Anda di halaman 1dari 27

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

RESUME MODUL 4
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Kegiatan Belajar 1
SEKOLAH DAN REKAN SEJAWAT GURU SEBAGAI SUMBER

A. KERJA SAMA
Kerja sama merupakanusaha untuk meningkatkan dan memperluas sumber belajar.
Menciptakan sumber belajar, dan sumber daya merupakan faktor penting bagi sekolah-
sekolah di daerah terpencil yang menghadapi berbagai kesulitan dan keterbatasan, bahkan
saat ini bagi sekolah-sekolah diperkotaan, perluasan akses sumber belajar dan sumber
daya tidak terelakkan lagi dengan adanya hukum pasar yang harus diikuti. Oleh karena itu,
kerjasama tersebut diarahkan kepada :
1. Kerjasama antara guru dan kepala sekolah yang terpusat pada pembagian tugas
mengajar dan kerja administrasi.
2. Kerjasama sekolah diarahkan untuk membangun Pusat Sumber Belajar (PSB). PSB
ini dapat dibangun dari mulai yang sederhana sampai dengan yang lebih rumit.
3. Kerja sama dengan orang tua dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan iklim
dimana sekolah adalah milik bersama. Oleh karenanya, penyelenggaraan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat.
4. Kerjasama dengan penilik, Kepala Cabang Dinas (KCD) Penididikan, dan Komite
Sekolah setempat sebagai Pembina.

Apabila kita sudah melaksanakan kerja sama sebagaimana diuraikan diaras, tentunya
kita tidak akan merasa sendirian lagi dalam mendidik murid-murid di sekolah. Pihak
terkait lainnya di luar sekolah bukan lagi sebagai orang yang hanya “mengawasi” kita
dalam melakukakn kegiatan sehari-hari, tetapi sebagai partner (mitra) kita dalam
mendidik murid- murid di sekolah.
B. MEMBANGUN IKLIM KERJA SAMA
Dalam merencanakan kerja sama, langkah yang perlu dilakukan adalah mengetahui dan
mengidentifikasi potensi yang mungkin dapat digerakkan untuk kepentingan pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama
dengan pihak lain yang terkait.
1. Mengumpulkan Data Statistik dan Sumber Informasi
Kita perlu mendata sumber alam, tempat wisata, dan sumber yang berpotensi sebagai
sumber belajar, misalnya danau, kawah, gunung, sungai, laut, tempat bersejarah (situs)
dan sebagainya.
2. Melakukan Negosiasi
Kita dan kepala sekolah perlu mengatur langkah-langkah untuk melakukan negosiasi
agar mendapat dukungan.
3. Memberikan Peranan Nyata
Masyarakat perlu diberikan peranan nyata, misalnya menjadi tutor , atau narasumber di
berbagai bidang antara lain kesenian,olahraga, kesehatan, kerajinan, dan pertanian
4. Melaporkan Keadaan Sekolah
Pada saat-saat tertentu kita atau kepala sekolah dapat memberikan laporan kepala
desa/lurah atau masyarakat tentang keadaan sekolahnya.
5. Memberikan Tanda Penghargaan
Sekolah dapat memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berjasa terhadap
sekolah. Penghargaan seperti ini dapat berbentuk piagam atau piala atau lebih
sederhana lagi, misalnya mengumumkan kepada masyarakat ketika rapat sekolah.

C. MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN SEKOLAH DAN REKAN SEJAWAT


GURU
Pada bagian ini, kita akan diajak untuk bekerjasama dengan rekan sejawat guru. Perlu
disadari bahwa kita sebagai guru mem[unyai kelebihan dan kekurangan. Kerja sama ini
dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan.
Bagaimana caranya memanfaatkan sumber-sumber belajar ?
1. Memanfaatkan Rekan Sejawat dari Satu Sekolah Sebagai Sumber Belajar
2. Memilih Alternatif yang Paling Tepat dengan Mempertimbangkan Kebutuhan, Waktu,
Jadwal, dan Bahan yang Tersedia.
3. Memanfaatkan Rekan Sejawat Guru dari Sekolah Lain
Kerjasama antar guru dari sekolah berbeda merupakan faktor yang sangat penting,
misalnya untuk kepentingan berikut :
a. Berdiskusi dan tukar pengalaman untuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar
b. Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB)
c. Mengadakan Kegiatan Bersama
d. Saling Membantu dalam mengajar
e. Memanfaatkan Teman Guru dalam KKG
Hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan teman guru anggotan KKGg dalam
mengatasi kesulitan antara lain :
a. Anda harus sudah mengetahui permaslahan dan kesulitan anda tersebut jauh
sebelumnya, sehingga anda sudah siap untuk berdiskusi atau berdialog dalam forum
KKG
b. Anda tidak perlu khawatir atau malu oleh teman bahwa anda guru yang tidak mampu.
Kegiatan Belajar 2
SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Belajar mandiri merupakan salah satu prinsip dasar dalam PKR. Tanpa belajar
mandiri PKR tidak akan terlaksana secara efektif. Guru tidak mungkin ada pada satu kelas
secara terus menerus dan mengabaikab kelas lainnya. Oleh karena itu, agar PKR dapat
dilaksanakn secara efektif guru harus mampu menciptakab “kondisi” agar murid dapat belajar
mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi pembeljaran dengan perlengkapan dan
sumber belajar yang memadai.

A. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR


Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suatu suasana yang
mendorong murid dan guru unutk memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada.
Suasana tersebut adalah adanya persiapan alat/bahan sebagai sumber belajar dan
terciptanya lingkungn belajar untuk menunjang proses belajar mandiri. Ada 2 cara untuk
meningkatkan usaha yang sudah dirintis oleh sekolah:

1. Menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid untuk dapat


belajar mandiri. Usaha menciptakan lingkungan sekolah seperti itu dapat dilakukan
dengan melengkapi sekolah dengan berbagai sumber belajar
2. Memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk menunjang belajar
mandiri.

B. MELENGKAPI SEKOLAH DENGAN SUMBER BELAJAR


1. Mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan, daun-daun atau bunga-bunga, kemudian
dikeringkan dan disusun berdasarkan jenisnya.
2. Mengumpulkan berbagai jenis binatang (serangga), baik binatang darat datau binatang
air, kemudian dikeringkan dan disusun dalam satu lembar kertas manila dan diberi
identitas.
3. Mengumpulkan berbagai jenis biji-bijian, kemudian dikumpulkan oada gelas plastic
bekas sesuai dengan jenisnya dan disimpan dalam lemari
4. Mengumpulkan berbagai jenis batu-batuan, seperti batu padas, batu sungai, batu pasir
dll
5. Mengumpulkan barang-barang bekas
6. Mengupulkan uanglogam yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun lama sampai
dengan tahun terakhir
7. Guru bersama-sama murod membuat berbagai jenis alat peraga pelajaran yang dapat
digunkaan dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian. Semua koleksi ini setiap saat dapat digunakan sebagai sumber belajar
dan alat belajar sehingga apabila anda memerlukan semua bahan tersebut tinggal memilih
dan menggunakan saja.

C. CARA MENEGMBANGKAN PROGRAM KEBUN, KOLAM, DAN


PETERNAKAN SEKOLAH
Setiap sekolah dimanapun sekolah tersebut berada sangat mungkin untuk
mengembangkan kebun, kolam, dan peternakan sekolah atau sarana lainnya yang dapat
dijadikan sumber belajar di sekolah. Apalagi di daerah terpencil yang memiliki tanah yang
cukup luas.

D. MENGEMBANGKAN PUSAT SUMBER BELAJAR (PSB)


PSB yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah suatu tempat mealkukan berbagai
kegiatan belajar murid-murid. Oleh karena PSB merupakan tempat kegiatan belajar maka
PSB dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dan sumber belajar, seperti berikut :
1. Alat perlengkapan
Alat perlengkapan bisa berupa alat peraga, alat bantu belajar, alat praktik dan berbagai
benda atau barang
2. Sumber Belajar
Sumber belajar di sini berupa buku-buku pelajaran, majalah, Koran, herbarium,
insekrium, akuarium, tumbuhan dalam pot, binatang yang dipelihara dan sebagainya
3. Media elektronik
Sumber ini berupa kaset audio, kaset video, radio dan TV
Kegiatan Belajar 3
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Pada bagian ini diharapkan dapat mengondisikan kita untuk memanfaatkan


lingkunngan sekitas sekolah sebagai sumber belajar, memberikan tuntunan dalam mengaitkan
antara kurikulum dengan lingkungan sehari-hari, serta menvariasikan metode mengajar agar
tidak terjadi kebosanan. Ini penting karena guru berhadapan dengan muris dari berbagai jenis
latar belakang, tingkat kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda satu dama lain. Oleh karena
itu, dalam menggunakan sumber belajar, metode enyampaian dan berbagai pendekatan
lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan alat pembelajaran yang berguna untuk
memanfaatkan sumber lingkungan secara maksimal. LKM sudah banyak digunakan oleh
guru dalam pembeljaran, namun fungsinya tidak lebih dari alat tes yang berisi tes objektif.

A. MEMANFAATKAN PUSAT SUMBER BELAJAR


Dalam memanfaatkan PSB pun, LKM tetap memegang peranan penting. Contoh dalam
memanfaatkan PSB, LKM diarahkan untuk kegiatan berikut :
1. Mengembangkan keterampilan atau konsep
a. Kecermatan : menggunting, merekat, memasang, membuat percobaan
(mengamati, membuat diagram) dan mengadakan simulasi
b. Penerapan konsep : memasukkan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan,
mendaftarkan, mengelompokkan, memasangkan, menuliskan, menempatkakn atau
memberi nama, membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekonstruksi,
menemukan, dan memutuskan.
2. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil peaktikum, laporan, dan
hasil karya lainnya di suatu tempat dimana murid lainnnya dapat belajar dengan cara
belajar mandiri
3. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga beik guru maupun murid
dapatmenghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.

B. LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR


Pada bagian in akan dibahas tentang lingkungan dalam arti luas yaitu meliputi 2 hal,
yaitu lingkungan alam dan lingkungan social budaya. Lingkungan alam berkaitan dengan
sumber-sumber alami, antara lain laut, gunung, sawah, kolam, hutan, lembah, danau, dan
sumber lainnya. Sedangkan lingkungan social budaya berkaitan, antaar lain dengan
kehidupan kemasyarakatan, keagamaan, kenengaraan, kebudayaan, adat istiadat, politik,
ekonomi, dan lain-lain. Ke dalam lingkungan social budaya ini dimasukkan pula tentang
lembaga-lembaganya, seperti lembaga, adat, pemerintahan, budaya, dan seterusnya.
Manfaat yang diperoleh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber adalah :
1. Murid-murid dapat melihat secara langusng benda-benda yang berkaitan dengan
mata pelajaran di sekolahnya
2. Murid dapat membutikkan dan menerapkan teori atau konsep yang pernah didapat
di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari
3. Menanamkan sikap untuk menyayangi lingkungan sekitar.
Sebagai pedoman bagi anda dalam menggunakan laboratorium raksasa ini, perlu
dilakukan langkah-langkah, seperti berikut :
1. Mengidentifikasi Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajat adalah berikut ini :
a. Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan)
b. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan)
c. Tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan)
d. Berkaitan denganmateri yang diajarkan di sekolah (kesesuaian)

2. Memanfaatkan Sumber Tersebut Untuk Kepentingan Belajar Murid-murid


Dalam melaksanakan pemanfaatkan sumber-sumber lingkungan tersebut, ada beberapa
langkah yang harus anda lakukan, yaitu berikut ini :
a. Anda membuka kembali daftar materi pada format 1 dan format 2, untuk melihat
topic dan materi yang akan diberikan dengan menggunakan berbagai sumber
lingkungan.
b. Mempersiapkan kunjungan ke sumber belajar tersebut, yaitu :
1) Menentukan jadwal (kapan, dan berapa lama)
2) Menyiapkan lembar kerja murid (LKM), merupakan pedoman atau petunjuk bagi
murid dalam melakukan pengamatan, dan pengumpulan data
3) Mempersiapkan pembekalan, misalnya alat, bahan dan konsumsi
c. Memberikan petunjuk tentang tata tertib selama melakukan kunjungan atau
pengumpulan data
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan selama dalam kunjungan
e. Memberikan pengawasan penuh kepda murid-murid baik di perjalanan maupun
ditempat tujuan
f. Memberikan petunjuk cara membuat laporan hasil kunjungan,
dan cara menyampaikannya dalam kelas.
g. Menata kelompok belajar untuk mempresentasikan hasil laporan.

3. Masyarakat sebagai sumber


Hal yang perlu dibedakan antara tutor dengan narasumber adalah keikutsertaannya
dalam proses pembelajaran. Tutor (tutor tamu) adalah orang yang memiliki keahlian di
bidang tertentu dan biasanya karena pengalamannya. Oleh karena ia adlah tutor maka ia
akan langsung terlibat dalam proses pembelajaran misalnya memberi penjelasan, melatih,
memberi petunjuk cara mengerjakannnya, dan sudah pasti ia berhadapab langsung dengan
murid di sekolah atau di tempat lain yang telah ditentukan.
Sedangkan narasumber tidak terlibat langusng dalam proses pembelajaran, ia hanya
merupakan sumber informasi yang sewaktu-waktu atau pada saat tertentu diminta
keterangannya. Oleh karena itu, tidak selalu berhadapan langsung dengan murid dan
terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Narasumber bisa menjadi sumber bagi guru
dan muris, sedangkan tutor hanya untuk murid.
RESUME MODUL 5
PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)

KEGIATAN BELAJAR 1
ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara
umum di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status
dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi ) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun
1994 untuk jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994.
Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing –
masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun
1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam
wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan
ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas
No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara
bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari
Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan
Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Kelompok Mata Pelajaran
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku pengelompokan mata
pelajaran sebagai berikut:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan”. Hal ini mengandung makna bahwa
pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan
kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang
serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum,muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.” Hal ini mengandung makna bahwa antarsubstansi kurikulum
dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum
dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai
wahana pendidikan untuk engakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran
dan prakatek dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.” Hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum harus bersifat fungsional, dalam pengertian
hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang
pendidikan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus menjadi wahana
pengembangan kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh
semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.” Hal ini mengandung makna bahwa isi dan proses kurikulum harus
memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus menerus.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan
sebagai wahana pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman
untuk membangunpersatuan Indonesia.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada
potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan
peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan
kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan”. Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum
yang memungkinkan peserta didik mencapai kualitas proses dan hasil belajar
dalam suatu keutuhan pilar belajar.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta
didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik
yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.” Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan
peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai dengan
kecepatan belajarnya masing- masing.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana
hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai,
akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia mangun
karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di
tengah membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan)”Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum
yangmemungkinkan peserta didikmembangun budaya belajar mandiri,kreatif dan
mewarisi keteladanan.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di
masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan
sumberbelajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional menuntut
terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapaiketuntasan
kompetensi secara optimal dengan memanfaatkan keanekaragaman proses, dan
sumber yang tersedia dalam lingkunganterbuka.
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan
denganmendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan
daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajiansecara
optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananyakurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif dengan memanfaatkan
semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen
kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai
antarkelas dan jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional
menuntut terlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.

4. Struktur Kurikulum SD/MI


Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai
Kelas I sampai dengan Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman
pada ketentuansebagai berikut :
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan
diri seperti tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan
“IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik,
sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA RENCANA


PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari
kata instruction yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksional merupakan serapan dari kata
instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah
pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran. Prosedur dasar
pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975
istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sebagai suatu
prosedur disain instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana
atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional
dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis
lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-
unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian
hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006, pembelajaran
terkait pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut
seharusnya dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang
bersifat umum. Dalam uraian ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang
menerapkan pendekatan sistem yang berangkat dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan
paradigma kurikulum berbasis kompetensi.
KEGIATAN BELAJAR 2
PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR DAN
KEGIATAN KELAS RANGKAP

Perencanaan kelas rangkap (PKR) tentunya berbeda banyak hal dengan perencanaan
pembelajaran kelastunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang
guru harus melayani kelompok murid yang beraneka ragam (segi usia ,kemampuan,
hubungan social, gaya belajar,dan unjuk kerjanya)..Dalam membuat perencanaan
pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru harus melakukan serangkaian kegiatan,
antara lain:
1. Menggunakan standar isi untuk mengembangkan indikator pengalaman belajar
2. Merumuskan indikator atas dasar analisis muatan kompetensi dasar
3. Merumuskan kegiatan pembelajaran kelas rangkap
4. Memilih sumber dan media belajar untuk mendukung kelas rangkap

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP


Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui
standar isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingkatan tiap kelas jika
kita akan melakukan PKR untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan kelas
berbeda maka pengembangan standar isi dan penjabaran muatan moral yang akan kita buat
rumusan pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di kaji penjabarannya untuk
tingkatan kelas yang berbeda sesuai intruksionalnya sehingga tersusunlah pengalaman
belajar yang kita bias terapkan pada tingkat-tingkatan kelas. Ada beberapaprinsipteoris
yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic pembelajran dalam PKR yaitu:
1. Berorientasi kepada tujuan
2. Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3. Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4. Layak sarana pendukung
5. Tidak bersifat di paksakan

B. CARA MEMILIH SUBTANSI BELAJAR


Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai ada syarat-syarat yang harus di
perhatikan antara lain:
1. Mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indicator
2. Berkaitan erat dengan materi sebelumnya
3. Di dukung sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat disediakan
4. Sesuai dengan perkembangan mental murid
5. Menjadi dasar bagi studi lebih lanjut

C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR


Yang di maksud rancangan disain dalam kegiatan pembelajaran adalah kerangka berpikir
yang melakukan bentuk penataan interaksi (model pembelajaran) guru murid sumber
belajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Ada model dasar pembelajaran yang
mengaitkan seluruh model (model weil murphy dan Mcgreal:1986) model dasrinime
miliki lima langkah sebagai berikut:
1. Orientasi atau pendahuluan (guru menetapkan tujuan,langkah dan materi)
2. Pengembangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan,mendemontrasikan
model dan mengecek pengertian murid )
3. Latihan terstruktur (Guru memandu kegiatan kelompok murid, dan memberi balikan
kepada murid, dan murid memberi tanggapan)
4. Latihan terbimbing (Murid-murid berlatih memehami konsep baru atau keterampilan,
guru memantaunya, dan selanjutnya murid-murid berlatih lebih lanjut di luar kelas)
5. Latihan bebas atau mandiri ( Guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar
kelas dan murid melanjutkan latihan mandiri)

D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti kaset audio dan
siaran radio, bahan dan alat visual seperti siaran tv, gambar, dan diagram, benda tiruan dan
benda sesungguhnya.
Kehadiran media dalam pembelajaran mengandung manfaat dalam membantu murid untuk
belajar. Dalam pelaksanaan PKR terutama di SD yang kecil dan memiliki banyak
kekurangan dalam sarana belajar, pemilihan media haruslah sesuai dengan lingkungan dan
tepat guna. Layak lingkungan artinya madia yang terpakai itu tersedia di lingkungan
sekitar. Tepat guna artinya meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi
persyaratan ideal tapi masih tetap berfungsi membantu murid untuk belajar.

KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. CARA PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR


1. Mengecek Keterlaksanaan Jadwal
PKR Yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya anda sadar dan siap betul
kapan, di kelas mana, dan materi pembelajaran mana yang AKn diajarkan di kelas –
kelas yang di rangkap PKR Yang baik tidak bias dilaksanakan incidental artinya
sewaktu-waktu karena situasi.
2. Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di kelas-kelas yang dirangkap
Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja
yang akan dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan kegiatan-kegiatan apa pula yang
diharapkan dapat dilakukan oleh murid.
3. Mencatat Materi Pembelajaran yang tidak sempat diajarkan
Contohnya misalnya anda mendadak mendapat tugas lain, atau terjadi banjir atau
kejadian lain.
4. Mencatat Kegiatan Yang Tertunda,
5. Mencatat Tugas-Tugas Yang Harus Di Berikan Kepada Murid Hari Minggu
Berikutnya,
6. Mencatat Pertanyaan Murid Yang Belum Sempat Terjawab,
7. Mencatat Murid-Murid Yang Belum Banyak Terlibat Secara Baktif Dalam Belajar,
8. Menulis Hal-Hal Yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR,
9. Mencatat Hal-Hal Yang Memuaskan Dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam
PKR,
10. Mengapa harus mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain,

B. BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR


MURID DALAM MEMPERBAIKI PKR
Selama ini tentu anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal- hal yang
tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda memanfaatkan nilai ulangan murid untuk
memperbaiki PKR ? misalnya anda melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas
III Cendrung mendapat nilai baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu
ruangan tanpa penyekat atau pemisah ruangan.

RESUME MODUL 6
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN
DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)

Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
PERSEORANGAN

A. Pengertian
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah bentuk mengajar yang
memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil dan
atau siswa- siswa yang belajar perseorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan
antar pribadi yang akrab antara guru, siswa, kesematan siswa untuk belajar sesuai dengan
minat dan kemampuan, adanya bantuan dari guru, serta mungkinnya keterlibatan siswa
dalam perencanaan pembelajarannya. Setiap kelompok dan perseorangan mempunyai
kesempatan untuk bertatap muka dengan guru.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan ditandai oleh hal berikut:
1. Adanya hubungan antar pribadi yang sehat antara guru dan siswa serta antara siswa
dengan siswa.
2. Siswa berkesempatan belajar sesuai minat, cara dan kecepatan sendiri.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya
4. Siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara belajar, alat yang akan digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai.

B. Rasional
Bentuk pengajaran kelompok kecil dan perseorangan perlu diterapkan dalam pembelajaran
karena
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda- beda.
2. Menumbuhkan hubungan antar pribadi yang sehat antar guru dengan siswa, siswa dg
siswa.
3. Memungkinkan siswa belajar dari temannya atau dengan mengajar temannya.
4. Melibatkan siswa lebih efektif, serta membentuk kebiasaan bekerja sama
dan bertanggungjawab dalam kegiatan belajarnya.
5. Mempunyai tanggungjawab belajar yang lebih besar.

Seorang guru yang mengajar kelas rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk
pengajaran kelompok kecil atau perseorangan karena ia harus menangani lebih dari satu
kelas, tidak mungkin menerapkan klasikal secara terus menerus. Oleh karena itu guru
yang merangkap harus menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan. Alasan lain pentingnya kemampuan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan bagi guru PKR adalah hakikat atau prinsip PKR yaitu :
1. Keserempakan kegiatan belajar mengajar
2. Kadar tinggi WKA (Waktu Kegiatan Akademik)
3. Kontak Psikologis guru siswa secara berkelanjutan.
4. Pemanfaatan sumber belajar secara efisien
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan, guru dituntut tampil mengelola
kelompok dan perseorangan secara serempak. Keserempakan dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan salah satu ciri khas dari pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan. Disamping kemampuan guru dalam melakukan pendekatan secara pribadi,
mendorong dan memudahkan belajar, serta mengorganisasikan kegiatan. Semua ini sesuai
dengan hakikat PKP.

C. Variasi Pengorganisasian
Bagi seorang PKR, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan
variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari perasaan jenuh dan
membosankan. Varisai pengorganisasian mencakup penggunaan pola interaksi multiarah
artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid . variasi
pengorgaisasan mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang dan variasi pemanfaatan
sumber belajar.
1. Variasi pengelompokan siswa
Pengelompokan siswa berdasarkan kelas, kemampuan dan kebutuhan pembelajaran.
2. Variasi penataan ruang
Hal ini tempat duduk murid diatur atas dasar kemudahan guru dalam mengelola
secara bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut.
3. Variasi peanfaatan sumber belajar
Berbagai sumber belajar sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam pembelajaran
rangkap, sehingga gairah dan motivasi belajar siswa tetap terjaga.

D. Hal- hal yang perlu diperhatikan


Dalam menerapkan keterapilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan , tidak semua
harus doajarkan, tetapi harus memperhatikan rambu- rambu berikut ini:
1. Dalam mengajarkan hal- hal yang bersifat umum, seperti pengarahan, penjelasan
umum atau hal- hal yang berupa informasi, sebaiknya diberikan dalam bentuk interaksi
klasikal (kelas besar)
2. Dalam pembelajaran kelompok, langkah pertama yang harus dikerjakan guru adalah
mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan serta waktu yang diperlukan.
3. Kegiatan kelompok kecil yang efektif harus diakhiri dengan kulminasi (puncak
kegiatan), yang dapat berupa laporan, rangkuman, pajangan, pemantapan atau
sejenisnya, yang memungkinkan siswa saling belajar.
4. Dalam pembelajaran perseorangan, guru perlu mengenal siswa secara pribadi hingga
kondisi belajar dapat diatur dengan cepat.
5. Kegiatan dalam pembelajaran perseorangan dapat berupa bekerja bebas dengan bahan
atau petunjuk yang telah disiapkan guru dalam belajar mandiri sesuai jadwal kegiatan.

Belajar perseorangan dapat dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan


klasikal atau berakhir dengan supervise langsug dari guru.
Kegiatan Belajar 2
KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
PERORANGAN

A. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi


Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan mempunyai syarat terjadi hubungan yang
akrab dan sehat antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa, perilaku yang
dapat ditunjukkan untuk mejalin hubungan tersebut antara lain :
1. Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan prilaku siswa
2. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa
3. Memberikan respons positif terhadap buah pikiran siswa
4. Membangun hubungan saling mempercayai antara guru dan siswa dengan cara verbal
5. Menunjukan kesiapkan untuk membantu siswa tanpa kecendrungan untuk
mendominasi tugas siswa.
6. Menerima prasaan siswa dengan penuh keterbukaan dan pengertian
7. Berusaha mengendalikan situasi

B. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan


Dalam mengajar kelas rangkap, guru harus mengatur dan memantau kegiatan siswa dari
awal sampai akhir. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan:
1. Memberi orientasi umum tentang tujuan, tugas, cara kerja waktu, tempat kerja dan
sebagainya sebelum kegiatan dimulai
2. Memvariasikan kegiatan seperti observasi, diskusi, membuat kerajinan
3. Membentuk kelompok yang tepat
4. Mengkoordinasikan kegiatan dengan melihat kemajuan siswa dari awal sampai akhir
5. Membagi-bagi perhatian pada tugas dan kebutuhan siswa
6. Mengakhiri kegiatan dengan memajang hasil karya siswa, menanggapi hasil kerja
kelompok.
C. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Agar siswa mudah belajar, guru harus menguasai keterampilan agar dapat membimbing
siswa. Keterampilan yang harus dikuasai guru, yaitu:
1. Memberikan penguatan secara tepat sehingga siswa terdorong untuk berlajar lebih
baik
2. Melakukan supervisi proses awal
3. Melakukan supervisi proses lanjut
4. Mengadakan supervisi pemaduan

D. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran


1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar
2. Merencanakan kegiatan pembelajaran
3. Bertindak atau berperan sebagai penasehan bagi siswa, jika diperlukan.
4. Membantu siswa menilai pencapaian atau kemajuannya
Kegiatan Belajar 3
PENERAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN
PERSEORANGAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. Contoh Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perseorangan


Dalam PKR
Berikut contoh pembelajaran kelas rangkap yang yang dikelola oleh pak Gutara dengan
beruaya menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam
pembelajarannya pak Gutara tentunya berupaya agar komonen-komponen dan prinsip-
prinsip keteramilan mengajar kelompok kecil dan peroranagan itu muncul.
Pak Gutara mengajar kelas rangkap yaitu kelas 4 dan 5 dengan pelajaran Bahasa
Indonesia, berikut rincian kegiatan yang dibuat untuk dua jam pelajaran (80 menit) :
No. Waktu Kegiatan, Materi, dan Posisi Guru
Kelas 4 Kelas 5
1. 5 Menit Berkumpul di ruang kelas 5 Bersama dengan kelas 4
mendengarkan arahan guru
(orientasi) tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
2. 10 Menit Mengamati benda-benda Membaca cerita dari buku
yang ada di halaman pelajaran yang
sekolah dibawa
3. 25 Menit Menulis laporan hasil Tanya jawab tentang isi cerita
Pengamatan secara dibimbing oleh guru
kelompok dan individual
4. 30 Menit Melaporkan hasil Mengubah cerita menjadi bentuk
pengamatan dan memberi lain sesuai dengan pilihan
tanggapan atas laporan kelompok, misalnya puisi, cerita
kelompok/individual bergambar, atau karikatur
(dipimpin oleh guru) (kelas dibagi menjadi 4 kelompok)
5. 10 Menit Kelas 4 bergabung dengan Menyajikan hasil gubahan
kelas 5, menyaksikan salah (1kelompok saja). setelah selesai
satu hasil kerja kelomok guru meminta anak- anak
kelas 5 dan memberi memperbaiki hasil kerjanya di
komentar rumah

B. Mengidentifikasi Kemunculan Komponen-Komponen KeterampilanMengajar


Kelompok Kecil dan Perseorangan
Untuk menemukan atau menidentifikasi komponen keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan berikut format yang digunakan:
Komponen Kemunculan Contoh
Ya Tidak /Komentar
A. Mengadakan pendekatan secara
pribadi
1. Menunjukkan kehangatan dan
kepekaan
2. Mendengarkan secara simpatik
3. Memberikan respon secara positif
4. Membangun hubungan saling
mempercayai
5. Menunjukkan kesiapan membantu
siswa
6. Menerima perasaan siswa
7. Mengendalikan situasi
B. Mengorganisasikan kegiatan
1. Memberi oeientasi umum
2. Memvariasikan kegiatan
3. Membentuk kelompok
4. Menorganisasikan kegiatan
5. Membagi perhatian
6. Menakhiri kegiatan dengan
kulminasi
C. Membimbing dan memudahkan
belajar
1. Memberikan penguatan
2. Melakukan supervisi proses awal
3. Melakukan supervisi proses lanjut
4. Melakukan supervisi proses
pemaduan
D. Keterampilan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran
1. Membantu siswa menetapkan
tujuan belajar
2. Merencanakan pembelajaran
3. Bertindak sebagai penasihat
4. Membantu siswa menilai hasil
belajarnya sendiri

C. Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Contoh PKR


Untuk melakukan analisis ini, aspek yang kita jadikan pegangan adalah prinsip- prinsip
PKR, yakni :
1. Keserempakan berlangsungnya pembelajaran. Prinsip ini mensyaratkan bahwa
pembelajaran di kelas- kelas yang dirangkap berlangsung secara serempak
2. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA). Selama berlangsungnya PKR, semua
siswa harus aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna dengan melakukan
berbagai kegiatan.
3. Kontak psikologis guru-murid secara berkelanjutan
4. Pemanfaatan sumber secara efisien
Selain itu contoh PKR Kekuatan dan kelemahan dapat dianalisis dengan mengacu
kepada kemunculan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam
mewujudkan prinsip-prinsip tersebut serta kriteria pembelajaran yg efektif.
Penerapan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam PKR hanya
akan berhasil, jika guru menguasai dengan benar ketrampilan tersebut serta menguasai
prinsip-prinsip PKR. Latihan yang bertahap dan sistematis akan memungkinkan guru
mampu menerapkannya secara benar dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai