TABLET SUBLINGUAL
QOIRIL ASFARI
(D3A2021.050)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Fortek Sediaan Obat
Padat. Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad
SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan
membawa agama yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menguraikan tentang cara pemberian obat secara
sublingual. Makalah yang berjudul ‘Tablet Sublingual” ini juga bertujuan agar kita
mengetahui tentang materi tablet sublingual. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.
waalamualaikum Wr.Wb.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN
3
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II.PEMBAHASAN
2
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
.
1.4. Manfaat Penulisan
2
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat
yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan
farmasetika yang sesuai. Tablet - tablet dapat berbeda-beda
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan ketebalan, daya
hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung dari cara
pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).
Tablet sublingual adalah tablet yang digunakan dengan cara
diletakkan di bawah lidah sehingga zat aktif diserap secara
langsung melalui mukosa mulut, kemudian mengalami absorbsi
ke dalam pembuluh darah (Syamsuni, 2006).
Tablet ini umumnya berbentuk kecil, pipih, dan oval yang
dimaksudkan untuk pemberian pada daerah bawah lidah yang
melarut atau tererosi perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan
dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk menghasilkan
tablet yang keras (Rudnic and Schwartz, 1990).
3
2. Kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di
dinding usus dan hati dapat dihindari.
- Kekurangannya adalah :
1. Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet
sublingual karena obat yang dapat diabsorpsi melalui
mukosa mulut jumlahnya sangat sedikit.
2. Kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan
dapat merangsang selaput lendir mulut.
3. Hanya obat yang bersifat lipofil dan dapat diberikan
dengan jalan ini.
2.4Contoh Tablet Sublingual
Nitrogliserin
Nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek
vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada
pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris.
Dengan cara sublingual ini, obat bereaksi dalam satu menit dan
pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit.
Efek samping mencakup hipotensi postural yang
berhubungan dengan gejala sistem saraf pusat, refleks
takikardi, sakit kepala, dan wajah memerah, dan mual pada
waktu tertentu (Sukandar, dkk, 2008).
Langkah-langkah pemakaiannya
1. Minum atau berkumurlah dengan sedikit air untuk
melembabkan jika mulut kering.
2. Letakkan tablet di bawah lidah.
3. Tutuplah mulut dan janganlah menelan sampai
tablet larut seluruhnya.
4. Jangan makan, minum, atau merokok selama
proses larutnya tablet.
5. Jangan berkumur atau mencuci mulut selama
beberapa menit setelah tablet larut dengan
sempurna.
4
Tablet Sublingual dalam pemakaiannya tidak boleh
dikunyah, digerus, atau ditelan, tetapi diletakkan dibawah lidah.
Tablet akan bekerja lebih cepat jika terserap melalui lapisan
mukosa di dalam mulut.
5
Selanjutnya campuran serbuk diubah menjadi granula yang
bebas mangalir ke dalam cetakan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menambahkan cairan pengikat ke dalam campuran
serbuk, melewatkan adonan yang lembap melalui ayakan yang
ukurannya seperti yang diinginkan, granul yang dihasilkan
melalui penngayakan ini dikeringkan lalu diayak lagi dengan
ukurannya yang lebih kecil.
Selanjutnya dilakukan penyaringan adonan lembap menjadi
pelet, pengeringan granul dalam kabiet pengering, penyaringan
kering, lubrikasi, dan pencetakan tablet (Ansel, 1989).
6
3. Whiskering: terjadi karena pencetak tidak pas dengan
ruang cetakan, terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan
pada tekanan tinggi.
4. Spliting/caping
Spliting: lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet
terutama pada bagian tengah.
Caping: membelahnya tablet dibagian atasnya.
5. Motling: terjadi karena zat warna tersebar tidak merata
pada permukaan tablet.
6. Crumbling: tablet menjadi retak dan rapuh.
b.Berat Tablet
7
mg. Jadi, obat yang diisi ke dalam cetakan harus
disesuaikan supaya dapat menampung volume granul yang
beratnya 100 mg (Ansel, 1989).
b. Kekerasan Tablet
Tablet sengaja dibuat keras. Hal ini dimaksudkan
agar obat yang larut perlahan-lahan. Dalam proses
kompresi, besarnya tekanan yang biasa digunakan adalah
lebih kecil dari 3000 dan lebih besar dari 40.000 pound. Jadi,
untuk membuat tablet yang keras tekanan yang dibutuhkan
juga besar. Pada saat ini banyak alat yang bisa digunakan
sebagai tester pengukur kekerasan tablet, diantaranya
Pfizer tablet hardness tester, HT500 Hardness Tester, dan
Friabilator
(Ansel, 1989)
c. Daya Hancur Tablet
Untuk tablet sublingual, meggunakan air (cairan
pencelup) yang dijaga pada temperatur 37oC, kecuali bila
ditentukan ada cairan lain dalam masing-masing
monogramnya (Ansel, 1989).
d. Disolusi Tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dinyatakan
dalam masing-masing monografi obat (Ansel, 1989).
2.7Pengemasan dan penyimpanan
Pada umumnya tablet sangat baik disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat ditempat dengan kelembaban nisbi yang
rendah, serta terlindung dari temperatur tinggi. Tablet khusus
yang cenderung hancur bila kena lembab dapat disertai
pengering dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya
disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya cahaya
(Ansel,
1989).
Untuk tablet sublingual yang mengandung nitrogliserin
(Tablet Nitrogliserin) memiliki peraturan tersendiri dalam
pengemasannya, yaitu :
a. Semua tablet nitrogliserin harus dikemas dalam wadah
gelas dengan tutup logam yang sesuai dan dapat
diputar.
b. Tiap wadah tidak boleh berisi lebih dari 100 tablet.
8
c. Tablet nitrogliserin harus disalurkan dalam wadah
aslinya dan pada labelnya ada tanda peringatan “untuk
mencegah hilangnya potensi, jagalah tablet ini dalam
wadah aslinya dan segera tutup kembali wadahnya
setelah pemakaian”.
d. Semua tablet nitrogliserin harus disimpan dalam
ruangan dengan temperatur yang diatur antara 59o - 86
o
F (Ansel, 1989).
Pelaksanaan peraturan ini membantu memelihara
keseragaman standar kandungan tablet nitrogliserin supaya lebih
baik dari sebelumnya. Bagaimanapun juga, nitrogliserin
merupakan cairan yang mudah menguap dari wadahnya bila
terbuka dan khususnya apabila wadah tadi tidak tertutup rapat
(Ansel, 1989).
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Tablet sublingual merupakan jenis tablet kompresi yang
penggunannya disisipkan di bawah lidah. Dengan cara ini, aksi
kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur dibawah lidah maka
obat segera mengalami absorbsi kedalam pembuluh darah. Cara
ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan.
Selain itu, tujuannya untuk memperoleh efek local dan sistemik.
2. Contoh tablet sublingual adalah tablet nitrogliserin.
3. Pembuatan tablet sublingual menggunakan metode granulasi
basah.
3.2. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Penerbitan, Jakarta.
10