Anda di halaman 1dari 27

NCB REDD+ DALAM

PERSPEKTIF SUSTAINABLE
LANDSCAPE DAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

DIREKTORAT KONSERVASI KEAENAKRAGAMAN


HAYATI SPESIES DAN GENETIK , DITJEN KSDAE
2023
Outline

Isu Perubahan Iklim dan Kehati


dalam UNCBD

Pentingnya Keanekaragaman hayati


dalam Ekosistem (landscape)

Kehati sebagai Value dalam Non


Carbon Benefit

Indikator Kehati dalam Non Carbon


Benefit
Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework
Goals hingga 2050 Targets hingga 2030
Reducing threats to biodiversity :
Target 1 : Land use plan & retention
Goal A. Ecosystems, species and genetic diversity Target 2 : Restore land 30%
Target 3 : Protect & Conserve land 30%
• Keutuhan, konektivitas, dan ketahanan seluruh ekosistemdi pertahankan, ditingkatkan, atau dipulihkan,
serta meningkatkan luas ekosistem alami pada tahun 2050 Target 4 : Other Sp. management actions
• Kepunahan dari spesies terancam dihentikan dan, pada tahun 2050, tingkat dan risiko kepunahan seluruh Target 5 : Harvest & trade are sustainable
jenis berkurang 10 kali lipat, dan kelimpahan jenis local alami mencapai tingkat yang sehatdan resilien; Target 6 : Invasive Alien Species
• Keanekaragaman genetik dipertahankan. Target 7 : Pollution
Target 8: Climate Change: reduce impact disaster,
mitigation & adaptation
Goal B Nature’s contributions to people Visi 2050:
Meeting peoples needs through sustainable
Keanekaragaman hayati dimanfaatkan dan dikelola secara berkelanjutan dan kontribusi alam kepada manusia, use and benefit sharing: “Living in
termasuk fungsi dan jasa ekosistem, dihargai, dijaga, ditingkatkan, dan dipulihkan, guna mendukung pencapaian Target 9 : Benefits from species Harmony
Target 10 : Benefits from ecosystems:
pembangunan berkelanjutan pada tahun 2050
agriculture, aquaculture, fisheries, & forestry with
Goal C Benefit sharing Target 11 : Other ecosystem services
Target 12 : Urban dwellers & biodiversity
Nature”
Target 13: Access and benefit shared
Sarana implementasi yang memadai, termasuk pembiayaan, peningkatan kapasitas, Kerjasama teknis dan
ilmiah, serta akses ke dan transfer teknologi, dijamin dan dapat diakses secara adil oleh seluruh Pihak, terutama
Tools and solutions for implementation and mainstreaming:
negara berkembang, seraya secara progresif menutup kesenjangan pembiayaan keanekaragaman hayati
Target 14: Mainstreaming
sebesar 700 miliar USD per tahun, dan menyelaraskan aliran keuangan dengan Kunming-Montreal GBF dan Visi
2050. Target 15: Sustainable production & supply chains
Target 16: Sustainable consumption
Target 17: Control adverse effects of biotech
Goal D Means and implementations Target 18: Eliminate negative incentives & subsidies
Manfaat moneter dan non-moneter dari pemanfaatan, informasi digital sequence, dan pengetahuan tradisional Target 19: Resource mobilization
terkait sumber daya genetic dibagi secara adil dan setara serta meningkat secara substansial pada tahun 2050, Target 20: Capacity bldg. & Development
seraya memastikan pengetahuan tradisionalnya dilindungi, sehingga berkontribusi pada konservasi dan Target 21: Data, information, and knowledge are accessible
pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, sesuai dengan instrument access and benefit Target 22: Participation in decision-making
sharing yang disepakati secara internasional. Target 23: Gender equality
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
MANFAAT
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati (KEHATI) yang meliputi
keanekaragaman genetik, spesies, dan ekosistem →
Ekosistem
pondasi keberadaan dan kesejahteraan manusia.
Species

Genetik • melindungi manusia dari bencana alam,


• mengatur iklim,
• menyediakan tanah yang subur dan
• memenuhi kebutuhan manusia terhadap pangan,
kesehatan, energi, bahan dasar industri, jasa lingkungan

Melestarikan KEHATI adalah kunci untuk mencapai


pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran ekonomi
Megabiodiversity Country
• 720 species mammals (13% di dunia)
• 1.606 species birds (16% di dunia) KEHATI harus dipandang sebagai aset pembangunan
• 385 species amphibi (6% di dunia) ekonomi nasional.
• 723 species reptile (8% di dunia)
• 1.248 species fishwater (9% di dunia)
133.693 Species Identified up to 2014
(Lipi 2014)
PERAN KEHATI PADA PENYIMPANAN KARBON
(NON CARBON BENEFIT)
Harimau sebagai top
predator yang memangsa
❖ Hilangnya top predator (Harimau) dari hutan
satwa herbivora
→ meningkatkan herbivora yang mencegah
regenerasi pohon.
❖ Perburuan satwa atau pemanfatan yang tidk
bertanggung jawab→ mengubah komposisi
Gajah, badak, orangutan
pohon dan mengubah potensi penyimpanan
→ satwa “seed dispersal”
karbon
❖ Kehati tinggi pada ekosistem → tahan
terhadap perubahan iklim, dan
meningkatkan kemampuan hutan
Bakteri → decomposer dalam
menyimpan karbon dalam jangka Panjang
ekosistem
AKSI MITIGASI DAN KEHATI
Ancaman pada Kehati Aksi Mitigasi pada
FoLU Net Sink 2030 Manfaat pada Kehati
Mengubah lahan Pencegahan Deforestasi dan Mencegah hilangnya
dengan ekosistem 1 Degradasi habitat satwa
rendah karbon
Perencanaan spasial
untuk konservasi kehati
Peningkatan Cadangan
Meningkatnya
pemanfaatan 2 Karbon (Non Rotasi) Memulihkan ekosistem →
pemulihan struktur dan
Menurunnya komposisi hutan
keragaman spesies,
genetik (karena 3 Pengelolaan Hutan Lestari
Meningkatnya luas area
penanaman pohon
tinggi karbon) konservasi

Meningkatnya spesies 4 Pengelolaan Gambut Meningkatnya


non native/non lokal konektivitas ekosistem

Meningkatnya populasi
Meningkatnya spesies
non native/non lokal + Konservasi Kehati satwa dan tumbuhan,
dan keragaman jenis dan
genetik

✓ Aksi Mitigasi dapat mendukung konservasi Kehati, tetapi


juga memiliki ancaman pada Kehati
✓ Upaya penurunan karbon sekaligus Konservasi Kehati
NILAI KARBON HUTAN

Memelihara/
Stock Karbon meningkatkan
NILAI stok karbon
KARBON
HUTAN Jasling Biodiversity

Air, Geothermal Menjamin


perlindungan
Ekowisata kehati dan jasa
lingkungan

Manfaat tangible (langsung) dan intangible (tidak langsung)


diperhitungkan dalam perdagangan karbon
(Kehati dan Ecosystem services sebagai Value added)
STRATEGI KEHATI SEBAGAI VALUE ADDED

Kawasan prioritas dengan burung


sebagai indikator lingkungan
Key Biodiversity Area (KBA) dengan pelestarian kehati
Added
Value

Analisis risiko untuk pengukuran


Risk Analysis hilangnya spesies dalam suatu
kawasan karena isu pengelolaan
kawasan

Financial Approach
Potensi mekanisme pendanaan
(tidak hanya untuk penurunan emisi
tetapi untuk konservasi kehati)
KEANEKARAGAMAN HAYATI DALAM
PERDAGANGAN KARBON
✓ Hutan bukan hanya berfungsi untuk menyerap
karbon tapi juga sebagai rumah dari berbagai jenis
hidupan liar → hutan kosong (empty or silent forest)
beda nilainya dengan hutan yang berisi hidupan liar
✓ Keragaman hidupanliar dapat menjadi nilai tambah
dalam mengukur “harga” yang didapat dari besaran
emisi karbon
✓ Saat ini nilai dari kehati kurang menjadi perhatian
pasar bahkan nilai kehati oleh pasar rendah nilai
bahkan tidak ada nilai (under valued)
✓ Negosiasi diperlukan untuk menjadikan kehati
menjadi value added dalam perdagangan karbon
perlu didasarkan dengan menghitung kehati sebagai
asset (modal) → menjadikan perdagangan karbon
sebagai investasi untuk kehati
✓ Upaya penurunan emisi karbon dapat menjadi
indicator dalam mengukur kelestarian
keanekaragaman hayati;
RUANG LINGKUP REDD+
(Permen LHK 70)
1. Wilayah nasional dengan implementasi
di Sub Nasional (Pasal 4
2. Dilakukan melalui upaya (pasal 4):
a. Pengurangan emisi dari
deforestasi dan degradasi hutan;
b. Peranan Konservasi (Konservasi
stok karbon hutan);
c. Pengelolaan hutan berkelanjutan;
d. Peningkatan stok karbon hutan.
DETAIL WPK BERDASARKAN FUNGSI HUTAN
Luas (Juta Ha)
No Fungsi Hutan Tanah Mineral *) Tanah Gambut *) Grand
Total
HA NH Tot HA NH Tot
1 Hutan Konservasi (KSA/KPA) 15.7 0 15.7 1.6 0.2 1.9 17.6
2 Hutan Lindung (HL) 23.2 0 23.2 0.7 0.3 1.0 24.2
3 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 20.4 0 20.4 1.0 0.4 1.4 21.8
4 Hutan Produksi Tetap (HP) 13.4 0 13.4 1.8 1.5 3.3 16.7
5 Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) 5.8 0 5.8 0.8 0.4 1.2 7.0
6 Areal Penggunaan Lain (APL) 7.0 0 7.0 0.7 1.6 2.3 9.3
Total 85.5 0 85.5 6.7 4.4 11.1
Grand Total 96.6
MENDORONG PERAN KONSERVASI
1. Permen Nomor 70 Tahun 2017: 2. Dari aspel legal tersebut ada 2
a) Pasal 4 ayat 1: REDD+ dapat dilakukan melaui penurunan hal yang belum diuraikan lebih
deforestasi, penurunan degradasi, role of conservation, jauh yaitu:
sustainable development dan enhance of carbon stock. a) Role of Conservation
b) Pasal 4 ayat 2: Pelaksanaan REDD + dapat didukung dengan b) Sustainable Forest
kegiatan: peningkatan kapasitas, penguatan kebijakan, Management
penelitian dan pengembanga, enabling condition. c) Enhance Carbon Stock
c) Pasal 4 ayat 3: pembayaran berbasis kinerja dan manfaat d) Manfaat selain karbon
selain karbon
d) Pasal 6: Lokasi dan kegiatan yg dapat diusulkan pendanaan
REDD+ (WPK REDD+ melalui RBP, kegiatan pendukung untuk
WPK REDD+ dan Non WPK REDD+ serta manfaat non karbon
di lokasi WPK REDD+ dan Non WPK REDD+)
e) Pasal 19: Penerima pendanaan REDD+: Lembaga Pemerintah
Nasional dan sub nasional, organisasi masyarakat sipil, dunia
usaha, lembaga penelitian dan pendidikan serta kelompok
masyarakat
f) Pasal 20: penyaluran dana REDD+: didasarkan pada capaian
kinerja (RBP) dan penyalurannya melalui mekanisme (RBP,
hibah, perdagangan karbon dan mekanisme lainnya).
STRATEGI DAN KEBIJAKAN YANG DAPAT DI
DORONG PERANAN KONSERVASI DALAM
IMPLEMENTASI REDD+
1. Peningkatan Cadangan Karbon (melalui
Restorasi dan rehabilitasi ekosistem dan
sebagainya)
2. Konservasi Cadangan Karbon (Conserving
carbon stock misalnya saja melalui perlindungan
dan pengamanan hutan, Percepatan proses
mekanisme alam, pembinaan habitat, pembinaan
populasi satwa, serta kegiatan perlindungan
ekosistem)
3. Manfaat Non Karbon (biodiversitas, air, plasma
nuthfah dan ekowisata): Perlu kajian yang
mendalam didukung hasil penelitian
STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM YANG DAPAT
DIDORONG MELALUI PENDEKATAN BERBASIS
EKOSISTEM (ECOSYSTEM-BASED APPROACHES)
USULAN INDIKATOR NON CARBON BENEFIT
NDC NCB Indikator Verifier
Pertumbuhan ekonomi Nilai GDP
Nasional
Kenaikan harga Nilai inflasi

Ketahanan Pendapatan masyarakat Pendapatan sebelum dan sesudah


Penguatan livelihood (elemen ekonomi) di level
Ekonomi sub-nasional Kesejahteraan masyarakat Pendapatan masyarakat
Tingkat kesejahteraan penduduk Perbandingan jumlah KK miskin dengan jumlah KK total
Peningkatan tata kelola hutan dan lahan Tekanan penduduk terhadap lahan Indeks ketersediaan lahan
Kelembagaan masyarakat Dapat dilihat dalam verifier Proklim
Penguatan livelihood (non ekonomi) Keberadaan peraturan yang terkait dan kepatuhan pelaksanaan
Dukungan kebijakan
peraturan
Ketahanan sosial
dan sumber Partisipasi masyarakat Kelompok/organisasi masyarakat
penghidupan Kapasitas masyarakat Jumlah pelatihan
Peningkatan tata kelola hutan dan lahan
Dukungan sumber daya eksternal Jumlah dukungan (bantuan dana, program dan lainnya)
Pengelolaan data
Kualitas air BOD, COD, pH dan lainnya
Jasa perlindungan fungsi hidrologis Debit air, koefisien aliran tahunan
Kuantitas air
Indeks penggunaan air
Perlindungan fungsi ekologis
Ketahanan
ekosistem dan Ukuran spesies prioritas (populasi dan sebagainya)
lansekap Kondisi keanekaragaman hayati Ekosistem
Perlindungan keanekaragaman hayati
Genetik
Konflik (tenurial, satwa) Penurunan jumlah konflik
Perlindungan ekosistem esensial
Peningkatan tata kelola hutan dan lahan
KRITERIA DAN INDIKATOR
NON CARBON BENEFIT DARI LANDSCAPE DAN KEHATI
KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
Peta Kekayaan
Kekayaan Spesies Spesies

Perlindungan Laporan Kejadian Konflik Satwa;

Keanekaragaman Penyelamatan
Berita Acara Pelepasliaran Satwa;
Berita Acara Serah Terima Satwa;

Satwa Liar Laporan Kejadian Penyelamatan


Hayati dan Jasa Satwa dari Jerat;

Berita Acara/Laporan Repatriasi

Lingkungan
Jasa Lingkungan Jml Perizinan
Air, Geothermal Berusaha
dan Wisata Alam Pemanfaatan Jasling
dan multiplier effect
ke masyarakat
Kekayaan Spesies
pada Indikatif ABKT
Region Sumatera
Keterangan:

Kawasan Konservasi

Indikatif ABKT

Jumlah Kekayaan Spesies :


Kekayaan Spesies pada Indikatif ABKT
Region Jawa

Keterangan: Jumlah Kekayaan Spesies :

Kawasan Konservasi

Indikatif ABKT
Kekayaan Spesies pada Indikatif ABKT
Region Bali – Nusa Tenggara

Keterangan: Jumlah Kekayaan Spesies :

Kawasan Konservasi

Indikatif ABKT
Kegiatan Penyelamatan
Satwa Liar
ASAL-USUL/SUMBER 1. PENANGANAN KONFLIK SATWA
SATWA 2. PENANGANAN SATWA TRANSIT
a. Konflik (TEMUAN, SITAAN, SERAHAN)
3. TRANSLOKASI SATWA/PEMINDAHAN
b. Sitaan KEGIATAN 4. PENYELAMATAN SATWA DARI JERAT
c. Penyelamatan 5. REHABILITASI SATWA
6. SURVEILANCE PENYAKIT SATWA LIAR
dari jerat 7. PELEPASLIARAN SATWA
8. REPATRIASI SATWA
PERAN HUTAN DALAM SIKLUS HIDROLOGI
1. Daerah tangkapan air
2. Mempengaruhi system
hidrologi (debit, infiltrasi, air
tanah, aliran air permukaan
dll)
3. Penyedia jasa lingkungan
air (water provision)
4. Meningkatkan kualitas air
(water quality regulator)

Sumber gambar : http://www.ramp-


alberta.org/river/hydrology/hydrologic+cycle.aspx
17 izin
PDAM
POTENSI JASLING GEOTHERMAL
Potensi Panas Bumi
Penggunaan energi
geothermal dapat TNGGP
membantu mengurangi Berdasarkan eksplorasi yang telah
emisi karbon dan polusi, dilakukan oleh Pertamina
mengurangi Geothermal, energi panas bumi
yang terdapat di Gunung Gede
ketergantungan pada memiliki potensi kelas sumber daya
bahan bakar fosil yang hipotesis sebesar 130 MWe, serta
tidak terbarukan, dan kelas cadangan terduga sebesar
130 MWe. Namun, data tersebut
mengurangi biaya energi masih rendah tingkat kepastiannya,
bagi rumah tangga dan sehingga perlu dilakukan eksplorasi
bisnis lebih jauh hingga didapat potensi
cadangan terbukti.
Intermezzo
Pengelolaan Kawasan Konservasi melalui Pemanfaatan Jasa di Kawasan Konservasi

• Wisata Alam • Solusi dan/atau mencegah Perambahan


• Pemanfaatan Air Kawasan dan Illegal Logging
• Pemanfaatan Panas Bumi • Menyediakan lapangan pekerjaan

Menjaga Kawasan tetap Lestari

Contoh Pemanfaatan Jasa di Kawasan Konservasi

Tangkahan- Gunung Leuser TWA Gunung Tunak- NTB Pengayaan di TN Gunung Ciremai Tenaga Kerja dari Pemanfaatan
dari PB Pemanfaatan Air
Panas Bumi
25
jasling.menlhk.go.id Ayo Ke Taman Nasional @ayoketamannasional_official Wisata Alam Indonesia Ayo ke Taman Nasional
MULTIPLIER EFFECT JASA LINGKUNGAN WISATA ALAM
Contoh multiplier effect wisata alam di KK:

TWA Gunung TN Komodo


Tunak PNBP TN Komodo Rp. 38 M
Pendapatan Masy. 01 02 Menggerakkan Ekonomi
Sekitar 3 kali lipat Kab. Manggarai Barat
dari pada PNBP. sebesar Rp. 533,3 M

TN Gunung Gede TN Gunung


Pangrango Rinjani
Tahun 2022, tercatat
87,73% 03 04 pendapatan masyarakat
dari Wisata Alam
Masyarakat mencapai Rp.70M
sekitar adalah
pelaku usaha wisata di
TNGGP
KASIH

Call center: +62 813 1500 3113


Email : ditkkh@gmail.com

indonesianwildlife Indonesian Wildlife Indonesianwildlife

Anda mungkin juga menyukai