Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN

PROGRAM : REKONSTRUKSI/PENINGKATAN STRUKTUR JALAN


KEGIATAN : PENINGKATAN JALAN PELABUHAN - POJOKKLITIK
LOKASI : KECAMATAN PLANDAAN
SUMBER DANA : APBD
TAHUN ANGGARAN : 2015
DINAS : PU. BINA MARGA KABUPATEN JOMBANG

I. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Uitzet / Pengukuran
 Sebelum pekerjaan kami laksanakan kami Mengadakan pengukuran ulang dan
penggambaran kembali lokasi pekerjaan yang dengan dilengkapi keterangan-
keterangan yang diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi ketidak
cocokan antara gambar dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Penentuan titik
ketinggian dengan menggunakan waterpass/ theodolite dengan ketepatan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Selama pengukuran uitzet kami juga mengambil foto 0%
untuk pendukung dan dokumentasi, tidak lupa juga kami memasang patok tanda
serta di cat untuk di setiap 50 m atau 100 m di sepanjang jalan (tolok) yang akan
dikerjakan.

2. Pengaman Lalu Lintas


 Untuk Rambu lalu lintas kami pasang pada jalan yang kami kerjakan dan dibuat dari
bahan-bahan yang sesuai standart pembuatan rambu jalan. Rambu lalu lintas kami
pasang di setiap lokasi pekerjaan yang sekiranya mengganggu pengguna jalan.
Rambu kami cat dengan warna yang mudah terbaca/ terlihat dari jarak jauh.

3. Mobilisasi Peralatan
 Yang dimaksud dengan pekerjaaan ini adalah berupa pengadaan suatu kebutuhan
kegiatan proyek berupa alat berat ,tenaga dan perlengkapan proyek yang akan
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sampai selesai. Dan setelah semua pekejaan
selesai maka pihak Penyedia jasa akan mengeluarkan kembali semua peralatan dan
perlengkapan dari lokasi proyek.

4. Sewa Rumah Direksi Keet


 Penyedia Jaya harus menyewa tempat/ rumah yang digunakan sebagai Direksi Keet,
rumah/ tempat yang disewa letaknya sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan,
dalam ruangan Direksi Keet ditempeli gambar rencana pekerjaan, time schedule,
disediakan buku direksi, buku tamu, kotak P3K dan keperluan lain yang diperlukan
oleh Direksi
5. Pembongkaran Duiker
 Pembongkaran deuker lama kami kerjakan pada titik yang sudah ditentukan oleh
Direksi, pembongkaran kami kerjakan dengan hati – hati dengan cara bertahap agar
tidak mengganggu pengguna jalan/ sesuai dengan gambar rencana kerja yang ada
serta petunjuk Direksi.
 Dan hasil pembongkaran kami angkut dan kami buang pada lokasi yang sudah
ditentukan oleh pihak Direksi.

II. PEKERJAAN BETON RIGID


1. Lapisan Dewatering (plastik tipis 120x2500 cm t = 0.05 mc)
 Pekerjaan pemasangan lapisan dewatering dikerjakan Setelah pemasangan begisting
selesai maka permukaan begisting dilapisi dengan menggunakan plastik yang
bertujuan agar kadar air didalam campuran beton tetap terjaga.
 Begisting sudah dapat dilepas/ dibongkar minimal beton sudah berumur 7 hari sejak
pengecoran.
 Bingkai begisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran yang diperlukan untuk
memenuhi syarat- syarat toleransi dengan penyelesaian akhir sebagaimana yang
ditetapkan di bawah ini dan bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga
jika ada sambungan horisontal tidak menerus sampai seluruh permukaan begisting.

2. Beton Struktur klas K-350 (Ready mix)


 Proses pekerjaan beton dikerjakan setelah proses pekerjaan pemasangan Begisting
yang yang permukaan dalamnya dilapisi dengan plastik.
 Beton kami menggunakan readymix dengan mutu K.350
 Pekerjaan beton K.350 dipakai untuk pekrjaan beton struktur pada jalan ,bentuk dan
ukuran tentunya mengacu pada gambar kerja dan petunjuk Direksi.
 Sebelum dilakukan pengecoran beton daya K.350 kita lakukan pengukuran dan
penandaan pada lokasi yang akan kita cor.
 Exiting kita bersihkan terlebih dahulu dari material – material lumpur yang
menyebabkan kerapuhan dari beton tersebut.
 Dalam pekerjaan ini sebelum pekerjaan kita lakukan uji coba campuran k.175 dengan
menyediakan 3 cetakan kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm dan setelah ± 1 minggu kita
lakukan pengetesan bersama sesuai dengan ketentuan Direksi.

3. Begesting
 Pekerjaan pemasangan Begisting dikerjakan setelah pekerjaan galian tanah untuk
pondasi beton struktur selesai dikerjakan.
 Sebelum pengecoran beton K.350 terlebih dahulu pekerja membuat begisting dari
kayu lokal yang di tata sesuai bentuk rencana beton yang akan dicetak.
 Pastikan struktur susunan begisting tidak bocor
 Permukaan kayu yang halus terletak didalam agar waktu pengecoran beton terlihat
halus dan tertutup.
 Begisting diolesi dengan minyak begisting supaya tidak lengket dengan beton.
4. Tulangan polos
 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk
pemotongan dan pembengkokan dan harus menyediakan stock yang cukup batang
lurus, untuk pembengkokan yang diperlukan untuk memperbaiki kekeliruan atau
penggantian.
 Baja tulangan yang digunakan baja polos dalam pekerjaan ini digunakan sebagai kaki
pondasi,kuda – kuda ,dan dowel pada beton struktur
 Tulangan dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman.
 Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi.

5. Aspal curah untuk water stop


 Setelah pekerjan pengecoran beton struktur K-350 selesai dan begesting di bongkar
seluruhnya barulah kita memberikan Aspal Curah di sela sela begesting yang kita
lepas.

6. Galian tanah pondasi


 Pada galian tanah ini yang kami kerjakan adalah galian untuk pondasi beton
jalan,untuk pekerjaan galian pondasi beton jalan kami secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia.
 Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak menyusahkan posisi
bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan pengecoran pondasi. Kedalaman galian
pondasi kami sesuaikan dengan gambar kerja sebelum pondasi dicor harus mendapat
persetujuan dari Direksi

7. Urug bahu jalan (sirtu)


 Pekerjaan Urugan sirtu akan kami tempatkan pada bahu jalan dan pada opritan
ujung jalan.
 Langkah pertama dalam pekerjaan ini adalah mempersiapkan alat yang dibutuhkan
seperti cangkul, ember ,sekop dan lain lain.
 Setelah lokasi dibersihkan maka langkah selanjutnya adalah penghamparan urugan
sirtu yang akan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul dan
sekop ,dengan ketebalan menyesuaikan dengan prosedur yang ada didalam gambar
rencana dan tentunya dengan acuan volume yang ada di RAB,untuk menghasilkan
kepadatan yang maksimal maka sirtu disiram dengan air dan kemudian dipadatkan
menggunakan compactor.
 Setelah pekerjaan penghamparan dan pemerataan selesai dan mendapatkan
persetujuan dari pihak Direksi maka dilanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.

8. Lapisan pondasi atas (LPA) Klas A


 Pekerjaan LPA kelas A dikerjakan lokasi yang telah ditentukan oleh Direksi dan
dikerjakan setelah proses pekerjaan penggalian selesai.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan LPA kelas A ini kami kerjakan hanya untuk leveling
pada existing jalan yang bergelombang/ berlubang dan pekerjaan ini kami kerjakan
spot-spot sesuai dengan kondisi jalan yang ada.
 Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 100
% dari pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh test Standar Proctor
Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan.
III. PEKERJAAN ORPRITAN JALAN AC (HOT MIX)
1. Lapisan pondasi atas (LPA) Klas A
 Pekerjaan LPA kelas A dikerjakan lokasi yang telah ditentukan oleh Direksi dan
dikerjakan setelah proses pekerjaan pengecoran pada beton struktur.
 Pada pekerjaan LPA kelas A ini diperuntukkan pada opritan jalan beton struktur
 Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 100
% dari pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh test Standar Proctor
Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan LPA Klas A tebal minimal 20 cm dipadatkan/ sesuai
dengan petunjuk Direksi

2. Lapisan AC 4 cm
 Pekerjaan lapisan AC pda perkerasan ini kami kerjakan setelah proses pemadatan
pada pekerjan lapisan ATB selesai.Pada umumnya campuran tersebut harus
dihamparkan dengan menggunakan mesin penghampar finisher, Garis-garis yang
disurvei harus ditempatkan untuk menuntun mesin penghampar. atau finisher.
 Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi minimal 7 hari sebelum
pekerjaan ini dimulai.
 Dalam penyelesaian ini kami kerjakan dengan alat dan langkah sebagai berikut, Jalan
yang sudah siap untuk dikerjakan kami bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kompresor , selanjutnya kami semprotkan tackoat dengan
menggunakan spryer pada seluruh permukaan jalan yang akan dikerjakan, kemudian
dilanjutkan pekerjaan penghamparan Laston (AC) 4 cm dengan menggunakan alat
Finisher, dan diikuti dengan pemadatan yang kami kerjakan menggunakan mesin gilas
tandem roller yang dilanjutkan dengan pemadatan terakhir yaitu menggunakan alat
pemadat mesin gilas roda karet/ pneumatic tyre roller dengan beberapa kali lintasan/
sesuai dengan persetujuan Direksi.
 Dalam proses pemadatan dengan mesin gilas pneumatic tyre roller disertai dengan
semprotan air agar menghasilkan pemadatan yang maksimal.

3. ATB
 Pada proses pekerjaan ini kami kerjakan setelah pekerjaan penyemprotan primecoat
pada lahan perkerasan jalan selesai.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan ATB ini kami kerjakan pada existing jalan yang ada
 Pekerjaan penghamparan ATB dikerjakan secara mekanis atau dengan mesin
penghampar atau bisa juga menggunakan mesin finisher
 Ketebalan dalam penghamparan ATB harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan
petunjuk dari Direksi.
 Setelah penghamparan ATB selesai maka akan dipadatkan menggunakan tendem
roller/ pneumatic tyre roller sesuai denganpetunjuk Direksi.
 Pelaksana mengambil gambar/ foto pada waktu pelaksanaan mencapai 50% dan
100% untuk dokumentasi dengan background/ lokasi sama dengan pengambilan
gambar 0%.
4. Prime coat
 Pekerjaan lapisan prime coat kami kerjakan setelah semua permukaan yang akan
dikerjakan dibersihkan dari semua kotoran termasuk debu dengan menggunakan
kompresor. Untuk pekerjaannya kami sesuaikan dengan petunjuk Direksi/ dokumen
yang ada.

IV. PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL


1. Lapisan AC 4 cm
 Pekerjaan ini kami kerjakan setelah pekerjaan ATBL selesai, semua kendaraan apapun
dilarang melintas diatas permukaan yang akan di aspal.
 Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi minimal 7 hari sebelum
pekerjaan ini dimulai.
 Dalam penyelesaian ini kami kerjakan dengan alat dan langkah sebagai berikut, Jalan
yang sudah siap untuk dikerjakan kami bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan kompresor , selanjutnya kami semprotkan aspal minyak/ tacoat pada
seluruh permukaan jalan yang akan dikerjakan, kemudian dilanjutkan pekerjaan
penghamparan Laston (AC) 4 cm dengan menggunakan alat Finisher, dan diikuti
dengan pemadatan yang kami kerjakan menggunakan mesin gilas tandem yang
dilanjutkan dengan pemadatan terakhir yaitu menggunakan alat pemadat mesin gilas
roda karet/ Tire Roller dengan beberapa kali lintasan/ sesuai dengan persetujuan
Direksi.

2. ATB Leveling
 Pada proses pekerjaan ini kami kerjakan setelah pekerjaan penyemprotan tackcoat
pada lahan perkerasan jalan selesai.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan ATBL ini kami kerjakan hanya untuk leveling pada
existing jalan yang bergelombang/ berlubang dan pekerjaan ini kami kerjakan spot-
spot sesuai dengan kondisi jalan yang ada
 Pekerjaan penghamparan ATBL dikerjakan secara mekanis atau dengan mesin
penghampar atau bisa juga menggunakan mesin finisher
 Ketebalan dalam penghamparan ATBL harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan
petunjuk dari Direksi.
 Setelah penghamparan ATBL selesai maka akan dipadatkan menggunakan tendem
roller/ pneumatic tyre roller sesuai denganpetunjuk Direksi.
 Pelaksana mengambil gambar/ foto pada waktu pelaksanaan mencapai 50% dan
100% untuk dokumentasi dengan background/ lokasi sama dengan pengambilan
gambar 0%.

3. Prime coat
 Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dulu.
 Kami juga menggunakan mesin kompresor angin untuk menyemprot / membersihkan
debu yang ada pada permukaan yang akan dihampar lapis resap pengikat.
 Bahan prime coat yang digunakan harus disetujui Team Direksi.
 Prime coat dihampar dengan Hand Sprayer / Asphalt Sprayer sampai merata.

4. LPA Kelas A
 Pekerjaan LPA kelas A dikerjakan lokasi yang telah ditentukan oleh Direksi dan
dikerjakan setelah proses pekerjaan pengukuran .
 Pekerjaan LPA kelas A ini dikerjakan pada existing jalan yang berlubang
 Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 100
% dari pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh test Standar Proctor
Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan LPA Klas A tebal minimal 20 cm dipadatkan/ sesuai
dengan petunjuk Direksi

V. PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN


1. Galian Tanah
 Pada galian tanah ini yang kami kerjakan adalah galian untuk penahan jalan.
 Untuk pekerjaan galian tanah penahan jalan kami menggunakan tenaga manusia.
Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak menyusahkan posisi
bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan pemasangan pondasi.
 Kedalaman galian pondasi kami sesuaikan dengan gambar kerja sebelum pondasi
dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi. Selama pekerjaan penggalian,
kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga bangunan-bangunan/ jalan
yang ada. Setelah galian pondasi selanjutnya kami mengerjakan galian untuk
keprasan tanah pada jalan yang akan di kerjakan. Penyedia jasa bertanggung jawab
untuk melindungi pipa-pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, atau struktur
lainnya yang berada dalam bawah tanah.

2. Pas. Batu kali 1 Pc : 5 Psr


 Pasangan batu kali ini digunakan untuk Dinding penahan jalan.
 Kami menyiapkan Material seperti : pasir, semen, batu kali dan air yang disediakan di
lokasi
 Tukang membuat profil pasangan batu dengan kayu yang ukurannya sesuai dengan
Gambar Kerja.
 Pekerja membuat mortar dengan mesin pengaduk (molen).
 Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 -
5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan cetok.
 Setelah pasangan batu sudah cukup umur selanjutnya dilaksanakan pekerjaan siaran
dan plesteran.
 Setelah pekerjaan pasangan batu selesai Kami memberitahukan kepada Team Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan
Gambar Kerja, spesifikasi dan RAB

3. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
 Plesteran yang kami kerjakan pada pekerjaan ini kami kerjakan dengan campuran 1
Pc dan 3 Ps dengan ketebalan 2 cm/ sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Dan plesteran kami kerjakan pada permukaan atas pada pasangan Penahan jalan
 Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
 Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 2 cm dan dihaluskan
dengan air semen.
 Pelaksana mengambil gambar/ foto pada waktu pelaksanaan mencapai 50% dan
100% untuk dokumentasi dengan background/ lokasi sama dengan pengambilan
gambar 0%.
4. Siaran 1 Pc : 2 Psr
 Siaran kami kerjakan setelah pekerjaan pasangan batu kali selesai dan kami kerjakan
dengan campuran 1 Pc dan 2 Psr/ sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutupi dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan
memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr Kecuali
ditentukan lain
 Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena suatu pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus
dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.

VI. PEKERJAAN DUIKER


1. Galian tanah
 Pekerjaan galian tanah kami kerjakan untuk pondasi pasangan box culvert. Galian
tanah ini kami kerjakan dengan menggunakan tenaga manusia yang mana lebar serta
kedalamanya kami kerjakan sesuai dengan gambar rencana kerja yang ada.

 Tanah dari hasil galian tersebut kami buang atau kami angkut pada jarak yang telah
ditentukan oleh Direksi, dan tanah bekas galian diratakan dan dirapikan.

2. Pas. Batu kali 1 Pc : 5 Psr


 Untuk pekerjaan pasangan batu kali dengan spesi 1 : 5 kami kerjakan setelah
pekerjaan pemasangan box culvert selesai
 Pekerjaan pasangan ini diperuntukan pasangan leneng Deuker
 Material seperti : pasir, semen, batu belah (baru) dan air disediakan di lokasi
pekerjaan. Batu belah dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipasang, pasir
dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
 Tukang membuat profil pasangan batu kali dengan kayu yang diukur sesuai dengan
gambar kerja.
 Pekerja membuat spesi dengan perbandingan 1 semen dibanding 5 pasir dengan
mesin pengaduk (molen).

3. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
 Plesteran yang kami kerjakan pada pekerjaan ini kami kerjakan dengan campuran 1
Pc dan 3 Psr dengan ketebalan 2 cm/ sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Dan plesteran kami kerjakan pada permukaan atas pada pasangan leneng deuker
 Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat
antara spesi lama dengan spesi baru.
 Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 2 cm dan dihaluskan
dengan air semen.
 Pelaksana mengambil gambar/ foto pada waktu pelaksanaan mencapai 50% dan
100% untuk dokumentasi dengan background/ lokasi sama dengan pengambilan
gambar 0%.

4. Siaran 1 Pc : 2 Psr
 Pekerjaan Siaran ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan leneng selesai
 Lingkup dari pekerjaan ini adalah terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan)
semen untuk digunakan dalam pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase,
pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini.
 Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu kali muka
dikorek terlebih dahulu dengan menggunakan kawat yang dibasahi

5. Pasang Box Culvert (800x800x1200)


 Sebebelum pekerjaan kami kerjakan tentunya Pihak Penyedia jasa menyiapkan
terlebih dahulu box culvert itu sendiri, dan ukuran dan bentuk disesuaikan dengan
gambar rencana dan petunjuk Direksi.
 Pemasangan box culvert pada titik yang telah ditentukan oleh Direksi,dan harus
dikerjakan dengan sangat hati-hati agar tidak mengalami kerusakan.
 Box culvert kami tempatkan diatas rabatan lantai kerja .

6. Urug Tanah Sirtu


 Pekerjaan urug sirtu dikerjakan setelah pemasangan box culvert,urugan sirtu
dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis dengan alat pemadat
(compactor).
 Bahan urug sirtu berbutir kasar dan keras max. 15 mm sesuai dengan gradasi ukuran
saringan 37.5 persentase lolos 25mm adalah 100%, saringan 1.8 persentase lolos
25mm adalah 80% dan saringan 0.075 persentase lolos 25mm adalah 15%.
 Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90
% dari pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh test Standar Proctor
Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan.

7. Lantai Kerja (Rabat Beton)


 Sebelum pekerjaan lantai kerja dimulai, kita lakukan pengukuran dan penandaan
pada lokasi yang akan kita cor.
 Pekerjaan lantai kerja ini diperuntukkan sebagai lantai kerja untuk box culvert
 Exiting kita bersihkan terlebih dahulu dari material – material lumpur yang
menyebabkan kerapuhan dari beton tersebut.
 Kemudian kita sediakan material baik berupa kerikil, batu ukuran 2/3, pasir dan
Portland cement serta bekisting dan alat pengaduk berupa molen, ember, dan kotak
adukan.
 Setelah itu kita lakukan pengecoran dari bagian bawah sepanjang ukuran yang
ditentukan dan disesuaikan gambar kerja dengan ketebalan pengecoran 10 cm.
 Jika disetujui oleh Direksi maka kita lakukan pengecoran dengan komposisi yang
sesuai dengan yang kita usulkan

8. Tiang pancang dolken D = 0,13 M, L = 2,50 M', masuk 2m


 Sebelum beton lantai kerja maka dipasang tiang pancang dolken dengan diameter
0,13 m untuk memperkuat posisi lantai kerja agar tidak mengalami kerusakan atau
pecah.
 Tiang pancang yang dipasang kuat dan kokoh terhindar dari bahaya penggerusan dan
penurunan sedangkan konstruksinya sendiri juga kokoh terhadap beban yang akan
ditanggungnya.
 Pemasangan tiang pancang dolken harus mengacu pada gambar rencana dan
petunjuk dari Direksi.
VII. PEKERJAAN LAIN - LAIN
1. Foto Dokumentasi
 Untuk Dokumentasi kami menyerahkan foto untuk laporan kemajuan pekerjaan pada
lokasi pekerjaan, foto yang diserahkan minimum tiga gambar yang kami ambil pada
tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan (0 %), keadaan
dalam tahap konstruksi (50 %) dan keadaan telah selesai (100 %). Ketiga gambar
untuk tahapan itu diambil dari posisi dan lokasi yang sama dan di cetak kemudian
diletakkan pada album disertai tanggal pengambilan beserta penjelasan secukupnya,
foto negatif diserahkan dalam album terpisah

Jombang, 22 April 2015


PT.PRIMANATA KONSTRUKSI

Ir.SIGIT MURDIYANTO
Pimpinan Cabang

Anda mungkin juga menyukai