُ ‫ت َعلَاي ُك ُم الا َماي تَةُ َوالد‬
ًۗ
‫السبُ ُع اَِّْل َما ذَ َّكاي تُ ام َوَما ذُبِ َح َعلَى‬ ِ ‫والاموقُو َذةُ والامَتِديةُ والن‬
َّ ‫َّطاي َحةُ َوَمآ اَ َك َل‬ َ َ َِ َ ُ َ ‫َ َ ا ا‬
ِ ِ ًۗ ِ ِ ًِۗ ِ ِ ِ ُ ‫الن‬
َّ
‫س الذيا َن َك َف ُراوا م ان‬ ‫م‬
َ ‫صب َواَ ان تَ استَ اقس ُم اوا ِباْلَازَْلم ذل ُك ام ف اس ٌق اَلايَ اوَم يَِٕى‬
ِ ًۗ
ِ ِِ
‫ت َعلَاي ُك ام‬
ُ ‫اخ َش او َ َ ا َ َ ُ ا اَ ا ََ ا‬
‫م‬ َ‫ْت‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ل‬
َ ‫ت‬‫ل‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ا‬ ‫ا‬
َ ‫م‬‫و‬ ‫ي‬‫ل‬
‫ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ديان ُك ام فَ َل ََتا َش اوُه ام َو ا‬
ًۗ ِ
‫صة َغ ا َْي ُمتَ َجانِف‬ ‫َم‬ ِ
‫ِف‬ ‫ر‬‫ط‬
ُ ‫اض‬ ِ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ِ
َ َ ‫ت لَ ُك ُم ااْل اس َل َم ديان َ َ ا َّ ا َا‬
‫م‬ ِ
ُ ‫ن اع َم ِ اِت َوَرضاي‬
ِ

‫ِِِْل ا ٍۙث فَاِ َّن ِم‬


٣ ‫اّللَ َغ ُف اوٌر َّرِحاي ٌم‬

14
Terjemah Kemenag, Surah Al-An’am:118, 2019.
15
Dr. Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, cetakan ke-1, Yogyakarta: Bumi Medika, 2015, 87.

7
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan
(daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat)
kamu sembelih. Dan (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian
pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh
sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari
ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena
lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”

Hewan yang tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk, dan diterkam binatang buas
hukumnya halal apabila sempat disembelih sebelum mati. Al-Azlām artinya ‘anak
panah yang tidak memakai bulu’. Orang Arab Jahiliah menggunakannya untuk
mengundi apakah melakukan sesuatu atau tidak. Mereka mengambil tiga buah anak
panah: yang pertama ditulis “lakukanlah”, yang kedua ditulis “jangan lakukan”, dan
yang ketiga dibiarkan kosong. Ketiganya lalu diletakkan dalam sebuah tempat dan
disimpan di dalam Ka‘bah. Apabila hendak melakukan sesuatu, mereka meminta juru
kunci Ka‘bah untuk mengambil sebuah anak panah. Mereka akan menaati apa pun yang
tertulis pada anak panah yang terambil. Akan tetapi, jika yang terambil adalah anak
panah yang kosong, mereka akan mengulang undian.Maksud kata hari ini adalah pada
waktu haji wada‘.

Selain daging, kulit maupun bulu domba juga dapat dimanfaatkan manusia
untuk dijadikan sebagi accesoris dan pakaian. Domba juga dijadikan sebagai hewan
qurban. Qurban merupakan hewan ternak yang disembelih pada hari raya Idul Adha
yang bertujuan untuk menyemarakan hari raya dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah SWT.16 Binatang qurban harus berupa binatang ternak, yaitu domba (kibasy).17
Sebagaimana firman Allah SWT dalm Q.S. Al-Hajj ayat 34 :

16
Muhammad bin Shalih Al-Utsamin,Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, Yogyakarta: Media Hidayah, 2003, 13.
17
Muhammad bin Shalih Al-Utsamin,Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, Yogyakarta: Media Hidayah, 2003,25

8
ْۢ
‫اّلل َع ملى َما َرَزقَ ُه ام ِِم ان َِبِاي َم ِة ااْلَنا َع ًِۗام‬
ِ‫ولِ ُك ِل اَُّمة جع النَا مانسكا لِِي اذ ُكروا اسم م‬
ِ َ‫َ ِ ََ َ َ َ ُ ا‬
٣٤ ٍۙ ‫ْي‬ ِ‫اح ٌد فَلَهٖ ٓٓ اَسلِموًۗا وب ِِش ِر الامخبِت‬
ِ ‫فَاِ مَل ُكم اِمله َّو‬
َ ‫ا ُ ا ََ ُ ا ا‬ ٌ ‫ُ ا‬
Artinya :“Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar
mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada
mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserahdirilah kepada-Nya.
Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati
lagi taat (kepada Allah).”18

C. Adab Dan Etika Terhadap Hewan Ternak

Al-Qur’an meletakkan hewan pada kedudukan yang lebih rendah dibandingkan


dengan manusia dan mempunyai kecenderungan terhadap antroposentrisme. Walau
begitu, Al-Qur’an menyuruh setiap Muslim untuk memperlakukan hewan dengan rasa
belas kasihan dan tidak menganiaya mereka. Hewan beserta makhluk lain dipercaya
senatiasa memuji Tuhan, walau pujian ini tidak dinyatakan sebagaimana yang manusia
perbuat.
Seorang Muslim beranggapan bahwa kebanyakan hewan adalah makhluk
mulia, maka dari itu ia menyayanginya karena Allah sayang kepada mereka dan
berpegang teguh kepada etika dan adan berikut ini:
1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, sebab
Rasulullah SAW telah bersabda :19

ِ
ٌ ‫ِِف ُك ِِل َكبد َرطبَة ا‬
‫جر‬
“Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala

(dalam berbuat baik kepada-Nya)” (HR. Al-Bukhari).


2. Menyayangi dan kasih sayang kepadanya, sebab Rasulullah SAW telah
bersabda ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran
memanah.

18
Terjemahan Kemenag, Al-Ma’idah: 34, 2019.
19
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’i,ri, (Ringkasan) Hadits Kitab Minhajul Muslim, Darul Haq, 875.

9
ِِ َّ
ُ ‫لَ َع َن َم ِن اَتَ َذ َشايىا فيه الر‬
‫وح َغَرضا‬
“Allah mengutuk orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa
sebagai sasaran” (HR. Al-Bukhari, Muslim)
Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak
untuk dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya. Dan beliau juga
telah bersabda :

‫َم ان فَ َج َع َه ِذ ِه بَِولَ ِد َها ُردوا َولَ َد َها ِٕالَاي َها‬


“Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaanburung ini karena

anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya” (HR. Abu Dawud)


Beliau mengatakan hal tersebut setelah beliau melihat seekor burung
berputar-putar mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh
salah seorang sahabat.
3. Menyenangkan disaat menyembelih atau membunuhnya, karena rasulullah
SAW telah bersabda :

ِ ‫ فإذا قتلتم‬،‫إن اّلل كتب اإلحسا َن على كل شيء‬


‫فأحسنوا القتلةَ وإذا‬ ِ
ِ
ُ‫ وليحد أحدكم َش افَرتَه ولا ُِْيح ذبيحتَه‬،‫ذحبتم فأحسنوا ال ِذحبة‬
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala
sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan didalam
pembunuha, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di
dalam penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan
sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam matau pisaunya” (HR.
Muslim)
4. Tidak menyiksanya dengan cara apapun, atau dengan membuatnya
kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak
mampu, menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah SAW telah
bersabda :20

20
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’i,ri, (Ringkasan) Hadits Kitab Minhajul Muslim, Darul Haq, 876.

10
‫ ِه َي‬،‫َّار‬
َ ‫ت ف َيها الن‬
ِ َ‫ فَ َدخل‬،‫ سجن ات ها ح ََّّت ما تَت‬،‫ت امرأَةٌ ِِف ِهَّرة‬
‫َ ا‬ ‫َ ََ َ َ َ ا‬
ِ ِ
َ ‫عُ ِذبَ ا‬
‫ َوَْل ِه َي تََرَكات َها ََتا ُك ُل ِم ان َخ َشا ِش‬،‫ إِ اذ ِه َي َحبَ َسات َها‬،‫أَطا َع َمات َها َوَْل َس َقات َها‬

ِ ‫هاأل اَر‬
‫ض‬
“Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia
kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut,
disebabkan ia memberinya makan dan tidak pula memberinya minum di saat
mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga di
bumi” (HR. Al-Bukhari)
Ketika beliau berjalan melintasi sarang semut yang telah dibakar, beliau
bersabdKa :

‫ب ِبلنَّا ِر إِْلَّ َرب النَّا ِر‬ ِ ِ


َ ‫إِنَّهُ ْل يَان بَغي اَ ان يُ َع ِذ‬
“Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb
(Tuhan) pemilik api” (HR. Abu Dawud)
5. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala,
ular, kalajengking, tikus, dan lain-lainya, karena beliau telah bersabda :

‫ب‬‫ل‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ا‬


‫و‬ ‫ة‬‫ار‬‫ف‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫اب‬
‫ر‬ ‫غ‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ة‬ َ
‫أ‬ ‫د‬ ِ‫اَل‬ ِ‫اسق ي قت الن ِِف اَلِ ِل واَلر‬
‫م‬ ِ
‫ا‬ َ ‫ا‬
ُ َ َ ُ َ ُ َ ‫ا‬ ُ ‫ا‬ ُ َ ‫ا‬ ََ َ ِ َ َ ‫أ اَربَ ٌع ُكل ُه َّن فَ ٌ ُ ا‬
‫ور‬
ُ ‫الا َع ُق‬
“Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak
ihram) dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung
dan perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali” (HR. Muslim)
Juga ada hadis shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan
mengutuknya.
6. Boleh memberi wasam (tanda/cap) dengan besi panas pada telingan
binatang ternak yang tergolong na’am untuk maslahat, sebab telah
diriwayatkan bahwasannaya Nabi Muhammad SAW memberi wasam pada
telinga unta shadaqah dengan tangan beliau yang mulia.

11
‫اّللُ َعلَاي ِه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ ‫ت ِِف ي ِد رس‬ ِ ِ‫س ب ِن مال‬
َ ‫اّلل‬
َّ ‫ول‬ ُ َ َ ُ ‫ال َرأَيا‬
َ َ‫ك ق‬ َ ‫َع ان أَنَ ِ ا‬
‫الص َدقَِة‬
َّ ‫يس َم َوُه َو يَ ِس ُم إِبِ َل‬
َ
ِ ‫الا‬
‫م‬
Dari Anas ra berkata; “Aku pernah melihat tangan Rasulullah SAW alat
cap dan ketikaitu beliau sedang memberi cap (memberi tanda) unta-unta
sedekah” (HR. Muslim)
Sedangkan hewan selain yang tergolong na’am (unta, kambing, dan
sapi) tidak boleh diberi wasam.21
7. Mengenai hak Allah pada hewan, yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu
tergolong yang wajin dizakati.22
8. Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan dzikir kepada
Allah, sebab Allah telah berfirman :
ِ‫مٰٓيَي ها الَّ ِذين اممنُوا َْل تُال ِه ُكم اَموالُ ُكم وَْلٓ اَوَْل ُد ُكم عن ِذ اك ِر م‬
‫اّلل ََۚوَم ان يَّ اف َع ال‬
ِ ‫ا اَ ا َ ا ا َ ا‬ ‫َ اَ َ ا‬
ٰۤ
ِ ِ
٩ ‫اْلمس ُراو َن‬‫ك ُه ُم ا‬ َ ‫ك فَاُومل ِٕى‬
َ ‫مذل‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu
dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang
berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun
: 9)
Rasulullah SAW pun telah bersabda berkenaan dengan kuda :

َ َ‫اّللُ َعلَاي ِه َو َسلَّ َم ق‬


‫ال‬ َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫َع ان أَِِب ُهَريا َرةَ َر ِض َي‬
َّ ‫اّللُ َعانهُ أ‬
َ ‫اّلل‬ َ ‫َن َر ُس‬
ِ ِ ِ ‫اْليل لِثََلثَة لِرجل أ‬
‫َجٌر َولَر ُجل س اَتٌ َو َعلَى َر ُجل ِوازٌر فَأ ََّما الَّذي لَهُ أ ا‬
‫َجٌر‬ ‫َُ ا‬ ُ ‫اَا‬
‫ت ِِف ِطيَلِ َها‬
‫َصابَ ا‬ َ ‫ال ِِف َم ارج أ اَو َراو‬
َ ‫ضة فَ َما أ‬
َِّ ‫فَرجل ربطَها ِِف سبِ ِيل‬
َ َ‫اّلل فَأَط‬ َ َ ََ ٌ ُ َ

21
https://almanhaj.or.id/370-adab-terhadap-hewan.html, ADAB TERHADAP HEWAN, diakses pada 20 Mei 2023
pukul 14:25.
22
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’i,ri, (Ringkasan) Hadits Kitab Minhajul Muslim, Darul Haq, 877.

12
‫ت ِطيَ لَ َها‬ ِ ‫الرو‬ ِ َ ِ‫َذل‬
‫ت لَهُ َح َسنَات َولَ او أ ََِّنَا قَطَ َع ا‬
‫ضة َكانَ ا‬
َ ‫ك م ان الا َم ارِج أ اَو َّ ا‬

‫ت أ اَرَواثُ َها َوآ ََث ُرَها َح َسنَات لَهُ َولَ او أ ََِّنَا َمَّر ا‬
‫ت‬ ِ ‫َّت َشرفا أ اَو َشرفَ ا‬
‫ْي َكانَ ا‬ َ َ ‫استَ ن ا‬
‫فَ ا‬
ِ ِ
َ ‫ت ِمانهُ َوََلا يُِراد أَ ان يَ اسقيَ َها َكا َن َذل‬
‫ك َح َسنَات لَهُ َوَر ُج ٌل َربَطَ َها‬ ‫بِنَ َهر فَ َش ِربَ ا‬
ِ ِ‫فَ اخرا وِرََئء ونِواء ِأل اَه ِل ا‬
َ ‫اإل اس َلِم فَ ِه َي ِوازٌر َعلَى َذل‬
‫ك‬ ََ َ
“Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Rasulullah Saw bersabda : itu ada
tiga macam. Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda seseorang bagi
pelindung dan kuda bagi seseorang menjadi dosa. Adapun kuda yang
mendatangkan pahala adalah kuda seseorang yang dipangkal untuk
fisabilillah, ia banyak berdiam di padang rumput atau di taman. Maka apa
saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang rumput atau di
taman itu, maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan. Dan
sekiranya ia meninggalkannya lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi,
maka jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala kebajikan baginya. Maka
dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi pemiliknya. Kuda yang diikat
oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta)
dan ia tidak lupa akan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala pada leher ataupun
punggung kuda itu, maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan kuda
yang diikat (dipangkal) oleh seseorang karena kebanggaan, riya dan
memusuhi orang-orang Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa baginya”
(HR. Bukhari).23

Itulah sederet adab atau etika yang selalu dipelihara oleh seorang
muslim terhadap hewan karena taat kepada Allahdan Rasulnya, sebagai
pengamalan terhadapat ajaran yang diperintahkan oleh syari’at islam,
syari’at yang penuh rahmat, syariat yang serat dengan kebaikan bagi
segenap makhluk, manusia ataupun hewan.

23
https://almanhaj.or.id/370-adab-terhadap-hewan.html, ADAB TERHADAP HEWAN, diakses pada 20 Mei
2023 pukul 14:35.

13
D. Dasar Hukum Tentang Hewan Ternak

Dasar hukum mengenai hewan yang dapat memberikan manfaat kepada


manusia berdasarkan Al-Qur’an yaitu terdapat dalam Q.S. An-Nahl,

1. Q.S An-Nahl ayat 5

٥ ‫فءٌ َّوَمنَافِ ُع َوِمان َها ََتا ُكلُ او َن‬


‫َو ااْلَنا َع َام َخلَ َق َها لَ ُك ام فِاي َها ِد ا‬

Artinya : “Dia telah menciptakan hewan ternak untukmu. Padanya (hewan


ternak itu) ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, serta
sebagian (daging)-nya kamu makan.”

2. Q.S An-Nahl ayat 8


ًۗ
٨ ‫اَلَ ِم ا َْي لَِاَتَكبُ اوَها َوِزيانَة َوََيالُ ُق َما َْل تَ اعلَ ُم او َن‬ َ َ‫اْلَاي َل َوالابِغ‬
‫ال َو ا‬ ‫َّو ا‬

Artinya : “(Dia telah menciptakan) kuda, bagal,412) dan keledai untuk kamu
tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu
ketahui.”

Jika diamati lebih dalam, sungguh erat hubungan hewan ternak dengan
Al-Qur’an. Banyak ayat Al-Qur’an yang secara eksplisit menyebut nama-
nama hewan ternak, yaitu :24

a. Sapi ada didalam QS. Al-Baqarah ayat 67 :

ِ ِ ِ َ َ‫َواِ اذ ق‬
ِ‫ال ُم او مسى ل َق اومهٖ ٓٓ ا َّن م‬
‫اّللَ ََيا ُم ُرُك ام اَ ان تَ اذ َحبُ اوا بَ َقَرة ًۗ قَالُآوا‬
ِ ‫ّلل اَ ان اَ ُكو َن ِمن ا‬
ِ‫ال اَعوذُ ِِب م‬ ِ
َ ‫اْلم ِهل ا‬
٦٧ ‫ْي‬ َ ‫ا‬ ِ ‫اَتَتَّخ ُذ َن ُه ُزوا ًۗ قَ َ ُ ا‬
Artinya : (Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah
memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi.” Mereka
bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?”

24
Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, 267.

14
Dia menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk
orang-orang yang jahil.”

b. Unta ada di dalam QS. Al-Hajj ayat 27 :

‫ْي ِم ان ُك ِِل‬ ِ ِ ‫َّاس ِِب اَل ِج َياتُو َك ِرجاْل َّوع ملى ُك ِل‬ ِ
َ ِ َ َ ‫َواَذِ ان ِِف الن ِ َ ِ َ ا‬
َ ‫ضامر ََّيات ا‬
٢٧ ٍۙ ‫فَ ِج َع ِمايق‬

Artinya : “(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan)


haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki
dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang
jauh.”

c. Domba ada di dalam QS. An-Nahl ayat 80 :

ْۢ
‫اّللُ َج َع َل لَ ُك ام ِِم ان بُيُ اوتِ ُك ام َس َكنا َّو َج َع َل لَ ُك ام ِِم ان ُجلُ اوِد ااْلَنا َع ِام‬
ِ‫َو م‬
‫ص َوافِ َها َواَاوَِب ِرَها‬ ِ ِ ِ ِ ِ
‫بُيُ اوًت تَ استَخف اوَِنَا يَ اوَم ظَ اعن ُك ام َويَ اوَم اقَ َامت ُك ام ٍۙ َوم ان اَ ا‬
٨٠ ‫َواَ اش َعا ِرَهآ اَ ََثَث َّوَمتَاعا اِ مٰل ِح اْي‬

Artinya : “Allah menjadikan bagimu rumah sebagai tempat tinggal


dan Dia menjadikan bagimu dari kulit binatang ternak (sebagai)
rumah (kemah) yang kamu merasa ringan (membawa)-nya pada
waktu kamu bepergian dan bermukim. (Dijadikan-Nya pula) dari
bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing peralatan rumah tangga
serta kesenangan sampai waktu (tertentu).”

d. Kambing ada di dalam QS. Shad ayat 23 :

‫ال‬ ِ ‫اِ َّن مه َذآ اَ ِخي ًۗ لَهٖ تِسع َّوتِسعو َن نَعجة َّوِِل نَعجةٌ َّو‬
َ ‫اح َدةٌ ًۗفَ َق‬ َ ‫ا ٌ ا ُا ا َ َ ا‬ ‫ا‬
ِ َ‫اْلِط‬
٢٣ ‫اب‬ ‫ن ِِف ا‬ ِ ِِ
‫اَ اكف الناي َها َو َعَّز ا‬

15
Artinya : (Salah seorang berkata,) “Sesungguhnya ini saudaraku. Dia
mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina,
sedangkan aku mempunyai seekor saja. Lalu, dia berkata, ‘Biarkan
aku yang memeliharanya! Dia mengalahkanku dalam perdebatan.’”

e. Kuda ada di dalam QS. Al-Anfal ayat 60 :

‫اْلَاي ِل تُارِهبُ او َن بِهٖ َع ُد َّو‬


‫استَطَ اعتُ ام ِِم ان قُ َّوة َّوِم ان ِِرَِب ِط ا‬ ِ
‫َواَعد اوا ََلُام َّما ا‬
ًۗ َۚ َۚ
‫اّلل َو َع ُد َّوُك ام َوام َخ ِريا َن ِم ان ُد اوِنِِ ام َْل تَ اعلَ ُم اوَِنُام اَ مِّللُ يَ اعلَ ُم ُه ام َوَما تُان ِف ُق اوا‬
ِ‫م‬
ِ
٦٠ ‫ف اِلَاي ُك ام َواَناتُ ام َْل تُظالَ ُم او َن‬ ِ‫ِمن َشيء ِِف سبِي ِل م‬
َّ ‫اّلل يُ َو‬
ِ ‫ا ا ا َا‬
Artinya : “Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang
kamu mampu, berupa kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan
berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu membuat gentar musuh
Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu
infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh
kepadamu, sedangkan kamu tidak akan dizalimi.”

f. Unggas ada di dalam QS. An-Nahl ayat 79 :

ٰۤ
‫اّللُ ًۗاِ َّن‬
‫الس َما ِء ًَۗما ٰيُا ِس ُك ُه َّن اَِّْل ِم‬ ِ ِ
‫اَََلا يََراوا ا َٰل الطَّاْي ُم َس َّخ مرت ِ ا‬
َّ ‫ِف َج ِِو‬

٧٩ ‫ك َ مْليمت لَِِق اوم ي اؤِمنُ او َن‬ ِ ِ


َ ‫ِف مذل‬
‫ا‬
Artinya : “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang
menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
beriman.”

g. Lebah ada di dalam QS. An-Nahl ayat 69 :

16
ْۢ ًۗ ِ ِ
‫ج ِم ان بُطُاوِِنَا‬ ُ ُ ُ‫اسلُك اي ُسبُ َل َربِك ذُل‬
‫ر‬ ‫َي‬
‫ا‬ َ ‫ل‬ ِ َ‫ت ف‬ ِ ِ ِ
‫ُثَّ ُكل اي م ان ُك ِِل الث ََّم مر ا‬
‫ك َ مْليَة لَِِق اوم‬ ًۗ ‫شراب َمتلِف الاوانهٖ ۖفِي ِه ِشف ٰۤاء لِِلن‬
ِ‫َّاس اِ َّن ِِف مذل‬
ِ
َ ‫ا‬ ٌ َ ‫َ َ ٌ اَ ٌ َ َ ُ ا‬
٦٩ ‫يَّتَ َف َّك ُراو َن‬

Artinya : “Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam)


buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman (madu)
yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Dari ayat-ayat dan hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa beternak adalah hal
yang diperbolehkan dalam islam dan memiliki banyak manfaat untuk manusia. Bahkan
ternak telah lama akrab dalam kehidupan kaum muslimin, baik dalam pelaksanaan
ibadah (zakat, kurban) maupun manfaatnya yang multi guna bagi kehidupan.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan


ternak untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan
adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-
faktor produksi yang telah dikombinasi secara optimal.
Berdasarkan ukurannya, macam-macam hewan ternak dapat dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu :
1. Peternakan Hewan Besar
2. Peternakan Hewan Kecil
3. Peternakan Unggas
Seorang Muslim beranggapan bahwa kebanyakan hewan adalah makhluk
mulia, maka dari itu ia menyayanginya karena Allah sayang kepada mereka dan
berpegang teguh kepada etika dan adab. Terdapat Beberapa etika dan adab terhadap
hewan ternak yang sudah dijelaskan.
Dasar hukum mengenai hewan yang dapat memberikan manfaat kepada
manusia berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits yang telah dijelaskan. Banyak ayat Al-
Qur’an yang secara eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak, yaitu :
1. Sapi
2. Unta
3. Domba
4. Kambing
5. Kuda
6. Unggas
7. Lebah
B. Saran

Walaupun penulis telah berusaha semakskudaimal mungkin dalam penyusunan


makalah ini, tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan karena penulis sadar
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat diharapkan oleh penulis. Sehingga dapat terus menghasilkan
karya tulis yang bermanfaat.

18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaza'iri, S. J. (2011, Juni Rabu). Adab Terhadap Hewan. Retrieved from Almanhaj:
https://almanhaj.or.id/370-adab-terhadap-hewan.html

Bachtiar, M. (2020). Pengertian Peternakan. Social, 12.

Dudi, & Rahmat, D. (2018). Ternak Dan Usaha PeternakanSebagai Sumber Zakat Yang
Potensial Di Indonesia. Masyarakat Dan Flantropi Islam, 32.

Maemunah, M. (2018). Budi Daya Ternak Dalam Hukum Islam. Repository Unpas, 26-36.

Mawaddah, N. (2014). Binatang Ternak Dalam Al-Quran. Etheses, 13.

Rohman, M. Z. (2016). Kajian Maudhu'i Atas Ayat-Ayat Kewirausahaan Dalam Al-Qur'an.


Repository IAIN Kudus, 77-79.

Rusfidra, A. (2006, Juni Rabu). HEWAN TERNAK. Retrieved from Universitas Bung Hatta:
https://bunghatta.ac.id/artikel-144-hewan-ternak-.html

Saifullah, M. (2011). Etika Bisnis Dalam Praktek Bisnis Rasulullah. Walisongo, 137-139.

Sulaeman, M. M., Mauludin, A., & dkk. (2019). Dampak Eksklusi Sosial Dan Model
Pemberdayaan Peternak. Sosial Bisnis Peternakan, 21.

Yani, M. (2016, Mei Rabu). Peternakan Dalam Kacamata Islam . Retrieved from
DISNAKKESWAN PROV.NTB: https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/peternakan-
dalam-kacamata-islam/

19
20

Anda mungkin juga menyukai