Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Halaman
KelompokMatematika

PERBANDINGAN SEGIEMPAT LAMBERT PADA GEOMETRI EUCLID DAN NON-EUCLID 1-6


Anggun Novita Sari, Muslim Ansori dan Agus Sutrisno

RuangTopologi , , , , 7-14
Anwar Sidik, Muslim Ansori dan Amanto

PENERAPAN GRAF DEBRUIJN PADA KONSTRUKSI GRAF EULERIAN 15-21


FazrieMulia , Wamiliana , dan Fitriani

REPRESENTASI OPERATOR HILBERT SCHMIDT PADA RUANG BARISAN 22-27


Herlisa Anggraini , Muslim Ansori, Amanto

ANALISIS APROKSIMASI FUNGSI DENGAN METODE MINIMUM NORM PADA RUANG 28-33
HILBERT C[a, b] (STUDI KASUS : FUNGSI POLINOM DAN FUNGSI RASIONAL)
Ida Safitri, Amanto, dan Agus Sutrisno

AlgoritmaUntukMencariGrupAutomorfismaPada Graf Circulant 34-37


Vebriyan Agung , Ahmad Faisol, Amanto

KEISOMORFISMAAN GEOMETRI AFFIN 38-41


Pratiwi Handayani, Muslim Ansori, Dorrah Aziz

METODE PENGUKURAN SUDUT MES SEBAGAI KEBIJAKAN PENENTUAN 1 SYAWAL 42-44


Mardiyah Hayati , Tiryono, dan Dorrah

KE-ISOMORFISMAAN GEOMETRI INSIDENSI 45-47


Marlina , Muslim Ansori dan Dorrah Aziz

TRANSFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN 48-53


Nur Rohmah, Muslim Ansori dan Amanto

KAJIAN ANALITIK GEOMETRI PADA GERAK MEKANIK POLISI TIDUR (POLDUR) UNTUK 54-56
PENGGERAK DINAMO
Nurul Hidayah Marfiatin, Tiryono Ruby dan Agus Sutrisno

INTEGRAL RIEMAAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR 57-63


Pita Rini, Dorrah Aziz, dan Amanto

ISOMORFISME BENTUK-BENTUK GRAF WRAPPED BUTTERFLY NETWORKS DAN GRAF 64-71


CYCLIC-CUBES
Ririn Septiana, Wamiliana, dan Fitriani

Ring Armendariz 72-77


Tri Handono, Ahmad Faisol dan Fitriani

PERKALIAN DAN AKAR KUADRAT UNTUK OPERATORSELF-ADJOINT 78-81


Yuli Kartika, Muslim Ansori, Fitriani

Kelompok Statistika

APROKSIMASI DISTRIBUSIT-STUDENTTERHADAP GENERALIZED LAMBDA 82-85


DISTRIBUTION (GLD) BERDASARKAN EMPAT MOMEN PERTAMANYA
Eflin Marsinta Uli, Warsono, dan Widiarti

ANALISIS CADANGAN ASURANSI DENGAN METODE ZILLMER DAN NEW JERSEY 86-93
Eva fitrilia, Rudi Ruswandi, dan Widiarti

PENDEKATAN DIDTRIBUSI GAMMATERHADAP GENERALIZED LAMBDA DISTRIBUTION 94-97


(GLD)BERDASARKAN EMPAT MOMEN PERTAMANYA
Jihan Trimita Sari T, Warsono, dan Widiarti

PERBANDINGAN ANALISIS RAGAM KLASIFIKASI SATU ARAH METODE KONVENSIONAL 98-103


DENGAN METODE ANOM
Latusiania Oktamia, Netti Herawati, Eri Setiawan

PENDUGAAN PARAMETER MODEL POISSON-GAMMA MENGGUNAKAN ALGORITMA EM 104-109


(EXPECTATION MAXIMIZATION)
Nurashri Partasiwi, Dian Kurniasari dan Widiarti

KAJIAN CADANGAN ASURANSIDENGAN METODE ZILLMER DAN METODE KANADA 110-115


RozaZelvia, Rudi Ruswandi dan Widiarti

ANALISIS KOMPONEN RAGAM DATA HILANG PADA RANCANGAN CROSS-OVER 116-121


Sorta Sundy H. S, Mustofa Usman dan Dian Kurniasari

PENDEKATAN DISTRIBUSI GOMPERTZ PADA CADANGAN ASURANSI JIWA UNTUK METODE 122-126
ZILLMER DAN ILLINOIS
Mahfuz Hudori, Rudi Ruswandi dan Widiarti

KAJIAN RELATIF BIASMETODE ONE-STAGE DAN TWO-STAGE CLUSTER SAMPLING 127-130


Rohman, Dian Kurniasar dan Widiarti

PERBANDINGAN UJI HOMOGENITAS RAGAM KLASIFIKASI SATU ARAH METODE 131-136


KONVENSIONAL DENGAN METODE ANOMV
Tika Wahyuni, Netti Herawati dan Eri Setiawan

PENDEKATAN DISTRIBUSI KHI-KUADRAT TERHADAP GENERALIZED LAMBDA 137-140


DISTRIBUTION (GLD) BERDASARKAN EMPAT MOMEN PERTAMANYA
Tiyas Yulita , Warsono dan Dian Kurniasari

Kelompok Kimia

TRANSESTERIFIKASI MINYAK SAWIT DENGAN METANOL DAN KATALIS HETEROGEN 141-147


BERBASIS SILIKA SEKAM PADI (MgO-SiO2)
EviRawati Sijabat, Wasinton Simanjuntak dan Kamisah D. Pandiangan

EFEK PENAMBAHAN SENYAWA EKSTRAK DAUN BELIMBING SEBAGAI INHIBITOR KERAK 148-153
KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN METODE UNSEEDED EXPERIMENT
Miftasani, Suharso dan Buhani

EFEK PENAMBAHAN SENYAWA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH SEBAGAI INHIBITOR 154-160
KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN METODE SEEDED EXPERIMENT
PutriFebriani Puspita, Suharso dan Buhani

IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DARI KULIT BUAH ASAM KERANJI (Dalium indum) 161-168
SEBAGAI INHIBITORKOROSIBAJA LUNAK
Dewi Kartika Sari, Ilim Wasinton dan Simanjuntak

TransesterifikasiMinyakSawitdenganMetanoldanKatalisHeterogenBerbasis 169-175
SilikaSekamPadi(TiO2/SiO2)
Wanti Simanjuntak, Kamisah D. Pandiangan dan Wasinton Simanjuntak

UJI PENDAHULUAN HIDROLISIS ONGGOK UNTUK MENGHASILKAN GULA REDUKSI 176-182


DENGAN BANTUAN ULTRASONIKASI SEBAGAI PRAPERLAKUAN
Juwita Ratna Sari dan Wasinton Simanjuntak

STUDI FORMULASI PATI SORGUM-GELATIN DAN KONSENTRASI PLASTICIZER DALAM 183-190


SINTESA BIOPLASTIK SERTA UJI BIODEGRADABLE DENGAN METODE FISIK
Yesti Harryzona dan Yuli Darni

KelompokFisika

Pengaruh Variasi Suhu Pemanasan Dengan Pendinginan Secara Lambat Terhadap Uji 191-195
Bending Dan Struktur Mikro Pada Baja Pegas Daun AISI 5140
Adelina S.E Sianturi, Ediman Ginting dan Pulung Karo-Karo

PengaruhKadarCaCO3terhadapPembentukanFaseBahanSuperkonduktorBSCCO-2212 196-201
denganDopingPb (BPSCCO-2212)
Ameilda Larasati, Suprihatin dan Ediman GintingSuka

Variasi Kadar CaCO3dalamPembentukanFaseBahanSuperkonduktor BSCCO-2223 dengan 202-207


Doping Pb (BPSCCO-2223)
Fitri Afriani, Suprihatin dan Ediman Ginting Suka

Sintesis Bahan Superkonduktor BSCCO-2223 Tanpa Doping Pb Pada Berbagai Kadar CaCO3 208-212
Heni Handayani, Suprihatin dan Ediman Ginting Suka

Pengaruh Variasi Waktu Penarikan dalam Pembuatan Lapisan Tipis TiO2 dengan Metode 213-218
Pelapisan Celup
Dian Yulia Sari dan Posman Manurung

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Karakteristik Struktur dan Mikrostruktur Komposit 219-225
Aluminosilikat 3Al2O3.2SiO2 Berbahan Dasar Silika Sekam Padi
Fissilla Venia Wiranti dan Simon Sembiring

Sintesisdan KarakterisasiTitaniaSilikadenganMetode Sol Gel 226-230


Revy Susi Maryanti dan Posman Manurung

Uji Fotokatalis Bahan TiO2 yang ditambahdengan SiO2padaZatWarnaMetilenBiru 231- 236


Violina Sitorus dan Posman Manurung

KARAKTERISTIK STRUKTUR DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT B2O3-SiO2 BERBASIS 237-241


SILIKA SEKAM PADI DENGAN VARIASI SUHU KALSINASI
Nur Hasanah, Suprihatin, dan Simon Sembiring

RANCANG BANGUN DAN ANALISIS ALAT UKUR MASSA JENIS ZAT CAIR BERBASIS 242-247
MIKROKONTROLER ATMega8535
Prawoto, Arif Surtono, dan Gurum Ahmad Pauzi

ANALISIS BAWAH PERMUKAAN KELURAHAN TRIKORA KABUPATEN NGADA NTT 248-250


MENGGUNAKAN METODE GPR (Ground Penetrating Radar) DAN GEOLISTRIK
R. Wulandari, Rustadi dan A. Zaenudin

Analisis Fungsionalitas Na2CO3 Berbasis CO2 Hasil Pembakara Tempurung Kelapa 251-256
RizkySastia Ningrum, Simon Sembiring dan Wasinton Simanjuntak
PERBANDINGAN SEGIEMPAT LAMBERT
PADA GEOMETRI EUCLID DAN NON-EUCLID
Anggun Novita Sari

Jurusan Matematika FMIPA


Universitas Lampung

ABSTRAK

Geometri Euclid adalah geometri yang pertama kali muncul yang dibuat oleh seorang matematikawan
Yunani bernama Euclides. Geometri non-Euclid lahir dikarenakan kelemahan postulat kesejajaran Euclid.
Sebuah segiempat Lambert adalah segiempat yang memiliki tiga sudut siku-siku, yang tercipta atas
pemikiran Johann Lambert untuk penyempurnaan Segiempat Saccheri . Dari hasil penelitian diperoleh
pada geometri Euclid bahwa sudut keempat dari Segiempat Lambert adalah siku-siku dengan sisi atas
sama panjang dengan sisi alas. Sudut keempat dari Segiempat Lambert adalah lancip dengan sisi atas
lebih panjang dari sisi alas pada geometri Lobachevsky. Sudut keempat dari Segiempat Lambert adalah
tumpul dengan sisi atas lebih pendek dari sisi alas pada geometri Riemann. Akibatnya, empat persegi
panjang hanya ada dalam geometri Euclid.

Kata kunci : Segiempat Lambert , Geometri Euclid , Geometri Lobachevsky, Geometri Riemann

1. PENDAHULUAN
Geometri Euclid (geometri Parabolik) adalah 2. Garis, dilambangkan dengan ⃖ሬ ‫ܤܣ‬ሬ

ሬ⃗ adalah
geometri yang pertama kali muncul yang dibuat panjang yang tidak mempunyai lebar maupun
oleh seorang matematikawan Yunani bernama ketebalan. Suatu garis bisa lurus, melengkung
Euclid. Geometri non-Euclid lahir setelah maupun kombinasi keduanya
terpecahkannya permasalahan postulat 3. Bidang adalah unsur yang memiliki panjang
kesejajaran Euclid oleh Bolyai dan Lobachevsky. dan lebar, tapi tidak mempunyai ketebalan.
Geometri non-Euclid diantaranya adalah geometri Bidang adalah suatu permukaan dimana suatu
Lobachevsky (geometri Hiperbolik) dan geometri garis yang menghubungkan dua titik pada
Riemann (geometri Eliptik). permukaan tersebut secara keseluruhan akan
terletak pada permukaan tersebut [6].
Dalam geometri Euclid dan non-Euclid, terdapat
segiempat yang besar sudutnya bergantung pada Dengan menggunakan unsur-unsur tak terdefinisi
geometri mana ia berada. Segiempat tersebut tersebut, dapat dibentuk bangun datar seperti
adalah segiempat Saccheri dan segiempat segitiga dan segiempat. Segitiga adalah segi yang
Lambert. Menurut Rawuh [6], suatu segiempat terbentuk oleh tiga segmen yang ditentukan oleh
ABCD dinamakan segiempat Saccheri apabila tiga titik yang tidak segaris, ketiga segmen
kaki ‫ ܥܤ‬ൌ ‫ ܦܣ‬dan apabila sudut alas ‫ ܤܣܦס‬ൌ tersebut disebut sisi, dan ketiga titik sudut
‫ ܥܤܣס‬dengan ‫ = )ܤܣܦס(ݑ‬90଴. tersebut disebut titik sudut [3].
Dua segitiga dikatakan kongruen jika :
Pada geometri Euclid besar dua sudut atas 1. Dua sisi dan satu sudut yang bersesuaian
segiempat Saccheri adalah siku-siku, pada pada kedua segitiga kongruen (S, Sd, S).
geometri Lobachevsky dua sudut atasnya adalah 2. Dua sudut dan satu sisi yang bersesuaian
sudut lancip, sedangkan pada geometri Riemann pada kedua segitiga kongruen (Sd, S, Sd).
dua sudut atasnya adalah tumpul. 3. Ketiga sisi yang bersesuaian pada kedua
segitiga kongruen (S, S, S) [6].
Johann Lambert memberi suatu gagasan untuk
menyempurnakan hasil pemikiran Giovanni Geometri Euclid memiliki postulat kesejajaran
Saccheri mengenai segiempat Saccheri, inilah yang berbunyi “Melalui sebuah titik di luar sebuah
awal dari terciptanya segiempat Lambert. garis dapat ditarik hanya sebuah garis lurus lain
yang sejajar dengan garis pertama”. Berdasarkan
2.1. GEOMETRI EUCLID postulat kesejajaran tersebut, ditentukan bahwa
Untuk menyusun geometrinya, Euclides jumlah ukuran sudut dalam suatu segitiga sama
0
memulainya dengan membuat pernyataan dengan 180 . Oleh karenanya, jumlah ukuran
0
mengenai unsur-unsur yang tak terdefinisi, yaitu: sudut dalam suatu segiempat adalah 360 , dan
1. Titik, adalah unsur yang tidak memiliki sudut-sudut puncak dari segiempat Saccheri
0
panjang, lebar maupun ketebalan. adalah sama dan siku-siku (90 ) [1].
Karena postulat kelima (postulat kesejajaran) Teorema ini mengakibatkan suatu segiempat
Euclid dianggap lemah, maka beberapa ilmuwan dalam Geometri Lobachevsky memiliki jumlah
mencoba membuktikan kebenarannya, dan 0
sudut dalam kurang dari 360 dan sudut-sudut
akhirnya menimbulkan pemikiran menciptakan
puncak Segiempat Saccheri adalah sama dan
geometri non-Euclid, yaitu Geometri Lobachevsky
dan Geometri Riemann. lancip [8].

2.2. GEOMETRI LOBACHEVSKY 2.3. GEOMETRI RIEMANN


Geometri Lobachevsky berbeda dengan Geometri Seperti halya Geometri Lobachevsky, Geometri
Euclid hanya pada postulat kesejajarannya. Riemann berbeda dengan Geometri Euclid hanya
Postulat kesejajaran Lobachevsky berbunyi “jika pada postulat kesejajarannya. Postulat
sebuah titik terletak tidak pada suatu garis, maka kesejajaran Riemann berbunyi “tidak ada garis-
terdapat paling sedikit dua garis yang dapat ditarik garis yang sejajar dengan garis lain” [2]. Dengan
melalui titik itu serta sejajar dengan garis tadi” [5]. kata lain, dalam Geometri Riemann tidak ada
garis yang sejajar, melainkan selalu tegak lurus
Berdasarkan postulat tersebut, ditentukan bahwa dengan garis lain. Pada Geometri Riemann
jumlah ukuran sudut dalam suatu segitiga kurang terdapat dua macam pengkhususan, yaitu
0
dari 180 . geometri “single elliptic” dan geometri “double
elliptic”.
Teorema 2.2.1  Geometri Single Elliptic
Berlaku pada segitiga dengan jumlah derajat Sebarang dua garis yang berpotongan tepat
sudut kurang dari 180°. pada satu titik, tetapi tidak ada garis yang
memisahkan bidang tersebut
Bukti:
Misal titik A terletak tidak pada garis x , maka
dapat ditarik garis y yang melalui A dan sejajar
garis x .Misalkan garis x melaui titik B dan C
dengan ⃖ሬ ሬ
‫ܤܣ‬ሬ
ሬ⃗ tegak lurus garis x

Gambar 2. Model geometri


single elliptic

 Geometri Double Elliptic


Dua garis berpotongan tepat pada dua titik,
dan setiap garis memisahkan bidang.

Gambar 1. Segitiga dengan jumlah sudut


kurang dari 180°

Maka berdasarkan postulat kesejajaran


Lobachevsky dapat ditarik satu garis lain yang
sejajar dengan garis x dan melalui titik A yaitu
garis z. Dengan ini akan dibuktikan bahwa besar
ukuran sudut dalam segitiga ABC kurang dari
Gambar 3. Model geometri
180°. double elliptic
‫ = )ܥܤܣס(ݑ‬90°
Dua garis yang tegak lurus selalu berpotongan
‫ߙ < )ܣܥܤס(ݑ‬
pada satu titik (pada geometri Riemann titik itu
‫)ܤܣܬס(ݑ < )ܤܣܥס(ݑ‬
disebut titik kutub) dan sebaliknya setiap garis
< 90° -ߙ melalui kutub suatu garis tegak lurus pada garis
itu [4].
Untuk jumlah ketiga sudut dalam segitiga ABC
diperoleh : Dalil 2.3.1
‫)ܥܤܣס(ݑ‬+ ‫ )ܣܥܤס(ݑ‬+ ‫)ܤܣܥס(ݑ‬ Dalam sebarang segitiga ABC dengan sudut C =
< 90° +ߙ + (90° -ߙ) o
90 , sudut A besarnya kurang dari, sama dengan
o
< 180° atau lebih besar dari 90 tergantung dari segmen
BC kurang dari, sama dengan atau lebih besar
Terbukti bahwa jumlah ukuran sudut dalam dari jarak polar [3].
segitiga pada Geometri Lobachevsky adalah
kurang dari 180°.
Bukti: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
o
Diketahui : segitiga ABC dengan ∠C = 90 Definisi 3.1
a. Ditunjukkan ∠A < 90°, bila jarak ‫ ܤ‬ke ‫ < ܥ‬dari Segiempat Lambert adalah segiempat yang
jarak polar memiliki 3 sudut siku-siku.

D C

A B
Gambar 4. Ilustrasi dalil 2.3.1
Gambar 7. Segiempat Lambert
dengan ∠A < 90°

b. Ditunjukkan ∠A = 90°, bila jarak ‫ ܤ‬ke ‫ = ܥ‬dari Misal segiempat ABCD di atas adalah segiempat
jarak polar Lambert, maka:
‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܥܦܣס(ݑ‬90଴

Hipotesa yang diberikan Johan Lambert (1728-


1777) pada segiempat yang ketiga sudutnya siku-
siku maka sudut keempatnya adalah lancip, siku-
siku atau tumpul.

3.1 Segiempat Lambert pada Geometri Euclid


Diberikan segiempat Lambert ABCD dengan
Gambar 5. Ilustrasi dalil 2.3.1 ‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܥܦܣס(ݑ‬90଴. Akan
dengan ∠A = 90° dibuktikan bahwa:
a. ‫ )ܦܥܤס(ݑ‬sebesar 90଴ atau siku-siku.
c. Ditunjukkan ∠A > 90°, bila jarak ‫ ܤ‬ke ‫ > ܥ‬dari b. Panjang sisi AB = CD
jarak polar
Bukti:

a. D ߙ C

(90 − ߙ)

Gambar 6. Ilustrasi dalil 2.3.1


dengan ∠A > 90°
A B
Teorema 2.3.1 Gambar 8. ∆‫ ܦܤܣ‬dan ο‫ ܦܥܤ‬dalam
Jumlah besar sudut-sudut dalam segitiga lebih segiempat ABCD Geometri Euclid
besar dari 180°.
Terlihat bahwa:
Bukti:  ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܣܤס(ݑ‬90଴ (dari
Pada gambar 5, terlihat bahwa ∠A = 90°,∠C = definisi segiempat Lambert)
90° dan ∠B pastilah positif. Sehingga jumlah  ‫ ܦܤܣס‬؆ ‫ ܥܦܤס‬dan ‫ ܤܦܣס‬؆ ‫ܦܤܥס‬
sudut segitiga ABC adalah lebih besar dari 180°.  ‫ )ܦܤܣס(ݑ‬൅ ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬ൌ ‫ )ܤܦܣס(ݑ‬+
‫ = )ܥܦܤס(ݑ‬90଴
Teorema ini mengakibatkan pada Geometri
Riemann jumlah ukuran sudut dalam suatu Misal ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ maka
segiempat adalah lebih besar dari 180°dan sudut- ‫( = )ܤܦܣס(ݑ‬90 െ ߙ)଴
sudut puncak pada Segiempat Saccheri adalah Karena ‫ ܦܤܣס‬؆ ‫ ܥܦܤס‬dan ‫ ܦܤܥס‬؆ ‫ ܤܦܣס‬,
sama dan tumpul. maka :
‫ )ܦܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ
dan
‫ )ܦܤܥס(ݑ‬ൌ ‫( = )ܤܦܣס(ݑ‬90 െ ߙ)଴

Pada geometri Euclid, jumlah sudut-sudut pada


0
segitiga adalah 180 . Oleh karenanya, besar
ukuran sudut ‫ ܦܥܤס‬diperoleh dari ο‫ܦܥܤ‬ തതതത = ത
‫ܤܣ‬ തതത . Dengan kata lain, terbukti bahwa
‫ܦܥ‬
dengan panjang sisi ‫ܦܥ = ܤܣ‬.
‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ
‫( = )ܦܤܥס(ݑ‬90 െ ߙ)଴ 3.2. Segiempat Lambert pada Geometri
‫ )ܥܦܤס(ݑ‬+ ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬+ ‫ݑ‬ሺ‫ = )ܦܥܤס‬180
0 Lobachevsky
ߙ଴ + (90 െ ߙ)଴ + ‫= )ܦܥܤס(ݑ‬180
0 Diberikan segiempat Lambert ABCD dengan
ߙ଴ − ߙ଴ + 90଴ + ‫ = )ܦܥܤס(ݑ‬180
0 ‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܥܦܣס(ݑ‬90଴. Akan

90 + ‫ = )ܦܥܤס(ݑ‬180
0 dibuktikan bahwa:
0
90 -90 +‫ = )ܦܥܤס(ݑ‬180 − 90଴
0 0 0 a. ‫ )ܦܥܤס(ݑ‬besarnya kurang dari 90 (sudut
‫ = )ܦܥܤס(ݑ‬90 ଴ lancip)
b. Panjang sisi AB < CD
Terbukti bahwa besar ukuran sudut ‫ ܦܥܤס‬adalah
Bukti:
90଴ atau siku-siku.
a.
b. Panjang AB = CD
D ߙ C
D C (90 − ߙ)଴

A B A B
Gambar 9. Dua Segitiga Kongruen dalam Gambar 10. ∆‫ ܦܤܣ‬dan ο‫ ܦܥܤ‬dalam
Segiempat ABCD segiempat ABCD Lobachevsky
pada Geometri Euclid
Terlihat bahwa:
Telah dibuktikan bahwa keempat sudut segiempat  ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܣܤס(ݑ‬90଴ (dari
Lambert ABCD di atas siku-siku atau definisi segiempat Lambert)
 ‫ ܦܤܣס‬؆ ‫ ܥܦܤס‬dan ‫ ܤܦܣס‬؆ ‫ܦܤܥס‬
‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫= )ܦܥܤס(ݑ‬  ‫ )ܦܤܣס(ݑ‬൅ ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬ൌ ‫ )ܤܦܣס(ݑ‬+
‫ = )ܥܦܣס(ݑ‬90଴. ‫ = )ܥܦܤס(ݑ‬90଴

Perhatikan ∆‫ ܥܤܣ‬dan ο‫ ܦܥܣ‬, terlihat bahwa: Misal : ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ ,


 ‫ )ܦܣܥס(ݑ‬൅ ‫ = )ܥܣܤס(ݑ‬90଴ maka ‫( = )ܤܦܣס(ݑ‬90 െ ߙ)଴
 ‫ )ܤܥܣס(ݑ‬൅ ‫ = )ܦܥܣס(ݑ‬90଴ Karena ‫ ܦܤܣס‬؆ ‫ ܥܦܤס‬dan ‫ ܦܤܥס‬؆ ‫ ܤܦܣס‬,
തതതത dan ‫ܣܥ‬
 ‫ܥܣ‬ തതതത adalah dua garis yang berimpit maka
pada ∆‫ ܥܤܣ‬dan ο‫ܦܥܣ‬ ‫ )ܦܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ
Dan
Dalam geometri Euclid, jumlah sudut-sudut pada ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬ൌ ‫( = )ܤܦܣס(ݑ‬90 െ ߙ)଴
segitiga adalah 180଴ , maka pada ∆‫ ܥܤܣ‬:
‫ )ܥܣܤס(ݑ‬൅ ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬൅ ‫ = )ܤܥܣס(ݑ‬180଴ Pada geometri Lobachevsky, jumlah sudut-sudut
‫ )ܥܣܤס(ݑ‬+ 90଴ ൅ ‫ = )ܤܥܣס(ݑ‬180଴ 0
pada segitiga adalah kurang dari 180 . Oleh
‫ )ܥܣܤס(ݑ‬൅ ‫ = )ܤܥܣס(ݑ‬90଴ karenanya, besar ukuran sudut ‫ ܦܥܤס‬diperoleh
dari ο‫ ܦܥܤ‬dengan
Dari penjumlahan dua sudut
‫ )ܤܥܣס(ݑ‬+ ‫ = )ܦܥܣס(ݑ‬90଴ dan ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ
‫ )ܥܣܤס(ݑ‬+ ‫ = )ܤܥܣס(ݑ‬90଴ maka didapat ‫( = )ܦܤܥס(ݑ‬90 െ ߙ)଴
‫ )ܥܣܤס(ݑ = )ܦܥܣס(ݑ‬atau ‫ ܦܥܣס‬؆ ‫ܥܣܤס‬. ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬+ ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬+ ‫ݑ‬ሺ‫ < )ܦܥܤס‬180
0

ߙ଴ + (90 െ ߙ)଴ + ‫ < )ܦܥܤס(ݑ‬180


0

ߙ଴ − ߙ଴ + 90଴ + ‫ < )ܦܥܤס(ݑ‬180


0
Dari penjumlahan dua sudut
‫ )ܥܣܤס(ݑ‬+ ‫ = )ܤܥܣס(ݑ‬90଴ dan ଴
90 + ‫ < )ܦܥܤס(ݑ‬180
0

‫ )ܥܣܤס(ݑ‬+ ‫ = )ܦܣܥס(ݑ‬90଴ maka didapat 90 -90 +‫ < )ܦܥܤס(ݑ‬180 − 90଴


0 0 0

‫)ܦܣܥס(ݑ = )ܤܥܣס(ݑ‬ ‫ ܤܥܣס‬؆ ‫ܦܣܥס‬. ଴


atau ‫ < )ܦܥܤס(ݑ‬90

Karena ത തതത = ത
‫ܥܣ‬ തതത , ‫ ܦܥܣס‬؆ ‫ ܥܣܤס‬dan ‫≅ ܤܥܣס‬
‫ܣܥ‬ Terbukti bahwa besar sudut ‫ ܦܥܤס‬atau sudut
‫ܦܣܥס‬ maka ∆‫ ܥܤܣ‬dan ο‫ ܦܥܣ‬adalah dua keempat dari segiempat Lambert pada geometri
0
segitiga yang kongruen. Lobachevsky kurang dari 90 (sudut lancip).

Oleh karena itu, sisi-sisi yang bersesuaian pada b. Panjang sisi AB < CD
∆‫ ܥܤܣ‬dan ο‫ ܦܥܣ‬adalah ത തതത = ത
‫ܥܣ‬ തതത , ത
‫ܣܥ‬ തതത = ത
‫ܦܣ‬ തതത,
‫ܥܤ‬ Untuk membuktikan panjang sisi AB < CD , perlu
dibentuk segitiga-segitiga kongruen dengan
memisalkan AB = CD di dalam segiempat ABCD Misal : ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ ,
seperti gambar berikut: maka ‫( = )ܤܦܣס(ݑ‬90 െ ߙ)଴
Karena ‫ ܦܤܣס‬؆ ‫ ܥܦܤס‬dan ‫ ܦܤܥס‬؆ ‫ ܤܦܣס‬,
D C maka
‫ )ܦܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ
Dan
‫ )ܦܤܥס(ݑ‬ൌ ‫( = )ܤܦܣס(ݑ‬90 െ ߙ)଴

Pada geometri Riemann, jumlah sudut-sudut


0
A B pada segitiga adalah lebih dari 180 . Oleh
karenanya, besar ukuran sudut ‫ ܦܥܤס‬diperoleh
Gambar 11. Dua Segitiga Kongruen dalam dari ο‫ ܦܥܤ‬dengan
Segiempat ABCD ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬ൌ ߙ
pada Geometri Lobachevsky
‫( = )ܦܤܥס(ݑ‬90 െ ߙ)଴
0
0 ‫ )ܥܦܤס(ݑ‬+ ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬+ ‫ݑ‬ሺ‫ > )ܦܥܤס‬180
Karena ‫ =)ܣܦܥס(ݑ‬90 maka ‫= )ܣܦܥס(ݑ‬ ଴ ଴ 0
0 തതതത merupakan ߙ + (90 െ ߙ) + ‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬180
‫= )ܥܤܣס(ݑ‬90 dan ‫ܥܣ‬ sisi ଴ ଴ ଴ 0
ߙ − ߙ + 90 + ‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬180
persekutuan dari ∆‫ ܦܥܣ‬dan ∆‫ܥܤܣ‬ maka
90଴ + ‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬180
0
∆‫ܥܤܣ∆ ≅ ܦܥܣ‬ dan diperoleh ‫ ܥܣܦס‬؆ ‫ܣܥܤס‬
90 - 90 +‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬180 − 90଴
0 0 0
dan ‫ ܣܥܦס‬؆ ‫ ܥܣܤס‬.
‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬90଴
Maka
Terbukti bahwa besar sudut ‫ ܦܥܤס‬atau sudut
‫ )ܥܣܦס(ݑ‬൅ ‫ )ܥܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܦܥܣס(ݑ‬൅ ‫)ܤܥܣס(ݑ‬
keempat dari segiempat Lambert pada geometri
= 90଴ 0
Riemann lebih dari 90 (sudut tumpul).
‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܥܤס(ݑ‬90଴
b. Panjang sisi AB < CD
Terjadi kontradiksi karena telah dibuktikan bahwa Untuk membuktikan panjang sisi AB < CD , perlu
‫ < )ܦܥܤס(ݑ‬90଴, jadi tidak mungkin AB = CD. dibentuk segitiga-segitiga kongruen dengan
memisalkan AB = CD di dalam segiempat ABCD
Dari segiempat Lambert ABCD diperoleh seperti gambar berikut:
‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܣܤס(ݑ‬90଴ dan
‫ݑ‬ሺ‫ < )ܦܥܤס‬90଴ (lancip), maka AB < CD atau CD D C
> AB.

3.3. Segiempat Lambert pada Geometri


Riemann
Diberikan segiempat Lambert ABCD dengan
‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܥܦܣס(ݑ‬90଴. Akan A
dibuktikan bahwa:
B
0
Gambar 13. Dua Segitiga Kongruen dalam
a. ‫ )ܦܥܤס(ݑ‬besarnya lebih dari 90 (sudut Segiempat ABCD
tumpul) Pada Geometri Riemann
b. Panjang sisi AB > CD
0
Karena ‫ =)ܣܦܥס(ݑ‬90 maka ‫= )ܣܦܥס(ݑ‬
Bukti: ‫= )ܥܤܣס(ݑ‬90
0
dan തതതത merupakan
‫ܥܣ‬ sisi
a. persekutuan dari ∆‫ ܦܥܣ‬dan ∆‫ܥܤܣ‬ maka
∆‫ܥܤܣ∆ ≅ ܦܥܣ‬ dan diperoleh ‫ ܥܣܦס‬؆ ‫ܣܥܤס‬
D ߙ C
dan ‫ ܣܥܦס‬؆ ‫ ܥܣܤס‬.
(90 − ߙ)଴
Maka
‫ )ܥܣܦס(ݑ‬൅ ‫ )ܥܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ )ܦܥܣס(ݑ‬൅ ‫)ܤܥܣס(ݑ‬
= 90଴
‫ )ܦܣܤס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܥܤס(ݑ‬90଴
A B
Terjadi kontradiksi karena telah dibuktikan bahwa
Gambar 12. ∆‫ ܦܤܣ‬dan ο‫ ܦܥܤ‬dalam ‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬90଴, jadi tidak mungkin AB = CD.
Segiempat ABCD Geometri Riemann Dari segiempat Lambert ABCD diperoleh
‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܣܤס(ݑ‬90଴ dan
Terlihat bahwa: ‫ > )ܦܥܤס(ݑ‬90଴ (tumpul), maka AB > CD atau CD
 ‫ )ܥܤܣס(ݑ‬ൌ ‫ )ܥܦܣס(ݑ‬ൌ ‫ = )ܦܣܤס(ݑ‬90଴ (dari < AB.
definisi segiempat Lambert)
 ‫ ܦܤܣס‬؆ ‫ ܥܦܤס‬dan ‫ ܤܦܣס‬؆ ‫ܦܤܥס‬
 ‫ )ܦܤܣס(ݑ‬൅ ‫ )ܦܤܥס(ݑ‬ൌ ‫ )ܤܦܣס(ݑ‬+
‫ = )ܥܦܤס(ݑ‬90଴
4. KESIMPULAN
Pada geometri Euclid, keempat sudut dalam
Segiempat Lambert adalah siku-siku dan sisi atas
sama panjang dengan sisi alas. Pada Geometri
Lobachevsky segiempat Lambert memiliki tiga
sudut siku-siku dan satu sudut lancip dengan sisi
atas lebih panjang dari sisi alas. Sedangkan pada
Geometri Riemann Segiempat Lambert memiliki
tiga sudut siku-siku dan satu sudut tumpul dengan
sisi atas lebih pendek dari sisi alas.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1]Deniyanti, Pinta. 2007
.http://id.scribd.com/doc/69498813/MATERI-
GEOMETRI-EUCLID-2007. Diakses pada 24
September 2012.
[2]Karso. 1996. Pendidikan Matematika 4 .
Universitas Terbuka, Jakarta.
[3]Keedy, Mervin L. dkk.1967. Exploring
Geometri. New York: Holt, Rinchart and
Winston, Inc.
[4]Moeharti HW. 1986. Materi Pokok Sistem-
Sistem Geometri. Jakarta: Kanika Jakarta,
Universitas Terbuka.
[5]Rawuh. 2009. Geometri. Universitas Terbuka,
Jakarta.
[6]Rich, Barneth . 2005. Geometri (Schaum’s
Easy Outlines). Erlangga, Jakarta.
[7]Ruseffendi. 1985. Pengajaran Matematika
Modern . Tarsito, Bandung.
[8]Tandililing, Fitriana dkk. 2011.
http://ml.scribd.com/doc/88654454/Geometry-
Hiperbolik .Diakses pada 13 September 2012.

Anda mungkin juga menyukai