Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan dan Jawaban dari kelas

1. Yolenda Pita Sari (D1A021008)

Pertanyaan nya :

Dari ke 16 alat/tools yang kalian jelaskan , menurut kalian alat yang mana yang paling efektif untuk
kita gunakan dalam melakukan teknik dan tahapan intervensi dengan komunitas?

Jawaban nya :

Alifatul Izzah (D1A021063)

1. Dalam melakukan intervensi komunitas kita harus memiliki dasar pengetahuan yang cukup untuk
menggali informasi potensi sumber serta permasalahan yang ada di komunitas atau kelompok
tersebut nah bagaimana cara kita untuk mengetahui hal hal tersebut yaitu dengan menggunakan
cara di ke 16 tools tadi Yaitu ada dengan cara observasi studi pustaka melalui kajian kajian bacaan
dari artikel jurnal makalah atau kepenulisan lain.Sebenarnya ke 16 cara tadi itu saling berkaitan
antara satu sama lain kenapa begitu karena jika salah satu cara itu tidak digunakan mungkin akan
tidak sesuai tujuan yang diharapkan oleh komunitas kemudian sekali lagi sebagai pekerja sosial harus
memiliki dasar dasar pengetahuan yang cukup hal tersebut bertujuan untuk menjadi bekal
dalamMenggali informasi serta latar belakang yang ada di komunitas yang membutuhkan
pertolongan atau intervensi. Tetapi tidak semua tulis juga bisa digunakan karena mengingat
kebutuhan kebutuhan di tiap komunitas itu berbeda jadi kita sebagai pekerja sosial itu harus
memilah kembali teknik atau tools atau cara yang mana yang lebih tepat dan efisien digunakan.

2. Desi mulhimah ( D1A021004)

Pertanyaan nya :

Bagaimana cara kita untuk mengajak masyarakat yang enggan berpartisipasi dan aktif dalam kegiatan
intervensi? Karena yang kita tau keberhasilan dari intervensi komunitas adalah keterlibatan
masyarakat secara aktif?

jawaban nya :

Nurul Haliza (D1A021007)

Untuk menghadapi masalah semacam ini, bisa menggunakan teknik influence yang menekankan
pada penjelasan ttg benefit yang akan didapat oleh masyarakat yg ikut berpartisipasi. Bisa jg dengan
memberikan semacam reward kecil-kecilan utk menarik partisipasi masyarakat. Contoh, masyarakat
dalam komunitas yg kita intervensi sebagian enggan mengisi survey krn memang mereka tidak
tertarik untuk berpartisipasi, maka kita bisa memberikan embel" uang atau barang sembako, dll yg
biasanya dibutuhkan oleh masyarakat agar mereka mau berpartisipasi
3. Mila Shadila (D1A021012)

Pertanyaan nya:

Bagaimana kita dapat memastikan bahwa penerapan teknologi dan alat alat lainnya tidak
meningkatkan ketimpangan atau memperkuat dominasi kelompok tertentu dalam komunitas?

Jawaban nya :

Muhammad Juan Syarin (D1A021017)

Kita dapat mengetahui adanya dominasi suatu kelompok pada komunitas akibat dri penerapan
teknologi dan alat adalah dengan melakukan evaluasi di di tengah, dan akhir dari intervensi. Apabila,
terdapat dominasi suatu kelompok pada evaluasi, pekerja sosial dapat melakukan intervensi kembali
dengan menggunakan teknologi dan alat yang berbeda. Proses ini dapat berlangsung berulang, oleh
karena itu pekerja sosial perlu melakukan observasi lebih didalam menemukan teknologi dan alat
yang sesuai guna menghindari masalah tersebut.

* Jawaban Kelas B untuk pertanyaan kelas A :

1. Pertanyaan Dari Dea Dwinka (D1A021003)

Bagaimana contoh penerapan teknik sensitivity training dalam pengembangan organisasi ? dan
mengapa sensityvity teaining ini menjadi teknik yang paling sering digunakan ?

Jawaban nya :

contoh penerapan teknik Sensitivity Training dalam pengembangan organisasi, yaitu:

- Diskusi Kelompok Terbimbing: Organisasi dapat mengadakan sesi diskusi kelompok yang terbimbing
untuk membahas isu-isu sensitif atau kontroversial. Yang mana Peserta nantinya diarahkan untuk
mendengarkan dengan empati, menghormati pendapat orang lain, dan mencari titik temu. Diskusi ini
dapat membantu dalam mengatasi perbedaan pandangan dan membangun pemahaman yang lebih
dalam tentang perspektif orang lain.

Dan mengapa Sensitivity Training menjadi salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam
pengembangan organisasi yaitu karena beberapa alasan antara lain:

1. Peningkatan Kesadaran Diri: Sensitivity Training membantu individu untuk lebih memahami diri
mereka sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahan dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal ini
membantu dalam mengembangkan keterampilan hubungan antarpribadi yang lebih baik dan
meningkatkan pemahaman tentang pengaruh mereka terhadap orang lain. Kesadaran diri yang
diperoleh melalui Sensitivity Training dapat menjadi dasar untuk perubahan dan pertumbuhan
pribadi yang lebih baik.

2. Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Sensitivity Training membantu individu untuk


mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang lebih baik. Melalui latihan dan diskusi
yang terstruktur, peserta belajar tentang cara berkomunikasi dengan lebih efektif, mengungkapkan
diri dengan jelas, dan mendengarkan dengan empati. Keterampilan komunikasi yang kuat adalah
aspek penting dalam membangun hubungan kerja yang sehat dan produktif.

3. Peningkatan Kerjasama Tim: Sensitivity Training membantu dalam memperkuat kerjasama dan
komunikasi di antara anggota tim. Melalui latihan permainan peran dan diskusi kelompok, peserta
belajar bekerja sama, mengembangkan saling pengertian, serta meningkatkan kemampuan untuk
berkolaborasi. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja tim, serta menciptakan
lingkungan kerja yang harmonis.

2. Pertanyaan dari juan , jawaban nya :

Sensitivity training sebagai metode pelatihan pengembangan organisasi menekankan pada


perubahan perilaku melalui interaksi kelompok. Dalam sensitivity training sebagai metode pelatihan
pengembangan organisasi, setiap anggota diajak berkumpul dalam suasana yang bebas dan terbuka
untuk aktif berdiskusi dan berinteraksi.

Sedangkan team building merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan dari
setiap anggota tim. Lewat team building, setiap personal bisa memberi respek dan menghargai
perbedaan dengan orang lain. Selanjutnya, mereka bisa berbagi tujuan dan meraih ekspektasi
bersama.

2. Pertanyaan dari Muhamad juan :

Kan ada teknik sensitivity training dan team building, dimana menurut saya keduanya memiliki
kegunaan yang sama yaitu meningkatkan keterampilan dan kerja sama dalam tim, nah menurut kelas
B apa perbedaan dari kedua teknik tersebut?

Jawaban nya :

Sensitivity training sebagai metode pelatihan pengembangan organisasi menekankan pada


perubahan perilaku melalui interaksi kelompok. Dalam sensitivity training sebagai metode pelatihan
pengembangan organisasi, setiap anggota diajak berkumpul dalam suasana yang bebas dan terbuka
untuk aktif berdiskusi dan berinteraksi.

Sedangkan team building merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan dari
setiap anggota tim. Lewat team building, setiap personal bisa memberi respek dan menghargai
perbedaan dengan orang lain. Selanjutnya, mereka bisa berbagi tujuan dan meraih ekspektasi
bersama.

Mengapa sebuah organisasi harus menerapkan program sensitivity training karena Program
sensitivity training sebagai metode pelatihan pengembangan organisasi memiliki berbagai manfaat.
Misalnya anggota dapat mengenal kelemahan dan kelebihan yang dimiliki sehingga mampu
menggunakannya dengan optimal. Anggoya juga diharapkan memiliki sikap lebih positif, terbuka,
asertif, kreatif, dan inovatif dalam bekerja.

Program sensitivity training sebagai metode pelatihan pengembangan organisasi juga diharapkan
dapat menyadari anggota tentang pentingnya memahami dan menghargai orang lain sebagai
makhluk sosial. Jadi sensitivity training ini berfokus pada tegang rasa diantara rekan atau lingkungan
organisasinya.
Sedangkan Team building training yaitu :

Dalam sebuah organisasi diperlukan adanya team building yang kuat. Team building yang nantinya
terbentuk dalam karakter team work yang merupakan pelaksana dari segala proses dalam mencapai
sebuah target atau tujuan perusahaan atau organisasi. Dengan kata lain team building adalah
pondasi yang membentuk team work. Solid atau tidaknya sebuah team work akan sangat tergantung
dari team building yang ada.

3. Pertanyaan dari peli Andrianti :

Bagaimana tanggapan serta solusi dari kelompok b jika alat yang digunakan dalam intervensi
organisasi tersebut tidak sesuai dengan sistem pengaplikasiannya

Jawaban nya :

Dalam tahapan proses perkembangan ada yg namanya moniyor dan evaluasi, guna mengetahui
Apakah proses dan tujuan sudah sesuai dengan yang diharapkan serta apakah sudah terjadi
perkembangan. Jika sudah maka bisa dipertahankan tetapi jika masih kurang, maka perlu diperbaiki
lagi kedepannya. Maka cari lebih dahalu apa yg menjadi titik masalah nya jika masalah tersebut
berkaitan dengan kinerja ataupun efektivitas organisasi maka hal yg lakukakan :

1. Manfaatkan sebaik mungkin sdm yg tersedia

2. Efektivitaskan fokus setiap sumber pendidikan dan pertumbuhan yg ada

3. Gunakan teknologi sebaik mungkin

Dalam melakukan intervensi Komunitas kita harus mengutamakan proses kolaboratif yang
melibatkan pemangku kepentingan seluruh anggota komunitas untuk menentukan tingkat
kebutuhan dan sumber daya yang ada, seperti yg disampaikan sebelumnya fokus ke Evaluasi di
tengah intervensi dan memantapkannya selanjutnya diakhir juga penuain dalam monitoring
merupakan kunci yang bisa dilakukan setelah tidak/belum efektif nya alat intervensi organisasi.

saya akan menekankan pada solusi preventif/ pbahasan mengenai pencegahah sebelum terjadinya
ketidak efektifan alat intervensi. Jean barbazette dalam tulisan nya menyampaikan Training needs
Asessment [Analisis kebutuhan yang tepat] dengan memacu pada :

- Analisis kinerja / kesenjangan

-analisis kelayakan

- analisis keinginan

- analisis tugas

- serta analisis populasi sasaran.

Hal inilah yang menjadi usulan dan penguraian mengenai pertanyaan yg disampaikan untuk lebih
mendalam dalam menganalisis suatu masalah dalam melakukan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai