Tugas Resume
Tugas Resume
Oleh:
1. Ulil Arkham, M.Pd.I NIM : 227120100111009
2. Kukuh Tri Sandi, S.Pi, MT, M.Sc . NIM : 227120100111008
3. Herning Budhi Widyastutu. NIM : 217120101011015
I. LANDASAN TEORI
Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurut
pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-simbol yang memiliki
makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat memicu adanya interaksi sosial
antar individu. Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-hari yaitu ketika
kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan yang
menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan menempatkan
diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik pada contoh ini memberikan
makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu.
Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide tentang individu dan interaksinya dengan
masyarakat.
Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri manusia,
yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Perspektif ini
menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang
memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan
mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka
Dalam pandangan teori Interaksionisme Simbolik, manusia adalah mahluk
pembuat atau produsen simbol. Segala sesuatu (objek) yang ada di dalam kehidupan
manusia mempunyai makna simbolik. Makna-makna ini tidak datang dengan sendirinya,
melainkan dihadirkan dan kemudian disepakati dan dijadikan simbol. Simbol di sini
dipahami sebagai tanda yang mengandung kesepakatan makna. Oleh sebab itu,
perilaku manusia, baik sebagai individu maupun kelompok bertitik tolak dari makna-
makna simbolik dari objek itu tadi.
Asumsi dasar teori interaksionisme simbolik menurut Herbert Mead adalah
Pertama a manusia bertindak terhadap benda berdadarkan “arti” yang dimilikinya.
Kedua Asal mula arti benda-benda tersebut muncul dari interaksi sosial yang dimiliki
seseorang. Ketiga makna yang demikian ini diperlakukan dan dimodifikasikan melalui
proses interpretasi yang digunakan oleh manusia dalam berurusan dengan benda-
benda lain yang diterimanya. Dari ketiga asumsi tersebut kemudian melahirkan pokok-
pokok pemikiran interaksi simbolik yang menjadi ciri-ciri utamanya yaitu: interaksi
simbolik adalah proses-proses formatif dalam aknya sendiri karena hal tersebut ,maka
ia membentuk proses terus menerus yaitu proses pengembangan atau penyesuaian
tingkah laku,dimana hal ini dilakukan melalui proses dualisme difinisi dan
interpretasi ,proses pembuatan interprtasi dan definisi dari tindakan satu orang ke
orang lain berpusat dalam diri manusi melalui interaksi simbolik yang menjangkau
bentuk-bentuk umum hubungan manusia secara luas.
Bentuk paling sederhana dan paling pokok dalam komunikasi dilakukan melalui
isyarat. Hal ini disebabkan karena manusia mampu menjadi objek untuk dirinya sendiri
dan melihat tindakan-tindakanya sebagaimana orang lain melihatnya. Lebih khususnya
lagi komunikasi simbolis manusia itu tidak terbatas pada isyarat-isyarat fisik.
Sebaliknya,ia menggunakan kata-kata,yakni simbol suara yang mengandung arti dan
dipahami dan dipahami bersama dan bersifat standar. Namun Mead dengan hati-hati
mengemukakan bahwa pranata tak selalu menghancurkan individualitas atau
melumpuhkan kreativitas . Mead mengakui adanya oranata sosial yang meninas,
streotip. ultrakonservatif yakni yang dengan kelakuan, ketidaklenturan dan
ketidakprogresifanya menghancurkan atau melenyapkan individualitas. Menurut Mead,
pranata sosial seharusnya menyediakan ruang yang cukup bagi individualitas dan
kreativitas. Disini Mead menunjukan konsep pranata sosial yang sangat modern ,baik
sebagai pemaksa individu maupun sebagai yang memungkinkan mereka untuk menjadi
individu yang kreatif. Pada awal perkembanganya ,interaksi simbolik lebih menekankan
studinya tentang perilaku manusia pada hubungan interpersonal,bukan pada
keseluruhan kelomok atau masyarakat.