Anda di halaman 1dari 6

Budaya adalah keseluruhan kompleks yang terbentuk di dalam sejarah dan diteruskan dari masa

ke masa melalui budaya yang mencakup organisasi, sosial, ekonomi, agama, kepercayaan,

kebiasaan, hukum, seni, teknik dan ilmu. Dengan demikian maka budaya terbentuk melalui

proses perjalanan waktu dalam sejarah yang berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.

Mengenai pengertian budaya, masing-masing tokoh memberikan keterangan yang berbeda, tetapi

pada prinsipnya memiliki konsep yang sama karena unsur-unsur yang terdapat dalam

kebudayaan memiliki kecederungan yang sama pula. Budaya merupakan pandangan hidup yang

diakui bersama oleh suatu kerlompok masyarakat yang mencakup cara berfikir, sebagai suatu

perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak dan cara hidup

untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan sekaligus cara untuk memandang

persoalanan dan memecahkannya (Zamroni, 2011, hlm.111).


Istilah soal diambil dari kata testum dari bahasa perancis kuno yang berarti piring untuk

menyisihkan logam-logam mulia. Soal merupakan sebuah media atau proses yang digunakan

untuk melakukan pengukuran dan penilaian. Testing merupakan peristiwa dalam pelaksanaan

berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester merupakan seseorang yang sedang melakukan

tes, membuat teks tes, dan eksperimental. Dengan kata lain tester merupakan orang – orang yang

berkaitan mengenai tes. Tes merupakan proses penilaian komprehensif kepada seseorang atau

usaha keseluruhan evaluasi program. Menurut Arikunto (2005:33) tes adalah suatu pengumpul

informasi yang bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Tes dapat dibedakan

dari beberapa jenis dan pembagiannya:

a. Tes ditinjau dari berbagai sudut pandang. Tes berdasarkan fungsinya sebagai alat

pengukur perkembangan peserta didik, dengan cara tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes

diagnostik, tes formatif.

b. Tes ditinjau dari bidang psikologi seperti tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes bakat, tes

kepribadian.

c. Tes berdasarkan jumlah peserta. Tes kelompok, dimana tes tersebut dilakukan secara

berkelompok untuk menyelesaikan bersama dan Tes perorangan, dimana tes tersebut

dilakukan secara perorang atau individu.

d. Tes berdasarkan penyusunannya. tes baku dan tes yang dibuat oleh guru.

e. Tes ditinjau dari waktu yaitu. tes kemampuan (power test) dan tes kecepatan (speed test).

f. Tes ditinjau dari segi responnya, yaitu. verbal test dan nonverbal test.g. Tes ditinjau dari

segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya seperti, tes tertulis,

tes lisan, dan tes perbuatan.


 Fungsi Instrumen Tes

Menurut Sudijono (2001: 67), secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki tes

yaitu:

a. Sebagai media pengukuran terhadap siswa.

Tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan dan kemajuan nilai yang telah

dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.

Tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang

telah digunakan, mampu dikembangkan dan dianggap berhasil sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

 Ciri-ciri Tes yang Baik

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak akan lepas dari sebuah evaluasi belajar.

Evaluasi belajar ini digunakan untuk mengukur sejauh mana capaian belajar siswa. Salah satu

yang hal yang dilakukan dalam mengevaluasi capaian belajar siswa yaitu menggunakan sebuah

tes. Pada suatu kelas pembelajaran siswa yang berada pada kelas tersebut bersifat heterogen,

yang nantinya jika dilakukan sebuah tes maka hasil dari tes tersebut akan berbentuk sebuah

kurva normal.

Tes yang dilakukan untuk mengevaluasi capaian belajar siswa, haruslah memiliki karakter atau

ciri-ciri atau kualitas tes yang baik, sehingga nantinya hasil yang didapatkan akan menjadi

seperti yang diinginkan, dan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sejauh mana

pemahaman siswa pada saat proses pembelajaran. Arikunto (2009) mengemukakan bahwa ciri
atau karakteristik tes yang baik yaitu mencakup validitas, reliabilitas, objektivitas,

praktikabilitas, dan ekonomis.

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sudah sejauh mana

keakuratan dan ketelitian yang dimiliki oleh suatu alat ukur ketika digunakan

dalam melakukan pengukuran3. Seperti contohnya ketika akan menguji

kemampuan mendengar, maka yang harus dilakukan yaitu memberikan tes yang

berbentuk

pendengaran, bukan tes tulis maupun lisan. Terdapat beberapa macam validitas

yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis adalah validitas yang

menggunakan pemahaman logis dalam proses analisanya. Sedangkan validitas

empiris yaitu validitas yang menggunakan data-data empiris dalam proses

analisanya.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability yang merupakan gabungan dari kata rely

dan ability, yang jika dua kata tersebut digabungkan maka akan memiliki

pemahaman bagaimana sebuah alat ukur dapat dipercaya dan dapat dijadikan

sandaran ketika melakukan sebuah pengukuran4. Realibilitas ini juga merujuk

pada

kekonsistenan sebuah tes yang jika dilakukan berulang kali terhadap siswa yang

sama hasilnya akan konsisten.

c. Objektivitas

Objektif merupakan lawan atau kebalikan dari subjektif memiliki pengertian

penilaian dengan mengikutsertakan unsur pribadi, sedangkan untuk objektif


memiliki pengertian penilaian yang tidak mengikutsertakan unsur pribadi. Jadi

pada objektivitas, pelaksanaan tes yang dilakukan adalah murni tanpa adanya

keikutsertaan unsur subjektif sehingga hasil tes yang didapatkan merupakan murni

dari kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

d. Praktikabilitas

Praktikabilitas pada pelaksanaan tes merujuk pada kemudahan dan kepraktisan tes

dalam proses administrasi. Pada praktikabilitas ini sebuah menunjukkan bahwa

sebuah tes yang dilakukan mudah untuk diperiksa, mudah untuk dilaksanakan,

dan

tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan jelas, sehingga tes

tersebut bersifat simple dan jelas.

e. Ekonomis

Ciri tes yang baik selanjutnya yaitu ekonomis. Ciri ekonomis pada tes ini

bermaksud bahwa tes yang dilaksanakan tidak memiliki biaya yang mahal, dan

biaya yang dikeluarkan masih bisa dijangkau sehingga tidak memberatkan dalam

pelaksanaannya nanti. Kelima ciri di atas merupakan ciri-ciri tes yang baik yang

dilakukan ketika mengevaluasi capaian belajar siswa. Namun, dari kelima

ciri tersebut, terdapat dua ciri yang sangat perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

sebuah tes. Kedua ciri tersebut yaitu validitas dan reliabilitas. Kedua ciri tes ini

seringkali dijadikan sebagai dasar dalam menentukan keakuratan sebuah tes

sebagai sebuah alat ukur, baik dalam menggunakannya sebagai instrumen

keberhasilan belajar maupun dalam melakukan penelitian. Jadi sebuah tes yang

dilakukan harus memiliki kebenaran atau kesahihan (valid) dan juga


keterpercayaan (reliable) sehingga nantinya hasil dari tes tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai